TERJEBAK KISAH MASA LALU
Nesha Himalaya Ayesha atau biasa dipanggil Shasha merupakan seorang siswi SMA. Dia cantik, pintar dan menarik sehingga membuat dirinya menjadi primadona di sekolahnya. Shasha sendiri memiliki hobi yaitu membaca sehingga dia selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan sekolah. Ada kalanya, dia juga pergi ke toko buku sekedar update informasi novel yang sedang laris atau yang baru rilis.
Shasha yang terlalu fokus membaca tidak menyadari bahwa ada tiga pasang mata yang sedang mengawasinya dari arah yang berbeda.
Sebenarnya tak hanya kali ini saja ada beberapa pasang mata yang mengincarnya namun ini sudah kesekian kalinya jika dia sedang sendiri dan berada ditempat umum.
Ketiga pasang mata tersebut memiliki niat yang berbeda-beda. Ada yang berniat untuk melindungi, mencelakai bahkan ada yang ingin memanfaatkan Shasha. Dan seseorang yang ingi memanfaatkannya dia tak lain adalah Abra.
Kesempatan Abra terbuka lebar saat Shasha tak sadar dan terlalu fokus untuk mengambil buku di rak paling tingg, dia mencoba meraih buku tersebut. Abra yang melihat segera mendekati dan membantu untuk mengambil buku yang dimaksud Shasha.
"Apa ini novel yang kamu maksud?" ucap Abra yang tiba-tiba muncul di dekatnya.
"Iya, terimakasih bantuannya." ucap Shasha cuek karena dia penasaran dengan jalan cerita pada novel yang ada ditangannya.
"Kamu sendiri disini?" tanya Abra mencoba mencairkan suasana.
"Gak!" jawabnya singkat.
"Lalu kenapa kamu sendirian disini?"
"Disini ada banyak orang jadi aku tak merasa sendiri."
Abra yang mendengar jawaban itu mencoba tetap tersenyum meski hatinya kesal.
"Kamu benar-benar menarik, aku suka wanita seperti dirimu."
Shasha yang mendengar itu tak menanggapi dan berlalu meninggalkan Abra untuk pergi ke kasir membayar novel yang dibelinya.
Abra menyusul Shasha dan menerobos antrian Shasha dan itu membuat Shasha jengkel karena Abra membayar semua novel yang dibeli Shasha.
Setelah dari kasir dengan malas Shasha menghampiri Abra yang berjalan menuju ke food court. Sadar dirinya sedang dikejar Abra melambatkan langkahnya.
"Mas... Mas... tunggu, Mas!" panggil Shasha sambil berlari mengejar Abra.
Abra berhenti "Kamu memanggilku?"
"Hem, ini aku kembalikan uangnya," ucapnya sambil membuka dompet.
Abra tak sengaja melihat isi dompet Shasha.
"Wow lumayan tajir ni bocah gak salah aku mendekati dia." ucapnya dalam hati
"Ini mas, kembalinya mas ambil saja. Aku tak biasa dibayarin oleh seseorang yang belum aku kenal."
"Kalau begitu kita kenalan saja, ayo ikut aku ke food court. Disana kita bisa saling berkenalan."
"Tidak, terimakasih. Karena aku harus bimbel satu jam lagi. Ini uangnya." tolak Shasha sambil menyerahkan uang
Abra tak ingin berdebat dengan wanita di depannya, segera dia menggandeng tangan Shasha sampai menuju food court. Ditariknya kursi agar Shasha duduk tepat didepannya.
"Karena kamu mau bimbel maka makanlah dulu, perut jangan sampai kosong nanti kamu sakit. Jika kamu sakit maka hari-hariku akan hampa."
"Kamu sehat, Mas? hampa bagaimana? kita tak saling mengenal bahkan baru pertama kita bertemu."
"Tidak, ini bukan pertemuan pertama kita tapi ini pertemuan kita untuk yang kesekian kalinya."
Shasha yang bingung mengernyitkan keningnya, "maksudnya bagaimana ya?"
"Berapa kali dalam seminggu kamu datang ke toko buku?"
"Tak tentu."
"Paling banyak?"
"Tiga kali dalam seminggu."
"Yang pasti dalam seminggu itu hari Sabtu adalah hari favoritmu untuk membaca disini, bukan?"
"Hem."
"Jadi, ayo sekarang kita saling mengenal dan nanti aku yang akan mengantarmu ketempat bimbel."
Kini mereka berdua saling memesan makan dan berbincang bahkan Abra sudah mulai meminta nomor Shasha.
Tak sadar bahwa perbincangannya dengan Abra membuatnya terlambat 1,5 jam untuk bimbel.
"Haduh gawat, sudah terlambat aku."
"Terlambat apa?bimbel?"
"Iya, semua ini gara-gara kamu Mas!"
"Maaf, aku tak bermaksud tadi kita berdua keasyikan bercanda."
"Lalu bagaimana dengan tugas belajarku, besok harus dikumpulkan?" gerutu Shasha sambil ingin menangis.
"Boleh aku lihat pekerjaan rumahmu?"
Shasha menyodorkan pekerjaan rumahnya. Abra mulai mengerjakan dengan cepat tanpa ada kebingungan sama sekali. Dalam waktu 30 menit dia sudah selesai mengerjakannya.
"Wow... Hebat, bagaimana kamu bisa Mas?"
"Aku pernah menang juara olimpiade sains Se- Indonesia, jadi model seperti ini sangat mudah bagiku."
"Pernah menang olimpiade sains.. Wow keren!"
"Makanya kamu tak akan rugi jika berpacaran denganku. Kamu cantik dan aku pintar jadi pasangan yang menakjubkan, bukan?" jelas Abra dengan penuh rasa percaya diri
Shasha yang tak menanggapi ucapan Abra, dia mencoba untuk tenang agar wajahnya tidak merah padam.
"Mas, aku ini masih kecil."
"Lalu kenapa? cinta itu tak perlu melihat umur." ucap Abra sambil mengambil KTP nya kepada Shasha. "Ni, kamu lihat sendiri usiaku baru 20 dan aku yakin usiamu masih 18."
Shasha menahan tawanya karena melihat foto KTP Abra yang tampak lebih tua dari aslinya
"Ada yang lucu?" tanya Abra sambil mengernyitkan dahinya.
"Tidak, ucap Shasha tanpa melihat kearah Abra karena dia fokus dengan pekerjaan rumahnya.
"Jadi itu nama kamu, kenalkan aku Abra Giovani. Kamu bisa memanggilku Abra. Aku sudah menuliskan no handphone ku di halaman belakang buku mu ini." kata Abra sambil menutup buku Shasha.
"Baiklah, apa ada yang ditanyakan dari tugasmu ini? jika tidak ada aku pamit dulu. Semoga kita bisa bertemu lagi dengan status yang berbeda. Aku ada janji dengan temanku, kalau begitu ku tinggal dulu" ucap Abra sambil berdiri dari duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
lencan
Hai Thor semangat terus, ya 🤗
2022-12-21
0
EL Banjarii
semangat kak El mampir
2022-11-19
0
Rini Antika
Aku mampir kak, smg berkenan mampir jg ya ke Karyaku yg msh pemula..🙏
2022-08-06
0