18# Bukan Aku!

Misey duduk santai, kedua tangannya memegang pistol dengan posisi kepala di miringkan ke kiri sedikit. Membidik secara fokus dan langsung mengenai sasaran, memasukan umpan, ceklek, mengetes. Kedua bola matanya serius menatap sasaran, tatapannya menajam setajam silet, keringat mulai menetes turun dari dahinya.

     DOR!

     Satu tembakan mengenai sasaran…

     Misey tersenyum licik, menurunkan kedua lengannya perlahan. ‘Aaaa!’ Suara teriakan gadis itu langsung terdengar, Misey berhasil membidik hidung Toa. Dengan pistol mainan, pada ujung umpannya terdapat bulatan karet, jika di arahkan menempel pada sasaran. Suara teriakan berasal dari leptopnya, yang sengaja memutar suara teriakan seorang gadis. Sedangkan sasarannya hanyalah sebuah foto, hasil karyanya sendiri.

     Beginilah Misey saat sedang didalam kamarnya, apa lagi saat sedang marah. Melampiaskan amarahnya pada foto gadis kecil yang sangat ia benci, siapa lagi kalau bukan penyebab pergelangan kakinya terluka. Si Toa berjalan, menatap lekat-lekat ke arah hidung yang berhasil di bidiknya.

     “Kali ini lo bakal tahu siapa gue yang sebenarnya, Toa.” merasa kesal bangkit, kakinya sedikit pincang.

     Menuju kamar kakanya, mulai iseng, membuka lemari, menutup lemari hingga beberapa kali sambil tertawa kecil, mengacak-acak buku-buku yang tertata rapih di rak, saat sedang gila-gilaan.

     PLUK!

     Sesuatu menimpa kepala Misey dari atas lemari. Membuatnya mendongak ke atas, mengelus-elus kepalanya, berdecih malas.

     "Sialan!" memandang ke bawah, melihat kotak kecil terbuat dari kayu.

     Pantas saja Misey masih mengelus-elus kepalanya sedikit benjol, meraih benda itu. Dengan berjalan sedikit pincang, duduk diatas tempat tidur kakanya. Mulai membuka kotak, hal pertama yang ia lihat sepucuk surat.

     Astaga! Apa kakanya meninggalkan surat wasiat? Dasar bodoh! Kenapa tidak dari dulu saja dia menemukan surat itu. Misey membaca isi suratnya, perkata demi kata.

     Assalamualaikum…

     Misey apa kabar? Kaka yakin sekali, karena kau menemukan surat ini. Berarti kabarmu baik-baik saja, entahlah… Kenapa kaka menulis surat ini. Yang jelas keadaan kamar kaka, nampak diterjang angin ** beliung sekarang. Hahaha, tertawalah Sey.

     Jangan pernah berubah, jangan pendam amarah, buanglah jauh-jauh kebencian yang kau pendam karena kaka. Jangan melampiaskan amarahmu pada orang lain, yang tidak bersalah.

     Pada hari itu, hari dimana kamu diculik. Seorang gadis cantik sedang menunggu kaka, karena kaka berjanji padanya ingin mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya.

     Namun… Kejadian yang menimpamu, membuat kaka lebih mementingkan dirimu, Sey, kaka ingin meminta bantuanmu. Setiap hari minggu kami selalu berjanji tepat jam empat sore, bertemu ditaman. Katakan padanya, jangan menunggu terlalu lama itu hanya akan menyiksanya.

     Dia adalah gadis yang dapat memegang janjinya, jadi… Sey kaka mohon, beri tahu dia kaka sudah tiada, katakanlah kalau kaka sangat mencintainya. Sehari saja dia boleh menangis mendengar perkataanmu, tapi… Berjanjilah buat dia tersenyum kembali jika kau menyayangi kaka, kau akan melakukannya bukan? 

     Jangan menangis, ingatlah, kaka akan bahagia jika melihatnya bahagia dan juga dirimu …

     Wassalamualaikum…

Mexsi Prawijaya

     “Heh!” Misey berdecih menundukkan kepalanya. “Mana mungkin… Dia masih menunggumu kak? Disaat kau dalam keadaan hampir tak sadarkan diri, kau menyempatkan diri hanya untuk menulis surat ini. Surat yang tak berarti ini?!” Misey tersenyum datar.

     “Aku yakin kak, dia sudah melupakanmu. Apa lagi sudah enam tahun berlalu semenjak kejadian naas itu, bagaimana caranya kau mempercayai seseorang sampai seperti itu, bagaimana?!” ia menjatuhkan dirinya ke lantai, dengan wajah tidak dalam keadaan baik-baik saja.

     Misey terpuruk, ponselnya berbunyi, melirik ke kantong depan celananya. Merogoh lalu menatap lekat layar ponsel, kedua bola matanya membulat, kedua alisnya terangkat. Bergegas pergi ke suatu tempat.

* * *

Syihwa berada di depan gerbang sekolah, kedua kakinya bergemetaran, aneh. Tidak biasanya tempat itu begitu sepi tak ada petugas, pesan yang Misey kirim menunjukkan ke arah gudang sekolah.

     Tanpa merasa curiga sedikit pun, hanya memikirkan lelaki yang sudah salah paham padanya. Melangkahkan kedua kakinya menuju tempat yang sangat ditakutinya, sampai di depan pintu gudang, ia menggigit jarinya, alis tertekuk takut. Merasa was-was, tiga orang bertopeng muncul dari arah yang berbeda-beda, membuat langkah gadis itu terhenti menatap ke arah mereka.

     “Si-siapa kalian?” tanya Syihwa mulai ketakutan, berlari.

     Namun salah satu lelaki bertopeng hitam itu mencengkram lengannya. “Siapa sebenarnya, kalian?”

     Kembali bertanya, kedua bola matanya membulat, keningnya berkerut, salah satu diantara mereka memukul punggungnya. Dia tertawa, gadis itu langsung tumbang.

     Menyeret tubuh Syihwa ke dalam gudang. Menggeletakannya dilantai bersandar pada bahu tembok, kedua kakinya terlentang. Dengan berbagai pemikiran yang kejam, salah satu diantaranya melempar gas beracun ke dalam sana, menutup pintu gudang rapat-rapat, tanpa merasa berdosa mereka tertawa meninggalkan tempat itu.

     Misey sampai di depan gerbang sekolah, meninggalkan motornya disana. Berlari walau pun dengan kakinya yang pincang ke sana–ke mari, mencari keberadaan gadis itu, seharusnya kaki kirinya terasa sakit. Tapi karena ia sangat mengkhawatirkan gadis itu, sampai lupa merasakan sakit.

     Bahkan Misey sempat merasakan rasa sakit dipergelangan kakinya, tidak perduli! Kembali mencari. Tepat di depan pintu gudang Misey terjatuh, pergelangan kakinya mengeluarkan darah, tercium bau yang menyengat, ia batuk-batuk merasa aneh dari dalam sana. Mungkinkah? Misey segera bangkit memegang gagang pintu, tak dapat terbuka, ia menabrakan tubuhnya kepintu, mendobrak sekuat tenaga.

     BRAKH!

     Pintu terbuka, batuk-batuk saat ia masuk langsung merogoh saku celana, mengambil sapu tangan, menutup hidung dan mulutnya. Kabut yang berasal dari dalam sana, mulai keluar, Misey mendapati gadis itu sedang terduduk pingsan. Lari ke arahnya, menggendong dan membawanya keluar dari sana.

     Ia menurunkan tubuh Syihwa, membiarkan dirinya memangku kepala gadis itu, menepuk-nepuk pipinya pelan.

     “Bangun! Toa, lo bukan cewek lemah bangun, buka mata lo!” teriak Misey sambil menunduk pasrah.

* * *

Saat itu pun tangan Syihwa bergerak, Misey mengangkat wajah dan mendapati Syihwa mencoba membuka matanya. Namun, kembali menutup matanya, tak bergerak sama sekali, Misey memegang pergelangan tangannya. Memastikan, masih ada kah denyut nadi disana? Ia bernafas lega masih ada harapan.

     “Toa! Bangun! Lo harus buka mata… ” menepuk-nepuk pelan pipinya, menggendong tubuh gadis itu kembali.

     Misey menerima sebuah pesan dari Sarah, yang berisikan jika dia menginginkan gadis itu menderita secara perlahan. Anjing yang disewa Kawal kemarin, meminta Kawal untuk secepatnya mengembalikan pada pemiliknya.

     Kenapa Sarah seceroboh itu? Ternyata Sarah mengantuk berat, tak sengaja mengirimkan pesan itu ke Misey. Betapa terkejutnya Sarah, pesan yang harusnya dikirim pada M. Kawal singkatan dari Monkey Kawal. Lupa jika huruf awalnya sama-sama ‘M’ Sarah gelisah, secepatnya menelpon Misey. Tak ada jawaban sama sekali, ponselnya kehabisan daya. Besok gadis itu akan menjelaskan pada Misey, sangat ketakutan.

     Membawa Syihwa ke rumah sakit, melangkah dengan kaki pincangnya. Misey sangat mengkhawatirkan gadis itu. Bagaimana tidak? Ia sudah salah paham padanya, bahkan karena kesalahannya hampir mencelakakan gadis yang sangat lelaki itu benci. Bagaimana pun juga, Misey masih memiliki hati nurani, tak mungkin tega saat melihat seseorang dalam kesulitan didepan matanya. Terlebih karena kesalahannya, meski pun ia membencinya.

     Jika gadis itu bisa berubah, mungkin Misey akan menerimanya sebagai teman bukan musuh. Seperti apa yang dikatakan gadis itu padanya, sampai dirumah sakit suster segera mengambil tindakan. Misey membaringkan Syihwa disana.

     Dokter mulai memeriksa keadaannya, sedangkan Misey mengurus pendaftaraan pasien.

     "Siapa nama lengkap pasien?" tanya resepsionis.

     Misey terdiam.

     Bingung saat ditanya siapa nama gadis itu, selama ini tidak pernah sekali pun tahu namanya. Salah satu suster mendekatinya dan memberitahu, jika ada yang menghubungi ponsel gadis itu.

     Tidak lama kemudian ponsel yang Misey pegang bergetar, berdering nada lonceng, melihat layar, suara panggilan masuk dari ibu. Dengan gugup Misey mengangkat telepon itu, memberi tahu dimana keberadaan Syihwa.

     "Biar ibunya saja mengurus administrasinya, sebentar lagi datang kemari." ucap Misey sedikit ragu mengatakannya.

     "Baiklah, saya tunggu."

     Setelah itu ia menuju ruangan Syihwa, duduk disampingnya, memandangi wajahnya yang terlihat sangat pucat, menempelkan punggungnya disandaran kursi.

     “Lo, sumpah! Kenapa jadi selemah ini?” Misey berdecih, menundukkan kepalanya ke bawah. “Bagus kalau sifat lo udah mulai berubah,” menatap datar pada wajah gadis itu . “Tapi, jangan fisik lo juga ikut-ikutan berubah. Lo jangan salah paham, gue ngomong kaya gini kasian sama lo.” kembali melihat kedua matanya masih dalam keadaan tertutup.

Beri penulis semangat, Like, kritik dan sarannya. Terima kasih🤗

Terpopuler

Comments

🍀Ode Tri🍀

🍀Ode Tri🍀

kok gua ngeras entar si misey bucin dan syihwa sampai ajal karena sakit 😭 gak kebayang endingnya bikin mewek

2020-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 1# Dia panggil aku siapa?
2 2# Kenalan dulu
3 #3 Kebencian yang sama
4 #4 Siapa Yang Menolongku?
5 5# Orang Aneh!
6 6# Check Up?
7 7# Penasaran
8 8# Temen Jail
9 9# Baik Juga Dia
10 10# Menyadari Sesuatu
11 11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12 12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13 13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14 14# Mulai Memaafkan
15 15# Ternyata Dia
16 16#Pelaku Yang Sebenarnya
17 17# Tidak Mungkin!
18 18# Bukan Aku!
19 19#Terungkap
20 20#Kenyataan Yang Pahit
21 21#Perasaan Yang Mengganggu
22 22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23 23#Kenyataan Yang Pahit
24 24#Tumben Akrab
25 25#Happy Birthday
26 26#Biarkan Gue Disamping Lo
27 27#Maaf
28 28#Kematian Yang Membawa Luka
29 29#Marah Gue Jadinya
30 30#Berbedaan Mereka
31 31#Cobaan Si Pemalas
32 32#Bebanmu Adalah Bebanku
33 33#Akhirnya Dia Tersenyum
34 34#Rahasia Dibalik Topeng
35 35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36 36#Kembalinya Raja Jail
37 37#Kita Tak Mungkin Bersama
38 38#Menjauhlah
39 39#Jangan Lakukan!
40 40# Masih Mencintai
41 41#Mencintaimu selamanya
42 42# Jangan Membenci Dia
43 43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44 44# Siapa Yang Menjemput?
45 45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46 46# Upaya Membujuk Misey
47 47# Amarah Yang Meledak
48 48# Siswa Baru
49 49# Jangan Bersamanya
50 50# Cara Meminta Maaf
51 51# Dia Gila!
52 52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53 53# Ditinggalkan Lagi
54 54# Jangan Menangis
55 55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56 56# Tak Berdaya
57 57# Ingin Mati
58 58# Abaikan Saja Dia
59 59# Dia Adalah?
60 60# Hanya dapat membenci
61 61# Kekecewaan yang mendasar
62 62# Pilihan yang menyakitkan
63 63# Mencari kontak penting
64 64# Percaya dia atau tidak
65 65#Pernyataan
66 Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67 66# Tahun yang dipenuhi tangis
68 67# Melupakanmu
69 68# Melupakan semua tentangnya
70 69# Aktivitas baru
71 70# Hari pertama latihan
72 71# Perasaan seorang ibu
73 72# Mulai terbiasa
74 73# Pikiran yang sulit tenang
75 74# Suaranya
76 75# Waktu yang tepat
77 Author Ganti Akun
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1# Dia panggil aku siapa?
2
2# Kenalan dulu
3
#3 Kebencian yang sama
4
#4 Siapa Yang Menolongku?
5
5# Orang Aneh!
6
6# Check Up?
7
7# Penasaran
8
8# Temen Jail
9
9# Baik Juga Dia
10
10# Menyadari Sesuatu
11
11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12
12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13
13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14
14# Mulai Memaafkan
15
15# Ternyata Dia
16
16#Pelaku Yang Sebenarnya
17
17# Tidak Mungkin!
18
18# Bukan Aku!
19
19#Terungkap
20
20#Kenyataan Yang Pahit
21
21#Perasaan Yang Mengganggu
22
22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23
23#Kenyataan Yang Pahit
24
24#Tumben Akrab
25
25#Happy Birthday
26
26#Biarkan Gue Disamping Lo
27
27#Maaf
28
28#Kematian Yang Membawa Luka
29
29#Marah Gue Jadinya
30
30#Berbedaan Mereka
31
31#Cobaan Si Pemalas
32
32#Bebanmu Adalah Bebanku
33
33#Akhirnya Dia Tersenyum
34
34#Rahasia Dibalik Topeng
35
35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36
36#Kembalinya Raja Jail
37
37#Kita Tak Mungkin Bersama
38
38#Menjauhlah
39
39#Jangan Lakukan!
40
40# Masih Mencintai
41
41#Mencintaimu selamanya
42
42# Jangan Membenci Dia
43
43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44
44# Siapa Yang Menjemput?
45
45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46
46# Upaya Membujuk Misey
47
47# Amarah Yang Meledak
48
48# Siswa Baru
49
49# Jangan Bersamanya
50
50# Cara Meminta Maaf
51
51# Dia Gila!
52
52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53
53# Ditinggalkan Lagi
54
54# Jangan Menangis
55
55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56
56# Tak Berdaya
57
57# Ingin Mati
58
58# Abaikan Saja Dia
59
59# Dia Adalah?
60
60# Hanya dapat membenci
61
61# Kekecewaan yang mendasar
62
62# Pilihan yang menyakitkan
63
63# Mencari kontak penting
64
64# Percaya dia atau tidak
65
65#Pernyataan
66
Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67
66# Tahun yang dipenuhi tangis
68
67# Melupakanmu
69
68# Melupakan semua tentangnya
70
69# Aktivitas baru
71
70# Hari pertama latihan
72
71# Perasaan seorang ibu
73
72# Mulai terbiasa
74
73# Pikiran yang sulit tenang
75
74# Suaranya
76
75# Waktu yang tepat
77
Author Ganti Akun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!