Satu bulan sudah berlalu, apa yang dipikirkan Shasha tentang Abra benar. Tak lama setelah kejadian itu Abra mulai aktif menghubungi dirinya lagi. Berulang kali permintaan maaf di ucapakan nya dalam sebuah pesan singkat.
Kejadian yang menimpa Shasha telah membuat nya krisis kepercayaan diri. Dirinya lebih sering mengurung diri dan enggan untuk pergi keluar rumah lagi walau itu hanya ke sebuah mini market dekat rumahnya.
Orang tua Shasha heran melihat perilaku anaknya. Tanpa sepengetahuan Shasha mereka memberitahu keadaan Shasha kepada Eza. Eza mulai curiga bahwa adiknya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja secara psikis.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Eza menghubungi kekasihnya yang sekarang sedang dinas di Indonesia agar mencari tahu ada apa dengan adiknya.
Sebenarnya Jihan sudah mengetahui apa yang terjadi pada Shasha. Karena Jihan adalah detektif yang disewa oleh keluarga Joshka untuk melindungi Shasha. Jihan adalah orang dibalik kegagalan Abra saat hendak melecehkan Shasha waktu itu.
Jihan sendiri tidak tahu apa hubungannya keluarga Joshka dengan keluarga kekasihnya terutama calon adik iparnya.
Perlahan namun pasti Jihan mulai mendekati Shasha dengan statusnya yaitu pacar dari Eza. Jihan mulai menceritakan sekelumit pertemuannya dengan Eza, dan tanpa sadar Shasha menceritakan seseorang yang hadir dan mengisi hidupnya yaitu Dion dan Abra.
Step pertama yaitu korban pelecehan dapat menceritakan masalahnya kepada orang lain. Sukses membuat Shasha bercerita tentang kehidupannya. Kemudian Jihan melanjutkan step selanjutnya.
Step yang kedua adalah menerima kenyataan. Setalah mendengarkan semua cerita dari Shasha, Jihan mulai mengajari bahwa di setiap kehidupan manusia di dunia antara satu dengan yang lain beda. Tuhan memberikan kita cobaan hidup semacam ini berarti Tuhan sayang kepada kita dan rasa terima kasih kita kepadaNya adalah bersyukur dan berusaha untuk menerima kenyataan.
Step ketiga, menulis dibuku harian. Jihan berpesan agar jika Shasha merasa emosi karena ingat kejadian tersebut, segera menuangkannya dengan menulis.
Step ke empat adalah berhenti menyalahkan diri sendiri. Ini adalah uang paling penting.
Pada step ini Jihan membutuhkan banyak usaha agar Shasha sadar bahwa ini bukan kesalahannya semata.
Kurang lebih sudah tiga bulan Jihan menerapkan semua step tersebut kepada Shasha, dan hasilnya Shasha berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya yang hilang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dilain tempat Abra yang hampir putus asa karena Shasha sama sekali tak menanggapi rayuannya dan itu membuat Abra kebingungan.
Abra yang mulai berfikir keras mencoba berselancar di dunia maya mencari tahu tentang kehidupan pribadi Shasha. Dan deg dia menemukan fakta bahwa Shasha memiliki seorang kakak berpangkat tinggi yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Jerman.
Takut dengan kenyataan tersebut kini Abra menyesal seharusnya dia sadar dari awal bahwa Shasha berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya dari berbagai segi.
'Aku benar-benar cari mati!, mau tak mau aku harus gigih meminta maaf'.
Dulu saat dia mengamati, memilih dan meminta Shasha untuk menjadi pacarnya hanya untuk memanfaatkan saja. Abra sama sekali tak memakai perasaan. Dia tak ingin hanya karena kekhilafannya justru akan menjadi kebodohannya dengan menerima bogeman atau apalah dari kakak Shasha.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Saat ini Abra sudah berada di cafe sebuah mall menunggu keberadaan Shasha karena hari ini ada peluncuran buku terbaru karya penulis idola Shasha. Abra yakin, bahwa Shasha akan ada disana.
Shasha yang datang sendiri tidak ditemani Jihan karena dia merasa sudah yakin bahwa kepercayaan diri sudah kembali. Terapi yang dilakukan oleh Jihan tergolong berhasil.
Di acara peluncuran buku disediakan juga sebuah panggung kecil dengan dekorasi yang sangat sederhana.
Ternyata panggung itu berfungsi untuk menghibur para fans dari si penulis. Sang penulis menjamu para fansnya dengan beberapa minuman dan cemilan santai ditemani beberapa alunan musik. Saat Shasha sedang berbincang dengan seseorang yang baru dikenalnya disana tiba-tiba dia mendengar namanya disebut.
'Nesha Himalaya Ayesha maafkan semua kesalahanku, aku tahu kamu kecewa, aku tahu kamu marah. Dan aku menyesal. Aku bodoh. Aku bukan lelaki baik seperti keinginanmu TAPI hari-hariku baik dan SEMPURNA saat engkau di sisiku'.
Lalu terdengar alunan musik dan Abra yang menyanyi dengan judul Please Forgive Me milik Bryan Adams.
Kaget, benar-benar kaget. Shasha tak menyangka Abra akan nekat seperti ini meminta maaf kepada dirinya. Sang penulis yang tahu segera menghampiri meja Shasha
"Maaf, apa benar kamu adalah wanita yang dimaksud lelaki tersebut?"
