Pria Kejam Yang Merampas Kehormatan Ku.
" Hentikan! hentikan! jangan lakukan hentikan! kalian benar-benar jahat hentikan, mama, mama.. mama...mama....." teriak Aditya bangun dari tidurnya dengan rasa terkejut di tubuhnya. Aditya langsung duduk.
" Mama," lirihnya dengan napasnya tersengal-senggal. Keringat bercucuran membasahi wajahnya ketika sadar dari mimpi buruknya.
Aditya menutup wajahnya dengan ke-2 tangannya. Lalu menghapus kasar sampai kerambutnya. Beberapa kali Pria tampan itu membuang napas dengan perlahan.
Mimpi buruk yang sering menghampiri tidurnya. Ketika bangun dia hanya akan merindukan sosok yang di panggilnya tadi.
Tanpa berpikir lama-lama, tidak ingin larut dalam kerinduan. Aditya menyibak kasar selimut dari tubuhnya dan bangkit dari ranjang besar itu.
Aditya menuruni anak tangga menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil air mineral. Aliran air itu terlihat di tenggorokan Aditya. Aditya mengambil tisu dan mengusap Wajah tampannya yang masih berkeringat.
" Maaf, mama mungkin mama masih belum tenang," batin Aditya yang terus berpikiran dengan mamanya.
Aditya melihat jam yang menggantung dingding dan melihat masih pukul 7 pagi. Aditya menuju ruang tamu, duduk di sofa dan menghidupkan TV.
..." Pemirsa pengusaha Heriyawan seorang Pembisnis sukses di nyatakan sebagai tersangka kasus pencucian uang, selain itu Heriyawan juga di laporkan sebagi kasus pelecehan seksual terhadap beberapa karyawannya, dan polisi resmi menjadikan beliau tersangka. Pemutusan pengadilan akan di tentukan Minggu depan, Heriyawan akan di ancam hukuman mati atau penjara seumur hidup," tutur kata penyampai berita dengan lancar dengan wajah serius....
Aditya tersenyum miring. Bukan karena wanita cantik yang ada di layar televisi atau karena kelancaran pembawa berita tersebut.
Tetapi yang membuat Aditya tersenyum miring dengan informasi yang di sampaikannya. Aditya mengambil remote dan mematikan televisi tersebut.
" Hukuman mati dengan tersiksa itu yang adil untuk Pria bejat seperti mu," desis Aditya kembali meneguk minumannya belum terlalu puas dengan apa yang barusan di lihatnya.
" Tidak mama datang hanya ingin mengatakan itu, tenanglah ma, meski sangat terlambat. Tetapi mama akan segera mendapat ke adilan," batin Aditya dengan matanya yang memerah.
Setelah menenangkan dirinya sebentar Aditya memasuki kamar mandi. Menghidupkan shower mandi di bawah guyuran shower, sambil mencuci rambutnya dengan ke-2 tangannya.
Aditya sudah rapi dengan stelan kemeja putih dan jas hitamnya, Aditya memakai jam tangannya berdiri di depan cermin. Setelah merasa sempurna. Aditya langsung keluar dari kamarnya.
Aditya menuruni anak tangga, ternyata sudah ada seorang Pria yang menunggunya, dengan pakaian yang rapi juga.
" Selamat pagi tuan," sapa Bion menundukkan kepalanya.
" Hmm," sahut Aditya berdehem.
" Bagaimana kelanjutan beritanya?" tanya Aditya yang pasti Bion sudah tau apa maksud Aditya.
" Seluruh asetnya di sita, selain itu beberapa pengacara mundur dari kasusnya dan kemungkinan Heriyawan akan di hukum sesuai perbuatannya," jelas Bion, Aditya mendengus mendengarnya.
" Lalu apa ada orang yang terseret dalam kasusnya?" tanya Aditya.
" Polisi belum menemukannya tetapi mungkin ada," jawab Aditya.
" Wanita serakah itu, pasti bermain cantik, agar tidak ketahuan," desis Aditya.
" Kau terus awasi Rebecca dan juga putranya!' perintah Aditya.
" Baik tuan," jawab Bion.
" Kita kepemakaman! perintah Aditya.
" Baik tuan," jawab Bion menundukkan kepalanya.
Bion mengikuti langkah sang atasan sampai memasuki mobil. Sebelum memasukkan mobil Aditya menghentikan langkahnya.
" Kita menemui kakek," titah Aditya mengubah arah tujuannya. Dion menundukkan kepalanya. Aditya memasuki mobil sang asisten menutup pintu mobil.
***********
Jakarta di pagi hari penuh dengan kemacetan, suara bising klakson para pengendara yang tidak sabaran untuk melintasi.
Begitu juga dengan wanita muda yang berjalan terburu-buru. Felly gadis 22 tahun itu beberapa kali mengusap keringatnya dengan punggung tangannya yang sudah bercucuran di dahinya. Berjalan terburu-buru dengan banyaknya kantung plastik yang besar di pengangnya dengan isi yang penuh dan sepertinya sangat berat.
" Kenapa aku bisa kesiangan bagaimana jika aku di marahi," ucapnya berlari agar mempercepat langkahnya membawa barang-barang itu.
Felly menyebrang jalan dengan sembarangan karena yang dipikirannya hanya bagaimana caranya cepat sampai.
