Abra yang termenung dan tak sadar telah meneteskan air mata karena ucapan kekasih nya. Kekasih yang di pacarinya hampir tiga tahun lamanya, kekasih yang sabar menemaninya, menerima apa adanya, dan selalu memaafkan kesalahannya. Dia adalah Nesha Himalaya Ayesha yang saat itu masih menjadi seorang gadis SMA kelas dua dan kini sudah bermetamorfosis menjadi gadis perawan yang semakin cantik, pintar dan mandiri.
Shasha, nama panggilannya. Acha adalah nama panggilan manjanya. Shasha merupakan seorang gadis yang sering di lihatnya di sebuah toko buku langganannya. Abra mulai mengingat -ingat kembali memori di masa lalunya.
FLASHBACK ON
Kala itu dirinya yang masih pengangguran. Dirinya sedang duduk sambil membaca buku-buku tentang Sains dan Kedokteran tak sengaja selalu melihat juga memperhatikan gadis yang sedang duduk lalu tersenyum sendiri sambil membaca sebuah buku yang dipegangnya. Penasaran dengan buku yang dipegang sang gadis, Abra pura-pura berjalan dan menghampiri kemudian duduk disebelahnya. Dilihatnya sampul buku itu ternyata sebuah novel.
Keesokan hari nya Abra kembali datang ke toko buku berharap bertemu dengan gadis kemarin. Hingga berjam-jam menunggu gadis tersebut tak ada tanda-tanda kemunculannya.
Hari berikutnya, dia kembali datang betapa bahagianya saat melihat gadis itu ada. Abra yang masih belum berani mengajak berkenalan, dirinya sadar hanya laki-laki yang masih pengangguran. Dirinya masih belum melanjutkan kuliah karena di tahun pertama setelah dia lulus SMA dia gagal diterima di Universitas favorit keluarganya prodi Kedokteran.
Dirinya berniat untuk mendekati gadis itu namun dia urungkan karena di waktu yang sama tak sengaja dia melihat ada seseorang yang mencurigakan mengamati gadis itu dengan raut wajah tak suka 'kenapa lelaki itu melihat gadis ini dengan tatapan kejam? Apa gadis ini gadis bermasalah? atau gadis ini anak orang kaya?'
Lamunannya tersadar kala dia merasakan handphonenya bergetar. Diangkatnya handphone tersebut dan dia keluar dari toko buku itu.
Wanita tua : "Kamu dimana?" (suara ketus seseorang dari sebrang telephone.)
Abra : "Di toko buku."
Wanita tua : "Buat apa kamu ke sana? Kamu mau menghabiskan uang suamiku! Cepat pulang! jangan kau hambur kan uangnya."
Abra : "Aku hanya membaca saja tidak membeli."
Wanita tua : "Baiklah kalau kamu sadar."
(panggilan telepon pun berakhir)
'Dasar lampir!' umpat Abra. Abra baru saja mendapat telephone dari istri pakde nya.
Mood Abra mulai berubah dari yang tadi bahagia kini menjadi marah. Beruntung Pakde ku mau menikah denganmu, kalau tidak kamu sudah menjadi perawan tua.
Beberapa jam kemudian, dia mendapat telfon kembali.
pak De : "Kamu dimana Nak?"
Abra : "Di toko buku, ada apa De?"
pak De : "Apa tadi istriku menelfon mu? Jika iya jangan kamu dengarkan omelan nya, dia memang seperti itu."
Abra : "Tak apa De, apa yang Bude bilang benar, seharusnya aku sudah kuliah dan tak perlu membuang waktu."
pak De : "Tidak dia tak paham tentang keluarga kita, yakinlah kamu pasti bisa kuliah disana. Kamu harus lebih semangat dan giat belajar. Ingat kampus kebanggan keluarga kita!"
(panggilan telepon pun berakhir)
Ini sudah kesekian kalinya istri dari Pakde nya selalu mengatakan jangan kau habiskan uang suamiku!. Kata-kata itu yang selalu terngiang di telinganya. Hingga dia berfikir harus mempunyai kekasih yang lebih kaya dari keluarga besarnya agar dapat membantu dirinya dalam segi finansial sehingga tak terlalu merepotkan keluarga Pakde nya. Andai saja ayah tak berjudi, berselingkuh dan menikahi wanita itu mungkin saja hidup mama, aku dan adikku Brian tak akan seperti ini! Tapi sudah terlanjur, lagi pula engkau sudah tiada. Beruntung PakDe tidak memiliki anak dari wanita lampir itu sehingga hampir 50% gajinya digunakan untuk membiayai kehidupan kami. Terimakasih De. Aku akan membalas kebaikanmu dan si lampir jika kelak aku sukses menjadi dokter.
