5

Dengan tatapan geram, Elena melihat jasad tiga anak buahnya yang sudah tidak bernyawa. Dia sudah tahu jika ini perbuatan Lucas, pewaris tunggal yang memiliki kekuatan sama kuatnya dengan Stefanus.

Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali keturunan dari anggota kerajaan. Kekuatan itu sudah turun temurun di berikan sejak jutaan tahun yang lalu.

Itu juga alasan kenapa Elena begitu ingin Patresia menikah dengan Lucas. Dia ingin anak keturunannya akan bisa mewarisi kekuatan yang maha dahsyat itu agar dia bisa menguasai dunia vampir seutuhnya.

"Kalian menemukan mereka di mana?"

"Tengah hutan dekat gua permaisuri." Jawabnya tertunduk.

Apa yang membuat Lucas menghabisi nyawa mereka.. Pasti ada sesuatu yang di tutupi sehingga dia harus menghabisi nyawa mereka. Tapi apa? Aku harus mencari tahu.

Untuk menghilangkan jejak aroma tubuh Noa. Lucas lebih dulu membersihkan diri di sebuah sungai yang ada di sana sebelum pulang menghadap Stefanus.

"Tidur di mana kamu semalam?" Tanya Stefanus menatap Lucas yang sudah duduk di hadapan.

"Apartemen."

"Hm begitu." Lucas kerapkali melakukan kegiatan seperti apa yang manusia kerjakan. Stefanus tidak keberatan jika anaknya ingin mengenal kehidupan manusia seperti apa asal tidak melupakan batasan-batasan." Mama Elena marah besar." Lucas terkekeh mendengarnya.

"Itu akibatnya jika aku terlalu di paksa."

"Lantas. Kapan kau membawa calon menantu untuk Ayah? Semua lelaki seumuran mu sudah menikah dan memiliki anak."

"Tidak ada yang menarik perhatianku Ayah. Wanita di bangsa kita begitu buruk." Kecuali dia...

Stefanus yang tidak bisa mendengar suara hati sesama vampir merasa terbiasa dengan jawaban Lucas yang kerapkali terlontar. Anaknya begitu sulit menemukan tambatan hati. Seluruh vampir wanita bahkan pernah di kumpulkan tapi Lucas tidak juga mau memilih.

"Lalu kau akan sendirian selamanya."

"Itu lebih baik daripada aku hidup bersama wanita yang tidak kucintai." Stefanus mengangguk-angguk, mencoba memahami keinginan putra semata wayangnya itu.

Sementara Noa sendiri, menikmati makan siangnya seraya memperhatikan sekitar. Dia merasa takut jika ada anak buah Mommy Vivian yang mungkin saja berada di sana.

Sebaiknya aku ganti penampilan saja. Noa tersenyum ketika melihat salon kecantikan berada tepat di rumah makan itu.

"Waiters.." Panggil Noa seraya mengangkat tangannya." Berapa semua." Mengeluarkan dompetnya.

"150 nona."

"Hm ini." Menyerahkan uang.

"Terimakasih."

"Sama-sama." Noa tersenyum sejenak kemudian melangkah keluar dan berdiri di pinggir jalan untuk menyebrang.

Setibanya di sisi jalan, dia buru-buru masuk ke dalam salon seraya terus waspada pada sekitar.

"Ada yang bisa saya bantu Nona." Tanya pegawai salon tersebut.

"Em saya ingin mengubah rambut lurus saya."

"Ingin potong rambut." Noa menggeleng cepat. Dia tidak menyukai rambut pendek.

"Tidak di potong hanya di rubah agar kelihatan berbeda." Si pegawai salon mengangguk-angguk seraya tersenyum.

"Baik Nona silahkan." Noa di giring duduk di salah satu tempat duduk." Rambut Nona bagus sekali. Ini lurus asli." Tanyanya ketika menyentuh rambut panjang Noa.

"Hm iya. Saya merawatnya dengan baik."

"Oke. Saya akan berikan produk yang tidak merusak tekstur rambut tapi harganya lebih mahal."

"Tidak masalah Kak." Pegawai itu segera mempermak rambut Noa menjadi ikal bahkan mengganti warna rambutnya sesuai permintaan Noa.

Cukup lama prosesnya namun hasilnya sangat memuaskan untuk Noa.

"Bagus sekali Kak." Pujinya menyapu rambutnya dengan tangan kanannya.

Nona ini semakin kelihatan cantik dan seksi dari sebelumnya..

"Syukurlah kalau Nona merasa puas." Pegawai itu meletakan kaca kecil lalu melepaskan kain pelindung dari tubuh Noa.

"Berapa Kak?"

"Langsung ke kasir saja Nona." Noa mengangguk dan tersenyum lalu berjalan ke kasir.

Setelah menyelesaikan pembayaran, dia berjalan dengan percaya diri keluar salon namun dua orang menyeretnya paksa dan memasukkannya ke dalam mobil. Pegawai salon yang melihat itu sempat panik tapi mobil itu melaju cepat membelah jalan raya.

"Lepaskan aku!!!! Tolong!!!" Teriak Noa meronta.

Ternyata mereka adalah anak buah Mommy Vivian yang mendapatkan laporan dari Nino. Sebuah keberuntungan untuk Nino. Karena laporannya itu, dia mendapatkan free bersama Noa selama satu malam.

"Bagaimana mungkin kau bisa selamat Noa. Aku melihatmu terjun dari jurang sedalam itu tapi ternyata kau baik-baik saja."

