19

Lucas mengiring kepala Noa untuk bertumpu pada pundaknya. Namun Noa menolak itu sebab menginginkan jawaban atas pertanyaannya.

"Tuan aku serius berkata ini."

"Aku juga serius Baby. Aku tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Jika nantinya aku di usir dari kerajaan, asal bersamamu, akan ku jalani hukumannya." Jawab Lucas menyakinkan.

Tangan Lucas terangkat lalu membelai lembut pipi Noa yang memerah. Keduanya saling menatap sebelum akhirnya Lucas merengkuh kedua pundaknya lalu memeluknya erat.

"Mungkin aku lebih memilih untuk tidak hidup jika mungkin Tuan nanti meninggalkan aku. Aku tidak mau kembali lagi ke tempat terkutuk itu apalagi harus pulang ke rumah. Akan lebih baik jika aku mati di mangsa oleh bangsamu, agar aku tidak lagi melakukan perkerjaan hina itu atau bertemu dengan kedua orang tuaku." Lucas mendorong pundak Noa lembut dan kembali menatapnya.

"Tidak akan ku biarkan itu terjadi." Jawab Lucas cepat." Kenapa tiba-tiba kamu memikirkan itu?" Imbuhnya ingin tahu.

"Entahlah Tuan. Aku takut sekali Tuan meninggalkan aku."

Apa fikiran manusia selalu serumit ini? Bukankah darah kita sudah bersatu? Mana mungkin aku meninggalkannya jika bukan maut yang memisahkan.

"Kenapa Tuan diam?" Tanya Noa menuntut.

"Aku tadi sudah berjanji untuk tidak meninggalkan tapi kamu tidak percaya Baby. Jadi bagaimana aku harus membuktikan itu." Jawab Lucas tersenyum. Dia baru merasakan kerumitan menjalin hubungan dengan manusia.

"Tuan terlihat tidak serius." Lucas baru menyadari pola fikir manusia yang rumit jika itu menyangkut sebuah kesetiaan. Sedangkan wanita di bangsanya, kepercayaan penuh akan di berikan ketika darah sudah bercampur di acara sakral pernikahan.

Tidak ada rasa cemburu atau sekedar curiga. Hanya saja, wanita di bangsanya cenderung ingin di sebut unggul dan kuat. Tidak selayaknya manusia yang dominan dengan sikap manja dan bergantung.

"Aku sangat serius Baby." Rasanya memang lain. Itu kenapa Paman Alex mati-matian melindungi Istrinya. Wanita bangsa manusia lebih terasa manis sikapnya daripada bangsaku.

"Jika Tuan meninggalkan aku. Sama halnya Tuan membunuhku." Ancam Noa menggenggam erat jemari Lucas dengan kedua tangannya sebab satu tangan saja tidak cukup melakukan. Jemarinya terlalu kecil untuk melakukan itu sehingga Noa kerapkali menggenggamnya dengan dua tangan.

"Aku tidak akan melakukannya." Kenapa dia jadi tidak percaya seperti ini. "Bukankah sekarang aku bersamamu?" Imbuhnya tersenyum.

Noa mengikat lengan Lucas erat lalu menyandarkan kepalanya di pundaknya.

"Hanya Tuan yang bisa memerdekakan ku."

"Aku memang hanya mencintaimu." Lucas menoleh lalu menunduk dan menempelkan bibirnya di puncak kepala Noa.

"Hmmm.. Aku juga hanya mencintaimu Tuan."

Aku akan mempertahankan hubungan ini semampu ku Baby. Menyakitkan sekali mendengar keputusasaan mu.

Tiba-tiba saja telinga Lucas bergerak, mendengar suara hati Leo yang baru saja memarkir mobilnya. Lucas menoleh, melihat dengan mata tajamnya.

Siapa lagi lelaki itu..

Dengan jelas Lucas mendengar obrolan Leo yang tengah bertanya di mana tepatnya kamar yang di tempati Noa.

"Apa kau langsung melakukan eksekusi di sana?

"Tidak Mommy. Aku hanya ingin tahu lebih jelas wajah lelaki yang harus ku bunuh.

"Hm lakukan serapi mungkin. Anak buahku sudah berada di sekitarmu. Jika kau berhasil membunuh lelaki itu. Mereka akan langsung membawa Noa pergi.

"Bagaimana janjimu dengan semalam bersamanya.

"Setelah tugasmu selesai. Kau akan ku berikan free bersamanya.

"Oke siap.

Tatapan Lucas berubah garang saat terdengar jelas olehnya jika Mommy Vivian dengan percaya diri akan memperkerjakan lagi Noa, Istrinya.

Kalian ini membunuhku? Haha.. Kita lihat apa yang bisa kalian lakukan padaku. Silahkan saja kirim utusanmu untuk memburu Istriku. Aku akan dengan senang hati membuat para utusanmu pulang dengan nama saja..

"Berapa banyak anak buah Mommy Vivian?" Tanya Lucas tiba-tiba. Noa mengangkat kepalanya dari pundak Lucas dan membalasnya dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa Tuan tiba-tiba bertanya itu? Apa mereka ada di sini." Noa memperhatikan sekeliling dengan wajah panik.

"Aku hanya bertanya."

"Anak buah Mommy Vivian sangat banyak Tuan. Aku tidak mengerti berapa jumlahnya. Mereka ada di sebelah mana Tuan. Katakan padaku." Lucas menarik nafas panjang dan membuangnya kasar.

"Tidak ada siapapun Baby. Aku hanya sekedar bertanya."

Sementara Leo sendiri masih berada di dalam mobil seraya memperhatikan sekitar. Lucas dengan sengaja mengajak Noa untuk kembali ke penginapan untuk memudahkan Leo mengenalinya.

Leo segera duduk tegak lalu mengambil teropongnya. Dia memperhatikan wajah Lucas dengan jelas seraya tersenyum tipis.

Apa itu yang di sebut Mommy dengan manusia yang memiliki kekuatan? Teropong Leo beralih pada Noa yang tengah berpegangan pada lengan Lucas. Dia Noa? Wanita malam itu? Ohh lebih cantik dari potret nya.. Itu kenapa Mommy ingin mendapatkannya lagi. Aku harus segera menyingkirkan lelaki itu agar aku segera bisa menikmati tubuh Noa hahaha..

Tiba-tiba saja angin kencang berhembus sehingga teropong yang di gunakan Leo menonjok mata kanannya.

"Auh!!! Sakit!!" Pekiknya menatap heran sekitar mobilnya. Teropongnya terhempas ke jog belakang. Tapi yang aneh, semua jendela kaca mobil tertutup." Darimana datangnya angin itu!!" Umpatnya merasa kesal lalu meraih teropongnya lagi dan menyorotnya ke arah Noa yang sudah menghilang dari lokasinya tadi." Apa dia sudah masuk kamar?" Gumamnya kembali menatap sekitar dengan wajah bertanya-tanya.

Sesuai perkiraan, kini Noa dan Lucas sudah berada di kamarnya untuk berkemas.

"Tuan kenapa tiba-tiba." Tanya Noa membereskan barang-barangnya.

"Aku ada janji nanti sore Baby. Kita harus pulang sekarang agar kamu tidak terlalu lelah." Noa tersenyum dan tidak banyak bertanya." Tinggalkan saja bajunya." Noa mengurungkan niatnya untuk memunggut bajunya yang kotor." Sudah siap?" Tiba-tiba saja Lucas sudah melingkarkan tangannya ke pinggang Noa dengan posisi saling berhadapan.

"Sudah Tuan. Tapi kenapa begini."

"Kamu lihat tanganku." Lucas mengangkat satu tangannya untuk mencabut kartu yang tertancap di sebuah alat yang ada di samping pintu.

Tak!!

Kartu itu tercabut dan otomatis pintu terbuka. Noa tidak mengerti dengan apa maksud Lucas melakukan ini, hingga kepala Lucas tertunduk dan mulai melummat bibirnya.

Noa memejamkan mata dan secepat kilat Lucas membawanya masuk ke dalam mobil. Ciuman terlepas, Noa tersenyum seraya menatap sekitar.

"Tuan bisa saja." Kekeh Noa tidak tertahankan meski tidak dapat di pungkiri jika dia merasa bahagia.

"Kamu suka permainannya." Noa mengangguk seraya tersenyum.

"Apa aku boleh membuka mata saat Tuan membawaku pergi?"

"Kepalamu akan pusing nanti. Lain kali ku bawa berjalan-jalan ke atas." Lucas mulai melajukan mobilnya dan melewati mobil Leo begitu saja. Dia melakukan itu untuk mengelabuhi Leo agar tidak mengikutinya.

"Ke atas?" Lucas mengangguk." Aku takut ketinggian Tuan. Itu bukan ide yang bagus." Noa menurunkan sedikit jok kursinya agar bisa meluruskan punggungnya.

"Mungkin saja kamu mau daripada kamu harus melihatku berpindah? Itu akan membuatmu mual dan pusing."

"Iya Tuan. Aku tidak akan memintanya lagi." Mata Noa fokus pada spion samping untuk memperhatikan mungkin saja ada yang membututinya.

"Takut ada yang membuntuti?" Tebak Lucas seraya meraih jemari Noa.

"Hm ya."

"Mungkin mereka sudah melepaskan mu." Biar aku yang urus masalah ini Baby. Aku tidak ingin ancaman dari orang itu membuatmu ketakutan hingga trauma..

"Tidak mungkin begitu Tuan. Hooooaaaaaaammmm..." Noa menutup mulutnya dengan mata berair karena kantuk tiba-tiba terasa.

"Tidur saja jika mengantuk."

"Iya Tuan." Noa menciumi punggung tangan Lucas lalu mengiringnya menempel pada pipi kanannya. Aku tidak ingin kamu pergi Tuan..

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Aing Saha

Aing Saha

Next thor😊

2022-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!