Setelah dari rental, mereka pergi ke restoran. Karena hari menjelang sore keduanya pulang ke rumah, sesampainya di rumah. Rania ke kamar mengganti pakaiannya lalu pergi ke dapur memakai apron dan memulai memasak.
Sang ayah menyukai cumi cabai hijau, dengan cekatan ia memasaknya. Kali ini ia memasak tiga macam untuk makan malam.
Selesai memasak ia kembali ke kamar untuk membersihkan diri.
"Sudah selesai masaknya?" tanya Arya.
"Sudah, kau sudah mandi?"
"Sudah!"
"Kalau begitu aku mau mandi," Rania bergegas ke kamar mandi.
Jam 6 sore, Reno tiba di rumah. Rania memeluknya dan membantu sang ayah membawa tas kerjanya ke kamar.
"Bagaimana kondisi perusahaan?"
"Semua baik, Yah."
"Apa kamu sudah memberikan suamimu pekerjaan?"
"Sudah, Yah."
"Baguslah," ucapnya. "Ayah mau mandi, temani suamimu di luar," lanjutnya.
"Iya,Yah."
Rania keluar menemui suaminya yang sedang memainkan ponselnya. Arya tersenyum ketika sang istri menghampirinya.
-
Tepat jam 7 malam, kini ketiganya berkumpul di meja makan bersama. Selain, cumi cabai hijau. Rania juga memasak tumis brokoli dan ayam teriyaki.
Rania mengambilkan nasi untuk ayah dan suaminya. Begitu juga dengan lauk-pauknya.
"Aku tidak tahu kesukaanmu, jadi ku harap kau menyukai masakan ku," ucap Rania saat meletakkan lauk di nasi suaminya.
"Nak, seharusnya kamu tanyakan suamimu mau makan apa," nasihat Reno.
"Tidak apa, Yah. Semua yang dimasak Rania, aku akan memakannya kecuali berbau telur," jelas Arya.
Rania menarik sudut bibirnya, bahwa suaminya akan memakan masakan apa saja yang dibuat istrinya.
Arya mulai mencicipi masakan istrinya, lalu tersenyum melihat Rania dan melanjutkannya lagi. Ia begitu sangat lahap menyantap hidangan.
Selesai makan malam dan sejenak mengobrol keduanya ke kamar. Rania kembali membuka laptopnya dan mengerjakan tugasnya. Arya mendampingi istrinya.
"Apa kau tidak lelah dengan seluruh pekerjaan ini?"
"Tidak, aku senang melakukannya!"
"Besok aku ingin mengajakmu ke rumah Mama, apa kau mau?" ajak Arya kebetulan esok hari libur.
"Ya, aku mau."
"Kalau begitu, tidurlah!" Arya menutup laptopnya istrinya dan memindahkan benda tersebut di meja nakas lalu mematikan lampu.
"Aku belum mengantuk," ujar Rania.
"Tapi sekarang waktunya tidur, jangan terlalu lelah. Aku juga yang rugi," tutur Arya.
"Kenapa kau yang rugi?"
"Kalau terlalu lelah, kau tidak bisa melayaniku dengan baik," jawab Arya.
"Memangnya aku pelayanmu?"
"Jangan banyak bicara," Arya menarik selimut menutupi tubuh istrinya.
Rania akhirnya diam ketika suaminya mengecup keningnya dan ia pun memejamkan matanya.
......................
Arya bangun lebih awal pagi ini, ia menatap wajah istrinya yang masih tertidur pulas dengan tersenyum.
Ia mencium pipi Rania agar wanita itu terbangun dan benar saja.
"Kenapa menciumiku?" protes Rania.
"Memangnya kenapa kalau aku mencium istriku sendiri?"
"Ya, tidak apa juga. Tapi, kan kau harus izin dulu," jawabnya.
"Kalau begitu boleh aku menciumnya," Arya menyentuh bibir istrinya.
Rania segera menepis tangan suaminya dan menyingkap selimutnya lalu turun. "Aku mau mandi, ku kan buat sarapan untukmu!"
Arya mengulum senyumnya melihat tingkah istrinya.
-
Hidangan sarapan pagi tersedia di atas meja, ketiganya berkumpul di ruangan yang sama.
"Yah, aku dan Arya akan ke rumah orang tuanya. Apa Ayah mengizinkan?"
Reno tersenyum mendengar pertanyaan putrinya. "Tentunya, mereka juga mertuamu. Pergilah!"
"Tapi, Yah...." ucap Rania terjeda.
"Ayah yakin, kalau Arya takkan menyakitimu walaupun pernikahan awal kalian terpaksa," Reno melirik menantunya.
"Terima kasih, Yah." Rania tersenyum.
"Titip anak Ayah," ucap Reno menatap Arya.
"Siap, Yah!" ujar Arya.
-
"Kita hanya ke rumah orang tuaku, kenapa harus minta izin pada Ayah?" tanya Arya saat perjalanan ke rumah Gunadi.
"Ayah tahu alasan kau menikahiku," jawab Rania. "Jadi, apa salahnya ku memberitahunya. Kalau putrinya akan datang seorang diri ke rumah orang yang menganggap istrinya ini musuhnya," lanjutnya.
Arya menghentikan laju kendaraannya dan meminggirkannya, ia membuka sabuk pengaman dan menatap istrinya lalu meraih tangannya. "Awalnya aku menganggap calon istriku musuhku, tapi keadaannya berbalik. Jadi, buang rasa curiga mu itu terutama kepada Mama karena dia tak tahu apa-apa tentang masalah ini."
Rania mengangguk pelan.
Arya mendekatkan wajahnya ke arah istrinya, Rania memejamkan matanya. Arya hanya mengelus pipi istrinya. "Aku tidak akan melakukannya, tanpa izin darimu!"
Rania membuka matanya dan tersipu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments