Menikah

Hari yang ditunggu Rania dan Arya pun tiba. Seluruh keluarga dan para tamu undangan telah memenuhi gedung. Tio dan Sarah beserta anak-anaknya juga hadir di acara sakral tersebut.

Namun, diantara para tamu yang terlihat kecewa ada Rangga putranya Tio. Ia berniat ingin mengucapkan rasa pada Rania namun ia terlambat. Selain dia tentunya Nadia, ia merasa menyesal pernah menolak cintanya Arya.

Arya kini duduk di depan Reno, ia sangat begitu tampan. Rasa deg-degan juga hinggap di hatinya, padahal ia menikah karena sebuah ambisinya. Dengan lantang dan lancar ia mengucapkan janji suci pernikahan.

Semua tamu yang hadir mengucapkan syukur, Arya dapat mengucapkannya dengan lancar. Kini giliran pengantin wanitanya yang dipertemukan dengan sang pria. Rania memasuki tempat acara dengan diiringi beberapa pengawal pengantin. Seluruh pasang mata yang hadir berdecak kagum termasuk Arya yang terpesona dengan kecantikan istrinya.

Kini keduanya duduk bersama, mereka mendengarkan nasehat pernikahan dari para orang tua dan orang yang dipercaya sebagai pemberi nasehat.

Selesai acara utama, Rania dan Arya duduk di kursi pelaminan. Mereka tersenyum kepada para tamu yang hadir.

Arya tak berkedip melihat Rania yang tersenyum walau sebenarnya ia tahu jika istrinya pura-pura. Ia pun berbisik pada wanita itu, "Terima kasih sudah mengikuti permainanku!"

"Ya, setelah ini kau harus memenuhi syarat-syarat yang ku berikan," ucap Rania berbisik.

"Kau tenang saja, sampai aku melepaskanmu. Kau tetap masih perawan," ujar Arya.

-

-

Selesai acara, keduanya beristirahat di sebuah kamar hotel yang sudah di dekor begitu indah. "Kenapa ini kamar harus dibuat seperti ini, padahal kita menikah juga pura-pura?" tanya Rania.

"Mama Rita yang menginginkannya," jawab Arya.

"Apa kita harus tidur seranjang?" Rania menatap suaminya.

"Ya, karena aku tidak mau tidur di lantai," jawab Arya.

"Aku juga tidak mau," celetuk Rania. "Bisakah kau membantuku?" pintanya.

"Bantu apa?"

Rania membalikkan badannya, "Turunkan resletingnya!"

"Kau ingin menggodaku?" tanya Arya.

"Mana mungkin aku tidur dengan pakaian begini," jawab Rania. "Tolong, cepat turunkan!" titahnya.

"Iya," Arya mulai menyentuh resleting gaun istrinya, perlahan tangannya turun dan ia menutup matanya agar tidak tergoda. "Sudah!" ucapnya.

Rania membalikkan badannya dan menatap suaminya. "Sekarang balikkan badanmu, ambilkan selimut ku!"

Arya membalikkan badannya lalu mengambil selimut yang di minta istrinya itu.

Ia pun memberi selimut itu tanpa membalikkan badannya kepada Rania, "Ini!"

Rania segera mengambilnya lalu ia membuka gaunnya dengan cepat lalu membalut tubuhnya dengan selimut, "Tutup matamu!" perintahnya dan Arya mengikutinya. Ia bergegas mengambil pakaian di dalam koper lalu ke kamar mandi. "Kau boleh membuka mata!" teriaknya.

Arya membuka matanya dan melihat gaun pengantin terletak begitu saja di lantai, ia memungutnya lalu meletakkannya di kursi.

Sejam sudah Rania di dalam kamar mandi namun tak kunjung keluar, Arya mengetuk pintunya. "Apa masih lama?" teriaknya.

"Sebentar lagi," jawab Rania.

Dua menit kemudian Rania keluar dengan rambut dibalut handuk, mereka bergantian mandi.

Selesai mandi Arya melihat Rania masih belum tidur dan asyik dengan laptopnya, "Sedang apa?"

"Memeriksa laporan," jawab Rania.

"Apa tiap hari kau sibuk?"

"Ya."

"Kan, ada Ayah Reno?"

"Ayah sudah tua dan tak boleh terlalu capek, jadi aku yang mengatur semuanya," jawab Rania tanpa menatap suaminya.

"Semua?"

"Ya, pekerjaanku bukan hanya mengurus HK Grup saja. Tapi restoran, rental mobil dan toko kue milik ibu," jawab Rania menutup laptopnya.

"Kau kaya raya juga ternyata," ceplos Arya.

"Tentunya, tapi aku tidak akan membaginya kepadamu!" ucap Rania.

"Aku juga tidak menginginkan hartamu," ujar Arya.

"Baguslah," ucap Rania. "Aku mau tidur, jangan mencoba mengambil kesempatan!" ancamnya.

"Iya, takkan!"

Rania merebahkan diri di atas ranjang, menarik selimut hingga menutupi dadanya, ia memiringkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.

Sementara itu Arya yang tidur bersebelahan dengan Rania tak dapat memejamkan matanya.

Rania begitu nyenyak tidur, tanpa sadar ia memiringkan tubuhnya menghadap wajah sang suami. Arya yang belum tidur memandangi wajah istrinya yang tetap cantik walau tertidur.

Akhirnya, Arya tertidur juga setelah memandang wajah istrinya.

...----------------...

Jarum jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, namun dua anak manusia masih tertidur pulas dengan saling berdekapan.

Suara deringan telepon membangunkan keduanya tanpa sadar Arya terkejut telah memeluk Rania hingga ia mendorong istrinya. Beruntung, ia tidak terjatuh.

"Bisa tidak kalau bangun tidur tidak mengejutkan ku," gerutu Rania.

"Maaf!" ucap Arya. "Kenapa kau dekat-dekat dengan ku?" tanyanya.

"Kita memang dekat, apa lagi saat ini seranjang," jawab Rania.

"Benar juga," batin Arya.

"Aku mau mandi. Tolong pesankan sarapan untukku, sekarang!" perintah Rania.

"Tidak bisa yang harus mandi aku dahulu," ucap Arya.

"Kau sudah membangunkanku jadi aku yang terlebih dahulu," ujar Rania. Ia mengambil handuk, namun Arya sudah melangkah ke kamar mandi. Rania menarik lengan Arya namun malah ia yang tertarik memeluk suaminya itu.

"Kau sengaja, ya?"

Rania menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Apa kau menginginkannya?" Arya berjalan mendekati.

Rania perlahan mundur, "Ingat syarat yang ku berikan!"

"Aku tidak peduli dengan syarat itu," senyum Arya menyeringai.

"Itu artinya kau membohongiku!" ucap Rania tegas namun tubuhnya kini terjatuh di atas ranjang.

Arya membuka pakaiannya dan melemparnya ke sembarang arah. "Sekarang kita suami istri, mamaku menginginkan cucu!"

"Arya!" Rania mulai keringat dingin. Ia berusaha bangkit dari ranjang dan mencoba lari. Dengan cepat suaminya menariknya ke atas ranjang dan mulai menindihnya.

Arya menyusuri seluruh wajah istrinya dengan kasar, ia memaksa membuka kancing piyama Rania dengan beringas mulutnya mengecup bagian dada tanpa mempedulikan istrinya menangis.

"Hei, kau kenapa?" panggil Arya.

Seketika Rania membuka matanya, ia kini masih di pelukan suaminya di depan pintu kamar mandi. Ia melepaskan pelukannya dan tertunduk malu.

"Aneh!" gumamnya.

Rania berlari ke kamar mandi, di ruangan itu memukul kepalanya. "Kenapa aku bisa berpikiran seperti itu?"

