Istri Tuan Vampir
Di tengah gerimis yang mulai turun. Seorang wanita bernama Noa terseok-seok berjalan memasuki hutan untuk menghindari beberapa lelaki yang tengah memburunya.
"Ach!!!" Pekiknya saat tidak sengaja sebuah ranting menembus kaki mulusnya.
Noa terus saja berlari, sebab suara para lelaki yang mengejarnya masih saja terdengar.
Aku tidak boleh mati! Jika aku mati mereka akan menang!!
Noa mengigit bibir bawahnya. Menahan perih pada kakinya yang semakin terasa saat menyentuh kerikil di mana kakinya berpijak.
Sementara di kerajaan tak kasat mata. Sebuah pernikahan di gelar sangat mewah dengan jamuan banyak teko berisi cairan berwarna merah.
Semua tamu undangan berkumpul di aula. Menunggu kedatangan dua mempelai yang akan di persatukan dalam ikatan pernikahan malam ini.
"Di mana Lucas?" Tanya seorang wanita paruh baya yang di ketahui bernama Elena, Ibu tiri Lucas.
Dia menyuruh seorang pembantu untuk memeriksa Lucas di kamarnya namun ternyata dia kembali dengan tangan kosong.
"Tuan Lucas tidak ada di kamarnya." Mata Elena berubah merah dengan taring runcing yang mulai keluar.
Pembantunya yang ternyata seorang manusia merasa ketakutan setengah mati melihat kemarahan dari Elena. Dia terpaksa mengambil perkerjaan itu demi upah besar yang di tawarkan Raja Stefanus padanya.
"Aku di sini Ma." Sahut Lucas. Taring Elena seketika menghilang seraya tersenyum menatap Lucas. Anak tirinya plus calon menantunya.
Elena sengaja merajuk Raja Stefanus untuk menikahkan Putri tunggalnya yang bernama Patresia agar kekuasaan kerajaan tidak jatuh ke tangan yang salah.
Tanpa perlawanan Raja Stefanus mengsetujuinya. Dia berpura-pura tidak mengerti akan tujuan Elena melakukan itu agar dia bisa menguasai kerajaan dan menerapkan peraturan baru perihal mengkonsumsi darah manusia.
Selama ribuan tahun hidup. Para vampir itu tidak lagi mengkonsumsi darah manusia. Kebijakan baru yang di terapkan oleh Raja Stefanus membuat para sekutunya di larang meminum darah manusia. Jika sampai melanggar, mereka di jatuhi hukuman yang berat berupa kematian.
Tujuan raja Stefanus menerapkan peraturan itu agar para vampir dan manusia bisa hidup saling berdampingan tanpa adanya pertumpahan darah.
"Sia sudah menunggu mu sayang. Kita percepat acara pernikahan ini agar pesta segera di gelar." Elena menghampiri Lucas dan hendak merangkulnya.
"Tunggu Ma." Tolak Lucas memang tidak akrab dengan Ibu tirinya yang menurutnya bermuka dua.
"Ada apa?"
"Apa permintaan ku sudah di penuhi." Lucas mengangkat topeng yang ada di tangannya.
"Och itu. Tentu saja." Elena menunjukkan topeng yang ada di tangan kanannya.
Lucas tersenyum miring karena rencana jahilnya tidak terbaca oleh Ibu tirinya.
"Hm Mama duluan. Nanti aku menyusul." Cepat-cepat Elena mencegah kepergian Lucas dengan genggaman tangannya.
"Kau akan kabur nanti!"
"Tidak Ma. Aku sudah menyerah untuk menolak pernikahan ini." Elena menatap Lucas tidak percaya.
"Jika kau kabur! Kau tidak akan di akui anak oleh Ayahmu!!" Lucas mengangguk seraya tersenyum.
"Iya Ma aku masih ingat. Aku berjanji akan menyusul." Lucas melepaskan genggaman tangan Elena lembut.
"Oke cepat. Mama tunggu di pintu masuk aula."
"Hm iya." Lucas berlalu pergi masuk kamar." Dasar anak pembangkang!!" Umpat Elena terpaksa ke depan pintu masuk aula terlebih dulu.
Tapi aneh! Baru saja Elena datang dengan memakai topeng sesuai permintaan. Lucas sudah ada berdiri tepat di samping Patresia, anak semata wayangnya. Saat Elena akan memastikan wajah Lucas, Raja Stefanus angkat bicara.
"Dari mana saja. Bulan purnama akan segera berakhir. Kita harus memulainya."
Rombongan pengantin masuk ke Aula menuju meja altar yang terdapat di tengah ruangan. Pernikahan yang cukup aneh sebab tidak ada ucapan ikrar janji suci. Kedua mempelai hanya di suruh menyayat nadinya dan mengucurkan darah ke dalam gelas yang ada di tangan mereka masing-masing.
"Tukar darah kalian dan minum sampai tidak tersisa agar kalian kelak di persatukan dalam ikatan pernikahan seperti darah yang sudah bercampur menjadi satu." Ucap Raja Stefanus selaku orang yang bertugas menikahkan semua bangsa vampir.
Patresia tersenyum saat Lucas menyodorkan setengah gelas darah ke arahnya. Dia pun membalasnya dan dengan cepat Patresia meneguk habis darah itu begitupun lelaki yang di fikir Lucas.
"Mulai hari ini. Darah kalian sudah menyatu dan resmi menjadi pasangan suami istri."
Petir menyambar, seiring dengan gerimis yang berubah menjadi badai. Lucas tersenyum seraya berdiri di atas loteng. Menatap pernikahan Patricia bersama salah satu prajurit kerajaan.
Terimakasih Ayah...
Lucas berubah menjadi bayangan hitam lalu melesat seperti angin menembus badai petir yang terjadi di sekitar kerajaan.
"Kita akhirnya menikah Lucas." Tutur Patresia tersenyum dan mendongak ke arah Lucas yang sejak tadi tidak berbicara satu katapun. Bibir Lucas kenapa lebih tebal. Seketika fikiran Patresia kalut bercampur aduk dengan perasaan ragu. Patresia menghampiri Elena dan membisikkan kekhawatirannya.
"Apa maksudmu?"
"Seperti bukan Lucas." Jawab Patresia berbisik.
"Saya minta semua hadirin membuka topengnya termasuk kamu Lucas." Pinta Elena setengah berteriak.
Semua hadirin membuka topengnya dan menyisakan Lucas yang masih berdiam diri.
"Buka topengnya Lucas." Pinta Elena mengulang seraya berjalan mendekat.
Raja Stefanus tersungging seolah dia tahu tentang rencana Lucas hari ini.
Aku memang mencintai mu Elena tapi aku lebih mencintai Putraku..
"Lucas. Kenapa kau diam?" Tanya Elena mulai emosi. Tangannya terangkat dan menyambar topeng lelaki yang menyamar sebagai Lucas. Mata Elena melebar, menyala merah dengan gigi runcing yang keluar.
Elena berteriak nyaring memekakkan telinga hingga sanggup terdengar oleh Lucas yang sudah bertengger di salah satu pohon besar yang ada di hutan itu.
"Merdu sekali." Gumam Lucas duduk santai di salah satu ranting kecil seolah tubuhnya begitu ringan.
🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Erlin Pramudyas
mampir ah,sekali² baca cerita vampir hihihi
2022-08-25
1
Asty Asty
tiba" mau mati :(
2022-07-19
0
Sinta putri
jsjdhd
2022-05-20
0