Chitttt suara rem mobil terdengar kuat. Saat tubuh kecil itu hampir tertabrak.
" Ahhhhh," teriak Felly menghentikan langkahnya tepat di depan mobil itu dengan ke-2 tangan menyilang di wajahnya.
Napasnya naik turun saat menyadari dirinya hampir kehilangan nyawanya.
" Syukurlah," gumamnya dengan wajah pucat.
" Sial, ada apa itu?" tanya Adita yang berada di belakang Bion dan kepalanya terbentur kebelakang jok mobil. Akibat rem mendadak.
" Maaf tuan, ada wanita yang nyebrang sembarangan," ucap Dion.
Aditya menggerakkan kepalanya ingin melihat siapa yang menghalangi jalannya. Dia hanya melihat wanita berpenampilan sederhana yang memegang dadanya dengan napas yang naik turun.
Karena merasa bersalah Felly menundukkan kepalanya seakan meminta maaf dan langsung pergi. Dia tidak punya waktu untuk meminta maaf dengan mengeluarkan suara.
Mata Aditya yang penuh kekesalan hanya melihat kepergian Felly.
" Dasar ceroboh, apa nyawanya sangat banyak," desis Aditya yang melihat Felly berjalan terburu-buru dan bahkan hampir tertabrak sepeda motor.
Aditya melihatnya mengelengkan kepala masih sambil mengusap dahinya sakit.
" Jalan!" Perintah Aditya.
" Baik tuan," jawab Bion langsung melajukan mobilnya.
***********
Mobil mewah berwarna biru itu memasuki gerbang utama. 2 penjaga membuka gerbang tinggi yang menjulang ke atas. Saat mobil yang pasti mereka kenal memasuki gerbang utama. Ke-2 penjaga itu menundukkan kepala.
Sangking luasnya kediaman Harison. Butuh waktu 2 menit sampai ke depan pintu utama. Di pintu utama sudah banyak para bodyguard yang berdiri tegap dengan headset masing-masing di 1 telinga.
Rumah besar bak istana itu memang di jaga ketat para bodyguard dan juga banyak para pelayan yang bekerja di sana.
Salah satu Bodyguard mengambil alih dan langsung membukakan pintu mobil. Agar tuan mereka keluar dari mobil itu.
Aditya merapikan jasnya lalu keluar dengan langkah Arrogant memasuki rumah tersebut. Beberapa pelayan yang berbaris menundukkan kepala.
Aditya langsung menghampiri meja makan. Terlihat kakek tua yang duduk di kursi utama dengan memegang tongkatnya sebagai bahannya berjalan.
Ada seorang wanita paruh baya yang memiliki tatapan tajam yang begitu menusuk. Wanita yang selalu berpenampilan mewah dan sangat berkelas.
Dengan pria yang duduk di sampingnya yang usianya lebih muda setahun darinya. Damar Harison. Anak dari wanita yang sekarang sarapan dengan santai.
Kedatangan Aditya membuat Damar melihat sebentar. Begitu juga dengan wanita yang memiliki rambut pendek tersebut. Tatapan wanita itu jelas sangat tidak suka melihat Aditya yang sudah berdiri di samping Kakek tua tersebut.
" Kau terlambat!" ucap sang kakek tersebut dengan santai meneguk kopi kesukaannya.
" Maaf kek, tadi jalanan macet," jawab Aditya menundukkan kepalanya dengan ke-2 tangan mengatup di bawah di bawah pinggangnya.
" Duduk lah!" Perintah kakek tua itu dengan nada yang berwibawa.
" Kenapa dia harus datang, seharusnya anak ini tidak pulang kerumah ini," batin wanita yang berpakaian serba hitam itu yang sangat tidak suka melihat kehadiran Aditya.
1 pelayan menuangkan Aditya teh. Aditya langsung meneguk dengan santai.
" Apa kabarmu Aditiya, kenapa pulang tidak memberitahu?" tanya wanita itu basa-basi sambil meneguk secangkir teh. Melihat Aditya sebentar dengan mata sinisnya.
" Apa dia sedang bertanya kepadaku," Aditya tersenyum di dalam hatinya. Ragu dengan wanita yang menjadi ibu tirinya itu.
" Kau tidak menjawab pertanyaan mamamu," sahut Harison.
Aditiya tersenyum miring saat di berikan suasana dari wanita ular di depannya. Wanita yang pintar bersandiwara dan wanita yang menghancurkan keluarganya.
" Aku baik-baik saja. Apa lagi ketika mendengar berita tadi pagi," jawab Aditya sinis.
Rebecca mendengar jawaban itu menghentikan minimumnya. Perkataan Aditya seakan membuatnya marah. Marah yang tidak bisa di lampiaskan saat itu. Tetapi jelas Aditya menikmati wajah yang dengan sekejap berubah eksperesi menjadi tegang.
Damar yang berada di samping Rebecca melihat sang mama sebentar. Lalu melihat ke arah Aditya yang melihat mamanya dengan ada kepuasan sendiri.
Bersambung.......
...Vote, Like, koment, aku selalu menunggu terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
Ainieee
mampir yuuuk
2023-01-15
0
Devia Ratna
mampir yuk
2022-12-06
0
Erni Cahaya Nst
lanjut thor and smangaat
2022-11-11
0