Daniel merasakan keanehan pada dirinya sesaat setelah kejadian tak terduga itu. Dirinya yang sedang emosi merasa redah saat melihat senyum di bibir merah dari sang pemilik lesung pipi. Gadis berlesung pipi tersebut memiliki kecantikan yang tak kalah dari kekasihnya. Tak hanya itu, Daniel merasakan kenyamanan saat berada disampingnya meski hanya beberapa jam saja.
Gadis yang membuat emosinya redah tersebut bernama Nesha Himalaya Ayesha atau biasa dipanggil Shasha. Dia adalah satu-satunya perwakilan dari negara Indonesia yang lulus seleksi untuk program beasiswa ke Eropa. Ternyata dia adalah orang dibalik mengapa pengajuan pensiun dini nya di tunda. Alasan dari atasan, agar Daniel dapat menemani dan memberi banyak pengalaman bahkan wawasan untuk gadis ini nantinya saat dia kembali ke tanah air.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hari ini adalah hari yang di nanti Daniel untuk melihat bagaimana ekspresi Shasha saat melihat dirinya adalah orang yang dimaksud. Dengan senyuman kecil yang muncul dari sudut bibirnya dia merasa tak sabar ingin segera melihat ekspresi Shasha.
Keanehan Daniel juga membuat beberapa pegawai dirumah menjadi saling pandang dan tak percaya dengan tingkah tuannya yang tak biasa. Padahal sebelumnya sang majikan selalu berwajah dingin namun setelah kepulangannya kemarin siang mereka semua banyak yang bertanya apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat bos mereka terlihat sangat bahagia.
Johan yang sudah berada di rumah dinas Daniel tak luput dari beberapa pertanyaan yang diberikan kepada para pekerja di rumah Daniel.
Tepat pukul delapan pagi, Daniel sudah bersiap untuk segera menaiki mobil dinas dengan diantar Johan. Sepertinya ada yang aneh dari sahabatnya sekaligus bosnya ini. Penampilan baru dari Daniel membuat Johan heran dan menggelengkan kepala. Daniel yang kali ini tidak menggunakan jas melainkan hanya kemeja dan vest dengan warna yang senada kemudian ditambah dengan sneakers.
Sepanjang perjalanan senyum Daniel masih belum habis. Johan makin penasaran dengan tingkah Daniel.
"Lu sehat ?" tanya Johan. "Woi bro, lu sehat? teriak Johan
"Iya lah." jawab Daniel singkat.
"Lu gak papa kan? semua pegawai dirumah bertanya apa yang terjadi denganmu? belum lagi cara pakaianmu kenapa jadi berubah begini" tanya Johan penasaran.
"Tidak ada, aku baik-baik saja. Pakaianku? Apa ada yang salah? Hari ini jadwal kita kemana?"
"Kita pergi ke gedung X untuk memberikan sambutan di acara pengenalan mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa. Acaranya berlangsung sekitar dua jam. Setelah itu kita harus pergi keluar kota selama kurang lebih seminggu."
"Seminggu?! Kenapa lama sekali?"
"Biasanya juga seperti itu Niel, dan lu gak pernah protes." ucap Johan jengkel.
Kini mereka telah tiba di sebuah gedung yang dimaksud. Disana Daniel disambut begitu hangat, mereka semua sangat menghormati Daniel. Bagi mereka Daniel terkenal sebagai diplomat termuda dengan segudang prestasi.
Setelah masuk ke dalam gedung dan mencari kursi yang sudah ditandai dengan namanya Daniel segera duduk dan mulai memainkan ponselnya. Daniel tidak dapat duduk nyaman saat sudah banyak para penerima beasiswa yang hadir namun dia tak melihat kehadiran Shasha. Segera Daniel meminta Johan untuk mendapatkan daftar nama dari penerima beasiswa. Tak butuh lama Johan mendapatkan daftar tersebut. Dengan penuh teliti Daniel mulai mencari nama seseorang yang dimaksud. Dan dia menemukannya ternyata Shasha duduk di bangku ke-lima dari kanan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Shasha yang sudah tiba di Gedung X. Gedung dengan bangunan yg sangat mewah dan besar membuat Shasha kagum dengan arsitektur yang ada.
Saat masuk ke dalam Shasha dibuat makin takjub dan tak percaya, ternyata banyak sekali penerima beasiswa ini. Dihitungnya secara manual kira-kira ada sekitar 20 orang dari setiap negara. Shasha bergabung dengan yang lainnya, seperti biasa Shasha selalu mencoba berkenalan agar terjalin erat hubungan persaudaraan meskipun mereka berasal dari masing-masing negara yang berbeda.
Setelah puas bercengkrama dengan teman baru Shasha mulai memandangi setiap sudut ruangan ini. Puas memandangi kini pandangan matanya beralih pada para tamu undangan penting. Dilihatnya dengan seksama dan Shasha begitu kaget saat melihat ada seseorang yang tak asing baginya.
"Kenapa orang aneh itu berada disini?" batinnya Dia melihat Daniel sedang asyik bercengkrama dengan lawan bicaranya sepertinya pembicaraan mereka seru sampai Daniel tak sadar jika ada yang memandangi dirinya dari jauh.
