Kini Shasha berada di dalam mobil diantar pulang oleh Johan. Seharusnya Daniel lah yang mengantar namun karena cemburu, dia pun enggan untuk mengantarkan Shasha.
Johan yang sudah siap menginjak pedal tiba-tiba muncul Daniel yang mengetuk kaca milik Johan.
Tok ... tok ...
"Jo, gue pinjam mobil lu, gue aja yang antar dia." ucap Daniel.
"Yakin? jangan lu turunin dia dijalan ya!" perintah Johan.
"Hemm ..."
Johan keluar dari mobilnya, dan digantikan posisinya oleh Daniel yang sekarang ada di kursi kemudi.
"Jadi, sekarang bapak yang antar saya. Makasih ya pak."
Daniel sama sekali tidak menggubris ucapan Shasha.
Mobil pun mulai melaju, Daniel mengendarai dengan kecepatan sedang.
Di dalam mobil, Shasha tak tahu bagaimana harus mencairkan suasana. Karena baru ini dia merasakan satu mobil hanya berdua dengan seseorang yang pernah mengancam dirinya untuk dilaporkan ke polisi karena perangkat mandi, tak hanya itu saja dia adalah orang yang merusak ponselnya. Sebenarnya shasha ingin sekali *******-***** wajah, menarik-narik bulu-bulu yang tumbuh disekitar dagu dan tangan orang tersebut namun tak mungkin karena dia adalah salah satu orang yang penting selama Shasha berada disini.
Shasha ingin meleburkan suasana yang kaku dan mencekam ini dengan menyalakan musik dan--
"Mm-aaff," ucap Shasha.
"Sorry," ucap Daniel
Mereka berdua mengucapkan kata MAAF dan SORRY karena tak sengaja kedua tangan mereka saling bersentuh.
Karena kedua tangan mereka yang saling bersentuhan baik Daniel dan Shasha mengurungkan niat untuk menyalakan radio.
Rasa penasarannya yang tinggi membuat Daniel tak tahan untuk bertanya.
"Shasha, apa kamu menyukai Arden?"
"Kenapa bapak bertanya begitu?"
"Kalau saya tanya itu lgsg di jawab bukan malah ditanya balik!" bentak Daniel.
Shasha yang kaget setelah dibentak pun jengkel namun dia berusaha tak menampakkan di depan Daniel, yang dia lakukan sekarang memiringkan tubuhnya ke kiri lalu menyenderkan kepalanya pada headrest sambil menutup mata dan tangan bersedekap ke perut.
Daniel sadar dengan ucapannya, dia tak seharusnya berbicara dengan nada membentak. Lagi-lagi dia merasa bersalah, Daniel mulai menyalakan bluetooth dari mobil dan ponselnya untuk mendengarkan musik.
Sepertinya sang Kuasa sedang memahami isi hatinya, secara kebetulan lagu yang sedang muncul adalah lagu milik Nick Jonas, dengan judul :Jealous
^^^
I don' t like the way he's looking at you
I'm starting to think you want him too
Am I crazy, have I lost?
Even though I know you love me, can't help it
...
reff
Cause you're too sexy, beautiful
and everybody wants a taste
That's why
I still get Jealous
I wish you didn't have to post it all
I wish you'd save a little bit just for me
Protective or possesive, yeah
Call it passive or aggreesive
.....
^^^^
Drettt...dretttt...(suara ponsel bergetar)
Sedang enak-enaknya mendengarkan dan menikmati alunan musik, Daniel merasakan getaran pada ponselnya yang menandakan ada pesan masuk. Dia tak terlalu menggubris pesan masuk itu karena dirinya terhanyut dengan lirik dari lagu tersebut.
Tiba-tiba Daniel berhenti dan menepikan mobilnya, Shasha yang sedari tadi menutup mata mulai membuka matanya perlahan, ia mengira mobil sudah sampai di asrama, namun ternyata belum.
Shasha yang takut terpaksa harus membuka suaranya untuk bertanya kepada Daniel berada dimana mereka sekarang.
"Pak, kita sudah sampai?"
Daniel yang ditanya hanya diam, dia menyandarkan kepalanya pada setir mobil sambil menoleh ke arah Shasha.
Shasha sendiri yang dilihat perlahan menunduk.
"Kenapa kamu menunduk? tatap saya! perintah Daniel yang sudah menegakkan kepalanya.
Shasha yang diperintah segera mengangkat wajahnya lalu menatap Daniel.
"Menurutmu, aku bagaimana?"
"Mm-maksdudnya bagaiamana ya pak?"
"Apa saya tampan?"
Shasha yang diberi pertanyaan merasa heran dan tak percaya dengan pertanyaan itu.
"Ayo jawab!"
"Ia bapak tampan. Tampan sekali."
"Jika dibanding Arden?
"Antara bapak dengan bang Arden?"
Waduh, aku harus jawab apa? ganteng kamu sih pak, tapi masa iya aku bilang gitu. Dikira aku suka. Tapi kalau aku bilang bang Arden nanti dia marah. Hah ... sulit, pertanyaannya menjebak!
"Sha, gimana?"
"Bapak."
"Kamu yakin?"
"Heem ..."
"Artinya saya tidak kalah dengan Arden kan? Jika begitu mulai sekarang jauhi Arden." perintah Daniel.
