Tiba didepan ruang guru, Syihwa menarik nafas berat, melangkah masuk menemui pak Selamet. Membawa bukti, ketika berhadapan dengan guru yang ditujunya ia terdiam cukup lama. Sampai pak Selamet menggebrak meja, tentu saja Syihwa terkejut, mengelus dada.
"Sa-saya... Ingin membuktikan kantin ibu Ino itu bersih pak, gak ada kecoanya." gumamnya mengerutkan kening.
"Kamu punya bukti? Jika tidak ada, jangan ganggu bapak!" berteriak.
"Ada ko pak, ini." Syihwa menyodorkan ponselnya.
Pak Selamet meraih ponselnya, mulai mendengar suara dari dalam sana.
"Kawul, lo jaga didepan pintu. Jangan ada sampai yang masuk, gue mau konsentrasi."
"Lo tenang aja Kawal."
"Dan lo, Kawil. Karena air kerannya sering macet, lo harus ikut gue ke dalam."
"Kawal, gak kira-kira kalau bagi tugas. Kawul enak jaga didepan. Lah gue... Nemenin lo buang air besar, kebangetan lo. Bau pasti."
"Bawel lo, udah ikut aja."
"Selamat bersenang-senang Kawil."
"Diam lo, Kawul!"
Ternyata yang pak Selamet dan Syihwa dengar, bukan sebuah bukti. Melainkan ocehan Kawal, Kiwil dan Kawul yang sedang berada didepan pintu kamar mandi.
Bukan main! Wajah pak Selamet mulai memerah menatap Syihwa, gadis itu tidak mampu menjelaskan apa pun lagi.
"Bukti macam apa ini!" bentaknya. "Kalau tidak punya bukti," mengatur pernafasannya. "KEL- "
"Saya punya buktinya, pak." ucap Misey dari kejauhan, berlari kecil mendekati mereka.
"Mana?!" teriaknya. "Jangan main-main dengan bapak!" menatap Syihwa lalu melirik ke arah Misey.
"Ada, tapi bukan disini... " ungkap Misey.
***
Sarah mendapatkan hukuman, setelah terbukti bahwa Ino dan ibunya sama sekali tidak melakukan seperti apa yang dituduhkan oleh Sarah. Rekaman yang berada diponsel Syihwa telah dihapus diganti dengan suara Kawal, Kiwil dan Kawul. Misey mengetahui disana terpasang CCTV, saat pak Selamet melihat dengan mata kepalanya sendiri. Kecewa, terhadap putri kepala sekolah yang selalu dibangga-banggakan ayahnya.
Sarah dihukum meminta maaf pada Ino dan juga ibunya didepan semua orang yang berada disana, terpaksa patuh jika tidak ayahnya akan mengeluarkannya dari sekolah dipindahkan ke luar negeri. Setelah menjalani hukuman, Sarah semakin kesal, baru pertama kalinya dipermalukan seperti itu. Terlebih didepan ayahnya sendiri, ia tidak boleh tinggal diam. Seseorang harus bertanggung jawab, seseorang yang harus merasakan lebih parah dari apa yang ia rasakan.
* * *
"Makasih banyak ya, lo tadi udah dateng tolongin gue?" menatap Misey sedetik, langsung membalikan badannya menunduk. "Gue gak tahu, hukuman apa yang bakal bikin gue malu... Terima kasih Sey."
Syihwa merasa sedari tadi mengoceh sendirian, tidak ada jawaban sama sekali dari orang yang berada dibelakangnya. Ia menengok ke belakang, benar saja! Kedua alisnya tertekuk, lelaki itu tidak ada disana.
Kemana dia pergi? Dicampakan? Yang benar saja, saat ia kembali menengok.
Deg...
Tepat didepan wajahnya. Misey menatapnya, seculas senyuman nampak terlihat jelas. Angin bertiup cukup kencang, menerbangkan rambutnya yang panjang, terpaku diatas atap lantai tiga. Tanpa bicara sepatah kata pun, Syihwa mematung cukup lama, secepatnya berbalik arah membelakangi lelaki itu. Tanpa menunggu jawaban darinya, ia lari menuruni tangga.