Episodes
1 Arya Gunadi Aksa
2 Menjadi Asisten Pribadi
3 Membahas Pernikahan
4 Menolong Rania
5 Menemani Ke Luar Kota
6 Rania Mengetahuinya
7 Jahat
8 Papa Rayyan dan Mama Arina
9 Ikutin Permainanku
10 Nadia Mulai Khawatir
11 Menikah
12 Sarapan Bersama
13 Tak Ada Pekerjaan
14 Perhatian Arya
15 Pekerjaan Untuk Arya
16 Mengenalkan Arya
17 Memasak Makanan Kesukaan Ayah
18 Apa Kau Ingin Kita Memulainya?
19 Tanggung Jawab
20 Istriku Bosku
21 Menyerahkan Keputusan
22 Menolak Kerja Sama
23 Aku menyukaimu
24 Arya, aku mencintaimu!
25 Kesedihan Reno
26 Diusir
27 Balasan Rayyan
28 Bertanya Pada Rania
29 Biarkan Aku Mengingat
30 Kembali ke Rumah Rania
31 Traktir
32 Kembali Bekerja
33 Mengingat Semua
34 Makan Siang
35 Dendam Nadia
36 Di balik Kecelakaan Arya
37 Hukuman Untuk Gunadi
38 Mengungkapkan Sebenarnya
39 Senjata Makan Tuan
40 Tentang Nadia
41 Bayi Perempuan
42 Perjodohan Rangga
43 Bertemu dengan Orang Tua Rangga
44 Undangan Pernikahan
45 Calon Pengantin Pria Tak Datang
46 Akhirnya Rangga Datang
47 Tinggal Bersama
48 Jawab Yang Kau Ketahui Saja
49 Rahasia Nadia
50 Belum Siap
51 Seperti Apa Nadia?
52 Maaf
53 Menenangkan Nadia
54 Bertemu Della
55 Jadi Itu Kau?
56 Memindahkan Della
57 Siapa Putri Bibi?
58 Pengakuan Gunadi
59 Menjelaskan
60 Teka Teki
61 Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
62 Tak Berhenti Mencari Tahu
63 Terbongkar
64 Akhir Cerita
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Arya Gunadi Aksa
2
Menjadi Asisten Pribadi
3
Membahas Pernikahan
4
Menolong Rania
5
Menemani Ke Luar Kota
6
Rania Mengetahuinya
7
Jahat
8
Papa Rayyan dan Mama Arina
9
Ikutin Permainanku
10
Nadia Mulai Khawatir
11
Menikah
12
Sarapan Bersama
13
Tak Ada Pekerjaan
14
Perhatian Arya
15
Pekerjaan Untuk Arya
16
Mengenalkan Arya
17
Memasak Makanan Kesukaan Ayah
18
Apa Kau Ingin Kita Memulainya?
19
Tanggung Jawab
20
Istriku Bosku
21
Menyerahkan Keputusan
22
Menolak Kerja Sama
23
Aku menyukaimu
24
Arya, aku mencintaimu!
25
Kesedihan Reno
26
Diusir
27
Balasan Rayyan
28
Bertanya Pada Rania
29
Biarkan Aku Mengingat
30
Kembali ke Rumah Rania
31
Traktir
32
Kembali Bekerja
33
Mengingat Semua
34
Makan Siang
35
Dendam Nadia
36
Di balik Kecelakaan Arya
37
Hukuman Untuk Gunadi
38
Mengungkapkan Sebenarnya
39
Senjata Makan Tuan
40
Tentang Nadia
41
Bayi Perempuan
42
Perjodohan Rangga
43
Bertemu dengan Orang Tua Rangga
44
Undangan Pernikahan
45
Calon Pengantin Pria Tak Datang
46
Akhirnya Rangga Datang
47
Tinggal Bersama
48
Jawab Yang Kau Ketahui Saja
49
Rahasia Nadia
50
Belum Siap
51
Seperti Apa Nadia?
52
Maaf
53
Menenangkan Nadia
54
Bertemu Della
55
Jadi Itu Kau?
56
Memindahkan Della
57
Siapa Putri Bibi?
58
Pengakuan Gunadi
59
Menjelaskan
60
Teka Teki
61
Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
62
Tak Berhenti Mencari Tahu
63
Terbongkar
64
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!