12

Bus sekolah meluncur menuju the Lodge Maribaya yang letaknya tidak terlalu jauh dengan kampus Limerick Hull. Warga sekolah akan melakukan kegiatan persami dalam rangka serah terima jabatan pengurus OSIS dan Ketua Ekstrakurikuler lama kepada Anggota baru kelas 10 dan 11. Saatnya kelas 12 istirahat dari kegiatan ekstrakurikuler dan fokus pada kelulusan serta persiapan masuk perguruan tinggi.

Arkan melipat tangan di dada bersandar pada kursi bus, telinganya tersumpal headset yang terhubung dengan ponselnya. Kalau bukan karena Gysta ikut, pasti Arkan tidak akan mengikuti acara membosankan ini.

"Nggak sabar mau foto-foto disana." Mata Noura berkilat-kilat bersemangat membayangkan hutan pinus yang indah di Maribaya apalagi ditambah dengan tempat foto yang instagrammable.

"Emang kamu pikir bakal sempet foto-foto disana?" Gysta melirik Noura yang duduk di sampingnya, jika Nindy yang berada di samping Noura pasti ia telah menyemprot Noura ditambah omelan pedas karena lebih memikirkan foto-foto dari pada tujuan utama mereka kesana.

"Pasti sempet lah." Seru Noura penuh keyakinan. Ia mulai melihat-lihat pose selebgram terkenal untuk mendapat inspirasi.

Sementara itu, Gysta mengangkat bantal leher yang dipakainya. Gysta menyodorkannya pada seseorang yang duduk di depannya. Bantal tersebut menyentuh puncak kepala Arkan membuat cowok tampan itu membuka matanya. Tangan Arkan terlulur ke belakang demi mengetahui benda apa yang telah membangunkannya, ia tahu kalau itu berasal dari Gysta yang memang dudum di belakangnya.

Arkan memutar badan melihat ke belakang setelah bantal leher milik Gysta ada di tangannya. Gysta tersenyum manis melihat wajah Arkan muncul dari balik kursi.

"Biar tidurnya lebih enak." Kata Gysta.

"Kamu nggak tidur juga?" Arkan memasang bantal tersebut di leher nya masih melongok untuk melihat Gysta.

"Nggak." Gysta menggeleng. "Bentar lagi sampai." Tambahnya.

Arkan mengangguk, ia kembali pada posisinya bersandar pada kursi ditambah bantal leher yang empuk. Arkan tidak bisa berhenti tersenyum setelah melihat wajah ceria Gysta di belakangnya. Tangan Arkan terangkat ke atas sandaran dibalas sentuhan lembut dari gadis di belakangnya yang mengerti maksud Arkan.

"Masih aja pacaran." Gerutu Noura yang iri melihat kemesraan Arkan dan Gysta.

"Cari pacar gih." Ejek Gysta pada sahabatnya yang bersungut-sungut menyaksikan adegan mesra itu.

"Pulang dari Maribaya, aku pasti dapat pacar, lihat aja!" Noura mengerucutkan mulutnya. Ia menyandarkan kepala pada kaca jendela bus sambil memejamkan mata, dari pada melihat kemesraan dua sejoli itu lebih baik ia tidur.

*****

Dingin menusuk kulit saat rombongan warga Limerick Hull sampai di the Lodge Maribaya. Barisan pohon pinus yang tinggi menjulang berada di tengah area the Lodge Maribaya, tempat yang tepat untuk mendirikan tenda. Di sudut lain terdapat beberapa wahana untuk berfoto namun mereka tidak akan menggunakan itu karena tujuan mereka kesini untuk persami.

Arkan mendengus malas, ia bosan. Gysta juga tidak terlihat dari tempatnya duduk. Pasti gadis itu sedang sibuk mempersiapkan acara nanti malam. Saat yang lain sibuk mendirikan tenda, Arkan justru duduk di bawah pohon pinus sambil mencari-cari sosok Gysta yang belum terlihat saat mereka baru sampai disini.

Apa gunanya aku disini? Gerutu Arkan kesal.

"Keadaan Sarah memburuk Kan."

Ucapan Mama Arkan terus terngiang di telinga Arkan. Bagaimana Arkan bisa tenang disini sedangkan Kakak nya tengah berjuang melawan penyakitnya disana. Arkan ingin menyusul Sarah ke Singapura untuk menemani perempuan itu, Sarah pasti kesepian disana.

"Jangan ngelamun nanti kemasukan setan loh."

Arkan memutar kepala mendengar suara Gysta, ia tersenyum melihat gadis itu berada di dekatnya.

"Kenapa nggak gabung sama yang lain?" Gysta ikut duduk di atas rumput bersama Arkan.

"Nggak." Arkan menggeleng.

"Ini aku bawain teh hangat" Gysta memberikan cangkir plastik berisi teh hangat pada Arkan. "udah siang tapi masih dingin disini." Gysta menggosok-gosok lengannya sendiri yang terutup hoodie tebal.

