Terbaring di atas tempat tidur, kedua tangan tertekuk, telapak tangan tertindih kepala, menatap langit-langit atap rumah. Memikirkan kejadian tadi sore. Setahu Misey, Toa itu tidak akan mungkin minta maaf. Bukan hanya itu saja, ia memeluk gadis itu.
"Ck," Misey berdecak heran tubuhnya bergidig merinding, mencium aroma tubuhnya sendiri. "Oweee! Bau Toa!"
Ia langsung bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Tiga kali Misey bulak-balik ke kamar mandi, tiga kali mandi, dan tiga kali memakai aroma sabun yang berbeda-beda. Tetap saja, ia merasa masih mencium bau Toa, akhirnya memutuskan mencari tahu di mbah Google. 'Cara menghilangkan aroma makhluk astral ditubuh' Searching. Meski terbilang lelaki pintar, jika mengenai tentang musuh bebuyutannya—hilang sudah kata pintar itu dari gelarnya. Segala cara ia lakukan agar terhindar dari Toa, keluar dari balik pintu kamar, ibunya sedang menonton TV di ruang tengah.
"Bun, Misey izin keluar sebentar." bundanya sibuk tertawa melihat kartun Spongebob. "Bundaaa." mencoba mengulangi perkataannya naik satu oktav.
"Iya, tapi ingat jangan lama-lama." jawab bundanya santai, melanjutkan tawanya saat melihat patrick dan spongebob tidak memakai pakaian. Ketahuan saat menyamar menjadi hantu, menakuti semua orang di dalam lestoran Krusty krabe.
"Siap bun." Misey pergi keluar dari rumahnya.
* * *
Mendatangi toko bunga membeli kembang tujuh rupa untuk berendam nanti bila sampai rumah. Menghilangkan bau Toa, menurutnya cara yang paling terbaik. Berjalan sembari menunduk sambil memeriksa bunganya.
BRUGH!
Menabrak seseorang yang sedang berjalan nampak buru-buru, gadis itu terjatuh. Bunganya terhempas keudara berhamburan, tertiup angin pelan menimpa kepala mereka pada samping jalan taman. Ia berdiri menatapnya sedangkan gadis yang ditabraknya terjatuh meringis kesakitan. Misey memegang tangan kanannya, Membantunya berdiri. Terkejut, ternyata Syihwa. Seketika melepaskan tangannya sehingga gadis itu terjatuh kembali, menatap segan ke arah lelaki dingin itu.
"Maksudnya apa?! Kalau gak ikhlas bantuin, ya gak usah bantuin." Syihwa mencoba berdiri. "Gue bisa ko bangun sendiri, mana hari pertama gue lo ancurin bikin malu tahu." ucapnya cerocos tanpa sadar. "Sekarang bikin gue jatuh, jadi kotor baju gue." mengibas-ngibas pakaiannya, menyadari lelaki itu diam seribu bahasa tidak merespon.
Ia segera membekap mulutnya sendiri. Ngomong apa sih gue, ini mulut gak bisa direm... Bego, bego.
"Jadi lo nyalahin gue!" teriak Misey menyipitkan matanya dengan kernyitan muncul dikening. "Lo gak sadar perbuatan lo selama ini, udah lebih memalukan dari pada yang lo omongin tadi." ia berdecak heran, melangkah mendekati Syihwa. "Lo pikir gue bego, kirain gue lo pura-pura pingsan ternyata... "
"Jadi benar apa kata Tina, lo yang udah tolongin gue?" pertanyaan dari bibir Syihwa menghentikan perkataannya. "Kebetulan banget, gue lagi nyari siapa yang udah tolongin gue... "
"Mau lo kerjain kalau udah ketemu itu orang." memalingkan wajahnya.
Syihwa merasa kesal, semua yang terjadi padanya hari ini benar-benar aneh. "Dari perilaku dan perkataan lo. Membuktikkan, lo kenal banget siapa gue. Tapi gue gak seperti apa yang lo pikirin, gue juga gak ngerti tentang sikap lo tiba-tiba seperti ini. Seakan-akan lo benci banget sama gue!"
Sentak Syihwa. Membuat lelaki berambut hitam itu menatapnya.
"Lo pikir, dengan lo ngomong kaya gitu. Gue percaya? Jangan pernah bermimpi buat bodohin gue!" Misey menatap Syihwa lama sambil menaikan sebelah alisnya.
"Padahal gue seneng, karena gue tahu siapa yang udah tolongin gue." ia mendengus malas, menahan emosinya. "Gue gak tahu apa salah gue sama lo, tapi lo udah tolongin gue ya... Terima kasih."
Mendengar ungkapannya itu Misey mematung seperti patung pancoran, Syihwa mencoba melambai-lambaikan telapak tangannya kearah wajah cengo lelaki yang nyaris tidak bergerak. Bahkan mungkin tak bernafas, melangkah pergi meninggalkannya.
Misey hanya bisa melihat rambut panjang menutupi punggung Syihwa yang tegak, berusaha mencerna perkataannya mengucapkan nampak begitu tulus.
Flashback On
*Saat Misey pindah ke Singapura hari pertamanya masuk sekolah, jadwal praktek berenang. Saat itu giliran ia masuk ke dalam kolam berenang. Tapi Misey terlihat ketakutan wajahnya berubah menjadi pucat pasi, gurunya mengetahui anak itu tidak dapat berenang. Alih-alih saat ia berbalik anak gadis berlarian kejar-kejaran dengan teman-teman sebaya, tak sengaja menabraknya.
Terjatuh kedalam kolam berenang membuat anak yang menabraknya itu tertawa terpingkal-pingkal, namun Misey meminta tolong hampir tenggelam. Tawanya terhenti-menjeburkan diri menyelamatkannya, menyeretnya keatas permukaan dibantu guru olah raga.
Ia di bawa ke UKS, Toa mengikutinya. Tak lama kemudian ibu Misey datang, pak guru menyuruhnya keluar. Anak gadis itu menunggu di depan pintu, Misey keluar dari sana. Dia menatapnya dengan seculas senyuman ramah namun anak lelaki itu melengos tidak perduli, Toa melepas sepatunya melempar ke arah Misey.
Mendarat tepat di atas kepalanya, ia mengelus-elus kepalanya. "AWAS LO!"
Dia tertawa terpingkal-pingkal. "RASAIN LO! " suaranya mengglegar kesegala penjuru memecahkan keheningan dengan sekali teriakan.
Ia secepatnya mengejar anak itu, dari situlah Misey membencinya dan memanggilnya sebagai Toa Berjalan*.
*Flashback Off*
Semangat bacanya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lzk
maaff kok bln bsa ngerti jln crta. y
2020-08-23
1
🍀Ode Tri🍀
maaf ag masih belum ngeh Ama alurnya
2020-06-20
1