FLASHBACK ON
Johan yang sedang melakukan perjalanan ke kota Tampere untuk mengikuti liga persahabatan olahraga hoki. Kota Tampere merupakan sebuah kota di Finlandia yang memiliki segudang sejarah.
Hari itu dia datang untuk mewakili Daniel yang berhalangan hadir, karena Daniel sendiri harus melakukan negosiasi perjanjian bilateral yang sedang berlangsung agar segera tercapai kesepakatan. Dalam perjalanan ke Tampere dia mendapat telepon bahwa pagi ini Shasha tidak mengikuti kuliah, Johan masih mengira Shasha mungkin berhalangan hadir karena terlambat.
Johan tetap melakukan pertandingan tanpa beban padahal tanpa dia tahu banyak telepon masuk di handphonenya.
Setelah selesai pertandingan Johan mengecek ponselnya dan membuka satu persatu pesan. Penasaran dengan pesan yang dikirim oleh seseorang kepercayaannya dia balik menelpon orang tersebut. Dia menginformasikan bahwa Shasha tidak masuk sama sekali, tak ada tanda-tanda kedatangan Shasha di kampus hari ini.
Johan segera menancapkan gasnya agar segera tiba di Helsinki. Butuh waktu dua jam. Dia mulai menghubungi Arden untuk menanyakan keberadaan Shasha apakah masuk kerja hari ini. Namun panggilan tersebut tidak diangkat oleh Arden, begitu juga Daniel. Daniel yang dihubungi juga tak menjawab.
Mau tak mau Johan segera menancapkan pedal gasnya dengan sangat kencang, dan dia menuju langsung ke cafe milik Arden tempat Shasha bekerja. Berharap dapat bertemu Shasha disini.
Tak terasa kini Johan sudah berada Cafe X, disana Arden sedang sibuk melayani pelanggan karena Shasha tidak masuk. Kebetulan hari ini dua pekerjanya tidak masuk termasuk Shasha.
Kini Arden menemui Johan yang dari tadi menunggu dirinya melayani pelanggan.
Mereka berdua memutuskan untuk mendatangi asrama Shasha. Sebelum masuk ke asrama Shasha mereka berhenti sejenak di cafe kopi depan asrama, dan memesan kopi dulu untuk menenangkan pikiran mereka sejenak.
"Jadi Shasha tidak hadir kuliah hari ini?" tanya Arden.
"Apa dia ada ijin tidak masuk?" tanya Johan.
Saat mereka sibuk dengan pikirannya, mereka malah dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil Bugatti Chiron berwarna hitam yang tiba-tiba parkir tepat di depan asrama Shasha. Mereka berdua memperhatikan dengan teliti apakah benar pemilik mobil tersebut adalah orang yang sama sesuai dengan pemikiran mereka. Ternyata apa yang mereka berdua pikirkan sama.
Lelaki dengan tinggi kira-kira 190 cm, berbadan atletis, beralis tebal, berahang tegas, serta terdapat jambang tipis yang menghiasi wajah siapa lagi jika bukan Daniel. Dilihatnya Daniel sedang menggendong seseorang yang menurutnya itu adalah Shasha.
Mereka berdua hanya saling pandang tak dapat berkata-kata justru yang ada dibenak mereka apa yang terjadi dengan Shasha hingga Daniel menggendongnya masuk kedalam mobil.
FLASHBACK OFF
Kini kedua lelaki itu berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Shasha. Teman-teman asrama Shasha tampak antusias menjawab semua pertanyaan yang diajukan dua lelaki tampan yang ada di depannya.
Johan pun meminta salah satu teman Shasha untuk memberikan obat apa yang telah dikonsumsi Shasha selama dia sakit.
Setelah mendapatkan obat itu segera Johan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan yaitu memberitahu kepala asrama Shasha tentang kedatangan Daniel yang membawa Shasha langsung tanpa izin terlebih dahulu dengan alasan keadaan darurat. Beruntung kepala asrama tak mempermasalahkan tindakan Daniel tersebut. Sedangkan Arden, dia memilih untuk pulang karena dia percaya Daniel pasti akan merawat Shasha sampai sembuh.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selesai membereskan urusan dengan kepala asrama. Johan yang mendapat pesan dari Richard untuk segara membeli obat yang sudah diresepkannya.
