Setelah pengumuman yang menyatakan bahwa Shasa resmi diterima sebagai seorang mahasiswi di sebuah kampus ternama di Ibukota, begitu juga dengan Abra yang diterima di kampus ternama di kota Jogja. Mereka terpisah jarak untuk beberapa tahun ke depan.
Awal keberadaan mereka di kota yang baru membuatnya harus beradaptasi, terutama Shasha. Karena ini adalah awal yang baru bagi dirinya berpisah dengan orang tuanya.
Hari pertama di Ibukota,
Mentari pagi yang menerobos masuk melewati tirai sela-sela jendela membuat sinar itu mengenai wajah hingga membuat Shasha mulai mengernyitkan matanya ditambah dengan suara kicauan burung yang sedang bersahut-sahutan milik pemilik kos dipadu padankan dengan suara alarm ayam pada handphone milik Shasha membuat Shasha cepat-cepat bangun dan masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke kampus
Jarak dari tempat kos dan kampus ditempuh kira-kira 45 menit, jadi ojek motor adalah kendaraan yang tepat bagi MABA(Mahasiswa Baru) seperti dirinya untuk menghafalkan jalanan.
Sebelum masuk ke dalam kelas Shasha dihampiri oleh seorang gadis yang dikenalnya saat di acara maba waktu itu.
"Sha ..." sapa gadis pertama yang namanya adalah Mutia.
"Hi...kemana Secil?"
"Biasa, dia sedang ada urusan berbisnis." jawab Mutia enteng.
"Bisnis apa?"
"Entahlah," ucapnya sambil mengangkat pundak.
Selang beberapa menit dari samping terdengar suara cempreng memanggil mereka siapa lagi jika bukan suara Secil.
"Hai besti! hari pertama kita materi kuliahnya apa ni?"
"Ilmu politik,"
"Kata sepupu gue dosennya cool banget," ucap Mutia.
"Oke,kalau begitu kita duduk depan aja yuk." ajak Secil.
Shasha yang sedari tadi fokus dengan handphone membalas pesan yang dikirim Abra.
"Lu konsen banget pegang handphone, itu sapa Sha yang ada di wallpaper?" tanya Secil kepo.
"Ada deh," ucap Shasha sambil senyum-senyum.
Ternyata Abra sedang memberitahu bahwa dirinya begitu bahagia dan tak menyangka bahwa dirinya dapat kuliah di PTN favorit. Tidak hanya itu Abra mengingatkan agar Shasha menjaga mata dan hatinya untuk dirinya saja.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Setelah mata kuliah berakhir Shasha meminta temannya agar tak menunggu dirinya, dia harus mampir ke perpustakaan karena sesuatu, yaitu kerinduan dirinya pada suasana perpustakaan.
Tak terasa hari sudah sore, Shasha harus memesan ojek online lagi untuk kembali ke tempat kosnya.
Sesampai di kos Shasha berpapasan dengan ibu kos yang sedang menikmati secangkir minuman di sebuah teras yang asri sambil melihat kolam air buatan yang berisi ikan mas koi.
"Sore, mi ..., lagi ngopi?" ucap Shasha basa-basi.
"Yoi Sha, kamu mau?"
"Gak mi. Shasha masuk dulu. Mari mi ...," pamit Shasha dengan melanjutkan langkahnya ke dalam.
Dimalam hari, Shasha mendapat telepon dari Abra, mereka berdua saling menceritakan pengalaman pertama kuliahnya, disela-sela cerita tentang perkuliahan Abra berucap manja tentang suatu sesuatu yang tak pernah di dengarnya.
Abra : "Aku kangen banget, padahal baru jauh dari kamu. Kenapa bisa begini ya?"
Shasha : "Em ... kakak bisa aja. Mungkin karena kita jauh
Abra : "Kirim fotomu ya, aku ingin menjadikan wallpaper handphoneku,". "telepon nya aku matikan dulu, ini ada temanku datang. Bye ..."
Mereka berdua saling menutup telepon masing-masing.
Dalam suasana hening Shasha masih tak percaya dan kaget, bertahun-tahun menjalin cinta in pertama kali Abra meminta fotonya dan kangen dengannya.
Shasha melakukan foto selfi berulang kali. Meski hanya sebuah foto dia mengambil jepretan berulang kali agar mendapat hasil yang pas. Lama tak kunjung mengiri dia mendapat pesan dari Abra.
Abra : "Jangan lupa foto."
Shasha yang sudah selesai berfoto segera mengirim.
Shasha : "Ini." (dilengkapi dengan lampiran foto yang diambilnya dari galeri).
Abra : "Makasih."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di kampus
Sudah hampir dua bulan Shasha dan Abra terpisah oleh jarak dan waktu. Saat ini adalah akhir pekan untuk yang kesekian kalinya dihabiskan Shasha dengan mengerjakan tugas dan belajar. Dia mencari banyak referensi buku online. Dirinya memilih mengerjakan pekerjaan tersebut di kampus usai selesai jam mata kuliah tadi.
Sekarang Shasha berada di tempat favorit para mahasiswa dan mahasiswi berkumpul mengerjakan tugas dengan fasilitas WiFi. Dia duduk sendiri ditemani laptop kesayangannya berstiker Tedy bear.
Konsen dengan kegiatannya Shasha tak menyangka bahwa disampingnya ada mahasiswa lain yang sedang sibuk mengerjakan tugas sama dengan dirinya.
Tak terasa hari sudah gelap dan tugas yang dikerjakan juga hampir selesai. Saat Shasha sedang meregangkan ototnya dia melihat wallpaper di laptop sebelahnya terlihat jelas itu ada foto sang kekasih bersama dengan mahasiswa tersebut.
"Maaf, boleh tanya kak?"
"Iya," ucapnya sambil menoleh
"Siapa lelaki yang sedang bersamamu itu?"
"Dia kakak ku, kenapa?" tanya nya balik
"Jadi kamu adiknya?"
"Iya, kamu pacarnya?"
"Iya, akhirnya kita bisa berkenalan ya."
"Saran dari ku lebih baik kau putuskan kakakku dan konsentrasi saja untuk kuliah."
"Kenapa?" tanya Shasha heran
"Siapa yang tak kenal dirimu, semua orang disini tahu siapa kamu. Kamu mahasiswi baru yang mewakili kampus saat lomba antar kampus se-Jabodetabek, bukan?
"Iya,kak."
"Dengarkan aku, kakakku bukan lelaki baik, bagiku dia tidak tepat bagimu jika kamu tetap melanjutkan hubunganmu itu terserah kamu saja yang penting sudah aku ingatkan." "Namaku, Brian. Mahasiswa kedokteran. semester tujuh," ucapnya sambil membereskan laptop dan hendak beranjak pergi.
"Tunggu kak, jangan pergi dulu. Beri penjelasan kak atas semua ucapan mu." ucap Shasha sambil menahan tangan Brian agar tidak beranjak pergi.
"Aku tak banyak tahu tentang kak Abra, bagiku dia memiliki sikap seperti almarhum ayah kami yang suka menjalin hubungan dengan banyak wanita dan aku jamin hubunganmu akan putus nyambung apalagi kalian terpisah jarak. Sudah berapa lama kamu dengan nya ?"
"Semenjak aku SMA kelas 2, kak."
"Oh, jadi kamu gadis SMA yang dimaksud kakak ku?"
"Memangnya kenapa kak?"
"Karena kamu satu-satunya pacar kakak ku yang berhasil lolos dari kekhilafan nya. Abra bercerita bahwa kamu sangat berbeda. Di awal Abra tak tertarik denganmu dia hanya memanfaatkan mu untuk beberapa hal. Kamu memang cantik tapi kamu bukan tipenya. Seksi dan cantik adalah tipenya dan kamu hanya memiliki paras cantik sedangkan untuk keseksian kamu minus."
"Jadi, kak Abra sering berbuat khilaf pada kekasihnya sebelum aku? dan hanya aku yang lolos?" tanya Shasha tak percaya.
