Rania mempercepat langkahnya menuju rumah setelah turun dari mobil. Arya, pria yang akan menjadi suaminya sudah berbuat kasar padanya. Arya berani membentak dirinya padahal Ayah dan Papanya saja tidak berkata kasar padanya.
Arya merasa menyesal, telah berbuat kasar pada calon istrinya. Dia terpaksa melakukan itu agar Rania tidak mencurigainya. Belum tepat waktunya ia membicarakan yang sebenarnya kepada calon istrinya. Dia akan berpura-pura di depan keluarganya dan di keluarga Rania.
Arya kembali ke rumahnya dengan bernyanyi riang, ia turun dari mobil. Kebetulan hari ini libur, jadi seluruh keluarganya sedang di rumah.
"Kenapa tidak mengajak Rania ke sini?" tanya Rita.
"Kami tidak boleh selalu sering bersama, Ma!" jawab Arya memberikan alasan.
"Mama jadi tak sabar memiliki menantu," ucap Rita.
"Ma, aku juga tidak sabar untuk menikah!" ia melirik papa dan kakaknya.
"Aku juga tidak sabar punya teman untuk nonton drama bareng!" sahut Sasha.
"Rania, tak pernah nonton drama. Dia terlalu sibuk di kantor," jawab Arya. "Aku ke kamar dulu, ya!" pamitnya.
"Pa, putramu itu sedikit lagi akan mengabulkan keinginanmu. Jadi, aku harus melepaskan jabatanku," ucap Aryo berbicara pelan saat di ruang tamu.
"Aryo tahu tujuanku menyuruh Arya mendekatinya," dalam hati Gunadi.
-
-
"Kau akan turun jabatan?" tanya Nadia pada Aryo di sebuah kafe.
"Iya, karena Arya akan menikah jadi posisi Presdir akan ku berikan padanya," jawab Aryo.
"Ini tidak boleh terjadi!" ucap Nadia membatin. "Dengan siapa dia menikah?" lanjutnya bertanya.
"Dengan wanita yang datang bersama Arya pada malam pertunangan kita," ucap Aryo.
"Kenapa tidak kita duluan saja yang menikah?" tanya Nadia.
"Mau kita terlebih dahulu atau tidak, tetap posisi itu untuk Arya," jawab Aryo.
"Harusnya dulu aku menerima cinta Arya bukan mengejar Aryo," batin Nadia menyesal.
"Apa kau menyesal bersamaku?" tanya Aryo.
"Tentunya tidak, aku akan menerima kau apa adanya," jawab Nadia berbohong.
...----------------...
Rania menolak bertemu dengan Arya. Ia masih sakit hati dengan perbuatan yang pria itu lakukan kepadanya.
Ia memerintahkan kepada para pelayan dan pegawainya untuk mengatakan jika dirinya tidak ingin bertemu kecuali saat hari pernikahan dan Arya memakluminya.
Arya akan menghabiskan waktu kosongnya, di tempat gym. Nadia sengaja mendatangi tempat itu untuk bertemu dengan pria yang sempat mengatakan cinta padanya empat tahun yang lalu saat ia pulang.
"Arya ada yang mencarimu!" ucap salah satu teman gym.
"Siapa?"
"Tidak tahu, tapi dia seorang wanita," ucapnya.
Arya pun menemui wanita yang dimaksud. Ia melihat calon kakak iparnya yang datang menemuinya. "Ada apa?"
"Aku dengar kau akan menikah," ucap Nadia.
"Iya."
"Apa kau mencintainya?"
"Tentunya."
"Aku tidak percaya, kau mencintainya!"
"Terserah mau percaya atau tidak," ucap Arya.
"Apa sih' hebatnya wanita itu?"
"Kau tidak perlu tahu tentang dia," jawab Arya.
"Kau pasti menikahinya karena dijanjikan akan mendapatkan jabatan Presdir Aksa Grup," tebak Nadia.
"Tepat sekali, aku akan memegang dua jabatan sekaligus," ucap Arya dengan sengaja.
"Benarkan tebakan ku? Aku yakin kau pasti masih menyukaiku, selama ini ku tak pernah dengar kedekatanmu dengan seorang wanita," ucap Nadia percaya diri.
"Apa aku harus memberi tahu pada semua orang tentang siapa wanita ku?" tanya Arya dan Nadia tak bisa menjawabnya. "Oh, ya lebih baik kau pergi ke butik mencari gaun yang pantas untuk menghadiri acara pernikahan ku," lanjut Arya berbicara.
"Arya, aku masih mencintaimu!" ucap Nadia.
"Sudah terlambat!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments