17# Tidak Mungkin!

Matahari sore menggantung rendah dilangit, angin bertiup pelan, duduk diatas bangku taman, kedua tangan tanpa memakai perban perlahan mulai sembuh. Syihwa menggenggam sebuah foto, terdapat dua anak kecil yang sedang tersenyum bersama disana. Dirinya dan juga seseorang yang sedang ia tunggu, anak lelaki yang berjanji mengatakan sesuatu padanya. Gadis itu menunggu ditaman, namun... Seseorang yang ia tunggu, tak kunjung datang.

     Saat itu usianya menginjak sebelas tahun, entah mengapa, Syihwa sangat membenci saat-saat itu. Ditinggalkan oleh seseorang yang berarti dihidupnya satu demi satu mereka pergi, dan belum kembali. Terpuruk dalam kesedihan, anak lelaki yang difoto menghampirinya. Memberikan Syihwa semangat dalam menjalani hidup, yang bernama Mexsi perlahan membuatnya tersenyum kembali, membawa kehangatan didalam hatinya. Namun sayang, tidak kunjung datang, seperti menghilang ditelan bumi. Sampai matahari tenggelam, ditelan malam.

     Setiap hari minggu tepat jam empat sore, ia akan duduk dibangku taman, menunggu kedatangan seseorang. Syihwa percaya, jika terus menunggu lelaki itu akan datang dari ujung jalan sana, menghampirinya, lalu akan mengungkapkan perasaan yang selama ini tersimpan sejak usia sebelas tahun. Sampai dia beranjak hampir berusia tujuh belas tahun, tetap setia menantinya disana. Entah sampai kapan...

     Menengok ke arah samping, duduk bersandar dibahu bangku.

     "Kau tahu tidak, hari ini aku kembali?" Syihwa tersenyum datar. "Kapan kau akan duduk disini, bersamaku lagi?" memandang anak lelaki yang tersenyum lebar didalam foto.

     "Aku pindah sekolah, dan tempat ini cukup dekat dengan sekolah baruku." jadi aku hanya perlu berjalan kaki sebentar, tidak seperti dulu saat aku masih tinggal di Cikarang." ia menengok ke sebelah kiri. "Aku harus menaiki bus, pulang malam dan ibuku terus memarahiku."

     "Haha... " ia tertawa kecil.

     "Tapi, gak terasa ya? Waktu cepat berlalu. Aku sudah tumbuh menjadi gadis yang mudah tersenyum dan juga kuat. Tapi... Seperti apa rupamu saat ini? Oh iya, ada seseorang yang sangat mirip denganmu, tapi aku tidak yakin itu kau. Karena sifatnya sangat berbeda denganmu, dia selalu saja meneriakiku sampai-sampai gendang telingaku hampir pecah." ia tertawa kecil kembali.

     Memandang kedepan lurus-lurus...

     "Tapi... Aku merasa dia mulai berubah, dan semakin baik padaku, membuatku nyaman, entahlah jantungku terasa ingin copot saat dia menatapku lekat-lekat. Mexsi, jika kau tak datang-datang! Seseorang akan merebut diriku, darimu."

     "Maka... " kedua bola matanya berkaca-kaca. "Kumohon, datanglah." tes setetes air mata membasahi roknya. "Aku hampir lelah menunggumu, jadi... Kumohon datanglah, Mexsi." Syihwa menangis tersedu-sedu, hari semakin gelap.

* * *

Setelah jam upacara pagi, para siswa diperbolehkan istirahat setengah jam. Seekor anjing melaju cukup kencang ke arah Syihwa, saat anjing itu hampir mendekatinya Misey ingin bertanya berdiri dihadapannya. ARGGH! Menggigit pergelangan kaki Misey, ambruk, jatuh terduduk. Anjing itu lari keluar menuju gerbang belakang sekolah.

     "Aaa!" Misey berteriak kesakitan,

     Membuat Syihwa terkejut, langsung lari menuju ruang uks, kembali mengambil kotak P3K. Jongkok, membuka kotak p3k, gadis itu menyentuh pergelangan kaki Misey yang terluka. Dengan kasar Misey mendorongnya hingga tersungkur, tidak menyerah sama sekali.

     Ia bangkit mencoba menyentuh pergelangan kaki lelaki itu, tetap saja didorong kembali. Saat ke tiga kalinya mengatakan sesuatu, yang membuat suasana hatinya kacau.

     "Lo yang udah bikin gue kaya gini, dan tiba-tiba lo simpatik sama gue." menatap Syihwa. "Seharusnya gue gak kasih lo kesempatan, seharusnya gue gak percaya sama lo! Samapi kapan pun lo gak akan pernah bisa berubah... "

     Syihwa tidak mengerti apa yang baru saja Misey katakan, ia menekuk kedua alisnya, menatap lurus-lurus memandangi wajah Misey terlihat sangat marah.

     "Gue gak tahu apa salah gue. Tapi apa pun itu lo terluka, gue obatin dulu ya? Marahnya nanti aja setelah diobatin." tangannya mencoba menyentuh.

     Dengan kasar Misey menepis tangannya sampai memerah.

     Sarah mendekati mereka pura-pura tidak tahu apa pun, membantu Misey berdiri pergi dari sana. Sebelum pergi meninggalkan Syihwa, lelaki itu melempar gulungan kertas ke wajahnya. Pergi dari sana, gadis itu mengambil kertasnya, kedua matanya membulat, tidak percaya. Air mata pun berlinangan tak sanggup untuk dibendung, Tina, Ino, dan Padil mendekatinya.

     Syihwa memilih pergi dari sana, mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu. Menangis, matanya terasa perih, seperti ada ribuan cabai yang memasuki matanya. Tidak tahu apa-apa tentang pemesanan anjing liar yang mencalaki pergelangan kaki Misey, ingin mencoba menjelaskan, tapi sangat sulit. Mulutnya terasa tertutup rapat saat lelaki itu menatapnya dengan tatapan yang tak biasa, tatapannya kembali seperti saat pertama kali memasuki kelas bersama.

     Bel masuk berbunyi, melangkah masuk ke kelas mau tidak mau Syihwa harus menyudahi tangisannya yang hampir berkepanjangan. Kertas yang Misey lempar ke wajah Syihwa, ternyata bukti pemesanan anjing yang baru saja melukai pergelangan kaki Misey. Siapa yang tega menuduhnya berbuat hal rendahan semacam ini? Menyelidiki, akan tetapi apakah Misey akan percaya padanya? Jangan berpikir yang tidak-tidak. Bagaimana pun juga kesalah-pahaman, harus segera diluruskan secara baik-baik.

     Kedua bola mata Syihwa menatap kosong ke depan papan tulis, bu Riska terus memandangi gadis yang sedari tadi melamun. Ingin rasanya bertanya, belum waktunya perihal pelajaran masih berlangsung. Kini pandangan Syihwa teralihkan pada bangku kosong sebelah kiri paling pojok dibaris ke tiga, tempat duduk Misey yang kosong.

     Dia belum kembali? Apakah dia sakit? Atau lebih buruk, tidak! Pergi jauh-jauh pemikiran seperti itu.

     Jam pulang pukul empat sore, yang lain membereskan peralatan belajar mereka. Sedangkan Syihwa masih melamun disana, Tina ingin bertanya padanya. Akan tetapi Syihwa nampak tidak ingin ditanya, melengos buang muka. Tino mengajak Tina pulang, apa boleh buat mereka keluar dari kelas tanpanya.

     Sepi... Sangat hening.

     "Pasti karena Misey?" ucap bu Riska, menarik bangku kedepan, duduk dihadapannya.

     Syihwa terkejut...

     "E-nggak ko bu." butuh tenaga besar mengucapkannya.

     "Apa pun itu, kamu tetap tidak akan bisa membohongi perasaanmu sendiri. Kejadian tadi sudah tersebar disekolah," kedua bola matanya menatap menerawang. "Ibu yakin kamu bukanlah pelaku yang sebenarnya, jangan memendam perasaan lebih lama." ia menepuk pundak Syihwa pelan, bangkit dari kursi pergi dari sana.

     "Terima kasih, bu... "

     Apa pun yang terjadi Syihwa harus mencari bukti, siapa pelaku yang sebenarnya.

* * *

Didalam gudang sekolah.

“Gawat! Pasti Sarah gak bakal maafin kita.” ucap Kawal serius.

     “Kawul, coba aja lo gak kelilipan. Gak bakal kaya gini!” kata Kiwil ketus.

     “Marah-marah mulu, salah lo sendiri pakai acara maling bedak cewek.” teriak Kawul. “Tertiup angin, arahnya ke mata gue lagi.” cerocos.

     “Kiwil, ngapain si lo maling bedak cewek. Mau menandingi bencong yang suka mendatangi tiap-tiap rumah, nyanyi bak suara jin... terus  kalau gak dikasih duit ngomel.” tanya Kawul.

     “Anjiiir! Gak lah, tadinya buat ngerjain si Kiwil. Dia suka tidur dikelas mau gue bedakin jadi bencong, eh malah kaya gini.” jelasnya panjang kali lebar.

     Kiwil meraih kerah Kawul menonjok, sedetik kemudian langkah kaki Sarah mendekat. Mereka saling bertatapan satu sama lain, mencari-cari alasan.

     “Gue senang banget hari ini…” Sarah duduk disebelah Kawal, tersenyum bahagia.

     Kawal, Kiwil dan Kawul. Saling bertatapan kembali, menggeleng-geleng kepala tersenyum licik. Mereka tidak perlu mencari-cari alasan lagi, karena suasana hati Sarah sedang bagus.

    “Kenapa? Cerita dong.” pinta Kawal berbohong.

     “Aaah itu,” Sarah sedikit malu menceritakannya. “Hmm… Begini, Misey tadi digigit. Gue bantuin dia, terus dia minta gue buat jadi mata-mata.” tersipuh malu. “Gue minta no nya aja langsung dikasih, pokoknya tugas kalian awasin terus gerak-gerik cewek itu.”

     Tanpa menjawab, mereka mengangguk patuh setuju dengan perintahnya.

     “Malam ini akan menjadi malam yang paling gak akan cewek itu lupa, tugas kali ini gak boleh gagal.” lanjut Sarah.

     “Beres Sar, lo tenang aja.” celoteh Kawal.

    Mereka semua tersenyum licik, sedangkan Kawul tertawa sendiri sampai batuk-batuk. Yang lain menatap tajam ke arah cowok itu, tersenyum pasrah menunjuk anjing yang sedang menjilat kantong belakang yang berada dibokongnya. Ternyata mendapati makanan anjing, lupa memberinya makan, tawa yang lain langsung meledak.

