20#Kenyataan Yang Pahit

Bel istirahat berbunyi, Syihwa berlarian. Ditengah lapangan ia melihat seseorang, langsung memeluknya dihadapan semua siswa yang sedang berhamburan keluar dari kelas.

     Tentu saja seseorang itu terkejut. Dia membalas pelukan Syihwa sambil menepuk-nepuk punggungnya pelan. Misey mengejar Syihwa, tapi saat tahu gadis itu jatuh dipelukan orang lain. Misey terdiam memperhatikan mereka.

     Seseorang telah datang, lelaki yang suka menyimpan rahasia. Perkenalkan Hafis, yang datang dari Australia. Sahabat kecil Syihwa, yang sangat dirindukan. Hafis menatap Misey yang sedang memperhatikan mereka, Misey membalas tatapannya.

     Mereka saling bertatapan, dengan tatapan yang tak biasa sebuah tatapan tajam terpancar dari kedua bola mata mereka.

     "Gue, kehilangan dia Fis... semuanya telah berakhir. Gue gak bisa hidup lagi, semua impian gue hancur." Syihwa terus saja menangis.

     Hafis menatapnya. "Lo gak boleh bicara kaya gitu, Syihwa gue yakin dia– "

     "Dia sudah tidak ada dibumi... " ucap Syihwa menangis tersedu-sedu. Melepaskan pelukannya, pergi lari sejauh mungkin dari sana.

     Tidak bisa tinggal diam, Hafis mengejarnya. Misey menahan dan memegang pundak lelaki itu.

     "Salah gue, ini salah gue... " seru Misey.

     Hafis menengok. Membalikan badannya menatap Misey. "Apa yang lo lakukan padanya?"

     Entah mengapa tiba-tiba saja, mulut Misey tertutup rapat tidak mampu menjawab pertanyaan yang Hafis ajukan padanya. Hafis geram menunggu jawaban darinya, ia menarik kerah seragam Misey.

     Yang menyaksikan kejadian itu panik. Wajah mereka antara ngeri, parno dan syok.

     "Jawab pertanyaan gue!" sentak Hafis mendorong dan melepaskan kerah Misey.

     "Baiklah kalau lo ingin mengetahui semuanya, ikut gue."

     Misey mengajak Hafis untuk bicara empat mata. Hafis mengikutinya dari belakang, mereka naik ke atap lantai tiga, tempat dimana Misey dan Syihwa bicara berdua disana. Misey mulai menceritakan dari awal, mengenai kejadian dimasa lalunya bersama Mexsi, cinta pertama kakanya dan semua hal yang membuat Syihwa bersedih.

     "Seperti itulah, kejadiannya." Misey menggenggam bahu pagar sekuat tenaga. Sambil menunduk.

     Mendengar semua kebenarannya yang membuat Hafis merasa bersalah. Mendekati Misey memegang pundaknya, lelaki itu menengok kearahnya dengan tatapan semoga Hafis akan percaya perkataannya.

     "Gue yang salah, seharusnya gue bertanya bukannya marah gak jelas sama lo." tatapan menerawang. "Gue... khawatir sama dia, dulu dia akan mengakhiri hidupnya."

     Kedua bola mata Misey membulat.

     "Enam tahun yang lalu, kedua orang tuanya bercerai. Ayahnya pergi ke Singapura, membawa semua kebahagian Syihwa. Akhirnya dia memutuskan mengakhiri hidupnya dibangku taman, dia akan memutus urat nadinya. Sebelum itu dia mengirim surat, gue kira gue bakal terlambat.

     "Tapi pada saat tiba disana, mereka berpelukan. Gue terharu, dari kejauhan Mexsi membuatnya nyaman. Gue percaya sama Mexsi akan menjaga Syihwa, gue memutuskan pergi ke Australia."

     "Membawa cinta yang bertepuk sebelah tangan, gue pergi karena percaya pada Mexsi, menjaga Syihwa membuatnya bahagia." lanjutnya.

* * *

Saling cerita satu sama lain. Misey dan Hafis mengakhiri cerita dengan penuh renungan. Menuruni tangga bersama, Misey masuk kedalam kelas. Tina, Tino, Ino dan juga Padil terlihat kebingungan.

