14# Mulai Memaafkan

Syihwa berdiri memegang bahu atap lantai tiga, menangis tidak memperdulikan luka di tangannya. Darah terus mengalir dari telapak tangannya.

Misey melihatnya disana. Ia mendekat, kakinya kaku, apa yang sebenarnya ia lakukan? Apa perdulinya pada gadis itu, akhir-akhir ini ia begitu perduli padanya. Peraturan didalam dokumen kebencian yang telah Misey buat, kini satu demi satu dilanggarnya sendiri, mulutnya berkata untuk apa memperdulikan Toa, bukannya bagus! Jika dia menderita? Namun, hatinya berkata sebaliknya.

Saat teringat permintaan Toa yang meminta agar memaafkan dirinya dan menjadi teman bukan musuh. Perlahan langkah kakinya yang panjang, mendekat memegang tangan gadis itu secara tiba-tiba.

Seketika membuat Syihwa menengok kesebelah kanan, matanya membulat, mulutnya terbuka lebar, jantungnya seketika berhenti dalam sedetik melihat lelaki itu. Sebelum bertanya apa yang sedang Misey lakukan disini, seseorang yang berada di sampingnya mulai angkat bicara.

"Kalau terluka jangan dibiarin, nanti infeksi." Misey melihat telapak tangan kanannya terluka begitu dalam, nampak pecahan beling tertancap didalamnya. "Ikut gue." ia menarik lengan Syihwa mengikutinya, mereka duduk dilantai yang cukup bersih.

"Lo tahan ya, gue mau cabut pecahan kacanya." lanjutnya.

"Serius, ada pecahan kaca ditelapak tangan gue?" Syihwa terlihat ketakutan. "Pelan-pelan aja ya?"

"Tutup mata, satu, dua, tig- "

Tangan kiri Syihwa gemetar ketakutan, langsung memegang pundak Misey.

"Tiga." beling yang tertancap sudah dikeluarkan.

"Aaws!" teriaknya. "Katanya pelan, sakit tahu!" desah Syihwa menutup mata.

Misey terkejut melihat tangan gadis itu menggenggam pundaknya. "Bukannya lo dulu, sering dapat luka yang lebih parah dari ini? Toa, setahu gue kuat. Kaya gini aja nangis."

Syihwa menurunkan tangan kirinya. "Lo mulai ngomong gak jelas, kalau gak mau bantuin tinggal bil- "

"Udahlah jangan dibahas, gue lupa lo lagi mencoba memperbaiki diri, masih wajar salah-salah dikit." gumam Misey dengan nada menyesal.

Syihwa merasa bersalah, sudah jelas-jelas Misey ingin membantunya. "Darahnya makin banyak yang keluar." mencoba mengganti topik pembicaraan. "Gak mau liat."

Misey tersenyum, Toa tidak pernah semanja ini padanya. Bagaimana dia bisa bersikap seperti ini? luka ditangannya mengeluarkan banyak darah? Tidak menjawab ocehan gadis itu. Ia hanya terus tersenyum menatap wajah Toa nampak ketakutan, dan mudah sekali ditebak jika dia sedang mencari alasan.

Membersihkan dengan alkohol, meneteskan obat merah ke kapas, menempelkannya dibagian yang terluka, dan melilitkan perban. Syihwa masih menutup matanya, pada hal Misey sudah selesai mengobatinya. Tanpa sadar ia terus menatap, Syihwa membuka mata perlahan, ia tetap pada posisinya. Syihwa melotot, Misey sangat dekat dengannya.

Angin disana cukup tertiup kencang, masuk ke dalam mata Syihwa yang sedang melotot. "Aduh, perih... "

Air mata menetes dengan sendirinya, membanjiri kedua pipi Syihwa. Ia berusaha menghapus air matanya, namun gagal. Lupa tangan kanannya terlilit perban, mendengus kesakitan. Misey menghapus air mata gadis itu dengan ujung jari tangan kanannya, jantung Syihwa berdebar, nafas tercekat, jantung semakin berdebar kencang.

"Mangkannya jangan melotot, biasa aja kalau lagi liatin gue... " kembali mengusap kedua pipi Syihwa.

Ko jantung gue deg-degan gini? berdiri menjauh dari Misey, salting saat ditatapnya.

"Bilang dong, kalau udah selesai. Gue liatin lo kaya gitu, ternyata lo bukan Zombies ya?" Syihwa tertawa kecil, mencari alasan seadanya.

