Menjelang Dies Natalis sekolah seluruh murid sibuk mempersiapkan acara seminggu sebelum hari H. Susunan panitia terdiri dari anggota OSIS, PMR dan Pramuka. Selama sepekan akan diadakan berbagai macam lomba hingga puncaknya minggu depan.
Anggota ekstrakurikuler sekolah tengah melakukan latihan di aula sebelum tampil di acara puncak dies natalis. Di puncak acara nanti akan ada bazar dari berbagai sponsor yang mendukung acara tersebut. Acara ini juga menjadi ajang promosi bagi sekolah untuk lebih mengenalkan pada masyarakat bahwa Limerick Hull merupakan salah satu SMA swasta favorit di Bandung.
Arkan dan anggota band sekolah lainnya juga sedang latihan di aula sekolah dengan beberapa anggota OSIS untuk merangkai susunan acara.
"Kamu pengen jadi Nindy nggak?" Noura bicara dengan suara pelan di dekat telinga Gysta.
"Kenapa Nindy?" Tanya Gysta tanpa melihat Noura. Gysta tengah sibuk merevisi susunan acara dengan Adit yang duduk di sampingnya.
"Tuh lihat aja, bisa latihan bareng Arkan, heran deh kok bisa Nindy bagi waktu antara ikut ekskul musik sama jadi anggota OSIS." Noura ikut duduk di dekat Gysta.
"Dari pada kamu, bukannya ngerjain tugas PMR malah sembunyi disini." Ledek Gysta.
"Dih!" Noura mencibir Gysta. "Siapa tahu kan ada yang pingsan makanya aku jaga disini aja." Noura mencari-cari alasan padahal ia memang tengah bersembunyi dari Alan sang ketua PMR agar tidak bertugas.
Gysta diam tidak lagi menjawab ucapan Noura, ia paham pada sahabatnya yang satu ini jika tetap dijawab maka obrolan mereka tidak akan berhenti dalam waktu singkat.
Arkan melihat Gysta dari atas panggung, ia bosan jika terlalu lama latihan. Pada dasarnya Arkan bukan orang yang senang ikut ekstrakurikuler apapun namun karena ekstrakurikuler merupakan syarat kenaikan kelas dan kelulusan maka dengan terpaksa Arkan bergabung. Tidak ada bidang yang diminatinya, menjadi gitaris band sekolah hanyalah keberuntungannya. Wajah tampan dan skill yang mumpuni menjadi salah satu alasan diterimanya Arkan menjadi gitaris sekaligus ketua ekstrakurikuler musik. Bahkan kadang Arkan merangkap menjadi vokalis bersama Galen sang vokalis utama.
Arkan tidak tahan untuk tidak menghampiri Gysta yang tampak serius menulis sesuatu di atas kertas bersama Adit. Ia ingin menjaga gadisnya dari cowok lain termasuk Adit yang merupakan ketua OSIS itu.
"Eh cowok kamu kesini tuh!" Noura menyikut lengan Gysta membuat Gysta spontan mendongak. Pandangannya bertemu dengan Arkan lalu terkunci cukup lama hingga cowok tinggi itu berada tepat di hadapan Gysta.
"Ayo pulang." Ujar Arkan dengan nada datar, ia mengulurkan tangannya ke depan Gysta.
"Pulang?" Ulang Gysta mendongak melihat cowok nya yang berekspresi datar itu.
"Ini udah jam pulang sekolah, anak lain udah banyak yang pulang." Arkan mengangkat tangan kirinya melihat arloji disana.
"Aku belum selesai Kan." Ujar Gysta sambil menunjukkan kertas yang dari tadi berada di pangkuannya.
"Aku laper, ayo!" Arkan menarik tangan Gysta tiba-tiba.
"Iya-iya sebentar." Gysta buru-buru memberikan kertas sususan acara pada Adit. "Aku duluan ya, Ra duluan!" Gysta melambaikan tangannya pada Noura dan Nindy yang masih berada di atas panggung.
Noura yang melihat kepergian Gysta dan Arkan hanya menggeleng-geleng tidak habis pikir dengan pasangan paling populer satu sekolah itu.
"Arkan, aku kan belum selesai nyelesain itu." Gysta berjalan cepat berusaha mengimbangi langkah Arkan yang lebar. Arkan tetap menggenggam tangan kekasihnya berjalan cepat menuju tempat parkir sekolah.
Arkan gemas, ingin segera membawa lari kekasihnya agar jauh dari jangkauan cowok lain yang berada di dekat Gysta.
"Kita mau kemana?" Tanya Gysta saat mereka sampai di tempat parkir sekolah.
"Makan di cafe yuk." Arkan tersenyum manis pada Gysta sambil memasangkan helm pada gadis itu dengan gerakan pelan. "Aku tahu dari pagi kamu cuma makan roti, tugas boleh banyak tapi jangan lupa jaga kesehatan kamu" Arkan menepuk pelan puncak kepala Gysta yang sudah tertutup helm sebelum naik ke atas motornya.
