Hiksss .. hikksss..
Hiksss.. hikksss..
"Sudah beb, jangan nangis Shasha itu gak piknik. Dia disana belajar." ucap Pak Bakir, suami dari Kanjeng Mami.
"Ia tahu, sapa yang bilang Shasha piknik. Mami kan sedih gak ada yang nemenin Mami nonton drakor,"
Shasha yang melihat Kanjeng Kami menangis merasa terharu namun dirinya tersenyum saat mendengar alasan yang diucap ibu kosnya itu.
"Cup.. Cup.. Jangan nangis nanti Dady yang temenin bebeb nonton drakor nya,"
"Tapi rasanya beda Dad," rengek Kanjeng Mami.
"Sudah lah Mi, sudah gak enak tuh dilihat anak muda. Masa iya si cantik ku nangis nanti hilang aura mudanya." ucap pak Bakir sambil memegang dagu istrinya.
Ckckck...(suara tawa Secil dan Mutia yang ditahan karena melihat tingkah suami istri kocak tersebut.)
"Baiklah, Shasha pamit dulu. Shasha berangkat dari kampus Mi, nanti akan Shasha kabari jika sudah mau terbang." ucap Shasha kepada ibu kosnya.
"Yoi Nak, pesen mami selalu hati-hati ya. Jaga kondisi, jangan lupa tidur, jangan belajar terus karena otak juga perlu refreshing, ingat makan, dan satu lagi.." ucap kanjeng mami tertahan
"Apa?" tanya Shasha penasaran.
"Bawa pulang COGAN ya,"
Shasha yang tahu apa itu COGAN hanya dapat tersenyum dan menggelengkan kepalanya
"Apaan tuh COGAN?" tanya Mutia dan Secil bersamaan.
"Cowok Ganteng," bisik Shasha
Mereka berdua pun tertawa terbahak tanpa bisa ditahan
"Bawa? emang barang Mi? Bukan dibawa mi, tapi Shasha bakal nikah sama COGAN." ucap Mutia asal
"Kug lu yakin banget?" tanya Secil penasaran.
"Nebak aja, habis gue nek lihat kelakuan Abra," bisik Mutia
"Baiklah, aku berangkat dulu ya Mi, Pi. Assalamualaikum," pamit Shasha diikuti kedua sahabatnya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Shasha bersama para sahabatnya, Miss Rina dan juga Mr Ibnu diantar oleh Pak Bram, supir dari pak Rektor.
Sepanjang perjalanan Shasha sibuk berbalas pesan dengan teman-teman nya, orang tuanya, namun ada seseorang yang dia tunggu yaitu Abra. Abra sama sekali tak membalas pesan Shasha padahal Shasha mengirimnya dari semalam.
Dia yakin pesannya sudah dibaca oleh Abra tapi sama sekali tak membalasnya bahkan tak ada kata hati-hati atau apalah seperti yang diharapkannya. Dicobanya untuk menelfon Abra tapi tak juga panggilannya diangkat dan yang paling membuatnya sakit justru saat nada telepon itu terdengar suara nomor yang ada tuju sedang sibuk.
Suasana mobil yang awalnya ricuh karena tingkah Secil dan Mutia kini berubah diam saat mereka melihat Shasha yang sedang menghapus air matanya. Secil mengedipkan matanya kepada Mutia.
"Apaan sih? lu sehat?" gerutu Mutia.
"Kenapa dia sesenggukan begitu? pasti gara-gara dokter gila." bisik Secil.
Miss Rina dan Mr. Ibnu bingung mengapa suasana yang tadi ramai bagai kapal pecah berubah jadi sepi sepertu tak berpenghuni. Dilihatnya bangku belakang ternyata mereka melihat Shasha yang sedang tidur menyandarkan kepalanya pada kaca dengan ditutupi sebuah saputangan.
Melihat Shasha yang sedang tertidur di mobil membuatnya Miss Rina dan Mr. Ibnu mengalihkan pandangannya kepada dua orang sahabat Shasha yang terlihat mencurigakan.
