7# Penasaran

Syihwa sudah rapih memakai baju Dres berwarna putih. Mendekati ibunya yang sedang menyiapkan sarapan, menatapnya dan memeluk ibunya.

     "Good morning, mom." seculas senyuman nampak terlihat dari mulutnya.

     Memegang tangan Syihwa. "Sejak kapan jadi semanja ini, perasaan jarang kaya gini." memandang putrinya keheranan.

     "Mulai sekarang setiap pagi kalau kita bertemu, aku akan memeluk ibu." Syihwa memeluk ibunya semakin erat sambil menutup mata.

     Ibunya berusaha kuat dan tegar, membalas pelukan putrinya. "Ibu adalah seorang ibu yang paling beruntung, memiliki putri sebaik dirimu."

     "Aku lebih beruntung, karena menjadi putri ibu yang sangat menyayangiku, tidak seperti ayah yang membuangku begitu saja." wajahnya berubah cemberut menahan kesal.

     Mendengar perkataan putrinya membuat ia merasa sedih. "Sudahlah, jangan dipikirkan ayo sarapan dulu."

* * *

Sampai di rumah sakit Syihwa dan ibunya memasuki ruang pemeriksaan, putrinya di bius tanpa sepengetahuan Syihwa memeriksa dan melakukan pengobatan dalam beberapa jam saat semuanya sudah selesai. Ibunya bicara berdua dengan dokter yang baru saja melakukan pengobatan pada putrinya, keluar dari ruangan dokter dengan wajah sedih.

     Putrinya sadar memanggil ibunya.

     "Ibu... " ucap Syihwa suaranya terdengar lemas dan serak.

     "Sayang kamu udah bangun." tanya ibunya memegang tangan Syihwa.

     "Kapan kita pulang, aku gak betah lama-lama dirumah sakit bu." ia ingin turun dari ranjang.

     "Sekarang sudah boleh pulang, ayo sini ibu bantu." ibunya memegang tangan Syihwa perlahan mereka pergi keluar dari depan pintu rumah sakit.

     Menuju parkiran pulang menaiki mobil Toyota berwarna biru. Sepanjang perjalanan Syihwa menceritakan hari pertamanya masuk sekolah, hingga seorang lelaki yang duduk di sebelahnya berteriak.

     Membuat ibunya tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita putrinya, bagaimana tidak? Dia memperagakan pada setiap bagian lelaki itu terus saja meneriakinya dengan wajah datar dan tatapannya yang sangat dingin.

* * *

Misey memperhatikan pintu masuk kelas namun tidak ada tanda-tanda Syihwa datang, tak sadar Misey mengetuk-ngetuk meja. Bergidig merinding menghentikan ketukannya, dalam keadaan memegang tangan temannya.

     'Kenapa juga gue mikirin Toa.'

     Mata Tino menyipit menatap teman sebangkunya yang sedari tadi memegang tangannya.

     "Misey gue masih waras kali, lo pegang-pegang tangan gue." ucap Tino menatapnya sinis, mengarahkan pandangannya pada tangannya.

     Misey mengikuti arah bola mata Tino, terkejut refleks membanting tangan Tino ke meja keras-keras.

     "WADAAAW!" teriaknya kembali mengejutkan Misey sampai berdiri. "Jahat bener lo, sakit tahu, coba liat! Merah kan?" Memegang tangannya, ikut berdiri, meringis kesakitan, mengibas-ngibas tangannya ke udara.

     PLAK!

     Tangan Tino terasa menampar sesuatu, keras namun terasa empuk. Saat melirik, ia terkejut, melihat wajah Tina berubah merah. Ternyata Tino tidak sengaja menabrakan tangannya ke wajah Tina, sebelum amarah Tina meledak ia secepatnya mencari alasan.

     "Gue yakin, lo dateng kesini pasti membawa kabar atau berita bagus, katakanlah." kata Tino memutar kepalanya untuk menatap Misey yang diam memperhatikan mereka.

     "TI... " menarik nafas berat, mengatur pernafasannya, menghembuskan sekeras mungkin. "NOOO!" teriaknya.

     Membuat Tino menutup telinga, dengan kedua telapak tangannya.

     Misey ikut menutup telinganya, tapi sesuatu mengganggu pikirannya. Teriakan Tina belum bisa menandingi Toa, mungkinkah dia merindukan sifat buruk musuh bebuyutannya.

     Tina menjewer kuping sebelah kiri Tino, sampai memerah.

     "Ampun Tina! Gue gak sengaja, serius." Tino meringis kesakitan.

     Tina mulai menghembuskan nafas sabar, melepaskan telinga sepupunya itu. "Tino, di panggil sama guru BK." ucapnya singkat. "Lo gak ada habis-habisnya bikin masalah, gue yakin hukuman kali ini pasti berat satu kata buat lo... SUKURIN!"

      "Terserah gue dong, masalah?!" Tino pergi dari sana sangat bersemangat.

     Amarah Tina hampir keluar dari batasannya, melihat Padil membuat Tina tersenyum. Misey melangkah pergi dari sana, hampir mendekati pintu keluar.

     Padil membawa buku tugas teman sekelasnya, buku yang di bawanya hampir berjatuhan. Syihwa memegang buku itu, Padil tersenyum padanya. Misey terdiam pada samping pintu sedikit lebih jauh dari mereka.

     "Sini biar gue yang bawa setengahnya." pinta Syihwa menatapnya.

     Padil memberikan setengahnya pada Syihwa yang bersedia membantunya, Tina ingin melangkah mendekati pujaan hatinya. Namun kebelet pipis, panggilan alam tidak bisa diganggu gugat.

     Lelaki itu membulatkan matanya tak percaya. Toa membantu orang lain? Gak salah.

     Menaruh buku-buku diatas meja guru. "Thanks, udah bantuin gue, selama ini gak ada yang bantuin. Jadi beruntung banget lo ada di kelas ini."

     "Iya sama-sama, jangan bilang begitu gue gak sebaik itu. Karena ada seseorang yang menilai gue gak baik." matanya menatap Misey sangat tajam.

     "Siapa sih yang nilai lo tanpa liat sisi baik lo, dia pasti buta mata," ia menunjuk kematanya. "Sama buta hati," menunjuk kedadanya. "Lo udah baik, suka menolong dan cantik. Kenapa orang itu bego ya?"

     Syihwa mengangguk-angguk dengan senyuman lalu berubah menjadi datar menatap Misey. Sedangkan yang ditatap, mengangkat sebelah alisnya kesal menatap Padil.

     "Kemarin kenapa gak masuk?"

     Pertanyaan Padil membuat Misey ingin membuka telinganya lebar-lebar, ingin tahu apa alasannya.

     "Gue harus rutin check up."

     Misey semakin penasaran.

     "Ko check up, emang lo sakit apaan?"

     "Gue juga gak tahu, yang jelas kata ibu gue cuma jaga-jaga aja kalau sakit langsung diobatin."

     "Oh gitu sebentar." Padil memandangi satu kelas. "Kita semua di suruh kumpul di tengah lapangan, jangan banyak tanya karena gue juga gak tahu ayo!" ia keluar dari kelas.

     Syihwa hanya melongo, bingung melihat Padil pergi ke tengah lapangan.

Beri penulis semangat, Kritik, Like & Sarannya🤗

Terpopuler

Comments

🍀Ode Tri🍀

🍀Ode Tri🍀

syihwa kembar yah Thor ?? si toa maksud misey kembara syihwa 🤔🤔 terus sakitnya syihwa akut yah thorrr 🤔 duhhh makin penasaran