    Seharusnya dijam masuk sekolah, Syihwa kembali namun. Dia belum juga kembali, kemana perginya gadis yang malang itu. Misey bertanya pada Padil, setelah penjelasannya. Misey bergegas mencari keberadaan gadis yang mungkin saat ini hatinya sedang hancur berkeping-keping.

    Bukan hanya Misey yang mencari, tapi hampir semua orang yang berada di kelas ikut membantu. Termasuk sahabat Syihwa, mencari diseluruh kelas.

    Tino mencari ditoilet perempuan, Tina yang memergoki sepupunya tak segan-segan menjewer telinganya sampai merah.

    "Aaaaws! Sakiiit Tin," jerit Tino mencoba menarik tangan Tina yang sedang lekat-lekat menjewer telinganya.

    "Bandel banget! Sana cari ditempat lain." perintah Tina dengan gaya ratunya.

    Mereka terus berusaha mencari. Pencarian terhenti di karenakan harus melanjutkan belajar, terpaksa semua yang mencari Syihwa harus duduk tenang dikursi masing-masing.

    Jam menunjukkan sore hari. Pelajaran pun selesai, tanpa menunggu yang lain membereskan peralatan pelajaran mereka. Misey berlari kecil keluar kelas, melanjutkan pencariannya yang sedikit terhambat.

* * *

Teringat sesuatu. Gadis itu pernah mengatakan ingin mengungkapkan segalanya ditaman, Misey pergi ketaman.

    Sesampainya disana seorang gadis duduk sambil menundukkan kepalanya. Misey melangkah mendekati gadis itu, matahari kini semakin rendah mulai tenggelam.

    "Jahat, kau benar-benar jahat. Kau menyuruhku menunggu selama ini, pada akhirnya kau meninggalkanku." ucap Syihwa duduk diatas bangku taman memegang foto. "Sampai kapan kau akan membuatku menunggu, ternyata selamanya... egois! " menggenggam foto menangis tersedu-sedu.

    Tiba-tiba saja Syihwa tahu kenapa sejak pertama kali bertemu Misey, ia merasa lelaki itu sepertinya tidak asing. Dulu tidak tahu kenapa, tetapi sekarang semuanya mendadak jelas.

    Misey mengingatkan Syihwa pada Mexsi. Menutup mata. Kedua tangannya terangkat kedada memohon.

    Gadis itu memohon dengan penuh harapan.

    Ya Allah aku hanya ingin dipertemukan dengan seseorang yang selama ini aku tunggu, pertemukanlah kami sekali saja.

    Syihwa membuka kelopak mata perlahan. Memandang seseorang yang melangkah mendekatinya, semakin lama matanya mulai terbuka. Buku-buku jarinya memutih, tatapan menerawang, kedua matanya membendung air mata.

    Sekarang lelaki itu berada dihadapannya. "I love you."

    Syihwa langsung memeluknya.

    "Aku tahu... aku tahu kau akan datang," kata Syihwa memeluknya semakin erat.

    Terkejut sudah pasti. Mulut Misey membulat menatap bangku taman kosong, hanya bisa terdiam mendengarkan celotehan Syihwa tanpa henti.

    "Kenapa baru datang sekarang? Kau tahu aku menunggumu disini, lama sekali dan tiba-tiba Misey bilang kau sudah tiada... "

     Misey ingin balas memeluknya, namun sungguh tidak mudah melupakan kejadian demi kejadian. Yang membentuk kebencian dihatinya, Misey hanya bisa pasrah tanpa berkeluh resah.

    "Itulah yang ingin Mexsi sampaikan sama lo, sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya."

    Syihwa tersadar bahwa kabar kematian Mexsi bukanlah kebohongan. Ia melepaskan tangannya, selangkah mundur menjauh dari tatapan Misey. Menelan ludah ingin segera pergi dari hadapannya.

    Lari... Syihwa ingin berlari dari hadapan Misey. Ia membalikan badannya perlahan, Misey memegang lengannya.

    "Gue mau lo dengar, penyebab Mexsi meninggal dunia." penuh harap membuat hati Syihwa sedikit terenyuh.

    Syihwa menengok kearahnya dengan wajah penuh keinginan tahuan dan penuh kesedihan. Misey mengajaknya duduk.

    "Hari itu disaat Mexsi ingin menemui lo, dia membawa bunga dan kotak coklat. Dia sudah mempersiapkan segalanya, namun gue diculik sama preman kampung. Gue teriak melihat Mexsi ada dijalan, dia memanggil Taxsi lalu mengikuti mobil yang membawa gue dari belakang. Tanpa para penjahat itu sadari, namun saat mereka menyadarinya...

    "Saat berada disamping danau, mereka mengikat kaki dan tangan gue. Menjeburkan gue kedanau dalam keadaan terikat,"

    Syihwa tetap diam dan membiarkan lelaki itu menumpahkan isi hatinya.

    "Mexsi mengetahui hal itu. Dia menjeburkan diri dan menyelamatkan saudaranya, gue selamat. Kaka membuka ikatan gue, kami pergi menuju Taxsi. Mobil preman itu kembali, dengan kecepatan kencang... Mexsi mendorong gue. Dan dia yang tertabrak."

    Syihwa mengerjapkan mata. Menatap Misey lekat-lekat.

    Butuh tenaga besar bagi Misey mengingat kembali peristiwa naas yang melenyapkan kakanya.

    "Gue teriak memanggil namanya, polisi tiba disana. Membawa kaka gue ke rumah sakit, nyawanya tertolong. Dia mulai sadar, saat kami tanya pun dia masih menjawab dan tersenyum. Akan tetapi keesokan harinya, kami diberi tahu bahwa Mexsi dalam keadaan kritis. saat itulah, saat dimana kali terakhir gue liat dia."

    Setelah mengeluarkan semua isi hatinya yang Misey pendam selama bertahun-tahun. Pertama kalinya ia menceritakan tentang masa lalunya, Syihwa memperhatikan kedua bola mata Misey yang sedang menahan sebuah gumpalan air mata.

    Syihwa memeluk Misey. Lelaki itu terkejut, kedua bola matanya membulat kembali. Ia menepuk-nepuk dada Misey pelan.

    "Lo tahu... saat lo ingin menangis, jangan ditahan. Keluarkanlah semuanya, semua kesedihan yang lo derita. Karena... itu akan meringankan beban lo." Syihwa semakin erat memeluknya.

    Saat itu pun Misey mengeluarkan air matanya. Untuk pertama kalinya, ia menangis didepan orang lain. Seseorang yang sangat Misey benci, seseorang yang mengusik kehidupannya, seseorang yang membuat hari-harinya seperti dineraka. Kini, dialah yang membuat Misey sedikit lega dan meluapkan emosi kesedihannya.

    Masih... masih belum bisa membalas pelukan gadis itu. Sepertinya Misey masih menyimpan dendam dan kebencian, seharusnya ia yang menenangkan Syihwa. Ternyata gadis itu tidak lemah, bahkan dia sudah tahu jika dirinya dalam keadaan yang sangat terpukul.

Beri penulis semangat, Like, kritik dan sarannya. Terima kasih🤗

Terpopuler

Comments

🍀Ode Tri🍀

🍀Ode Tri🍀

jadi misey yg kembar amaw mexsi terus syihwa ama thoa kembar atau apa ??? lanjut baca makin penasaran
😭😭😭😭hbis mewek gua thor