"Maaf kak, acara kakak terganggu karena orang itu, aku akan segera membawanya pergi kak."
"Jangan, tak apa justru dengan adanya dia di acara ini makin menarik apalagi sikap dia tadi mirip dengan karakter utama pada novel ini begitu juga dengan judulnya." ucap sang penulis dengan santai.
"Oh iya kamu belum menjawab pertanyaan ku, apa nama yang disebutkan benar itu nama kamu?"
"Benar nama yang diucapkan nya benar namaku."
"Dan lelaki itu?"
Shasha hanya diam tak menjawab pertanyaan tersebut
"Oke.. Kamu diam artinya kamu mengenalnya dan kalian sedang dalam kondisi tidak baik, bukan?"
Shasha yang ditanya tetap diam sambil menghela nafas dalam-dalam.
"Aku memang tak tahu apa masalah apa yang sedang kalian hadapi yang pasti MAAF, ya sebuah kata MAAF adalah obat paling baik di dunia ini. Obat itu sulit di dapatkannya tak ada toko yang menjualnya. Belajarlah memaafkan maka hari-harimu akan menjadi lebih indah tanpa dibayangi dengan hari-hari buruk."
"Ya kak, terimakasih" ucapnya lirih sambil mengangguk.
Setelah bernyanyi Abra datang ke meja Shasha sambil memberikan sebuah buket yang berisi bunga tulip putih sambil berucap 'maafkan semua kesalahanku, aku janji akan menjadi pria yang lebih baik, terimalah bunga ini tanda kamu telah memaafkan ku'.
Lalu terdengar teriakan 'terima.. terima..terima...' dari semua pengunjung yang ada disana.
Shasha pun menerima permintaan maaf tersebut.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Setelah malam permintaan maaf, Abra kembali membuktikan ucapannya yang mana dia harus berhasil mencuri hati Shasha seperti pertama mereka bertemu. Baginya tampil di sebuah pertunjukkan adalah hal baru dan norak dalam hidupnya apalagi harus berucap maaf. Tapi mau bagaimana lagi dia harus membuktikan bahwa dia benar-benar menyesal.
Begitu juga dengan Shasha, bagi Shasha itu adalah hal ter norak.
Meskipun tanpa Abra harus tampil dan memberinya bunga tulip dia sudah memaafkan. Dihadapan Abra, Shasha menyembunyikan ketidak nyamanan atas sesuatu yang sudah dilakukan Abra tadi karena dilihat oleh banyak orang. Baginya apa yang Abra ucapan sepertinya tidak tulus keluar dari mulut Abra melainkan hanya sebuah topeng.
Gara-gara perlakuan Abra tersebut kini mereka mendapat kupon gratis memesan minum selama seminggu di cafe tersebut. Keadaan tersebut menguntungkan bagi Abra, karena untuk seminggu ke depan dia tak harus mengeluarkan uang saat bersama Shasha.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hubungan antara Abra dan Shasha saat ini tampak berbeda. Dulu mereka menyempatkan untuk dapat berjalan-jalan, namun kali ini tidak. Shasha lebih memilih langsung bertemu Abra di cafe, kemudian dia menghabiskan waktu dengan melakukan panggilan telefon untuk bertanya kabar.
Abra menyadari keterbatasannya untuk bertemu dengan Shasha, karena itu adalah syarat yang diberikan Shasha kepadanya. Mereka bisa kembali menjalin kasih dengan ruang waktu yang terbatas. keterbatasan itu karena Shasha sekarang sudah kelas tiga SMA, jadi dia harus mempersiapkan diri.
Begitu juga dengan Abra, dia juga mempersiapkan diri agar dapat berkuliah di PTN favorit pilihannya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Shasha sudah mendekati jadwal ujian nasional. Dia benar-benar menuruti ucapan sang kakak agar fokus belajar agar bisa di terima di PTN favoritnya, yaitu jurusan Hubungan Internasional (HI). Begitu juga dengan Abra, meski dia berbeda dua tahun lebih tua dari Shasha ternyata dia juga akan memulai kuliahnya di tahun yang sama dengan mengambil jurusan Kedokteran.
Abra dan Shasha saling memberikan dukungan satu sama lain lewat pesan singkat maupun Vidio call. Mereka tak mempermasalahkan jika selama beberapa bulan ke depan tak saling bertemu.
Waktu cepat berlalu, Shasha sudah selesai menempuh ujian sekolah. Nilai yang didapatkannya sempurna. Namun perjuangannya belum usai, dia harus mengikuti ujian masuk Universitas.
Pengumuman penerimaan telah keluar, nama Shasha ada dengan nilai sempurna sehingga membuat dirinya diterima. Begitu juga dengan Abra, dia diterima di Jogja.
Setelah pengumuman tersebut Abra mengajak Shasha untuk keluar guna berbincang santai membahas hubungan mereka. Karena hubungan mereka akan dipisahkan oleh kota.
"Sha, kita akan LDR. Apa kamu sanggup?"
"Sanggup, kakak?"
"Kakak usahakan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
adham fachrozy
semangat..up terus😍
2022-04-03
0
Yayaya coba"
biarin aj abra thor🤣
2022-03-30
0
Yayaya coba"
biarin aj abra thor🤣
2022-03-30
1