"Aku mohon lepaskan aku. Aku tidak mau kembali ke sana. Lepaskan aku!!" Ketiganya malah tertawa renyah sementara Noa hanya mampu terisak dengan kedua tangan terborgol. Apa cincin itu bisa benar-benar ku pakai? Tapi tanganku di borgol bagaimana aku bisa menciumnya dan memanggil Tuan. Ya Tuhan.. Kenapa aku dengan cepat tertangkap..

Setibanya di tempat pellacuran. Tubuh Noa di hempaskan hingga terduduk tepat di bawah Mommy Vivian.

Plaaaaaakkkkkk!!!

Satu tamparan langsung Mommy Vivian hadiahkan. Dia mencengkram erat rahang Noa lalu mengangkatnya kasar.

"Kau mau lari dariku!! Aku sudah membeli mu dari kedua orang tuamu dan sekarang kau menjadi tidak tahu diri dan ingin melarikan diri!!!"

Plaaaaaakkkkkk!!!

Tamparan kembali di hadiahkan hingga tubuhnya terkulai. Noa mencoba menegakkan kepalanya dan menatap tajam Mommy Vivian dengan wajah berlumuran darah.

"Hutang orang tuaku tidak sebanyak itu Mom. Aku mohon bebaskan aku. Aku tidak mau berkerja seperti ini lagi." Mommy Vivian malah tertawa renyah seraya duduk di kursi kokohnya.

Dia menarik laci di sampingnya lalu melemparkan sebuah map berisi surat perjanjian. Salah satu anak buahnya maju untuk membuka map tersebut dan memperlihatkan perjanjian gila yang sudah terbubuh tanda tangan kedua orang tuanya.

"Seumur hidup kau itu milikku Noa! Kau harus berkerja untukku sampai kau tua dan mati!! Perjanjian itu otomatis berhenti kalau kau sudah tidak ada di dunia ini. Jadi, meskipun kau sudah lelah untuk berkerja! Jangan harap kau bisa lari dariku!!" Noa menangis terisak hingga air matanya mengotori perjanjian itu. Cepat-cepat anak buah Mommy Vivian memungutnya dan meletakkannya pada meja.

"Seret dia ke kamar nomer 12."

"Mommy tidak! Ampun!! Ku mohon lepaskan aku!!" Meskipun Noa meronta seraya menangis namun sedikitpun mommy Vivian tidak merasa iba. Dia malah tertawa renyah sebab ATM hidupnya kembali di dapatkan.

Noa di seret paksa masuk ke dalam kamar nomer 12 yang ternyata sudah ada Nino yang menunggu di sana.

"Ka kau!!" Ucap Noa tercengang.

"Maaf Noa. Aku tidak bermaksud membuatmu tertangkap. Aku tadi hanya bertanya pada Mommy dan ternyata kau sedang menjadi buronan."

"Aku mohon Tuan. Bebaskan aku. Mommy memperkerjakan aku seperti binatang. Aku bahkan tidak di perbolehkan beristirahat satu hari pun." Noa berharap, pintu hati Nino terbuka untuk menolongnya.

"Oke. Asal kau menjadi simpanan ku." Noa menggeleng cepat. Dia merasa tidak akan ada bedanya jika dia harus jatuh ke tangan salah satu pelanggan Mommy Vivian.

"Tidak Tuan. Saya tidak mau. Saya bukan wanita yang suka menggoda Suami orang lain." Nino tertawa renyah penuh hinaan menatap Noa.

"Kau sok suci ternyata. Bukankah itu lebih baik daripada kau menjadi pellacur!!"

"Tidak akan ada bedanya Tuan. Perbuatan itu bahkan lebih buruk dari seorang pellacur. Aku tidak mau bersenang-senang di atas penderitaan orang lain."

"Kau mau atau tidak!"

Lebih baik aku mendekam di sini daripada di cap sebagai pelakor!

"Tidak Tuan tapi aku mohon. Tolong keluarkan aku dari tempat ini."

"Jawaban yang tersedia hanya tidak dan iya. Selebihnya kau menjadi milikku satu malam ini."

Noa menyeret tubuhnya mundur hingga membentur dinding. Dia sungguh ingin berhenti dari perkerjaan yang tidak hanya merusak mental tapi juga tubuhnya.

Tuan...Tuan tolong aku... Noa berusaha melepaskan diri dari borgol namun tentu saja tidak bisa. Dia menggoyang-goyang tangannya sehingga menimbulkan perih luar biasa karena gesekan borgol. Aku tidak bisa memanggil Tuan. Tanganku seperti ini. Bagaimana aku bisa mencium cincin itu.

Nino mulai berjalan mendekat dengan wajah garang. Noa tetap berusaha melepaskan tangannya meski itu hal yang mustahil berhasil.

Kraaaaaaaaakkkkkkkkkk!!!

Nino memaksanya untuk berdiri hingga lengan bajunya kembali sobek. Dia mengangkat tubuh Noa dan menghempaskan nya di atas tempat tidur.

"Tidak Tuan jangan mendekat." Pintanya masih berusaha merajuk namun dengan cepat tubuh Nino menindihnya dan mulai mencumbuinya.

Jijik luar biasa Noa rasakan. Mungkin dia terlalu lelah dengan semuanya hingga dia ingin benar-benar berhenti apalagi dia tahu jika lelaki yang tengah menindihnya memiliki seorang Istri.

Kedua kakinya menendang-nendang. Nino semakin beringas dan mulai akan mengangkat dress yang Noa kenakan.

"Tidak!!! Lepaskan!!! Tuan tolong!!!" Teriaknya keras. Bersama. dengan itu, pergelangan tangan kanannya tergores borgol dan tetesan darahnya mengucur membasahi cincin pemberian Lucas.

🌹🌹🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!