"Kalian berdua ngapain? serius amat?" seru Miss Rina yang tiba-tiba menampakkan kepalanya di depan wajah mereka berdua.
"Haduhhhhh... Miss Rina bikin kaget aja? ini lagi penting Miss. Nanti dulu ya Miss bercandanya kita berdua lagi konsen." tutur Secil.
"Kalian ngapain sih?" tanya Miss Rina penasaran.
"Nanti kita ceritain ya, Miss." ucap lirih Secil.
Tanpa sepengetahuan Shasha ternyata kedua sahabat Shasha sedang melihat isi percakapan antara Abra-Shasha. Memang terlihat tak sopan tapi mereka geregetan dengan sikap Abra yang menurutnya membuat Shasha seperti layangan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sehabis membuka chat pada handphone Shasha kini mereka berdua saling chat di handphone untuk menggunjing kelakuan Abra kepada Shasha.
Si Mut Judes
Bener -bener gak ada akhlak tuh cowo. Pingin banget gua hack handphone si cowo gak ada akhlak itu terus gua maki-maki.
Si Ciel Resek
Bener tapi percuma lu maki-maki tuh cowo tapi kalau Shasha masih BUCIN ma tuh cowo.
Si Mut Judes
Iya juga ya. Aku ingat kayaknya dia pernah bilang kalau dia gak akan ngelepasin Abra meski dia tahu sikap dan sifat Abra ke dia karena dia percaya perubahan selain itu dia juga gak akan menerima cinta lelaki lain meski ada banyak pria yang mendekatinya. Jadi..
Lu tahu kan kita harus apa?
Si Ciel Resek
Iya, jadi kita harus tunjukkin bukti perselingkuhan Abra tapi caranya? atau dia dijodohin pasti Shasha otomatis bakal ngelepas Abra.
Obrolan chat mereka berakhir saat Shasha sudah bangun dan mulai mengajak kedua sahabatnya berbincang.
"Lu gak ada pesan-pesan gitu buat gue?" tanya Shasha.
"Hem... gue titip bule tampan ya." ujar Secil asal.
"Kalau gue.. Gue titip cowo baik, sabar, pengertian buat hadapin emosional gue."
"Itu sih bukan titip tapi lu cari sendiri. Lu kira Shasha biro jodoh." ujar Secil gemas dengan permintaan Mutia. "Dia aja punya laki belum jelas lu malah minta yang perfect." sambung Secil.
Shasha hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum begitu juga dua dosen kesayangannya itu terkekeh mendengar obrolan dan perdebatan dua sahabat Shasha yang resek itu.
"Sha, lu gak ada titip pesen ke kita?" tanya Mutia.
"Ada sih, tapi jika kalian berdua gak keberatan." ujar Shasha.
"Apaan sih, lu kayak minta tolong sama siapa?" lanjut Secil.
"Usahakan datang ke rumah gue ya, buat lihat keadaan bunda dan ayah." pinta Shasha penuh harap.
"Kalau itu sih beres, tanpa lu minta kita berdua pasti kesana. Pasti gue bakal kenyang selalu lihat wajah Abang lu yang ganteng itu." harap Secil.
"Lu tuh ya, itu calon suami orang jangan digoda. Gak baik." ujar Mutia.
"Makasih banyak ya guys, love you." ucap Shasha dengan ekspresi bahagianya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di Bandara.
Tak terasa kini mereka telah tiba di bandara udara Soekarno-Hatta. Pak Bram dibantu Mr. Ibnu menurunkan beberapa barang bawaan Shasha yang terdiri koper berukuran 24 inch dengan dilapisi cover koper bergambar Teddy Bear warna cokelat dilengkapi dengan tas kecil yang berisi dokumen penting beserta laptop.
Miss Rina yang sedari tadi nempel manja dengan Mr. Ibnu terpaksa harus berpisah sejenak karena dia harus memberi beberapa wejangan(nasehat) kepada Shasha untuk bekalnya disana. Shasha yang mengangguk-angguk mendengarkan tampak begitu serius sedangkan Secil dan Mutia tampak berjalan mengekor dibelakang sambil memainkan handphone mereka.