Misey melongo...
Syihwa mengangkat lengannya keatas, menempelkan telapak tangannya ke dada, lambat-laun mulai merasakan degup jantungnya, ia sangat resah. Apa yang sedang ia rasakan sekarang? Setelah sekian lama, merasakan hal yang membuatnya tidak bisa berfikir dengan tenang, hanya terus merasakan jantungnya yang meloncat-loncat. Apakah mulai merasakannya lagi, terus saja mengganggu pikirannya.
"Disini rupanya, kenapa lari?" Misey mengajukan pertanyaan. "Gue kaya orang bego tadi, liat tingkah konyol lo." menatap gadis itu.
Bingung, harus jawab apa? Masa iya Syihwa berkata jujur, yang ada Misey akan berfikir yang tidak-tidak tentangnya, jangan! Jangan katakan apa pun. Kendalikan dirimu Syihwa.
"Ng-nggak apa-apa, tadi gue... Gue kebelet buang air kecil, iya itu aja." wajahnya berubah ambigu.
"Terus... Ngapain disini? Katanya kebelet pipis?" kembali bertanya.
"Nyari kamar mandi, dimana ya?" hanya itu yang bisa ia jadikan alasan.
"Ikut."
Misey memimpin didepan sedangkan Syihwa mengikutinya dari belakang, berjalan sembari menunduk itulah yang menjadi kebiasaannya sekarang. Cukup jauh berjalan, Misey berhenti melangkah. Gadis itu menabrak punggung lelaki yang sedang berdiri dihadapannya, Misey menengok.
"Lo gak biasanya kaya gini? Kamar mandi aja gak ingat letaknya dimana, gua kasih tahu taraaa... Ini adalah kamar mandi wanita." ungkapnya mengangkat tangan seperti mempersembahkan sesuatu.
Syihwa berlari kecil kekamar mandi. "Terima kasih, lo boleh pergi."
Seperti biasa Misey hanya bisa memasang wajah bodohnya yaitu melongo.
Didalam kamar mandi Syihwa bolak-balik, ia sudah cukup lama berada disana. Keningnya berkerut, hampir sepuluh menit ia berada disana. Akhirnya memutuskan untuk keluar, memegang gagang pintu pelan, membuka pintu, menjulurkan kepalanya, menengok ke berbagai arah. Bernafas lega bersyukur Misey sudah tidak terlihat mungkin menghilang, melangkah dengan perasaan lega.
Gak mungkinlah! Misey mau menunggu, apa lagi berlama-lama disana. Senyum-senyum sendiri, memikirkan seseorang yang mulai menghangatkan hatinya.
"Persyaratan yang gue ajuin tadi malem, belum lo tepatin." ucap seseorang dibalik tembok, melangkah keluar mendekat.
"Misey! Persyaratan apa?" tanya Syihwa terkejut.
Ternyata Syihwa salah, Misey masih menunggunya disana. Dia juga sangat perhitungan, ingatannya tajam, ia yakin kali ini tidak akan bisa lolos. Misey menatapnya lekat-lekat, tidak habis pikir kenapa lelaki itu menatapnya seperti akan menelan dirinya saja.
"Lo harus bisa meraih sepuluh besar pada semester kali ini, gue akan anggap lo sebagai teman... " tanpa menunggu jawaban darinya, Misey pergi dari sana.
"Lo tenang aja, gue pasti bisa masuk tiga besar." berteriak sembari melambai-lambaikan tangan kananya, tersenyum manis.
Misey menengok sebentar melihat gadis yang sedang tersenyum, tidak lama lagi lelaki itu akan tertawa jika sampai Toa gagal. Namanya juga kebencian dari umur sebelas tahun, tidak akan mudah untuk dilupakan begitu saja. Sangat sulit, tidak! Sangat, sangat bahkan jauh lebih sulit. Dari dugaannya, kembali melanjutkan langkahnya.
Beri penulis semangat, Like, kritik dan sarannya. Terima kasih🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Min Gblk
Kasian Si Syihwa dijebak si idiot '"K"
2020-01-13
1