Bukan Wanita Biasa
Tok! Tok!
"Masuk!" balas Dara menatap ke arah pintu.
Seorang pria dengan baju dinas Kepolisian Indonesia masuk dengan gagah dan tampan, memberi hormat sekilas, "Bu, operasi akan dijalankan malam ini! Apakah Ibu akan ikut?" tanya Serka Danu.
"Tentu saja!" balas Dara Sasmita wanita cantik dengan tinggi diatas rata-rata wanita Indonesia. Ia meletakkan Novel yang baru saja dibaca dan dibelinya, "ah, sial! Lagi nanggung ini bacanya," sungut Sasmita meraih pistol dari laci dan menyelipkan di pinggang juga meraih jas, mengikuti Serda Danu.
"Um, memang novel baru lagi, Bu?" tanya Danu melirik ke novel yang tergeletak begitu saja di atas meja.
"Ya," balas Dara dingin, ia terkenal dengan sifatnya yang sedingin salju membuat semua anggotanya langsung diam dan tak berkutik.
"Apakah Jimmy sudah di tempat?" tanya Dara.
"Sudah, Bu! Tikus sudah mulai masuk lumbung padi," balas Danu.
"Bagus! Aku sudah muak dengan tingkah gembong narkoba ini, mereka sudah menjual dadah kepada anak-anak, membuat rusak generasi muda saja!" umpat Dara, "aduh, gimana kelanjutan kisah Jia jia, jahat banget tuh si Li phin!" batin Dara kesal, membayangkan apa yang dilakukan oleh Li Phin di dalam novel yang baru saja dibacanya.
Dara dan semua anggotanya menaiki mobil patroli menuju ke sudut Kota Medan yang hiruk pikuk di daerah Binjai, "Apakah di perkebunan tebu kalian memerangkap tikus sialan itu?" ujar Dara.
"Iya, Bu! Sesuai dengan rencana!" ujar Danu di balik setir.
"Aku harap tidak ada yang berkhianat malam ini, aku tidak ingin salah satu dari kita akan celaka. Apakah kalian sudah menyiapkan semua senjata?" tanya Dara.
"Sudah, Bu!" balas Danu.
Keduanya diam di dalam deritan mobil yang terus melaju kencang membelah malam pekat. Sesampainya di titik persembunyian Dara dan semua anggotanya mulai merayap di balik kebun tebu dan bertemu dengan semua anggota yang sudah mengepung wilayah tersebut.
"Sial, mereka benar-benar melakukan transaksi narkoba di sini!" bisik Dara melihat dari balik teropong. Ia melihat dua orang pria dengan tampilan jas mewah langsung mengangsurkan koper penuh barang haram yang merupakan serbuk putih berkilau tertimpa cahaya rembulan dan cahaya lampu seadanya selain itu kedua pria tersebut saling bertukar uang dan barang haram tersebut saling tertawa dan berangkulan.
"Suruh sniper melakukan tugasnya, tembak mati saja!" geram Dara.
Danu langsung berbicara via earphone.
"Aaa!" salah satu pria memakai jas dengan barang haramnya langsung terkapar jatuh ke tanah ambruk kehebohan mulai terjadi di depan.
"Kalian menjebak kami!" teriak salah satu penjahat sehingga adu tembak terjadi di depan mereka.
"Serang!" teriak Dara melompat ke depan dengan dua pistol di tangannya.
Dor! Dor!
Suara tembakan bergema, ia terus berlari menghujamkan pistol ke arah musuh. Secepatnya Dara dan pasukan mulai berhasil meringkus penjahat, sayangnya seorang kepala gembong penjahat kabur dengan koper uang di tangannya.
"Berhenti atau aku tembak!" teriak Dara mengejar musuh. Namun, si pria sangar tersebut berlari melompati semak kebun tebu membuat Dara mengejar musuhnya. Dor!
Sebuah peluru menghujam ke dada Dara ia ambruk seketika.
"Kau!" lirih Dara melihat Jimmy salah satu Bribda-nya melayangkan tembakan tepat di belakang tubuh Dara. Seketika pusaran waktu di sekitar Dara berputar tanpa ujung membuatnya terlempar ke suatu tempat.
Buk! Buk!
Seseorang memukuli dan menyeret tubuhnya mencampakkannya ke sebuah gudang. Dara tak mampu lagi berpikir hingga ia jatuh pingsan.
"Obati lukanya! Aku tidak ingin dia meninggal, bagaimanapun dia putri seorang menteri pertahanan!" ujar seorang pria dengan pakaian kerajaan salah satu Tiongkok.
"Siapa mereka? Apakah aku sudah berada di neraka?" batin Dara jatuh pingsan.
Seorang tabib tua langsung mengobati luka Dara, mereka membebat luka Dara dengan kain kasa seadanya dan membalurkan ramuan yang ditumbuk di sebuah lesung batu kecil. Tabib tua tersebut meminumkan cairan kental berwarna hijau ke mulut Dara.
"Aku harap besok Li Phin bisa siuman dan lukanya segera membaik, kasihan gadis ini. Ia terlalu mengejar Tuan Muda ke-2, hah!" ucap si tabib mengajak asistennya meninggalkan penjara di bawah tanah yang dingin.
Byur!
Seseorang menyiramkan seember air dingin ke wajah dan tubuh Dara. Membuat ia terbatuk, "Uhuk! Uhuk! Hei, apa yang kau lakukan?" teriak Dara marah.
"Hahaha, bangun kau! Tuan Jin Wo memintamu untuk ke ruangannya," balas seorang prajurit.
"Apa? Jin Wo? Ya, ampun! Aku benar-benar masuk neraka!" batin Dara menciut.
Ia berusaha untuk berdiri tetapi ia tidak mampu tubuhnya lemas tak berdaya, "Ya, Tuhan! Apa yang terjadi denganku?" batin Dara. Dua orang prajurit menyeretnya meninggalkan penjara. Dara melihat ia tidur dengan beralaskan jerami ditumpuk menjadi sebuah tilam.
"Pantas saja, sekujur tubuhku gatal-gatal!" umpatnya.
"Apa kau bilang?" teriak pengawal melayangkan pukulan ke punggung Dara dengan sebuah cambukan.
"Aaa! Hentikan, brengsek! Aku akan mencincangmu nanti!" ancam Dara. Namun si prajurit masih terus memukulnya, malah tubuh Dara sudah tidak sanggup untuk menahan segalanya ia malah diseret menuju ke aula di mana semua orang berjejer ingin menghakiminya.
"Berlutut!" teriak seseorang. Dara tidak ingin berlutut dan sekali lagi seorang prajurit menendang lutut hingga ia langsung jatuh berlutut. Darah menguncur dari balik punggung dan sudut bibir Dara.
"Hari ini kita akan mengadakan pengadilan kepada Li Phin putri dari Tuan Menteri Pertahanan Kekaisaran Donglang Li Sun," ujar seorang pembuka acara.
"Apa? Li Phin? Siapa Li Phin? Apakah aku? Sialan! Mengapa aku bisa berada di dalam novel?" batin Dara berusaha menajamkan indra penfengarannya, "ya, ampun! Jangan-jangan Li Phin tertangkap karena berusaha mengejar Pangeran Liang Si?" batin Dara mau pingsan.
"Li Phin sebagai wanita kamu sungguh tidak pantas mengejar seorang pria yang sudah memiliki tunangan. Apakah kau ingin dijadikan selir oleh Liang Si?" tanya seorang pria yang begitu arif di depannya duduk di sebuah kursi dengan meja dan kertas-kertas di sana.
"Apa? Aku tidak akan menjadi selir siapa pun!" balas Dara.
"Sopanlah! Jika kau berbicara kepada Pejabat Liang! Dia adalah penasihat kerajaan Donglang," ucap seorang prajurit melayangkan cambukan!
"Hentikan!" teriak Liang Bao.
"Aku tidak akan menikahi wanita ini, Yang Mulia, Ayahanda!" ujar seorang pria memasuki aula. Dara melihat seorang pria berpakaian sutra putih bersih sangat tampan seperti film-film Tiongkok yang pernah ditontonnya di serial kolosal televisi.
"Apakah dia Liang Si? Pantas saja Li Phin sialan ini, jatuh cinta! Lalu … mengapa aku yang bisa menjadi Li Phin? Hei, Li Phin! Ke mana kau?" batin Dara mencari jejak Li Phin di benaknya.
Namun, Dara tidak menemukan siapa pun di sana selain dirinua, "matilah, sudah!" batin Dara bingung.
"Asi! Bagaimanapun Li Phin putri dari Menteri Pertahanan Donglang, dia banyak berjasa. Kita harus memandang wajah Tuan Lin Sun," ujar Liang Bao.
"Tapi, Ayahanda! Aku benar-benar terganggu dengan kehadirannya yang selalu menggangguku dan Nona Jia Jia!" balas Liang Si.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
ANNTIE
/Smile/
2024-03-02
0
Aya Vivemyangel
Liat aja klau si badas dah beraksi 😏
😂😂😂
2023-05-22
1
Beby Pricillya♓♓
hadir anak Medan amplas
2023-05-19
1