Tersadar dari lamunannya Abra yang kehausan pergi menuju mini market untuk membeli minuman dan mengguyur tenggorakan yang dirasa sangat gersang. Namun telinganya yang masih mengingat ucapan Bude Ratna, istri dari Pakde nya begitu sangat membekas di telinga dan hati. Sehingga dia memutuskan dan berfikir untuk memiliki kekasih yang kaya seperti yang diimpikan.
Dia tersenyum kecut memikirkan dirinya sendiri.
FLASHBACK OFF
Abra merasa tersayat hatinya, dia tak menyangka bahwa Shasha adalah wanita yang membuatnya menangis, dan memikirkan sebuah keluarga. Dia sendiri tak sadar saat mengatakan ingin menjadi pendamping hidup Shasha. Sebelumnya dia tak pernah membicarakan tentang merencanakan sebuah keluarga kepada para kekasih nya, baginya masih terlalu dini dan dirinya juga masih belum siap.
Aku berdosa, harusnya aku tak mengatakan itu! Aku tak mau Shasha berharap lebih kepadaku nantinya. Aku bukan lelaki baik seperti yang dia bayangkan. Entah kapan rasa sayangku muncul kepadanya, namun aku juga tak mampu jika harus meninggalkan Medi.
Medi adalah kekasih yang baru dipacarinya saat dia baru putus dengan Shasha. Dia adalah kekasih yang diimpikan, karena Medi memiliki segalanya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selama liburan semester Medi selalu datang ketempat Abra untuk melepas rindu. Itulah alasan mengapa dia tak pernah menemui Shasha saat liburan semester. Saat itu Medi mengatakan berencana berlibur ke Finlandia untuk menemui saudara kembarnya yang merupakan seorang model namun rencananya berubah karena Asia sang saudara kembar sedang berlibur ke Bali. Medi pun membatalkan penerbangannya dan beralih haluan dengan mengunjungi Abra. Pada saat itu Abra sedang berada di Jakarta menemui Shasha untuk berlibur bersama namun karena Medi mengatakan akan tiba besok maka Abra segera pamit kepada Shasha untuk kembali ke Jogja dengan alasan Pakde nya akan tiba besok.
Dia amat menjaga perasaan Medi, apa yang Medi ucapkan selalu diikutinya karena dia tidak ingin menyakiti hati Medi. Abra benar-benar tak ingin kehilangan kesempatan dalam meraih cita-cita. Meskipun dia sendiri juga harus mengesampingkan perasaan terdalamnya kepada Shasha yang entah sejak kapan perasaan itu hadir.
Jadi, jika dia memilih Shasha maka dia akan kehilangan kesempatan emas untuk mendapatkan segalanya sedangkan sebalik nya jika dia memilih Medi maka dia akan mendapatkan segalanya. Tujuan nya hanya satu agar tak ada lagi yang menghinanya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Keinginannya untuk jujur dan memutuskan hubungannya dengan Shasha terhalang saat Shasha mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan berangkat ke Eropa. Terdengar dari suara Shasha yang sangat girang sehingga Abra mengurung kan niatnya.
Namun ada yang tak biasa, tiba-tiba dia merasakan gelenyar nyeri pada ulu hati nya, dia takut jika Shasha bertemu dengan lelaki yang lebih baik dari dirinya dan mendekatinya. Seakan dirinya merasa tak rela jika ada hati lain yang akan memenangkan hati Shasha.
Berhari-hari Abra dihantui tentang perasaan tak tenang, perasaan takut kehilangan Shasha. Dia ingin Shasha membatalkan beasiswa itu dengan alasan dia akan mengajak Shasha untuk bertemu orang tuanya dan memperkenalkan Shasha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Pramita K
ini toh reasonnya..tp aku ttp gak setuju tindakanmu Abra 😝😝😝
2022-04-16
1
adham fachrozy
dosa n kebohongan Abra sungguh besar🤥👺
2022-04-03
1