Kini mereka semua sudah duduk di ruang tunggu untuk bergantian memberikan salam perpisahan sementara kepada Shasha. Mis Rina meneteskan air mata karena harus berpisah untuk sementara waktu dengan teman curhat sekaligus mahasiswi tersayangnya itu.
Tak kalah dengan Miss Rina, Secil-Mutia pun sama, mereka saling berpelukan dan mencium sahabatnya berulang kali.
Hiiiikkkssss..... Hiiiikssss,(suara tangis Secil dan Mutia)
"Lu, jaga diri ya Sha, lu gak boleh sedih-sedih ya disana, masalah lu disini jangan lu bawa disana. Kalau lu benar-benar kangen ma kita dan butuh temen curhat kita siap kug 24 jam," ungkap Secil sambil menghapus air matanya.
"Betul itu kata si Ciel. Gue udah gak bisa berkata apa-apa lagi buat lu. Satu kata buat lu SEMANGAT, lu disana sekolah. Jangan lu pikirin yang disini. Lu fokus disana, cari ilmu sebanyak-banyaknya. Ingat pacar lu belum tentu jodoh lu." imbuh Mutia yang sengaja dia ucapkan agar Shasha tak terlalu memikirkan Abra.
"Sha, jaga diri dan semangat," ucap Mr. Ibnu dengan senyum pada bibir tipisnya yang menambah aura kegantengannya makin bertambah.
"Sha, ingat pesan Miss yang tadi ya. Jangan lupa sholat."
"Neng geulis, hati-hati ya. Ini amplop dari pak Rektor katanya kasih ke neng Shasha sebelum berangkat." ucap Pak Bram sambil menyerahkan amplop.
Tak lama kemudian terdengar suara pemberitahuan tentang boarding pesawat yang ditumpangi Shasha diikuti dengan nama bandara tujuan. Segera Shasha mempersiapkan diri untuk segera masuk.
Saat akan melangkah Secil dan Mutia kembali meneriaki memanggil nama sahabatnya
"Shasha," teriak mereka berdua bersamaan.
"Iya?" jawab Shasha sambil memutar tubuhnya searah dengan teriakan suara kedua sahabatnya.
"Gue bakal kangen berat ni." rengek Secil.
"Guys, udah jangan sedih begini. Gue jadi berat melangkah ni. Kita kan berpisah untuk sementara,bukan?" goda Shasha.
"Bye.. Bye.." ucap mereka berlima sambil melambaikan tangan
Mereka semua melihat Shasha yang sedang berjalan untuk check-in.
Keberangkatan Shasha diperkirakan 30 menit lagi. Kini mereka berlima bersiap untuk kembali ke kampus.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di ruang boarding.
Shasha kini berada di ruangan boarding. Sebelum memasuki pesawat Shasha menelfon kedua orangtuanya mengabari bahwa dirinya akan segera berangkat. Tak lupa juga dia menyempatkan untuk mengecek pesan dari Abra tapi tak satupun muncul. Hingga Shasha mulai mencoba menelfon kekasihnya itu dan hasilnya sama seperti tadi. Hanya suara sambungan dan kemudian terdengar nomor yang anda tuju sedang sibuk, dicobanya kembali kini nada suaranya berubah nomor yang and tuju sedang tidak aktif.
Shasha hanya pasrah dengan hubungannya. Lalu dia mengirim pesan
my❤️
Kak, Shasha pamit.
Kakak lagi sibuk ya? jika sempat balas pesan Shasha ya.
Sebentar lagi hubungan kita dipisahkan oleh waktu dan benua. Ini hanya sementara kak, Shasha gak akan aneh-aneh, kakak juga ya.
Miss you, take care honey.
Dengan perasaan campur aduk Shasha memasukkan handphonenya dan berjalan menuju pesawat karena 10 menit lagi akan berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Rossemarry
yuk lanjut🥰
2022-04-03
0
adham fachrozy
LDR itu indah.
tapi kalau cwonya seperti Abra lebih baik END aja.
Aku menunggu mereka putus😋
2022-04-03
0