Beri penulis semangat, Like, kritik dan sarannya. Terima kasih🤗

Terpopuler

Comments

🍀Ode Tri🍀

🍀Ode Tri🍀

Sarah kelewatan 😠😠

2020-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 1# Dia panggil aku siapa?
2 2# Kenalan dulu
3 #3 Kebencian yang sama
4 #4 Siapa Yang Menolongku?
5 5# Orang Aneh!
6 6# Check Up?
7 7# Penasaran
8 8# Temen Jail
9 9# Baik Juga Dia
10 10# Menyadari Sesuatu
11 11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12 12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13 13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14 14# Mulai Memaafkan
15 15# Ternyata Dia
16 16#Pelaku Yang Sebenarnya
17 17# Tidak Mungkin!
18 18# Bukan Aku!
19 19#Terungkap
20 20#Kenyataan Yang Pahit
21 21#Perasaan Yang Mengganggu
22 22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23 23#Kenyataan Yang Pahit
24 24#Tumben Akrab
25 25#Happy Birthday
26 26#Biarkan Gue Disamping Lo
27 27#Maaf
28 28#Kematian Yang Membawa Luka
29 29#Marah Gue Jadinya
30 30#Berbedaan Mereka
31 31#Cobaan Si Pemalas
32 32#Bebanmu Adalah Bebanku
33 33#Akhirnya Dia Tersenyum
34 34#Rahasia Dibalik Topeng
35 35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36 36#Kembalinya Raja Jail
37 37#Kita Tak Mungkin Bersama
38 38#Menjauhlah
39 39#Jangan Lakukan!
40 40# Masih Mencintai
41 41#Mencintaimu selamanya
42 42# Jangan Membenci Dia
43 43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44 44# Siapa Yang Menjemput?
45 45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46 46# Upaya Membujuk Misey
47 47# Amarah Yang Meledak
48 48# Siswa Baru
49 49# Jangan Bersamanya
50 50# Cara Meminta Maaf
51 51# Dia Gila!
52 52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53 53# Ditinggalkan Lagi
54 54# Jangan Menangis
55 55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56 56# Tak Berdaya
57 57# Ingin Mati
58 58# Abaikan Saja Dia
59 59# Dia Adalah?
60 60# Hanya dapat membenci
61 61# Kekecewaan yang mendasar
62 62# Pilihan yang menyakitkan
63 63# Mencari kontak penting
64 64# Percaya dia atau tidak
65 65#Pernyataan
66 Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67 66# Tahun yang dipenuhi tangis
68 67# Melupakanmu
69 68# Melupakan semua tentangnya
70 69# Aktivitas baru
71 70# Hari pertama latihan
72 71# Perasaan seorang ibu
73 72# Mulai terbiasa
74 73# Pikiran yang sulit tenang
75 74# Suaranya
76 75# Waktu yang tepat
77 Author Ganti Akun
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1# Dia panggil aku siapa?
2
2# Kenalan dulu
3
#3 Kebencian yang sama
4
#4 Siapa Yang Menolongku?
5
5# Orang Aneh!
6
6# Check Up?
7
7# Penasaran
8
8# Temen Jail
9
9# Baik Juga Dia
10
10# Menyadari Sesuatu
11
11# Asal-asalan Jadi Penyesalan
12
12# Kalau Di Bilangin Patuh!
13
13# Yang Salah Siapa, Yang Dimarahin Siapa
14
14# Mulai Memaafkan
15
15# Ternyata Dia
16
16#Pelaku Yang Sebenarnya
17
17# Tidak Mungkin!
18
18# Bukan Aku!
19
19#Terungkap
20
20#Kenyataan Yang Pahit
21
21#Perasaan Yang Mengganggu
22
22#Apa Kita Bisa Saling Percaya
23
23#Kenyataan Yang Pahit
24
24#Tumben Akrab
25
25#Happy Birthday
26
26#Biarkan Gue Disamping Lo
27
27#Maaf
28
28#Kematian Yang Membawa Luka
29
29#Marah Gue Jadinya
30
30#Berbedaan Mereka
31
31#Cobaan Si Pemalas
32
32#Bebanmu Adalah Bebanku
33
33#Akhirnya Dia Tersenyum
34
34#Rahasia Dibalik Topeng
35
35#Alasan Yang Mengungkap Perasaan
36
36#Kembalinya Raja Jail
37
37#Kita Tak Mungkin Bersama
38
38#Menjauhlah
39
39#Jangan Lakukan!
40
40# Masih Mencintai
41
41#Mencintaimu selamanya
42
42# Jangan Membenci Dia
43
43# Kisah Cinta Yang Pernah Ada
44
44# Siapa Yang Menjemput?
45
45# Cinta Masa Lalu Hafis Dan Syahwa
46
46# Upaya Membujuk Misey
47
47# Amarah Yang Meledak
48
48# Siswa Baru
49
49# Jangan Bersamanya
50
50# Cara Meminta Maaf
51
51# Dia Gila!
52
52# Kecelakaan Yang Tak Disengaja
53
53# Ditinggalkan Lagi
54
54# Jangan Menangis
55
55# Setelah Ditinggalkan Ayah
56
56# Tak Berdaya
57
57# Ingin Mati
58
58# Abaikan Saja Dia
59
59# Dia Adalah?
60
60# Hanya dapat membenci
61
61# Kekecewaan yang mendasar
62
62# Pilihan yang menyakitkan
63
63# Mencari kontak penting
64
64# Percaya dia atau tidak
65
65#Pernyataan
66
Saya minta maaf, dan memutuskan memulai kembali untuk menulis cerita ini
67
66# Tahun yang dipenuhi tangis
68
67# Melupakanmu
69
68# Melupakan semua tentangnya
70
69# Aktivitas baru
71
70# Hari pertama latihan
72
71# Perasaan seorang ibu
73
72# Mulai terbiasa
74
73# Pikiran yang sulit tenang
75
74# Suaranya
76
75# Waktu yang tepat
77
Author Ganti Akun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!