Arkan menyesap teh hangat itu perlahan merasakan kehangatan yang mengalir di seluruh tubuhnya, entah kehangatan karena teh atau karena keberadaan kekasihnya disini.

"Tapi kamu keringetan." Arkan mengusap keringat di pelipis Gysta. Arkan meletakkan gelas yang sudah kosong.

"Kamu sih nggak bantuin bikin tenda." Gysta pura pura memasang wajah kesal sementara Arkan tertawa pelan melihat ekspresi kekasihnya yang selalu membuatnya gemas.

"Sini." Arkan menarik tangan Gysta dan menggenggamnya erat. "Biar nggak dingin." Kata Arkan.

Gysta tersenyum, ada saja tingkah Arkan yang semakin membuatnya jatuh hati.

Mereka terdiam dengan pandangan lurus ke depan sibuk dengan pikiran masing-masing. Pemandangan hijau membuat hati mereka tenang, jarang sekali menyaksikan pemandangan seperti ini di kota, benar-benar pemandangan yang memanjakan mata.

Tenda sudah berdiri di bawah pohon pinus yang rimbun. Walaupun matahari sangat cerah namun pepohonan yang berada disana tidak akan membuat tenda kepanasan.

"Oh iya Kan, kamu mau kuliah dimana?" Gysta tiba-tiba bertanya sambil melihat Arkan di sampingnya.

"Kamu?" Arkan justru balik bertanya karena sebenarnya ia belum punya niat untuk kuliah dimanapun. Rasanya SMA terlalu memusingkan untuknya dan tidak akan memusingkan diri untuk kedua kalinya tapi Arkan tetap ingin menjaga Gysta dimanapun perempuan itu berada, mungkin ia akan kuliah di tempat yang sama dengan Gysta.

"ITB." Jawab Gysta singkat. "Mungkin aku akan ambil manajemen."

"Manajemen?" Arkan mengerutkan kening. "Kenapa ambil jurusan yang nggak ada hubungannya dengan jurusan kamu sekarang?"

"Pengen nyoba hal baru." Jawab Gysta ringan. "Lagian Papa aku setuju." Tambahnya.

"Kamu yakin?" Arkan menatap kekasihnya.

"Iya, siapa tahu aku bisa punya cafe sendiri kayak adik temennya Kak Sarah yang deket rumah mu itu lho" Gysta tersenyum lebar memamerkan giginya yang berderet rapi "Tapi kamu mau kuliah dimana, biar aku ada pertimbangan, Arkan, aku nggak mau jauh dari kamu." Gysta menatap Arkan tidak sabar mendapat jawaban dari kekasihnya.

"Aku ikut kamu." Suara Arkan pelan, kuliah dimana saja asal ada Gysta.

"Jadi kamu mau kuliah di manajemen juga?" Gysta berseru gembira. "Kok nggak pernah bilang sama aku?"

"Satu-satunya mimpiku adalah terus ada di deket kamu buat jagain kamu." Arkan menatap teduh gadis di sampingnya.

Gysta tersenyum simpul, dadanya berdesir senang mendengar ucapan Arkan. Setiap kali melihat Arkan, seperti ada ratusan kupu-kupu yang berebut keluar dari dalam perutnya. Gysta melepaskan tangan Arkan yang sedang menggenggamnya, jari-jemarinya yang lentik menyentuh rahang Arkan.

Kamu makin kurus atau cuma perasaanku aja? Gysta menatap lekat wajah tampan kekasihnya.

"Gystaaa!" Adit berteriak memanggil wakil nya.

Tangan Gysta turun dari wajah Arkan, melihat Adit mengibaskan bendera semaphore sambil melihat ke arahnya.

"Aku kesana dulu ya." Gysta kembali melihat Arkan.

"Kamu selalu pilih Adit dari pada aku." Arkan pura-pura memasang wajah kesal.

"Nanti aku balik kesini kalau udah selesai." Rayu Gysta, Arkan selalu saja cemburu pada sang ketua OSIS yang memiliki kulit hitam manis itu padahal di antara mereka hanya hubungan antar Ketua dan Wakilnya.

Gysta beranjak dari duduknya setelah mendapat anggukan dari Arkan tanda setuju.

Wakil Ketua OSIS itu menghampiri Adit di tenda paling ujung dengan ukuran paling besar yang merupakan stan siaran dan tempat guru istirahat nanti malam.

"Kita persiapan mulai outbond nya ya, kamu panggil semua anggota OSIS sama Pramuka, kita kumpul disini untuk briefing ya."

"Siap." Gysta tersenyum.

Gysta memberi pengumuman kepada seluruh anggota OSIS dan Pramuka agar berkumpul di stan siaran untuk briefing.

Sementara panitia sibuk mempersiapkan kegiatan outbond, Arkan beranjak dari tempatnya duduk. Ia merapatkan hoodie yang dikenakannya, tatapan Arkan menyapu seluruh lapangan tempat kemah. Ia tersenyum samar sesaat sebelum menghilang dari tempat itu tanpa diketahui orang lain.

Terpopuler

Comments

Khmsbl

Khmsbl

wah kok dekdekan ya

2019-10-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!