11

Elena masuk ke dalam kamar Stefanus setelah mendapatkan izin. Dia ingin membicarakan perihal kekhawatirannya yang menebak Lucas memiliki sebuah rahasia yang tengah di tutupi.

"Bukankah ini terdengar mencurigakan Baginda?" Tutur Elena seraya memijat pundak Stefanus lembut.

"Mencurigakan apa?"

"Dia tiba-tiba saja ingin tinggal di kota. Aku takut jika nanti Lucas jatuh cinta pada manusia."

"Omong kosong!!" Stefanus bergegas berdiri dan menatap geram ke Elena." Anakku tidak mungkin seperti itu!!" Imbuhnya beralih duduk di kursi kokohnya. Nafasnya terbuang kasar sebab sesungguhnya Stefanus ketakutan dengan tebakan yang di lontarkan Elena.

"Maaf Baginda. Aku hanya sekedar menebak. Mungkin saja Baginda berubah fikiran dan mencabut aturan itu agar kita bisa menguasai dunia manusia. Jika manusia sudah tidak ada. Bukankah bangsa kita akan bisa hidup bebas."

Rajukan yang Elena lontarkan kerapkali di bahas meski sikap raja Stefanus tetap saja sama.

"Bayangkan jika seluruh kerajaan vampir bersatu dari berbagai negara. Kita akan bisa menguasai dunia dengan cepat dan setelah itu terjadi. Baginda tidak akan lagi khawatir soal Lucas."

"Mereka tidak bersalah kenapa harus di musnahkan! Sampai kapanpun aku tidak akan setuju dengan itu. Jika kau ingin membahasnya. Sebaiknya kau pergi saja!!" Elena mendengus seraya berjalan keluar dengan kesal." Tidak mungkin Lucas seperti itu. Dia pasti akan bisa menjaga diri juga nama baikku." Gumam Stefanus duduk dengan raut wajah gelisah. Ketakutan akan itu selalu bertambah setiap harinya seolah dia mempunyai firasat buruk soal Lucas.

🌹🌹

Lucas mengekor kemanapun Noa melangkahkan kakinya. Kedua tangan mereka saling berpegangan erat tanpa peduli dengan tatapan sekitar.

Daya tarik Lucas yang memiliki aura berbeda, memicu kekaguman para kaum hawa. Mereka tidak mengerti jika lelaki di kagumi adalah pangeran dari kerajaan vampir yang seharusnya patut mereka takuti.

Namun paras mengalahkan semuanya. Aura daya tarik Lucas membutakan mata hati mereka. Tanpa malu mereka melambaikan tangan berharap perhatian Lucas bisa teralihkan.

"Barang apa yang kamu beli Baby?" Tanya Lucas tidak mengerti soal alat makeup dan kosmetik yang Noa beli.

"Agar aku semakin cantik Tuan." Jawab Noa tersenyum seraya menunggu barangnya selesai di total.

"Kamu sudah sangat cantik. Untuk apa membelinya." Puji Lucas di depan pegawai kasir yang curi pandang padanya.

"Aku merasa aneh jika tidak memakai ini Tuan. Sudah terbiasa."

"Totalnya empat juta lima ratus Kak." Lucas menyodorkan kartu ATM ke pegawai. Noa tentu saja kaget sebab tahu jika Lucas tidak memiliki identitas untuk membuka rekening bank.

Katanya tidak memiliki identitas.. Lucas tersenyum seraya menombol pin-nya. Apa Tuan membohongiku dan tidak ingin aku tahu jika dia sudah menikah. Lucas berdiri tegak. Menyikap rambut panjang Noa dan menunduk lalu membisikkan sebuah jawaban.

"Aku memakai identitas kaki tanganku Baby. Jadi aku tidak pernah membohongimu tentang pernikahan kita. Kamu satu-satunya seperti darah kita yang sudah menjadi satu." Gigitan kecil Lucas hadiahkan di telinga, membuat genggaman tangan Noa kian erat.

"Aku hanya menebak Tuan." Jawab Noa lirih. Kenapa Tuan membuat tubuhku panas terbakar di tempat umum seperti ini.

Dia masih berbicara dalam hati.

"Iya Baby." Si pegawai merasa sungkan melihat kemesraan keduanya sehingga dia menyodorkan barang belanjaan dengan wajah gugup.

Harusnya aku yang di sana. Dia adalah wanita murahan yang setiap kali ke sini selalu dengan lelaki yang berbeda.

Toko kosmetik yang Noa datangi merupakan toko langganannya. Sehingga pegawai itu sangat hafal dengan wajah Noa.

"Dia Istriku. Bukan seperti wanita yang ada di dalam fikiranmu!" Tunjuk Lucas kasar. Wajah pegawai itu berubah pucat dan merasa bingung kenapa Lucas bisa tahu isi hatinya.

"Maksud Kakak apa?" Tanyanya lirih.

"Dasar manusia munafik! Kau sok suci setelah mengatakan keburukan!" Noa menoleh ke raut wajah garang Lucas.

"Apa yang terjadi Tuan. Jangan membuat keributan."

"Banyak manusia munafik bermuka dua seperti wanita ini." Kembali menunjuk kasar dengan tangan kirinya.

"Saya tidak mengatakan apapun Kak." Kenapa dia bisa membacanya.

"Ya aku memang bisa membaca suara hatimu itu!!" Mata pegawai itu melebar dengan raut wajah ketakutan.