Acara pun dimulai, pembawa acara memberikan sepatah kata sebagai pembuka, kemudian dilanjutkan dengan pemberian sambutan. Ketika pembawa acara memanggil nama seseorang untuk memberikan sambutan rasanya Shasha tak percaya namun nyata karena sang pembawa acara mempersilakan sebuah nama dan diikuti dengan langkah seorang lelaki yang dikenalnya. Bapak Daniel Habibie dipersilakan maju untuk memberikan sambutan. Shasha yang mendengar nama itu kaget tak percaya, ternyata orang asing yang kemarin membanting handphonenya adalah bapak Habbie yang selama ini dikenalnya. Shasha hanya mengenal namanya dan dia sama sekali tak tahu wajahnya.
Shasha menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian dia mulai menutupi wajahnya dengan sepuluh jarinya. Dari atas podium Daniel melihat tingkah Shasha yang begitu lucu dan menggemaskan. Daniel tersenyum nakal kearah Shasha.
Setelah acara sambutan adalah acara ramah tama. Shasha yang tidak mengambil makanan yang dia ambil hanya sebotol air mineral saja. Dirinya yang asyik minum dari belakang ada yang menepuk pundaknya.
"Hai ..." sapa seseorang dari belakang.
"Hai, kita bertemu lagi disini."
"Iya, Abang penerima beasiswa juga, jika iya kenapa Abang baru datang?"
Hahahaha ..."kamu bisa aja, apa wajahku masih terlihat muda sehingga masih perlu menerima beasiswa?"
"Bisa jadi, jika Abang ambil S2."
"Ku beritahu ya adik kecil. Aku ini sudah S3 dan Akulah penyelenggara program beasiswa ini."
"Waw ... Abang keren!" ucap Shasha sambil tepuk tangan.
"Sungguh? berarti Abang boleh minta hadiah?"
"Kenapa minta hadiah? Kan Shasha masih belum kerja."
"Jadi kalau kamu sudah kerja kamu mau memberiku hadiah?"
"Tentu, tapi jangan mahal-mahal ya bang" ucap Shasha sambil menutup mulut dengan kelima jarinya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Akhirnya Shasha mengetahui nama lelaki tampan yang duduk di sebelahnya saat mereka berada dalam satu pesawat, dia adalah Arden. Welly Arden Betoroseno.
Shasha tak menyangka bahwa semua orang yang dikenalnya disini masih ada keturunan dari Indonesia. Dirinya merasa bahagia bisa memiliki teman baru. Saat sedang enak-enaknya memikirkan koneksi pertemanan yang luas tiba-tiba dia tersentak kaget saat ada seseorang yang duduk disebelahnya sambil berdehem.
"Ehem ... ehem ... bagaimana kamu sudah tahu nama saya?"
Shasha yang mengenal suara itu tak percaya bahwa pak Habbie menghampirinya.
"Hehehehe ... bapak, maaf ya pak saya banyak salah sama bapak. Bisakah kita berteman sekarang pak?" ucap Shasha hati-hati.
"Berteman sekarang? memang kamu menganggap saya musuh kemarin? Jadi jika saya tidak kesini menghampirimu maka kamu akan tetap anggap aku musuh?"
"Bu-kan begitu maksudnya pak, saya sudah menganggap bapak teman waktu itu, jadi sekarang kita makin temenan. Tadi itu saya mau ketempat bapak tapi saya sadar diri tidak pantas, pak." jelas Shasha.
"Alasan. Yasudah jangan banyak bicara, pusing saya denger kamu bicara."
"Saya permisi pak, saya mau bergabung dengan teman yang lain."
"Kamu gak sopan ya! Saya samperin kamu kesini malah kamu mau ninggalin saya!"
"Maaf pak, iya ... iya ... ini saya temani. Tapi saya harus ngapain ya pak?"
"Duduk, diam, jangan bicara. Temani saya disini." perintah Daniel.
Shasha tak menyangka bahwa pak Habbie yang selama ini ada di pikirannya ternyata berbanding terbalik dengan aslinya. Shasha yang kesal harus berada disamping Daniel tanpa melakukan apapun padahal Daniel sendiri sedang memainkan ponsel disebelahnya. Dasar orang aneh, gara-gara bapak sekarang aku tak bisa bergosip ria dengan teman-teman, orang tua dan Abra.
Nama Abra tiba-tiba menari-nari di atas kepalanya. Sedang apa ya dia? Apakah dia sudah membalas pesanku? Ini adalah hari ke-tiga aku berada di Finlandia.
"Kenapa kamu mendiamkanku tanpa mengajakku bicara?" protes Daniel.
"Bukannya tadi bapak yang minta supaya saya hanya menemani bapak duduk? dan saya tak boleh bicara karena bapak pusing dengar suara saya." jelas Shasha hati-hati karena dia tak ingin salah bicara lagi.
"Ah sudahlah! harusnya kamu inisiatif dunk, ajak saya bicara agar saya lebih tertarik."
"Tertarik apa ya pak?"
"Ya tertarik. Sudahlah ... lupakan, kamu memang payah!!" ucap Daniel lalu meninggalkan Shasha duduk sendirian.
Setelah meninggalkan Shasha yang duduk seorang diri, Daniel merasa bahagia karena dia berhasil membuat jengkel Shasha. Entah apa yang membuatnya puas jika berhasil membuat jengkel Shasha.
"Hahahaha ... lucu, ekspresinya itu lho bikin gemas." lirih Daniel
Johan yang mendengar ucapan Daniel hanya dapat menggelengkan kepala. Sebenarnya dia sudah tahu penyebab Daniel berubah pagi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
adham fachrozy
mulai lupa sama masalah...
sesimpel itu memang...
selama msh pacran why not?
bye2 Abra dan Asia..tuker pasangan aj...gpp kan thor?
2022-04-10
0