18

Alex memperhatikan mayat Zean yang di tidak sengaja terendus saat dia melintas di kawasan bibir pantai. Dia menyentuh mayat itu dan menjadikannya abu, untuk menghilangkan jejak agar tidak di temukan manusia.

"Apa ini perkerjaan Lucas?" Gumamnya menatap hamparan laut yang ada di hadapannya." Belum tentu dia. Anggota kerajaan bukan hanya dia kan. Tapi, hanya beberapa Vampir yang bisa melakukan ini. Apa Lucas sudah sehebat itu?" Fikiran Alex menerawang. Kaki tangannya belum mendapatkan info apapun tentang keberadaan Lucas sejak perintahnya di ucapkannya semalam." Ada pertarungan di sini semalam." Tiba-tiba saja gelagat Alex berubah. Ketika dia mengendus aroma darah Noa, yang ternyata tengah berada di teras penginapannya untuk menikmati suasana pagi hari.

Mata tajam Alex memincing dan memperhatikan lekat sosok Noa yang memiliki daya tarik seperti Tiara, Istrinya.

Apa kamu terlahir kembali Tiara? Tanpa sadar, kaki Alex melangkah mendekat meski jarak Noa masih terbilang jauh. Aku ingin memastikan apa ini aroma darahnya? Seseorang menghentikan langkah Alex dengan memotong jalannya.

"Saya menemukan orang yang mirip dengan sketsa wajah kemarin Tuan."

"Hm sebentar." Baru saja Alex akan melanjutkan langkahnya. Sosok Noa sudah tergantikan dengan wanita lain yang memiliki rambut sama panjangnya.

Alex menghembuskan nafas berat. Dia mengira jika pengelihatannya salah.

Apa aku terlalu merindukanmu Tiara? Aku akan mengunjungi pusaran mu nanti..

"Di mana lokasi kamu menemukannya?"

"Mari saya antar ke lokasi Tuan." Alex beranjak pergi, karena aroma darah itu juga menghilang.

Noa ternyata memutuskan untuk masuk kamar lagi. Membuat Alex tidak lagi bisa mengendus aroma darahnya. Pelindung yang Lucas pasang begitu kuat hingga bisa menyembunyikan aroma darah Noa yang sekarang sudah menjadi incaran para Vampir kasta terendah.

"Kenapa hanya sebentar?" Tanya Lucas melihat Noa yang kembali masuk.

"Aku mandi dulu Tuan. Di luar sudah sangat ramai." Noa bukan masuk ke kamar mandi malah menempelkan bokongnya di paha kanan Lucas.

Noa menyingkirkan rambut panjangnya dari lehernya dan mendekatkannya pada bibir Lucas.

"Apa ini Baby?"

"Sarapan untukmu." Lucas malah mencumbui leher jenjang itu seraya tersenyum." Di gigit Tuan bukan di cumbu." Protes Noa semakin merapatkannya tubuhnya. Medan magnet Lucas menarik kuat dan membuatnya ingin selalu berdekatan.

"Aku masih kenyang. Aku bisa menahan lapar selama satu Minggu." Jawab Lucas di sela cumbuannya.

"Egh Tuan. Bagaimana caramu menyentuhku. Aku merasa ingin kamu melakukannya." Noa menekan kepala Lucas agar tidak menghentikan cumbuannya. Kepalanya mendongak, bibirnya setengah terbuka dengan tubuh yang kian merapat.

"Bukankah terasa sakit?"

"Hmm tapi rasa nikmatnya mengalahkan rasa sakitnya." Lucas terkekeh mendengar jawaban konyol Noa." Tuan kita mandi bersama." Tanpa merasa sungkan. Noa beralih melepaskan kancing kemeja Lucas.

"Hm apapun keinginan mu. Mari kita lakukan."

Mereka melakukan ritual mandi berdua untuk pertama kali. Beberapa kali Noa mencoba merayu Lucas untuk bercinta, sebanyak itu juga Lucas membalasnya dengan kecupan singkat. Lucas ingin menunjukkan betapa besar rasa sayangnya yang melebihi hasratnya.

"Bukankah Tuan bisa menghilangkan rasa lelahku?" Rajuk Noa menyentuh dada bidang Lucas dengan jari telunjuknya.

"Aku hanya bisa menyembuhkan saja Baby. Rasa lelah dan sakit tetap bisa kamu rasakan. Aku benar-benar takut kamu sakit karena durasi percintaan yang panjang."

"Jadi? Tidak boleh terlalu sering." Lucas kembali menunduk dan mengecup bibir Noa lagi.

"Satu kali sehari. Akan lebih baik di lakukan malam hari agar kamu bisa beristirahat setelah itu."

"Baiklah Tuan."

"Kita berjalan-jalan di sekitar sini sambil mencari sarapan pagi untukmu." Noa mengangguk seraya tersenyum dengan wajah memerah karena Lucas belum juga berhenti menciumi nya.

"Aku sangat menyayangimu. Kita ganti baju." Akhirnya Lucas mengiring Noa keluar kamar mandi untuk berganti baju yang sudah mereka beli kemarin.

🌹🌹🌹

"Sayang sekali. Dia cantik. Kenapa harus di bunuh?" Gumam orang suruhan Mommy Vivian.

"Bukan dia yang harus di bunuh tapi pasangannya! Lelaki yang bersamanya!"

"Ku fikir wanita ini. Daripada Mommy bunuh. Lebih baik ku jadikan tawanan saja." Lelaki itu bernama Leo. Dia merupakan pembunuh bayaran yang terkenal sadis. Jiwa psikopat mengalir di darahnya sehingga dia selalu melakukan pembunuhan tanpa jejak.

"Berapa tarifnya." Tanya Mommy lirih seraya memainkan sebatang rokok di tangannya.

"500 juta untuk satu nyawa." Mommy Vivian mendengus dan beralih menatap tajam ke Leo.

"Mahal sekali! Kau akan ku beri free satu malam bersamanya. Harganya setara dengan 80 juta." Leo bergegas berdiri. Dia tidak menyukai perdebatan masalah harga sebab menurutnya itu sudah harga yang pantas.

"Cari orang lain."

"Eh tunggu." Cegah Mommy Vivian." Oke aku setuju. Tapi tidak boleh ada jejak." Leo tersenyum dan kembali duduk.

"Tentu saja. Mommy tenaga saja. Aku akan berkerja sesuai tarif."

"Hm oke. Berapa rekening mu. Akan ku transfer 50 persen dan setelah tugas selesai baru ku kirimkan sisanya." Leo menyebutkan nomer rekeningnya. Setelah pembayaran selesai, Leo segera pergi dari sana untuk melakukan eksekusi secepatnya.

"Hahaha.. Lihat saja apa yang bisa ku lakukan untuk lelaki yang mengaku sebagai Suami mu itu Noa!! Kau fikir bisa terlepas begitu saja dariku!! Aku akan menyingkirkan apa saja yang menghadang jalan ku untuk mendapatkan mu! Termasuk membunuh Suami mu." Ucap Mommy Vivian lantang seraya tertawa renyah. Dia tidak mempercayai ucapan anak buahnya sehingga dia menganggap Lucas itu hanya manusia biasa yang memiliki kekuatan khusus.

🌹🌹🌹

Noa mengajak Lucas berjalan di tepian pantai. Kedua kaki mereka terlihat kotor karena air pantai yang sesekali menyentuh. Tangan kiri Lucas membawa sandal milik Noa juga miliknya. Sementara tangan kanannya tengah di genggam erat kedua jemari Noa.

"Apa Tuan tidak merasakan apapun?" Tanya Noa merasa penasaran saat cahaya matahari menerpa tubuh Lucas.

"Matahari?" Noa mengangguk seraya tersenyum.

"Tidak merasakan apapun hanya saja aku merasa sedikit tidak nyaman jika terlalu lama terpapar sinar matahari."

"Kenapa tidak bilang Tuan." Segera, Noa menggiring Lucas untuk duduk pada bangku yang terletak di bawah pohon kelapa besar.

"Jika masih ingin berjalan-jalan, kita lanjutkan."

"Tidak Tuan. Aku juga lelah."

"Hm. Pakai ini agar kakimu tidak terluka." Lucas duduk berjongkok dan membersihkan kaki mulus Noa yang kotor lalu memakaikannya sandal.

"Terimakasih Tuan." Ucapnya lirih.

"Sama-sama Baby." Lucas kembali duduk di sampingnya.

"Em apa aku boleh bertanya Tuan."

"Katakan."

"Kenapa harus menunggu hamil dulu baru meminta restu?"

"Agar pintu hati Ayahku terbuka." Jawab Lucas cepat.

"Bagaimana jika tidak terbuka Tuan? Em... Apa Tuan akan meninggalkan aku?" Noa sudah terlalu nyaman dengan sosok Lucas hingga kekhawatiran akan perpisahan tiba-tiba saja melintas.

"Aku berjanji tidak akan meninggalkan mu."

Bagaimana aku yakin dengan janji itu. Meski wujud mu seperti manusia, tapi bangsa kita berbeda. Aku takut jika kebahagiaan ini terlalu singkat.

Lucas sengaja diam untuk mendengarkan keluh kesah Noa yang di ucapkannya dalam hati. Tidak dapat di pungkiri jika dia juga takut itu semua terjadi.

Ayahnya bisa saja akan memenjarakannya atau mungkin mengusirnya dari kerajaan. Tapi yang paling Lucas takutkan adalah Noa. Dia takut jika Ayahnya akan memusnahkan Noa dan memburunya seperti apa yang di lakukannya pada Tiara, Istri Alex.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

oenta

oenta

apa mungkin Noa anknya Alex???

2022-05-01

3

lanjut thoor

2022-03-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!