Papa Rayyan dan Mama Arina

Rania kembali bekerja seperti biasa setelah acara lamaran yang tidak ia harapkan. Ia berjalan menaiki lift menuju ruangannya.

Sesampainya di lantai ruang kerjanya, sekretarisnya menghampirinya. "Nona, Tuan Arya ada di ruangan anda!"

"Saya akan menemuinya, terima kasih!" ucapnya pada sekretarisnya. Ia berjalan cepat ke ruangannya. Rania membuka pintu dan melihat Arya duduk sambil memainkan ponselnya.

"Akhirnya kau datang juga," Arya melemparkan senyum.

"Mau apa lagi ke sini?"

"Aku mau kembali bekerja menjadi asistenmu lagi," jawab Arya mendekati Rania.

"Aku tidak butuh asisten lagi," ucap Rania. "Jadi, ku mohon tinggalkan gedung ini!" pintanya.

"Tidak bisa, aku ini calon suamimu. Tentunya aku ingin mengawasi calon istriku," ujar Arya.

"Memangnya aku akan berbuat apa? Kau masih calon dan kita belum menikah," tutur Rania.

"Aku takut saja, kau jatuh cinta pada pria lain," ucap Arya berbohong.

"Aku jatuh cinta dengan pria lain juga bukan urusanmu!"

"Rania, kau sekarang calon istriku. Tak ada satu pria pun yang boleh mendekatimu!" Arya berbicara tegas.

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?" Rania bertanya tanpa menatap.

"Kau!"

Rania menarik sudut bibirnya, "Kau berbohong!"

"Aku tidak berbohong," ucap Arya.

"Kalau kau memang mencintaiku, tidak dengan cara kotor seperti ini," Rania membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar. Rasanya hari ini ia sangat malas bekerja apa lagi sudah berjumpa dengan Arya.

Arya tersenyum puas, "Harus kotor agar aku bisa mengambil semuanya!" gumamnya.

Arya mengikuti langkah Rania dengan cepat. Mereka kembali bersama di dalam lift.

Rania berjalan ke parkiran dan mengambil kunci mobil dari tasnya dengan cepat Arya merampasnya. "Kembalikan kunciku!" mohon Rania.

"Aku yang akan mengantarmu!"

"Aku tidak mau!" tolak Rania tegas.

Arya menggenggam tangan Rania dan menariknya, lalu membukakan pintu penumpang. "Silahkan masuk!"

Rania akhirnya mengalah dan duduk di samping Arya.

"Kita mau ke mana?" tanya Arya.

"Pulang!"

"Kau baru saja sampai, masa pulang lagi?"

"Terserah aku," jawabnya dingin.

"Baiklah, calon istriku. Aku akan mengantarmu pulang," ucap Arya tersenyum.

Di tengah perjalanan, "Belok kanan!" ucapnya.

"Kenapa berbelok?"

"Ikutin saja perintahku!" jawab Rania ketus.

Arya mengikuti perintah Rania, sepuluh menit kemudian mereka berhenti di sebuah kafe. "Kau mau mengajakku makan?"

"Tidak!"

"Lalu, kenapa kita ke sini?"

"Aku yang mau ke sini bukan kau!" lagi-lagi jawaban ketus yang keluar dari mulut Rania.

Seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan, berdiri menyambut Rania. "Maafkan Papa!" ucapnya.

"Papa?" batin Arya bertanya.

"Tidak apa-apa, Pa. Namanya juga mendadak," jawab Rania.

"Papa janji akan datang ke pernikahanmu," ucapnya lagi.

"Rania berharap pernikahan itu tidak terjadi, Pa!" ia melirik Arya.

"Dia siapa?" tanyanya pada Arya.

"Saya calon suami Rania, Paman!" jawab Arya.

"Oh, jadi kamu pria yang membuat putriku terpaksa menerima lamaran," ucapnya mengeraskan rahangnya.

"Maaf, memangnya Paman siapa?" tanya Arya.

"Dia Papaku!" jawab Rania.

"Papa?" Arya mengernyitkan keningnya.

Seorang wanita paruh baya menghampiri ketiganya. "Rania!" sapanya.

"Mama!" Rania berdiri dan memeluknya.

"Apa kabar sayang?" tanya wanita itu.

"Baik, Ma." Jawab Rania tersenyum.

"Maafkan kami yang tidak bisa menghadiri acara lamaran kamu," ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

Wanita paruh baya itu melihat pria yang bersama Rania.

"Dia calon suami putri kita," ucap pria paruh baya.

"Apa kamu memang mencintai putri kami?" tanya wanita itu.

"Ya, Tante!" jawab Arya.

"Mereka Papa Rayyan dan Mama Arina," ucap Rania memperkenalkan.

-

-

Arya mengantar pulang Rania ke rumahnya, diperjalanan ia menanyakan kepada calon istrinya tentang kedua orang tua yang mereka temui di kafe. "Mereka berdua orang tua kandung atau angkat?"

"Mereka yang menyayangiku dari bayi," jawab Rania.

"Kau tinggal bersama mereka?"

"Tidak!"

"Lalu?"

"Dari bayiku di rawat Nenekku," jawab Rania.

Arya semakin bingung dengan silsilah keturunan calon istrinya. "Sebenarnya kau anak siapa?"

Rania menatap ke arah Arya lalu tersenyum tipis. "Aku anak kandung Ayah dan Ibuku," ucapnya.

"Kenapa memanggil mereka Papa dan Mama?"

"Karena aku sudah biasa memanggilnya begitu," jawabnya.

Sesampainya di rumahnya, Rania segera mengambil kuncinya. "Hei, kenapa diambil?" tanya Arya.

"Kau pulang naik taksi. Ini mobilku!" jawab Rania.

"Tapi aku calon suamimu sekaligus asisten pribadimu," ucap Arya.

"Aku tidak butuh keduanya, keluar dari mobilku!" usir Rania.

Akhirnya Arya pasrah, ia pulang menggunakan taksi.

-

Setelah dari rumah Rania, ia pergi ke kantor keluarganya Aksa Grup. Sesampainya di sana, ia ke ruangan Aryo.

"Kenapa kau di sini?"

"Aku ke sini karena ku tidak ada pekerjaan," jawab Arya.

Aryo tersenyum sinis, "Bukankah kau bekerja sebagai asisten pribadi calon istrimu?"

"Ya, hari ini ia tidak bekerja. Jadi ku putuskan saja kemari," jawab Arya. "Lagian juga ini ruangan bakal jadi milikku," ucapnya menarik sudut bibir.

"Kau belum tentu menikah dengan Rania, apa lagi Paman Reno mengetahui cara licik yang kau pakai," ujar Aryo.

"Aku akan meminta Paman Reno untuk mempercepat pernikahan," ucap Arya. "Kak Aryo, harus mempersiapkan mental agar turun jabatan," lanjutnya lagi.

...----------------...

Arya mendatangi rumah Rania untuk membahas kelanjutan hubungan dirinya dan putrinya Reno. Ia ingin mempercepat pernikahan, agar tujuan dia mendapatkan Aksa Grup terwujud.

"Aku tidak bisa mengabulkan permohonanmu itu!" ucap Reno tegas.

"Paman boleh mengajukan syarat kepadaku, agar pernikahan ini dipercepat!" ujar Arya.

"Aku yang akan mengajukan syarat itu!" Rania datang dan duduk di samping ayahnya.

"Kenapa kau melakukan ini? Apa sebenarnya yang kau inginkan?" tanya Reno.

"Paman, aku memang mencintai putri anda!" jawab Arya.

"Aku minta kepadamu, jangan sakiti putriku. Jika kau tidak menginginkannya lagi, kembalikan kepada ku!" ucap Reno.

"Baik, Paman!"

"Syarat dariku, setelah menikah kau tidak boleh mengatur kehidupanku dan masalah pekerjaan aku tidak mau dilarang!" tutur Rania.

"Tidak masalah bagiku, aku akan memenuhi syarat dari kalian!" ucap Arya.

Setelah Arya pergi, Reno kini berbicara pada putrinya. "Ayah yakin Arya melakukan ini bukan karena mencintaimu tapi ada tujuan yang lain," ucapnya.

"Apa sebenarnya dia menginginkan harta kita, Yah?"

"Bisa jadi, karena Gunadi itu orangnya licik. Arya juga bukan putra kandungnya," jelas Reno.

"Dari mana Ayah tahu?"

"Ayah dan Papanya Arya berteman, dia salah satu karyawan di perusahaan HK Grup. Dia menikah dua kali, setahu Ayah dia hanya memiliki dua orang anak yaitu Aryo dan Sasha," jawab Reno.

"Jadi, apa yang harus Rania lakukan?"

"Jangan sampai aset perusahaan kita jatuh ke tangan Arya, kamu tetap harus hati-hati," jawab Reno.

"Baik, Yah."

"Apa kamu setuju pernikahan dipercepat?"

"Aku setuju, Yah. Semakin cepat pernikahan semakin pula aku berpisah dengannya," jawab Rania.

"Ayah berharap Arya tidak seperti Gunadi," harapnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa like dan komen

Episodes
1 Arya Gunadi Aksa
2 Menjadi Asisten Pribadi
3 Membahas Pernikahan
4 Menolong Rania
5 Menemani Ke Luar Kota
6 Rania Mengetahuinya
7 Jahat
8 Papa Rayyan dan Mama Arina
9 Ikutin Permainanku
10 Nadia Mulai Khawatir
11 Menikah
12 Sarapan Bersama
13 Tak Ada Pekerjaan
14 Perhatian Arya
15 Pekerjaan Untuk Arya
16 Mengenalkan Arya
17 Memasak Makanan Kesukaan Ayah
18 Apa Kau Ingin Kita Memulainya?
19 Tanggung Jawab
20 Istriku Bosku
21 Menyerahkan Keputusan
22 Menolak Kerja Sama
23 Aku menyukaimu
24 Arya, aku mencintaimu!
25 Kesedihan Reno
26 Diusir
27 Balasan Rayyan
28 Bertanya Pada Rania
29 Biarkan Aku Mengingat
30 Kembali ke Rumah Rania
31 Traktir
32 Kembali Bekerja
33 Mengingat Semua
34 Makan Siang
35 Dendam Nadia
36 Di balik Kecelakaan Arya
37 Hukuman Untuk Gunadi
38 Mengungkapkan Sebenarnya
39 Senjata Makan Tuan
40 Tentang Nadia
41 Bayi Perempuan
42 Perjodohan Rangga
43 Bertemu dengan Orang Tua Rangga
44 Undangan Pernikahan
45 Calon Pengantin Pria Tak Datang
46 Akhirnya Rangga Datang
47 Tinggal Bersama
48 Jawab Yang Kau Ketahui Saja
49 Rahasia Nadia
50 Belum Siap
51 Seperti Apa Nadia?
52 Maaf
53 Menenangkan Nadia
54 Bertemu Della
55 Jadi Itu Kau?
56 Memindahkan Della
57 Siapa Putri Bibi?
58 Pengakuan Gunadi
59 Menjelaskan
60 Teka Teki
61 Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
62 Tak Berhenti Mencari Tahu
63 Terbongkar
64 Akhir Cerita
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Arya Gunadi Aksa
2
Menjadi Asisten Pribadi
3
Membahas Pernikahan
4
Menolong Rania
5
Menemani Ke Luar Kota
6
Rania Mengetahuinya
7
Jahat
8
Papa Rayyan dan Mama Arina
9
Ikutin Permainanku
10
Nadia Mulai Khawatir
11
Menikah
12
Sarapan Bersama
13
Tak Ada Pekerjaan
14
Perhatian Arya
15
Pekerjaan Untuk Arya
16
Mengenalkan Arya
17
Memasak Makanan Kesukaan Ayah
18
Apa Kau Ingin Kita Memulainya?
19
Tanggung Jawab
20
Istriku Bosku
21
Menyerahkan Keputusan
22
Menolak Kerja Sama
23
Aku menyukaimu
24
Arya, aku mencintaimu!
25
Kesedihan Reno
26
Diusir
27
Balasan Rayyan
28
Bertanya Pada Rania
29
Biarkan Aku Mengingat
30
Kembali ke Rumah Rania
31
Traktir
32
Kembali Bekerja
33
Mengingat Semua
34
Makan Siang
35
Dendam Nadia
36
Di balik Kecelakaan Arya
37
Hukuman Untuk Gunadi
38
Mengungkapkan Sebenarnya
39
Senjata Makan Tuan
40
Tentang Nadia
41
Bayi Perempuan
42
Perjodohan Rangga
43
Bertemu dengan Orang Tua Rangga
44
Undangan Pernikahan
45
Calon Pengantin Pria Tak Datang
46
Akhirnya Rangga Datang
47
Tinggal Bersama
48
Jawab Yang Kau Ketahui Saja
49
Rahasia Nadia
50
Belum Siap
51
Seperti Apa Nadia?
52
Maaf
53
Menenangkan Nadia
54
Bertemu Della
55
Jadi Itu Kau?
56
Memindahkan Della
57
Siapa Putri Bibi?
58
Pengakuan Gunadi
59
Menjelaskan
60
Teka Teki
61
Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
62
Tak Berhenti Mencari Tahu
63
Terbongkar
64
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!