Alasannya kali ini, benar-benar konyol ditambah garing, diluar nalar manusia biasa dan tidak masuk diakal. Tanpa menunggu jawaban.

"Gue pergi duluan." saat mau turun dari tangga, ia berhenti, menengok ke belakang. "Terima kasih." mengambil langkah seribu secepat mungkin menuruni tangga.

"Kenapa ya dia?" Misey menatap ke atas langit.

"Akhir-akhir ini sifatnya semakin menunjukkan perubahan." sesaat mengacak-acak rambutnya sendiri. "Ngomong apa gue barusan? Toa ya tetap Toa, mana mungkin berubah secepat itu." merosot, bokongnya turun ke bawah menyentuh lantai.

* * *

Berlarian sambil menutupi kedua pipi yang berubah menjadi kemerahan dengan kedua telapak tangannya, tanpa sadar Syihwa menekan lukanya sendiri ia meringis kesakitan. Saat mengibas-ngibas telapak tangannya tak sengaja melihat segerombolan K (Kawal, Kiwil, Kawul) pergi menuju belakang sekolah. Langkah kaki Syihwa mengikuti mereka dari belakang, bertemu seseorang, ia terkejut saat di liriknya gadis berambut pendek tertawa membicarakan Ino dan ibunya.

"Ini buat kalian." Sarah memberikan sejumlah uang pada Kawal. "Kerja kalian bagus kali ini, rencana kedua kalian harus pesan anjing yang liar oke."

"Tenang aja Sar, semuanya akan amat terkendali. Coba liat kita susah payah mendapatkan kecoa, tapi hasilnya memuaskan." ucap Kawal.

"Iya, lo benar. Ibunya sampai mohon-mohon lagi, apa lagi si Ino nangis kejer." ucap Kiwil tertawa.

"Terus si Syihwa jatuh sampai berdarah begitu, itu yang bikin gue senang, lucu banget sumpah." tambah Kawul.

Syihwa berusaha mengambil ponsel yang ada disaku seragamnya. Meraih ponsel, langsung merekam pembicaraan mereka. Syihwa menginjak bekas air minum mineral.

Sarah melihatnya langsung menyuruh temannya mengejar gadis yang mengetahui rencananya, ia bersembunyi dibalik tembok kelas kosong tak sengaja ponsel terlepas dari genggamannya.

Melihat ponsel Syihwa terjatuh. Sarah berhenti mengejarnya, gadis itu memiliki rencana untuk mengungkap siapa yang menguping pembicaraannya. Mereka pergi, Syihwa keluar dari sana dengan sangat kecewa. Susah payah merekam Sarah dan kaki tangannya, ponselnya terjatuh.

Gadis itu ceroboh, disaat seperti ini malah menjatuhkan bukti. Tapi, ia tak boleh menyerah. Kembali menuju kelas Ino tampak menyendiri duduk dipojokan paling ujung, Tina dan Tino sibuk adu bacot tentang chat group yang tadi malam. Padil mencoba menghibur Ino namun tidak berhasil, penyebabnya Tina tak ingin jauh-jauh darinya.

Syihwa mendekati Ino memegang pundaknya, menatapnya langsung memeluknya sambil menangis terisak-isak.

Syihwa izin masuk kerungan guru, beralasan mengambil buku tugas. Disana terlihat Sarah sedang berbincang-bincang dengan bu Riska tentang siapa pemilik ponsel itu, ia terus memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan mereka. Bu Riska memasukkan ponselnya ke laci meja.

K.Suni ✓ Minta Like, kritik & sarannya.🤭

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Aku setuju kalau cerita ini up terus