Dalam perjalanan ke apartemen Johan mendapat pesan dari Daniel
Daniel : " Jo, Shasha sudah mendingan.Obatnya apa sudah kau beli?"
Johan : " Sudah."
Satu jam kemudian Johan tiba, dia segera membuka pintu apartemen dan berjalan menuju kamar Daniel. Johan kali ini makin dibuat kaget saat melihat Daniel dan Shasha tidur dalam satu ranjang dengan posisi Daniel memeluk erat Shasha.
Kedatangannya yang tiba-tiba membuat Daniel tersentak kaget begitu juga dengan Shasha. Shasha yang tetap diam tanpa berontak hanya dapat pura-pura memejamkan matanya tanpa berani melihat siapa seseorang yang membuka kamar Daniel. Sedangkan Daniel yang sudah memberikan kode diam, dengan menaruh ujung telunjuknya pada bibirnya. Johan yang paham segera keluar dari kamar tersebut.
Berbagai pertanyaan ada di benaknya. Dia akan memberondong pertanyaan kepada Daniel.
Sedangkan suasana dikamar tidur masih saja penuh drama, Shasha yang tak terima jika dirinya dipeluk oleh Daniel.
"Pak, lepaskan tangan bapak. Saya akan teriak jika tidak-!" bentak Shasha.
"Silakan kamu teriak, semakin kamu teriak saya tidak akan melepaskan pelukan saya!"
"Mau bapak apa?"
"Tidak ada, saya hanya ingin memeluk sebentar. Tadi dokter berucap bahwa bajumu basah. Jadi kamu pilih mana saya mengantikan bajumu yang basah atau saya peluk sementara sampai kamu benar-benar bangun?"
Tak ada jawaban dari Shasha, Shasha hanya diam, sebenarnya dia lebih memilih dipeluk karena rasanya yang hangat lagipula sudah sangat lama dia tidak di peluk.
Tak lama kemudian Daniel benar-benar melepaskan pelukannya, Shasha segera turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Daniel menyusul langkah Shasha menuju kamar mandi.
"Sisir dulu rambutmu dan bilas wajahmu, ku tunggu di ruang tamu lalu kita sarapan, setelah itu aku akan mengantar mu ke asrama.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di ruang tamu Johan yang sedang menunggu kehadiran Shasha dan Daniel.
"Sha, gimana keadaan kamu? Abang khawatir, beruntung Daniel datang tepat waktu."
"Iya bang, sekarang Shasha sudah baikan. Tolong beritahu bang Arden juga ya bang, mungkin Shasha harus istirahat tiga hari saja."
"Iya, Arden sudah memberimu izin juga.
Mendengar nama Arden disebut Daniel segera berdiri dari kursi dan menjatuhkan map tebal yang sedang dipegangnya.
Buuggh....(suara map tebal yang jatuh).
Shasha dan Johan kaget mendengar suara itu sedangkan Daniel hanya bersikap biasa. Johan paham dengan keadaan itu, sepertinya dia cemburu , namun tidak bagi Shasha. Shasha bersikap biasa seolah tak ada apa-apa.
"Pak, nanti sebelum ke asrama bisa tolong mampir ke Cafe X milik bang Arden, karena sepatu saya ketinggalan disana."
"Saya sibuk, kamu minta Johan saja."
"Tapi pak, bukannya tadi bapak mau mengantar saya? Nanti saya traktir dan bikinin kopi spesial racikan saya khusus buat bapak, sebagai rasa terimakasih saya."
"Gak usah, saya tidak tertarik dengan kopi buatan mu apalagi pemilik cafe tersebut." sentak Daniel.
Johan yang melihat itu hanya dapat menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat sikap kekanak-kanakan Daniel
Shasha yang tak paham ada apa dengan Pak Habbie nya ini, yang tiba-tiba menjadi jutek padahal tadi begitu baik.
"Kenapa berubah pak, bukannya tadi memberitahu akan mengantar saya?"
"Saya tidak tertarik lagi, niat saya hilang seketika saat kamu mengucap namanya!"
"Siapa pak? bang Arden maksud bapak?"
"Sudahlah Sha, kamu itu tulalit ya ternyata!" bentak Daniel sambil berlalu meninggalkan mereka berdua yang kebingungan.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments