Matahari sudah berada di posisinya, namun sepasang suami istri masih dibawah selimut dengan pakaian berserakan di lantai.
Hampir sebulan menikah, akhirnya mereka melakukannya. Walau awal pernikahan yang mereka jalani dengan terpaksa.
Rania menggeliat, ia membuka matanya dengan cepat ia terduduk dan melihat sekitar tempat tidurnya. "Apa yang telah kita lakukan?" Ia menggoyangkan tubuh suaminya.
"Aku masih mengantuk," lain di tanya lain di jawab.
"Arya bangun!" ucap Rania menjewer telinga suaminya.
Arya terbangun dan menggosok telinganya yang sakit. "Ada apa?" menatap sang istri.
"Lihat itu!" Rania menunjuk pakaian yang berserakan di lantai.
"Oh, itu!" Arya kembali tidur.
"Kenapa balik tidur?" Rania menarik tangan suaminya agar bangun.
"Kau harus tanggung jawab!"
Arya tertawa mendengar ucapan istrinya. "Kita sudah menikah, aku pasti juga tanggung jawab!"
"Kau harus tanggung jawab, karena aku kesulitan berdiri," ucap Rania.
"Hah!" Arya kembali duduk. "Kenapa bisa? Apa kau lumpuh," ucapnya.
Plak... satu pukulan mendarat di lengan Arya dengan keras.
"Kau menginginkan aku lumpuh!" Rania mengeraskan rahangnya.
"Bukan begitu?"
"Sudah cepat, bantu aku ke kamar mandi!" titah Rania.
"Baiklah," Arya turun dari ranjang dan membantu istrinya berdiri.
Suara ketukan pintu menghentikan langkah keduanya, seorang pelayan memanggil mereka untuk segera turun.
"Kami akan segera turun!" teriak Rania.
"Baik, Nona!" ucap pelayan dari balik pintu.
"Ini semua karena kau, kita jadi terlambat!" omel Rania.
Arya mengecup bibir istrinya membuat Rania mendelikkan matanya. "Itu hukuman jika kau mengomel terus!"
-
Setengah jam kemudian, mereka berdua turun. Reno takkan memulai sarapan jika Rania dan suaminya belum turun.
"Maaf, Yah!" ucap Rania menarik kursinya. Ia mengambil nasi dan lauk pauk untuk Reno dan Arya.
"Kenapa lama sekali?" tanya Reno.
"Semalam kami lagi proses, Yah." Jawaban Arya membuat Rania menginjak kaki suaminya dan pria itu sedikit meringis kesakitan.
"Proses?" Reno mengernyitkan keningnya.
"Proses belajar bisnis, Yah. Jadi, Rania mengajarkan aku menjalankan perusahaan," jelas Arya tersenyum sambil melirik istrinya. "Makanya, kami tidur terlalu larut," lanjutnya memberikan alasan bohong.
"Benar itu, Yah!" sahut Rania.
"Oh," jawab Reno singkat.
-
Setelah mengantar Rania ke gedung HK Grup, Arya pergi ke toko roti untuk memantau kinerja para karyawan.
Arya berjalan menuju ruang produksi roti dan kue. Tiba-tiba salah satu karyawannya memberi tahu jika ada pelanggan yang protes. Arya bergegas menemui pelanggan tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona!" sapa Arya.
Wanita itu membalikkan badannya lalu tersenyum. "Hai, kita jumpa di sini!"
"Nita!"
"Apa kabar Arya?"
"Baik," jawab Arya ketus. "Kata karyawan ku, kau berbuat ulah?" tanyanya menyindir.
"Apa dari dulu di matamu aku ini pembuat ulah?"
"Ya, memang. Cepat katakan apa yang jadi masalahmu?"
"Aku mau roti yang ada kejunya tapi karyawanmu memberikan isi coklat," jawabnya.
"Apa benar begitu?" Arya bertanya kepada karyawan yang melayani Nita.
"Tadi Nona ini meminta varian keju, namun yang ada cokelat. Kami menawarkannya dan ia menerimanya tetapi tiba-tiba dia marah-marah," jelas karyawan toko roti.
"Ternyata benarkan kalau kau mencari ulah," ujar Arya.
Nita berdecak kesal, ia memang menerima roti varian cokelat namun ketika melihat Arya ia mencari akal agar bisa bertemu dengan pria itu.
Nita meninggalkan toko roti begitu saja tanpa membayar dan membawa pesanannya.
"Nona, bagaimana dengan rotinya ini?" teriak karyawan toko.
"Sudah biarkan saja!" ucap Arya. "Kalian, kembalilah bekerja!" perintahnya.
"Baik, Tuan!" ucap beberapa karyawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments