Hari yang cukup indah, matahari pagi yang cerah, langit-langit begitu biru, angin berhembus pelan. Tapi tidak dengan suasana hati Syihwa, perasaannya dipenuhi secercah kebencian. Tak biasanya bersikap begini, mungkin ia merasa sedang menjadi mainan didalam lingkup kehidupan Misey.
Apa salahnya? Apa yang sebenarnya dia inginkan darinya? Apa? Apa? Ya Allah, berikan dia kesabaran.
Bu Riska mulai mengabsen. Kali ini Misey tidak membawa headset, kapas. Tak berlari kebelakang ngumpet dipojokan, hanya menatap ketempat duduk gadis itu sambil memasang kedua telinganya lebar-lebar.
"Syihwa Prawijaya." sebut bu Riska.
"Hadir bu." ucap Syihwa.
Syihwa, nama yang cukup indah. Jadi namanya Syihwa Prawijaya...
* * *
Salah satu siswa berada pada tengah lapangan, dia digosipkan merokok didalam kamar mandi. Bekas rokoknya dia lempar kekamar mandi sebelah, orang yang berada disana berteriak histeris. Sedangkan siswa yang melempar cekikikan, sudah biasa baginya.
Kali ini, seorang guru yang berada ditoilet sebelahnya. Was-was sudah tak zaman baginya, sebut saja Tino.
Pak Selamet menangkap basah Tino, saat sedang melempar bekas rokoknya. Dijewer, tangannya ditarik dengan kasar ketengah lapangan. Siswa yang melihat kejadian itu bukannya merasa kasian, mereka malah ketawa. Ada yang suruh dibakar rame-rame, dibuang ketengah laut dan lebih parahnya lagi suruh menghilang dari bumi.
Pak Selamet juga memukul bokongnya dengan penggaris dua meter berwarna agak kecoklatan, sakit? Pasti Tino meringis bahkan sempat berteriak.
Diketawain lagi, dan lagi. Tina memandang sepupunya dari kejauhan, sebenarnya tidak mau mengakui kalau Tino sepupunya. Keahlian Tino bikin onar mulu, tapi karena waktu itu Tino sempat teriak-teriak gak jelas tentang Tina saudaranya. Satu kelas mengetahuinya.
Syihwa mendekat.
"Kenapa lagi, sama Tino?" tanya Syihwa menatap ke arah Tina lurus-lurus.
"Biasa bikin onar, udah jangan bahas dia. Enek setengah mati gue sama dia." Tina cemberut, tidak lama kemudian ia baru menyadari sesuatu.
"Syihwa!" teriakan Tina membuat Syihwa syok, sampai mengelus-elus dada.
"Kirain siapa, udah sembuh lo?" ucap Tina tersenyum menatap dan memeluknya.
"Iya, alhamdulillah... bukannya tadi duduk bersebelahan?" Syihwa membalas senyumannya.
"Hehe, gak fokus. Lagi fokus sama Padil tadi."
Semua siswa geram menyaksikan hukuman yang Tino jalani, Ino meneteskan air mata. Dari kejauhan beralasan tidak bergabung dengan Tina maupun Syihwa, takut jika mereka tahu seorang Ino menangisi makhluk asing yang berada dibumi. Anggapan Tina seperti itu pada Tino, belum si Padil tapi tak berada disana dimana kah si ketua kelas itu?
Ino mulai menangis terisak-isak, dengan segenap penyesalan meninggalkan Tino yang sedang ditertawakan banyak orang. Ia merasa jika terus berada disana air matanya hanya akan terus berlinangan, paling yang Ino takutkan saat Tino melihatnya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin mengkhawatirkan dirinya, saat itu pun melihat Padil membicarakan sesuatu.
Bukannya Ino ingin menguping pembicaraan Padil dengan seorang ibu-ibu disana, hanya sekedar lewat duduk sendirian.
"Kamu ketua kelas dikelas Syihwa, tampan sekali." Ibu Syihwa tersenyum.
"Iya tante. Bisa aja tante ini, saya jadi malu." Padil memicingkan matanya tersipuh malu.
"Bisa tolong berikan ini pada Syihwa, saya lupa... tapi sepertinya, ini milik temannya mungkin terjatuh saat dia sedang menjenguk kemarin."
"Tante tenang aja, saya pastikan ini akan kembali kepada pemiliknya."
"Jika bisa... berikan ini pada Syihwa terlebih dahulu."
Padil mengangguk pergi mencari Syihwa, pasti berada ditengah lapangan sedang menyaksikan pertunjukkan baru si idiot Tino. Padil menemukan Syihwa, sadis ada si Tina pasti akan menahannya disana tak berani mendekat.
Ino mengerti kenapa Padil berhenti ditengah jalan, Ino mendekati Tina mengajaknya bicara. Padil memiliki kesempatan bergegas memberikan dompet itu pada Syihwa.
Padil mengambil langkah seribu, dari kejauhan berteriak. "Periksa sendiri. Dan berikan pada pemiliknya, dari ibumu."
"Dasar ketua kelas." celetuk Syihwa sembari membuka dompet yang berada ditangannya.
Terkesiap kaget memandang isi dompet itu cukup lama, Syihwa langsung berlari kesana-kemari mencari seseorang. Bahkan ia menabrak kedua temannya hingga terjatuh, mereka sama-sama bangkit. Syihwa berdiri tanpa meminta maaf pada kedua sahabatnya, Tina memegang lengannya.
"Ada apa, Syihwa? Lo terlihat gelisah, lo cari siapa?" Tina bertanya pada Syihwa.
Namun ia tetap diam menutup mulutnya rapat-rapat, kedua bola matanya terus mencari tanpa menjawab sepatah kata pun. Pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Syihwaaa!" teriak Tina.
Tina ingin mengejar tapi Ino menggenggam tangannya, menatap Tina sembari menggeleng-gelengkan kepalanya memberi pengertian. Mereka menundukkan kepalanya, ikut mengkhawatirkan sahabatnya.
Berlari-larian mencari keberadaannya, Syihwa tampak terlihat pucat. Keringat mulai menetes, saat melintasi lorong kelas ia tak sengaja menabrak Padil. Hampir terjatuh, untung saja Padil memeganginya.
"Syihwa, lo gak apa-apakan? Lo keliatan pucat. Mau gue bawa ke uks– " tanya Padil.
"Gue baik-baik aja." Syihwa berlari kembali.
Mengelilingi sekolah yang luas, dengan seksama. Nafasnya terasa sesak, rambutnya berantakan, terus... terus dan terus mencari. Syihwa mulai kelelahan, tapi tidak menyerah sedikit pun. Teringat perkataannya tidak menyukai tempat yang berisik, berusaha mencari tempat yang hening dan tenang tanpa gangguan.
* * *
Tiba dilantai atap tiga atas. Syihwa memegang bahu tangga hampir terjatuh. Ia melihat seseorang berdiri disana, kedua tangannya terkepal diatas bahu tangga. Ia melangkah perlahan mendekati lelaki yang sedang serius menatap... entah apa yang sedang dia tatap.
Syihwa semakin mendekat, ia berdiri tepat satu meter dibelakang lelaki itu. Nafasnya terengah-engah, menarik nafas pelan menghembuskan secara perlahan.
"Siapa lo sebenarnya?" pertanyaan itu langsung dilontarkannya.
Lelaki itu terkejut, membalikan badannya. "Lo keliatan gak baik-baik aja. Lo pucet– "
"Itu gak penting, siapa lo sebenarnya?... ini, didalam dompet ini ada foto waktu lo kecilkan?" Syihwa menunjukkannya pada Misey.
"Dari mana lo mendapatkan dompet gue? Udahlah wajah lo benar-benar puc– "
"Gue bilang itu gak penting, jawab... Jawab pertanyaan gue, apa perlu gue berlutut dihadapan lo! Biar lo jawab pertanyaan gue."
Syihwa akan segera berlutut, tapi Misey melangkah dengan cepat menangkap bahunya. "Jangan lakukan... "
"Kalau begitu jawab pertanyaan gue, Sey... "
Terus dipaksa untuk menjawab pertanyaannya terpaksa Misey angkat bicara. "Saudara... dia saudara gue."
"Apa yang katakan?" Syihwa kebingungan tidak dapat menangkap perkataannya.
"Lo liat ada dua anak kecil didalam foto itu," Misey melangkah berada disampingnya. "Wajah mereka mirip bukan?" lanjut Misey menatap Syihwa.
Syihwa menatap foto itu lekat-lekat.
"Misey Megantara dan Mexsi Megantara, kami berdua kembar."
Kedua bola mata Syihwa membulat, mulutnya ternganga. Ia menatap Misey serius. "Kalau begitu, bilang sama gue dimana dia? Gue mau cerita banyak hal sama dia. Mex harus tahu, kalau gue... gue tungguin dia ditaman sendirian gue– "
"Mexsi... Mexsi, dia tidak berada didunia ini lagi."
Syihwa tercengang, jantungnya terasa berhenti berdebar. Nafasnya tercekat. Ia tidak percaya pada pendengarannya. Apa yang dikatakan Misey tadi?
"Lo pasti bohong... gak, gue gak percaya. Dia pasti ada disuatu tempat sekarang... " Syihwa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lo benar, dia ada disurga."
Kedua kaki Syihwa mendadak lemas. Ia tak sanggup memendung air mata terlalu lama, Syihwa menatap Misey melangkah mendekatinya menarik kerah Misey sampai memukul dada lelaki yang berada dihadapannya.
"Lo bohong! Tidaaak! Tidak mungkiiin!" Syihwa menangis.
Misey hanya bisa diam saat Syihwa terus berteriak dan memukulinya. Dada Syihwa berat sekali. Paru-parunya tidak mau berfungsi. Tidak bisa bernafas, mendorong tubuh Misey sekuat tenaga menjauh darinya.
Syihwa lari dari hadapan Misey. Menuruni tangga dengan sekuat kakinya melangkah.
"Syih– " Misey ingin memanggil namanya untuk pertama kalinya tapi suaranya sulit untuk dikeluarkan.
Beri penulis semangat, Like, kritik dan sarannya. Terima kasih🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
🍀Ode Tri🍀
ku masih bertahan dg ceritamu thor
2020-06-20
0
SityJuleha
lanjutkan Thor, bikin nagih baca
2020-01-15
2