2020-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 1# Dia panggil aku siapa?
2 2# Kenalan dulu
3 #3 Kebencian yang sama
4 #4 Siapa Yang Menolongku?
5 5# Orang Aneh!
6 6# Check Up?
7 7# Penasaran
8 8# Temen Jail
9 9# Baik Juga Dia
10 10# Menyadari Sesuatu
11 11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12 12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13 13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14 14# Mulai Memaafkan
15 15# Ternyata Dia
16 16#Pelaku Yang Sebenarnya
17 17# Tidak Mungkin!
18 18# Bukan Aku!
19 19#Terungkap
20 20#Kenyataan Yang Pahit
21 21#Perasaan Yang Mengganggu
22 22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23 23#Kenyataan Yang Pahit
24 24#Tumben Akrab
25 25#Happy Birthday
26 26#Biarkan Gue Disamping Lo
27 27#Maaf
28 28#Kematian Yang Membawa Luka
29 29#Marah Gue Jadinya
30 30#Berbedaan Mereka
31 31#Cobaan Si Pemalas
32 32#Bebanmu Adalah Bebanku
33 33#Akhirnya Dia Tersenyum
34 34#Rahasia Dibalik Topeng
35 35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36 36#Kembalinya Raja Jail
37 37#Kita Tak Mungkin Bersama
38 38#Menjauhlah
39 39#Jangan Lakukan!
40 40# Masih Mencintai
41 41#Mencintaimu selamanya
42 42# Jangan Membenci Dia
43 43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44 44# Siapa Yang Menjemput?
45 45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46 46# Upaya Membujuk Misey
47 47# Amarah Yang Meledak
48 48# Siswa Baru
49 49# Jangan Bersamanya
50 50# Cara Meminta Maaf
51 51# Dia Gila!
52 52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53 53# Ditinggalkan Lagi
54 54# Jangan Menangis
55 55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56 56# Tak Berdaya
57 57# Ingin Mati
58 58# Abaikan Saja Dia
59 59# Dia Adalah?
60 60# Hanya dapat membenci
61 61# Kekecewaan yang mendasar
62 62# Pilihan yang menyakitkan
63 63# Mencari kontak penting
64 64# Percaya dia atau tidak
65 65#Pernyataan
66 Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67 66# Tahun yang dipenuhi tangis
68 67# Melupakanmu
69 68# Melupakan semua tentangnya
70 69# Aktivitas baru
71 70# Hari pertama latihan
72 71# Perasaan seorang ibu
73 72# Mulai terbiasa
74 73# Pikiran yang sulit tenang
75 74# Suaranya
76 75# Waktu yang tepat
77 Author Ganti Akun
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1# Dia panggil aku siapa?
2
2# Kenalan dulu
3
#3 Kebencian yang sama
4
#4 Siapa Yang Menolongku?
5
5# Orang Aneh!
6
6# Check Up?
7
7# Penasaran
8
8# Temen Jail
9
9# Baik Juga Dia
10
10# Menyadari Sesuatu
11
11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12
12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13
13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14
14# Mulai Memaafkan
15
15# Ternyata Dia
16
16#Pelaku Yang Sebenarnya
17
17# Tidak Mungkin!
18
18# Bukan Aku!
19
19#Terungkap
20
20#Kenyataan Yang Pahit
21
21#Perasaan Yang Mengganggu
22
22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23
23#Kenyataan Yang Pahit
24
24#Tumben Akrab
25
25#Happy Birthday
26
26#Biarkan Gue Disamping Lo
27
27#Maaf
28
28#Kematian Yang Membawa Luka
29
29#Marah Gue Jadinya
30
30#Berbedaan Mereka
31
31#Cobaan Si Pemalas
32
32#Bebanmu Adalah Bebanku
33
33#Akhirnya Dia Tersenyum
34
34#Rahasia Dibalik Topeng
35
35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36
36#Kembalinya Raja Jail
37
37#Kita Tak Mungkin Bersama
38
38#Menjauhlah
39
39#Jangan Lakukan!
40
40# Masih Mencintai
41
41#Mencintaimu selamanya
42
42# Jangan Membenci Dia
43
43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44
44# Siapa Yang Menjemput?
45
45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46
46# Upaya Membujuk Misey
47
47# Amarah Yang Meledak
48
48# Siswa Baru
49
49# Jangan Bersamanya
50
50# Cara Meminta Maaf
51
51# Dia Gila!
52
52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53
53# Ditinggalkan Lagi
54
54# Jangan Menangis
55
55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56
56# Tak Berdaya
57
57# Ingin Mati
58
58# Abaikan Saja Dia
59
59# Dia Adalah?
60
60# Hanya dapat membenci
61
61# Kekecewaan yang mendasar
62
62# Pilihan yang menyakitkan
63
63# Mencari kontak penting
64
64# Percaya dia atau tidak
65
65#Pernyataan
66
Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67
66# Tahun yang dipenuhi tangis
68
67# Melupakanmu
69
68# Melupakan semua tentangnya
70
69# Aktivitas baru
71
70# Hari pertama latihan
72
71# Perasaan seorang ibu
73
72# Mulai terbiasa
74
73# Pikiran yang sulit tenang
75
74# Suaranya
76
75# Waktu yang tepat
77
Author Ganti Akun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!