"Jauhi, maksudnya bagaiamana pak? saya rasa tidak ada korelasinya antara bapak tampan dengan menghindari seseorang."
"Jadi kamu gak tahu maksud saya?"
"Gak pak, saya sama sekali gak tahu."
"Kalau arti dari lagu tadi, kamu paham?";
"Iya saya paham."
"Itu yang saya maksudkan, saya gak suka kamu dekat-dekat dengan Arden. Saya gak suka, saya cemburu."
Shasha paham maksud dari pak Habibie tersebut. Dirinya hanya mengangguk-angguk.
Cemburu? apa dia suka aku?! Gak ... Gak boleh, saat ini aku adalah kekasih kak Abra, meskipun saat ini aku sendiri tidak tahu bagaimana kisah cintaku. Yang pasti aku gak mau mengulang kesalahanku yang kedua kalinya.
Daniel mulai melanjutkan laju kendaraannya yang tadi berhenti sementara.
"Sha, apa aku memaksa?" tanya Daniel sambil melihat wajah Shasha.
Shasha yang tak berani menatap wajah Daniel berusaha mengalihkan perhatian.
"Pak, sudah sampai ... saya turun dulu. Makasih pak, sudah antar saya." ucap Shasha sambil membuka sabuk pengamannya.
Shasha segera membuka pintu namun pundaknya seperti ada yang menahan.
"Kenapa tak menjawab pertanyaanku?"
"Pertanyaan apa ya, pak? maaf ini sudah malam pak, nanti bapak makin kemalaman. Bye pak." ucap Shasha buru-buru sambil keluar dari mobil.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Didalam asrama Shasha disambut oleh teman-temannya dengan berbagai pertanyaan. Beberapa pertanyaan dari mereka cukup beragam diantaranya ; bagaiamana kondisi Shasha, dan apa hubungannya Shasha dengan ke tiga lelaki kemarin karena bagi mereka ke tiga lelaki kemarin merupakan lelaki matang dan tampan. Shasha sendiri tak ingat kejadian waktu itu, dimana saat itu dirinya yang sedang panas tinggi hingga tak mampu membuka mata, yang dia rasakan bahwa dirinya sedang digendong oleh seseorang.
Shasa yang lelah meladeni pertanyaan teman-temannya hanya bisa pura-pura menguap dan menutup matanya. Dia sebenarnya tak dapat memejamkan mata karena ada yang mengganjal pikirannya yaitu pertanyaan dan ucapan pak Habibie kepadanya.
Matanya perlahan mulai tertutup efek dari obat yang diminumnya hingga tak dia tertidur padahal pikirannya masih berselancar memikirkan kata-kata di mobil tadi.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Pagi ini Shasha yang sudah sehat mulai melakukan aktivitasnya dengan normal. Hari ini jadwal kuliahnya siang namun dia ingin pergi ke perpustakaan dulu. Begitu keluar dari asrama dia melihat Arden sedang berdiri sambil bersandar disamping mobil miliknya sambil melambaikan tangan kepada Shasha.
Shasha menghampiri Arden, dia pun memeluk Shasha dengan erat sambil mengacak-acak rambut Shasha.
"Bang, jangan di acak-acak, Shasha mau berangkat ni."
"Kamu sudah sembuh?"
"Heem ... udah sembuh,"
"Yaudah kalau gitu Abang antar sekalian mau jalan ke arah sana."
Di dalam mobil Shasha banyak bertanya mulai dari urusan kuliah, pekerjaan dan juga tentang pak Habbie.
"Bang, Abang kenal pak Habbie?"
Arden heran siapa yang dimaksud Shasha.
"Pak Habbie, siapa?"
"Itu yang kemarin kasih sambutan di acara pengenalan mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa."
"Daniel maksudmu?"
"Iya."
"Kenapa? Kamu suka sama dia?"
"Gak lah bang, Shasha kan sudah punya pacar di Indonesia."
"Abang kira kamu suka, gak papa lagi kalau suka. Dia itu baik, maksaan tapi sedikit liar."
"Liar gimana bang?"
"Coba aja nanti kalau kamu jadi istrinya kamu pasti tahu, bisa capek nanti kamu."
"Bang ... kejauhan jadi istri. Gak mungkin juga orang cakep, karir bagus bisa pilih aku buat jadi istrinya."
"Cie ... diam-diam kamu perhatiin wajahnya. Kalau menurutku mungkin, tatapannya ke kamu itu beda."
"Sudah lah bang aku mau turun dulu. Aku gak mau mikir ketinggian. Bye.."
Tiba di kampus Shasha berpapasan dengan temannya yang memberitahu bahwa dirinya sedang di panggil oleh Mr.DHJ di perpustakaan. Shasha bingung siapa it Mr.DHJ dia merasa tidak pernah berurusan dengan seseorang apalagi dia juga merasa tidak memiliki dosen yang bernama itu.
Penasaran siapa itu Mr.DHJ??🙂
Ditunggu updatenya y😍
Jangan lupa beri like dan comment ya readers( biar aku makin semangat nulisnya)🥰🥰😍
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
yune hemawan
aduh Shasha ngapain mikirin Abra lgi , udah putus aja
2022-04-13
0