Gysta tersenyum lebar mendengar kalimat terakhir Arkan. Gysta naik ke atas motor di belakang Arkan. Mereka keluar dari halaman sekolah yang sudah sepi, hanya ada beberapa murid yang masih belum selesai melakukan persiapan lomba.
Arkan menghentikan motor nya di depan sebuah tempat bermain billiard. Gysta melihat pada bangunan tersebut kebingungan karena barusan Arkan bilang akan pergi makan namun sekarang justru mereka berhenti di tempat yang jaraknya tak jauh dari sekolah.
"Kok berhenti disini?" Gysta turun dari motor Arkan ragu-ragu.
"Jaketku semalam ketinggalan disini, aku ambil dulu ya." Arkan melangkah masuk ke dalam bangunan dengan cat abu-abu tua tersebut. Gysta mengangguk sambil memperhatikan punggung Arkan yang semakin menjauh.
Gysta penasaran pada tempat yang biasa Arkan datangi itu. Hampir setiap malam Arkan menghabiskan waktu disini, Gysta tidak tahu apa saja yang Arkan lakukan di tempat ini.
Satu meja besar billiard berada di tengah ruangan dengan 3 buah lampu besar di atasnya. Di sekelilingnya terdapat sofa dengan meja-meja kecil dimana ada botol bekas minuman keras berserakan. Gysta tertegun, ternyata seperti ini tempat Arkan biasa nongkrong. Tempat tersebut tidak terlalu ramai saat siang, hanya ada beberapa lelaki yang bermain billiard.
"Wah, kita kedatangan cewek!" Suara lantang lelaki yang berada di ujung ruangan membuat Gysta terkesiap. Tiga lelaki lain langsung memandang Gysta yang berdiri di depan pintu.
"Hai gadis manis." Seorang lelaki berambut gondrong mendekati Gysta sambil tersenyum nakal. Jika dilihat dari wajahnya, lelaki itu lebih tua beberapa tahun dari Arkan.
"Mari masuk, jangan malu." Sahut lelaki lain, ia mengulurkan tangan hendak menyentuh wajah Gysta namun dengan gerakan cepat gadis itu menepisnya.
"Wah!" Lelaki berambut gondrong tertawa lebar hingga suaranya memenuhi seluruh ruangan.
Seorang lelaki yang gagal menyentuh Gysta itu menangkap tangan mungil Gysta dan memegangnya erat. Gysta berontak berusaha melepaskan tangannya namun tenanganya tidak seberapa dibandingkan lelaki bertubuh besar tersebut.
"Kalian berani sentuh dia!" Suara Arkan mengejutkan dua lelaki yang tengah menggoda Gysta.
Arkan berlari menerjang lelaki yang memegang tangan Gysta. Arkan memberikan pukulan keras berkali-kali di wajah teman nongkrongnya itu tanpa ampun. Hidung dan sudut bibir lelaki itu mengucurkan darah akibat tinju Arkan.
Gysta menutup mulutnya dengan kedua tangan karena terkejut melihat Arkan memukul lelaki itu bertubi-tubi tanpa memberikan kesempatan pada sang lawan.
"Ampun Kan!" Teriak lelaki itu mengenaskan. "Gue nggak tahu kalau itu cewe lu!" Ucapnya lagi saat Arkan sudah menindihi tubuhnya.
"Arkan!" Gysta menyentuh pundak Arkan agar cowok itu menghentikan aksinya. Walaupun Gysta marah karena lelaki itu menggodanya namun tetap saja ia tidak tega melihat orang lain terkapar mengenaskan di depannya.
Arkan mendorong dada lelaki bertubuh besar itu sebelum menghentikan pukulannya. Napas Arkan memburu, ia seperti lepas kendali saat melihat Gysta disentuh lelaki lain. Dua lelaki lain yang juga berada di tempat itu tidak berani ikut campur, mereka tidak ingin berakhir mengenaskan juga.
"Kamu nggak apa-apa?" Arkan memegang pipi Gysta khawatir, tangannya gemetar takut terjadi sesuatu pada gadisnya. Gysta menggeleng sambil menatap ke dalam manik Arkan yang gelap dan berkaca-kaca. "Maaf...." Arkan memeluk Gysta erat, ia sangat menyesal karena telah membawa kekasihnya ke tempat seperti ini. Baru sebentar ia pergi, Gysta sudah diincar cowok lain. "Kita pergi." Arkan melepaskan pelukannya. Gysta tidak membalas ucapan Arkan, ia masih syok mengingat kejadian yang baru saja dilihatnya.
Arkan menarik tangan Gysta membawanya pergi dari tempat itu. Arkan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi di jalanan yang padat. Arkan benar-benar menyesal karena telah lalai menjaga Gysta.
Gysta memeluk perut Arkan erat, ia menyandarkan kepalanya pada punggung Arkan sambil memejamkan mata. Entah kemana Arkan akan membawanya, Gysta sepenuhnya percaya pada lelaki itu.
Jangan lupa tekan suka dan tinggalkan komentar kalian tentang apapun ^^
terimakasih sudah membaca ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
rita
arkan tuh badboy tp sweet..
2019-09-21
1