"Tuan. Kita sebaiknya pergi." Noa memaksa Lucas keluar dari toko kosmetik tersebut." Maaf ya Kak." Ucap Noa sebelum menggiring Lucas keluar.

"Kau bicara begitu?" Tanya teman si pegawai.

"Aku memang mengatakan itu dalam hati, tapi kenapa Kakak itu bisa membacanya."

"Terkadang orang itu memiliki ilmu kebatinan. Sebaiknya kau jangan berkata macam-macam pada pelanggan. Kau sudah mendapatkan peringatan dari Pak Rio kan. Layani yang ramah. Pelanggan adalah raja."

Sempurna sekali, tampan, kaya dan arogan..

"Tidak perlu di perdulikan ucapan seperti itu Tuan."

"Dia merendahkan mu. Bagaimana aku tidak perduli."

"Hanya di dalam hati. Aku bahkan tidak mendengar itu." Lucas mendengus seraya menatap sekitar. Dia belum pernah sekalipun tersulut emosi seperti sekarang saat bersosialisasi dengan manusia.

Itu menandakan jika aku tidak menginginkan dia terluka sedikitpun.

"Lupakan itu. Aku tidak akan melakukannya lagi." Noa tersenyum seraya mengangguk-angguk.

"Terimakasih pembelaannya Tuan. Kamu membuatku begitu nyaman."

"Sama-sama Baby. Tempat mana lagi yang ingin kamu kunjungi?" Tanya Lucas mengeratkan rangkulannya pada pinggang Noa.

"Aku ingin pergi ke sebuah Cafe yang berada di dekat sini Tuan. Aku pernah sekali ke sana dan di sana destinasi nya sangat indah. Sekalian kita makan siang ya."

"Aku belum pernah makan." Noa tersenyum aneh dan baru sadar jika Lucas bukan manusia.

"Nanti akan ku berikan makanan untuk Tuan saat sudah sampai apartemen."

"Lupakan soal itu. Aku akan pulang sebentar untuk berburu di hutan lalu kembali untuk menemanimu." Noa mengangguk-angguk dan tidak mempermasalahkan itu. Lucas membukakan pintu mobil. Noa masuk di ikuti oleh Lucas.

"Kenapa diam? Kamu keberatan?" Tanya Lucas menebak jika Noa mungkin ingin di temani sepanjang hari.

"Tidak Tuan. Jika ada urusan Tuan boleh pergi tapi aku tidak keberatan jika Tuan ingin menghisap darahku."

"Terima kasih Baby. Simpan tenaga mu untuk percintaan kita selanjutnya." Lucas menghidupkan mobil namun tangan Noa mencegah.

"Tunggu Tuan."

"Apa ada yang lupa tidak kamu beli?"

"Bukan." Noa membuka belanjaan yang di bawanya lalu mengeluarkan beberapa alat kosmetik untuk memoles wajahnya." Aku tidak percaya diri jika belum memakai ini. Beri aku waktu lima menit." Lucas mematikan kembali mesin mobilnya. Noa mulai memoles wajahnya dengan gerakan cepat sebab sudah terbiasa. Lucas tidak berkomentar dan hanya memperhatikan gerak-gerik tangan Noa.

Tidak sampai lima menit, Noa menyelesaikan makeup sederhananya dan memasukkan kembali alat makeup nya. Lucas melebarnya matanya seolah melihat orang lain duduk di sampingnya.

Bisa di bayangkan bagaimana kagumnya Lucas pada paras Noa yang terlihat bak dewi khayangan. Itu kenapa Mommy Vivian menyebutnya Noa dengan anak emas. Para pengusaha rela mengantri hanya untuk bisa menghabiskan waktu bersama Noa dengan mengeluarkan dana yang sangat besar.

Bukan hanya cantik tapi sikap polos nan manja yang di perlihatkan. Membuat para pelanggannya kerapkali merindukan dessahan yang Noa keluarkan ketika tengah melayaninya. Sensasinya sangat luar biasa. Hingga mereka menjadi gila karena merindukan sikap manja Noa yang tidak di buat-buat. Mereka seakan terhipnotis, ingin mengulanginya lagi dan lagi seolah Noa memiliki daya pikat yang teramat kuat.

"Kamu sungguh cantik sekali." Puji Lucas semakin menguatkan perasaannya akan pilihannya.

"Ini karena makeup Tuan."

"Kamu sudah cantik tanpa itu. Tapi sekarang, aku tidak percaya jika kamu seorang manusia." Wajah Noa memerah. Dia menunduk untuk menghindari tatapan manik Lucas.

"Aku memang manusia Tuan."

"Kamu lebih mirip bidadari Baby."

"Tidak ada seorang bidadari yang pernah menjadi pellacur dan penghibur lelaki hidung belang." Noa kerapkali meruntuki nasib buruknya. Dia sadar akan kecantikannya tapi rasanya itu tidak berarti, sebab nyatanya dia hanya seorang pellacur yang dengan keji di jual oleh kedua orang tuanya sendiri." Tapi itu di luar kuasaku Tuan. Bukan hanya sekali atau dua kali aku mencoba kabur tapi mereka selalu saja dengan mudah menemukan aku." Noa menjadi ingat malam di mana lelaki yang membantunya kabur di bunuh dengan cara mengenaskan.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Zaskia Kurniawan

Zaskia Kurniawan

kak boleh ga itu panggil ny jgn tuan,krg enak baca ny kn udh resmi suami istri biar lbh mntap pnggilan ny nama/sayang aja gt.semangat thor

2022-04-02

4

Aing Saha

Aing Saha

Next thor😋

2022-03-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!