2020-05-16

1

SityJuleha

SityJuleha

Bagus banget ceritanya

2020-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 1# Dia panggil aku siapa?
2 2# Kenalan dulu
3 #3 Kebencian yang sama
4 #4 Siapa Yang Menolongku?
5 5# Orang Aneh!
6 6# Check Up?
7 7# Penasaran
8 8# Temen Jail
9 9# Baik Juga Dia
10 10# Menyadari Sesuatu
11 11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12 12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13 13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14 14# Mulai Memaafkan
15 15# Ternyata Dia
16 16#Pelaku Yang Sebenarnya
17 17# Tidak Mungkin!
18 18# Bukan Aku!
19 19#Terungkap
20 20#Kenyataan Yang Pahit
21 21#Perasaan Yang Mengganggu
22 22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23 23#Kenyataan Yang Pahit
24 24#Tumben Akrab
25 25#Happy Birthday
26 26#Biarkan Gue Disamping Lo
27 27#Maaf
28 28#Kematian Yang Membawa Luka
29 29#Marah Gue Jadinya
30 30#Berbedaan Mereka
31 31#Cobaan Si Pemalas
32 32#Bebanmu Adalah Bebanku
33 33#Akhirnya Dia Tersenyum
34 34#Rahasia Dibalik Topeng
35 35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36 36#Kembalinya Raja Jail
37 37#Kita Tak Mungkin Bersama
38 38#Menjauhlah
39 39#Jangan Lakukan!
40 40# Masih Mencintai
41 41#Mencintaimu selamanya
42 42# Jangan Membenci Dia
43 43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44 44# Siapa Yang Menjemput?
45 45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46 46# Upaya Membujuk Misey
47 47# Amarah Yang Meledak
48 48# Siswa Baru
49 49# Jangan Bersamanya
50 50# Cara Meminta Maaf
51 51# Dia Gila!
52 52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53 53# Ditinggalkan Lagi
54 54# Jangan Menangis
55 55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56 56# Tak Berdaya
57 57# Ingin Mati
58 58# Abaikan Saja Dia
59 59# Dia Adalah?
60 60# Hanya dapat membenci
61 61# Kekecewaan yang mendasar
62 62# Pilihan yang menyakitkan
63 63# Mencari kontak penting
64 64# Percaya dia atau tidak
65 65#Pernyataan
66 Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67 66# Tahun yang dipenuhi tangis
68 67# Melupakanmu
69 68# Melupakan semua tentangnya
70 69# Aktivitas baru
71 70# Hari pertama latihan
72 71# Perasaan seorang ibu
73 72# Mulai terbiasa
74 73# Pikiran yang sulit tenang
75 74# Suaranya
76 75# Waktu yang tepat
77 Author Ganti Akun
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1# Dia panggil aku siapa?
2
2# Kenalan dulu
3
#3 Kebencian yang sama
4
#4 Siapa Yang Menolongku?
5
5# Orang Aneh!
6
6# Check Up?
7
7# Penasaran
8
8# Temen Jail
9
9# Baik Juga Dia
10
10# Menyadari Sesuatu
11
11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12
12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13
13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14
14# Mulai Memaafkan
15
15# Ternyata Dia
16
16#Pelaku Yang Sebenarnya
17
17# Tidak Mungkin!
18
18# Bukan Aku!
19
19#Terungkap
20
20#Kenyataan Yang Pahit
21
21#Perasaan Yang Mengganggu
22
22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23
23#Kenyataan Yang Pahit
24
24#Tumben Akrab
25
25#Happy Birthday
26
26#Biarkan Gue Disamping Lo
27
27#Maaf
28
28#Kematian Yang Membawa Luka
29
29#Marah Gue Jadinya
30
30#Berbedaan Mereka
31
31#Cobaan Si Pemalas
32
32#Bebanmu Adalah Bebanku
33
33#Akhirnya Dia Tersenyum
34
34#Rahasia Dibalik Topeng
35
35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36
36#Kembalinya Raja Jail
37
37#Kita Tak Mungkin Bersama
38
38#Menjauhlah
39
39#Jangan Lakukan!
40
40# Masih Mencintai
41
41#Mencintaimu selamanya
42
42# Jangan Membenci Dia
43
43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44
44# Siapa Yang Menjemput?
45
45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46
46# Upaya Membujuk Misey
47
47# Amarah Yang Meledak
48
48# Siswa Baru
49
49# Jangan Bersamanya
50
50# Cara Meminta Maaf
51
51# Dia Gila!
52
52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53
53# Ditinggalkan Lagi
54
54# Jangan Menangis
55
55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56
56# Tak Berdaya
57
57# Ingin Mati
58
58# Abaikan Saja Dia
59
59# Dia Adalah?
60
60# Hanya dapat membenci
61
61# Kekecewaan yang mendasar
62
62# Pilihan yang menyakitkan
63
63# Mencari kontak penting
64
64# Percaya dia atau tidak
65
65#Pernyataan
66
Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67
66# Tahun yang dipenuhi tangis
68
67# Melupakanmu
69
68# Melupakan semua tentangnya
70
69# Aktivitas baru
71
70# Hari pertama latihan
72
71# Perasaan seorang ibu
73
72# Mulai terbiasa
74
73# Pikiran yang sulit tenang
75
74# Suaranya
76
75# Waktu yang tepat
77
Author Ganti Akun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!