15

Setelah membeli beberapa baju ganti. Noa menikmati makan malamnya bersama Lucas di restoran penginapan. Meskipun Lucas tidak ikut makan, tapi dia sudah senang melihat Noa makan dengan lahapnya.

"Bagaimana rasanya." Gumam Lucas memperhatikan bibir Noa yang tengah mengunyah.

"Tuan mau coba?" Tawar Noa menyendok sedikit makanan dan menyodorkannya pada bibir Lucas.

Hidung Lucas mengendus makanan yang menurutnya berbau aneh. Dia membuka mulutnya dan Noa langsung memasukkan suapannya.

"Ahhh.." Lucas membuang muka seraya menunduk. Mencoba menelan makanan yang terasa aneh seperti aromanya. Noa terkekeh melihat ekspresi yang di perlihatkan Lucas.

"Tidak enak Tuan." Noa mengambil tisu dan mengusap bibir Lucas agar memuntahkannya saja.

"Aneh sekali tapi ku telan saja." Cepat-cepat Noa menurunkan tangannya saat Lucas malah mengecupi jemarinya." Untuk apa tisu itu?" Lucas menggeser kursinya agar lebih dekat. Dia berniat menyuapi Noa dengan makanan yang di sebutnya buruk.

"Mungkin Tuan mau memuntahkannya." Jawab Noa lirih.

"Akan ku telan sebab itu dari tanganmu. Sekarang giliran ku." Lucas merebut sendok dari tangan Noa dan bergantian menyuapi." Apa seperti ini gaya manusia berhubungan?" Tanya Lucas ingin tahu.

"Mungkin iya Tuan. Aku juga baru menjalin hubungan sekarang."

"Berapa umurmu Baby?"

"21 tahun mungkin. Sudah tiga tahun lebih aku berkerja untuk Mommy Vivian." Lucas terkekeh mendengarnya. Baginya itu umur seorang bayi yang baru lahir." Kenapa Tuan tertawa?" Noa ikut tersenyum seraya memandangi Lucas yang mulai mencuri hatinya.

"Kamu seperti bayi baru lahir."

"Itu sudah dewasa Tuan. Memangnya berapa umur Tuan?"

"900 tahun." Noa menelan makanannya kasar dengan manik membulat.

"900 tahun? Tuan bercanda?"

"Aku tidak bercanda."

"Kenapa Tuan masih sangat muda."

"Itu umur dewasa untuk bangsaku." Noa tertawa aneh karena cukup tercengang dengan kenyataan itu.

"Tuan benar. Umurku tidak ada apa-apanya dan mirip seperti bayi baru lahir."

"Kamu memang bayiku."

"Hm cukup Tuan. Aku sudah kenyang." Noa menggeser piringnya di ikuti oleh Lucas yang juga meletakkan sendok di atas piring tersebut.

"Ingin tidur." Lucas mengangkat jemarinya dan membelai pipi kanan Noa.

Lebih dari tidur..

"Tuan tidak pernah mengantuk?" Lucas menggeleng seraya tersenyum. Wajahnya di dekatkan dan mulai mengecup bibir merah Noa.

Aku juga ingin Baby tapi aku takut kamu sakit..

Noa melenguh hanya dengan kecupan singkat itu. Sorot matanya seolah ingin memohon agar Lucas tidak mengangkat kepalanya sekarang.

"Tuan emm.." Ucap Noa tertahan dengan bibir setengah terbuka. Entah kenapa dia merasa malu untuk meminta sebuah sentuhan.

"Apa? Katakan?" Lucas mengulurkan tangannya dan membantu Noa berdiri.

Tuan kenapa berhenti..

"Ini tempat umum." Noa tersenyum dengan wajah memerah. Dia bahkan baru menyadari itu dan lupa untuk tidak berbicara dalam hati." Bukankah aku sudah benar melakukan itu Baby? Apa kamu ingin aku melakukannya di sini." Goda Lucas mencubit lembut pipi Noa.

"Tuan terlalu... Emmm aku menjadi lupa diri." Sebisanya Noa tidak mengucapakan dalam hati karena dia sungguh malu untuk mengakui jika dia ingin Lucas menyentuhnya seperti malam pertamanya.

"Terlalu apa hmm."

"Terlalu baik." Jawab Noa asal.

"Jawabannya sangat tidak puas sebab kamu sedang berbohong." Lucas menempelkan kartu dan pintu kamarnya terbuka. Keduanya masuk dan tidak lupa Lucas menancapkan kartu pintu pada alat yang terdapat di sana.

"Tuan tahu aku berbohong."

"Hanya menebak." Secepat kilat Lucas merapatkan tubuhnya. Kepalanya tertunduk seraya memandangi paras cantik Noa yang juga tengah menatapnya tegang." Kamu cantik sekali Baby." Puji Lucas lirih.

"Banyak yang lebih cantik Tuan."

"Tidak. Kamu paling cantik." Hasrat yang sama-sama menggebu. Membuat keduanya saling mellumat.

Kedua tangan Noa menggalung erat dengan kedua kaki terangkat dan membelit pada pinggang Lucas.

Apa karena dia Suamiku? Kenapa aku bersemangat dan menginginkan ini lagi dan lagi..

Keduanya masih asyik bercumbu dengan posisinya sekarang. Sesekali memejamkan mata dan sesekali saling memandang penuh cinta.

"Aku hanya takut kamu sakit sebab fisikmu tidak cukup kuat untuk menerima sentuhan ku." Ucap Lucas dengan bibir setengah terbuka.

"Bukankah Tuan bisa menyembuhkan ku nantinya." Jawab Noa dengan nafas memburu. Dia tidak mengerti kenapa percintaannya dengan Lucas terasa begitu lain.

"Tentu saja. Tapi kamu terlihat kelelahan kemarin."

"Kamu begitu tangguh Tuan. Itu sangat wajar jika aku kelelahan." Noa menempelkan bibirnya seraya mengigit bibir bawah Lucas lembut.

Hasrat Lucas semakin tidak tertahankan. Ketika dengan sengaja Noa mencumbui leher dan sekitar telinganya dengan suara dessahan khasnya.

Tubuh Noa terhempas di atas ranjang. Lucas langsung menindihnya seraya mencumbunya.

Rasa sakit dan nyeri kembali Noa rasakan pada sekujur tubuhnya akibat cumbuan. Namun rasa nikmat yang di rasakan mengalahkan kesakitan itu hingga Noa menginginkan sentuhan yang lebih.

Lucas menatap sayu ke sekujur tubuh Noa yang mulai lebam akibat ulahnya tapi dia juga tidak bisa menghentikan laju pinggangnya yang tengah menumbuk.

"Kenapa Tuan." Tanya Noa di sela dessahan nya. Raut wajahnya terlihat begitu lelah padahal Lucas belum juga mencapai pelepasannya.

"Apa aku berhenti saja? Ahh Baby.. Ini nikmat sekali." Bagaimana mungkin Noa bisa berhenti jika hanya dengan mendengarkan dessahan Lucas saja sudah membuatnya bersemangat.

"Kenapa berhenti Tuan."

"Kamu lelah."

"Hm... Tapi jangan berhenti." Noa mengusap lembut punggung Lucas seraya menatapnya hangat. Baginya, Lucas terlihat semakin tampan meski terkadang matanya berubah merah dengan seringai taring runcingnya.

"Och Baby, hentikan gerakan tanganmu. Aku semakin gila nanti." Noa tersenyum walaupun gerakan Lucas di rasa semakin brutal. Tanpa sentuhan darinya saja Lucas sudah sangat bersemangat, apalagi di tambah dengan sentuhan-sentuhan lembut yang di lakukan Noa sekarang.

Lucas semakin keras menghujamkan miliknya dengan gerakan cepat. Noa menjerit lirih meski gerakan tangannya belum juga berhenti. Tujuannya tidak lain agar Lucas segera mendapatkan pelepasannya dan dia mendapatkan waktu istirahatnya, setelah percintaan panjangnya yang hampir mencapai dua jam.

Sentuhan Noa membuat Lucas menggila hingga dia tidak bisa mengendalikan laju pinggangnya. Tempo gerakan semakin bertambah lagi dan lagi sampai ranjang penginapan itu kembali patah.

Brraaaaakk!!!!

"Tahan. Aku akan sampai." Lucas menekan pinggang Noa erat sementara Noa mencengkram punggungnya dengan sebuah cakaran.

"Emm ahhh Tuan.." Tubuh Noa bergetar hebat. Saat benih berhasil Lucas semburkan ke dinding rahimnya. Lucas menekan miliknya masuk lagi dan lagi. Lucas berharap benihnya malam ini bisa tumbuh sempurna di rahim Noa." Biarkan aku tidur Tuan." Tentu saja tubuh Noa akan melemah setelah puluhan pelepasan di dapatkan sementara Lucas hanya satu kali pelepasan.

"Jangan lakukan lagi. Aku takut menyakitimu." Lucas memakai celananya dan memindahkan Noa ke sofa yang ada di sana.

"Aku senang melakukan itu Tuan." Gumam Noa memejamkan matanya." Ranjangnya jadi patah Tuan." Lucas tersenyum. Dia meraih selimut dan menutupi tubuh polos Noa lalu duduk di bawah sofa tepat di sebelah kepala Noa.

"Aku malah takut tulang mu yang patah Baby."

"Hmm.." Tangan Noa terulur dan melingkar erat di perut Lucas." Biarkan aku tidur. Tuan jangan pergi. Aku takut mereka menemukan ku di sini." Gumam Noa seraya mengecupi punggung Lucas sejenak.

Lucas menggenggam lembut dua jemari Noa yang tengah mengikat perutnya seolah tidak ingin melepaskannya.

"Aku tidak akan pergi. Kamu tidur saja." Baru saja Lucas menjawabnya, dengkuran halus terdengar. Lucas menoleh dan menatap wajah lelah Noa.

Ikatan tangannya terlepas sehingga Lucas bisa memutar tubuhnya dengan posisi saling berhadapan.

Craaaaaasssshhhhh..

Tangannya mengeluarkan sinar putih agar lebam pada tubuh Noa menghilang. Lucas mengakhiri kegiatannya dengan kecupan singkat pada bibir.

"Aku berjanji akan pergi sebentar. Aku tidak ingin Ayah mengendus hubungan kita sebelum kamu hamil. Mungkin saja kehamilanmu bisa meluluhkan hatinya agar kita mendapatkan restu lebih cepat." Lucas kembali mengecup bibir Noa kemudian berdiri. Dia kembali memasangkan pagar pembatas untuk menjamin keselamatan Noa sebelum akhirnya dia pergi menemui Ayahnya.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Surya Hasiholan

Surya Hasiholan

hmm hati hati ya Lucas.. jaga noa.. jangan pergi lama..

2022-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!