2020-06-20

1

Patrick Sinaga

Patrick Sinaga

seru lanjutkan

2019-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 1# Dia panggil aku siapa?
2 2# Kenalan dulu
3 #3 Kebencian yang sama
4 #4 Siapa Yang Menolongku?
5 5# Orang Aneh!
6 6# Check Up?
7 7# Penasaran
8 8# Temen Jail
9 9# Baik Juga Dia
10 10# Menyadari Sesuatu
11 11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12 12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13 13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14 14# Mulai Memaafkan
15 15# Ternyata Dia
16 16#Pelaku Yang Sebenarnya
17 17# Tidak Mungkin!
18 18# Bukan Aku!
19 19#Terungkap
20 20#Kenyataan Yang Pahit
21 21#Perasaan Yang Mengganggu
22 22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23 23#Kenyataan Yang Pahit
24 24#Tumben Akrab
25 25#Happy Birthday
26 26#Biarkan Gue Disamping Lo
27 27#Maaf
28 28#Kematian Yang Membawa Luka
29 29#Marah Gue Jadinya
30 30#Berbedaan Mereka
31 31#Cobaan Si Pemalas
32 32#Bebanmu Adalah Bebanku
33 33#Akhirnya Dia Tersenyum
34 34#Rahasia Dibalik Topeng
35 35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36 36#Kembalinya Raja Jail
37 37#Kita Tak Mungkin Bersama
38 38#Menjauhlah
39 39#Jangan Lakukan!
40 40# Masih Mencintai
41 41#Mencintaimu selamanya
42 42# Jangan Membenci Dia
43 43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44 44# Siapa Yang Menjemput?
45 45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46 46# Upaya Membujuk Misey
47 47# Amarah Yang Meledak
48 48# Siswa Baru
49 49# Jangan Bersamanya
50 50# Cara Meminta Maaf
51 51# Dia Gila!
52 52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53 53# Ditinggalkan Lagi
54 54# Jangan Menangis
55 55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56 56# Tak Berdaya
57 57# Ingin Mati
58 58# Abaikan Saja Dia
59 59# Dia Adalah?
60 60# Hanya dapat membenci
61 61# Kekecewaan yang mendasar
62 62# Pilihan yang menyakitkan
63 63# Mencari kontak penting
64 64# Percaya dia atau tidak
65 65#Pernyataan
66 Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67 66# Tahun yang dipenuhi tangis
68 67# Melupakanmu
69 68# Melupakan semua tentangnya
70 69# Aktivitas baru
71 70# Hari pertama latihan
72 71# Perasaan seorang ibu
73 72# Mulai terbiasa
74 73# Pikiran yang sulit tenang
75 74# Suaranya
76 75# Waktu yang tepat
77 Author Ganti Akun
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1# Dia panggil aku siapa?
2
2# Kenalan dulu
3
#3 Kebencian yang sama
4
#4 Siapa Yang Menolongku?
5
5# Orang Aneh!
6
6# Check Up?
7
7# Penasaran
8
8# Temen Jail
9
9# Baik Juga Dia
10
10# Menyadari Sesuatu
11
11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12
12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13
13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14
14# Mulai Memaafkan
15
15# Ternyata Dia
16
16#Pelaku Yang Sebenarnya
17
17# Tidak Mungkin!
18
18# Bukan Aku!
19
19#Terungkap
20
20#Kenyataan Yang Pahit
21
21#Perasaan Yang Mengganggu
22
22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23
23#Kenyataan Yang Pahit
24
24#Tumben Akrab
25
25#Happy Birthday
26
26#Biarkan Gue Disamping Lo
27
27#Maaf
28
28#Kematian Yang Membawa Luka
29
29#Marah Gue Jadinya
30
30#Berbedaan Mereka
31
31#Cobaan Si Pemalas
32
32#Bebanmu Adalah Bebanku
33
33#Akhirnya Dia Tersenyum
34
34#Rahasia Dibalik Topeng
35
35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36
36#Kembalinya Raja Jail
37
37#Kita Tak Mungkin Bersama
38
38#Menjauhlah
39
39#Jangan Lakukan!
40
40# Masih Mencintai
41
41#Mencintaimu selamanya
42
42# Jangan Membenci Dia
43
43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44
44# Siapa Yang Menjemput?
45
45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46
46# Upaya Membujuk Misey
47
47# Amarah Yang Meledak
48
48# Siswa Baru
49
49# Jangan Bersamanya
50
50# Cara Meminta Maaf
51
51# Dia Gila!
52
52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53
53# Ditinggalkan Lagi
54
54# Jangan Menangis
55
55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56
56# Tak Berdaya
57
57# Ingin Mati
58
58# Abaikan Saja Dia
59
59# Dia Adalah?
60
60# Hanya dapat membenci
61
61# Kekecewaan yang mendasar
62
62# Pilihan yang menyakitkan
63
63# Mencari kontak penting
64
64# Percaya dia atau tidak
65
65#Pernyataan
66
Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67
66# Tahun yang dipenuhi tangis
68
67# Melupakanmu
69
68# Melupakan semua tentangnya
70
69# Aktivitas baru
71
70# Hari pertama latihan
72
71# Perasaan seorang ibu
73
72# Mulai terbiasa
74
73# Pikiran yang sulit tenang
75
74# Suaranya
76
75# Waktu yang tepat
77
Author Ganti Akun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!