"Iya, aku sendiri heran mengapa banyak wanita yang tergoda dengan rayuan kak Abra. Tak hanya itu, pernah ada wanita yang meminta tanggung jawab. Tapi kak Abra menolaknya karena wanita tersebut sudah tidak tersegel." bisik Brian.
Jujur Shasha syok mendengarnya.
"Oke kak, terimakasih informasinya, "
"Aku bahagia jika takdir menjodohkan Abra denganmu namun jika ini bisa dirubah maka pikirkan kata-kataku. Wanita sepintar dan secantik dirimu tak seharusnya tersakiti dan dapat uang lebih baik darinya."
"Maaf kak, tapi aku tak berniat meninggalkannya aku justru ingin merubahnya, aku yakin dia bisa berubah lebih baik."
"Ternyata benar, tak salah kali ini pilihan kak Abra. Oke, aku balik duluan. See u ya, Sha!"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Terpisah jarak dengan Abra membuatnya cukup bahagia namun ada rasa tak tenang. Rasa tak tenang itu muncul setelah mendengar ucapan Brian.
Mereka menjalani hubungan jarak jauh sudah hampir satu tahun lamanya. Selama setahun berjauhan, Abra mulai kembali seperti dulu. Abra mulai menunjukkan sikap lamanya, tak ada kabar seperti dulu saat mereka awal menjalani hubungan jarak jauh.
Pikiran negatif terus muncul di otaknya. Dia mencoba berfikir positif bahwa Abra sedang benar-benar sibuk karena jadwal kuliahnya yang sudah mulai padat tapi dia penasaran dengan ucapan Brian yang menyampaikan sebuah fakta. Fakta itu bisa benar juga bisa salah maka, maka yang perlu dia cari adalah bukti.
Shasha yang penasaran dengan satu nama yang pernah disebutkan oleh Abra saat mereka bertemu di liburan semester kemarin, yaitu nama 'Rosul' dan satu nama yang sering muncul di kontak Abra yaitu 'Riko'.
Dua R , nama yang membuat Shasha penasaran.
Mulailah dia mencari dua nama tersebut di dunia maya dan Shasha dengan perasaan hancur dia teringat ucapan Brian. Dia benar-benar tak menyangka melihat banyak foto-foto mesra Abra bersama dua wanita itu ditempat yang berbeda dan tak asing bagi nya mengingat tempat tersebut. Nama yang dikiranya nama seorang lelaki, ternyata sorang wanita.
Dilihat nya lebih detail profil dari nama Rosul tersebut ternyata Rosul adalah bukan nama sebenarnya. Nama realnya adalah Rose Ul. Dilihat di galery photo sosmed nya ternyata Rosul sendiri berkuliah di tempat yang sama dengan Abra namun mengambil jurusan yang berbeda. Setelah puas melihat semua tentang Rosul kini dia mencari nama lainnya
Kali ini yang dilihatnya adalah nama Riko, setelah di cek dengan detail nama realnya adalah Riko Frista. Dilihat dari galeri photo di sosmed ternyata Riko berkuliah di Surabaya, sebuah kampus yang begitu Abra idamkan.
Sepertinya Riko seumuran dengan Abra karena dilihat dari semesternya seharusnya Abra juga seangkatan dengan Riko.
Foto-foto mesra mereka berdua terlihat sangat bahagia.
Kecurigaannya sedikit demi sedikit terjawab, mungkin ini alasan Abra tidak memiliki Sosmed.
Rasa panas membara hatinya sudah mulai menggebu. Segera Shasha menghubungi Abra namun tak ada jawaban. Berulang kali dia mencoba menghubungi, namun tetap tak ada jawaban. Padahal hari ini hari Minggu.
Merasa telponnya diabaikan Shasha mulai mengetikkan sesuatu.
Shasha : "Hubungi aku segera jika tidak sibuk, ada yang perlu kita bicarakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Frisca Araa
semangaattt kaaa
2022-04-12
1
Yayaya coba"
Semangatt
2022-03-30
1