ZyaKarin
Tiinnggg !!!
Suara bell pintu berbunyi menandakan ada seseorang yang masuk. Berderet-deret buku tersusun rapi. Penjaga menyambutnya dengan ramah.
"Selamat datang. Eh eneng udah lama gak kesini neng."
"Iya nih kang, baru sempet kesini aja."
"Wihh kayaknya sibuk amat neng."
"Hmm." Balasnya sambil tersenyum sedikit. "Kang itu orang baru? Aku gak pernah lihat" menunjuk orang yang sedang asik membaca buku disudut meja.
"Oh iya neng udah semingguan kesini terus."
"Oo." Ucapnya tak terlalu peduli.
Zya berjalan sambil melihat-lihat buku yang akan ia baca nantinya. Sesaat melirik pemuda yang ia lihat tadi. "Sepertinya tidak asing." Batin Zya sebelum akhirnya pemuda itu berdiri dan berjalan melewati Zya begitu saja.
----*----
"Zya, disini!!" Teriak Stella dan Violet
Zya yang baru saja turun dari motornya langsung melambaikan tangannya kepada kedua sahabatnya itu. Dan ya memang hanya kedua sahabatnya itu yang dia punya, teman-temannya yang lainnya tidak terlalu akrab dengan Zya karna Zya tipe pendiam disekolahnya.
Ketika Zya hendak menghampiri kedua sahabatnya, tiba-tiba ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melewatinya begitu saja dan hampir mengenainya.
"Awas Zya!!" Teriak kedua sahabatnya dari seberang. Kejadiannya begitu cepat, tetapi Zya tidak terjatuh atau terluka. Dia hanya kaget. Zya memerhatikan mobil itu sampai seseorang keluar dari mobil. Dia?
"Zya lo gak papa?" Violet menghampirinya. Sementara Stella menghampiri cowok yang baru saja turun dari mobilnya.
"Lo gak liat ada temen gue disitu? Kalau dia kena tabrak gimana? Kalau dia jatuh? Luka? Lo mau tanggung jawab?" Celoteh Stella.
Cowok itu membuka kacamatanya dan memperlihatkan matanya yang indah, banyak dikagumi para cewek-cewek, perpaduan warna mata coklatnya dan kulitnya yang putih susu serta tatapan yang dingin membuatnya terlihat dingin sedingin es.
"Lo liat temen lo. Dia aja santai, kenapa lo yang nyolot." Jawab cowok itu dengan tatapan dinginnya.
"Issh lo ya bener-bener ...."
"Udah La gak papa." Teriak Zya menghentikan perdebatan kecil sahabatnya.
Stella akhirnya mengalah menghampiri Zya. "Kenapa sih Zya, kok lo diem aja. Orang kayak gitu emang harus sedikit dikasih tau biar gak seenaknya aja." Ucap Stella protes.
"Udah lah biarin aja. Gue males liat lo berdebat sama dia. Lagian gue gak papa." Jawab Zya dengan enteng.
"Whatever lah." Kata Stella mengalah.
"Udah yuk, masuk kelas. Bentar lagi bell nih." Violet melihat jam ditangannya dan mengingatkan kedua sahabatnya agar tidak memperpanjang urusan ini.
----*----
"Zya sepulang sekolah lo ada acara?" Tanya Stella sembari membalikkan badannya kebelakang. Karna Zya duduk dibelakang Stella.
"Hmm. Nggak ada tuh." Ucap Zya berfikir sejenak.
"Yess. Temenin gue ya. Gue mau beli alat-alat makeup nih buat nambah koleksi di rumah." Ajak Stella.
"Cuss berangkat. La kalau boleh gue tanya, kenapa lo suka beli alat-alat makeup gitu? Padahal setau gue lo gak pakek semua makeup itu." Tanya Zya dengan rasa penasarannya.
"Gue pengen jadi perias Zya. Mama gue desainer tapi gue pengen jadi perias. Jadi gue belajar dari sekarang jadi perias handal." Jawab Stella dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Oo kenapa lo gak ikut kursus aja?" Tanya Zya dengan hati-hati.
"Pengen sih. Tapi gue masih belum punya uang. Mama gue pengennya gue jadi desainer juga." Jawab Stella apa adanya.
"Hmm yang sabar ya, lo pasti bisa." Zya mencoba menyemangati kembali sahabatnya.
"Iya Zya." Jawab Stella.
Sepulang sekolah. Zya dan Stella melewati koridor sekolahnya yang perlahan sepi. Karena bell pulang sudah berbunyi sejak 5menit yang lalu, tidak banyak lagi murid-murid yang berlalu lalang. Zya memilih keluar dari kelasnya agak terlambat agar ia tidak bertemu dengan cowok dingin tadi pagi yang hampir saja menabraknya. Rasanya Zya tidak ingin mengingat-ingat kejadian itu lagi. Di samping itu tempat parkir motor Zya dan dia agak berdekatan, makanya Zya harap cowok itu sudah pulang sejak tadi.
Sesampainya Zya ditempat motornya, ia melihat mobil cowok es tadi masih ada. "Kok mobilnya masih ada?" Ucap Zya dengan pelan, namun Stella mendengarnya.
"Tadi gue lihat dia sama temen-temennya ada di kantin Zya. Kenapa? Lo mau labrak dia sekarang? Ayo gue bantuin." Ucap Stella asal.
Zya memutarkan bola matanya malas. "Temennya ada berapa?" Tanya Zya tiba-tiba.
"Hmm kira-kira 7orang." Ucap Stella sembari mengingat.
"Lo berani?" Tanya Zya kemudian.
"Hee kan ada lo." Stella cengengesan.
"Dasar!" Zya menepuk pipi Stella.
"Habisnya lo sendiri gak berani kan." Kata Stella yang tidak di gubris oleh Zya.
"Jadi gue temenin gak nih?" Zya kembali bertanya pada Stella.
Stella diam mngerunyutkan bibirnya. "Iya iya."
----*----
"Tadi gue lihat lo sama adek gue."
"Adek yang mana?"
"Yang tadi pagi hampir lo tabrak."
Suga mengingat-ingat kejadian tadi pagi. "Oh itu." "Itu adek lo?"
"Iya."
"Sorry ya, gue gak bermaksud buat celakain dia."
"Gak papa kali. Adek gue emang gitu disekolahnya. Aneh."
"Aneh?"
"Ya. Masa gue gak boleh nganggep dia adek gue kalau disekolah. Aneh kan? Padahal ya gue itu cowok tertampan disekolah ini. Masa dia gk mau jadi adek gue."
"Malu kali. Ntar yang ada adek lo di kejar-kejar sama cewek-cewek yang gak jelas minta no. lo." Timpal Jhope
"Hmm iya juga ya." Jin mengangguk setuju.
"Kok gue gak tau kalau lo punya adek?" Tanya Jungkook penasaran.
"Ya kan gue udah bilang. Dia gak mau disebarin kalau dia itu punya abang yang ganteng kayak gue." Jin dengan pedenya menyisir rambutnya kebelakang.
"Sa ae lu bang." Celetuk Jimin. "Eh tapi kapan-kapan kenalin gue ke adek lo ya." Lanjutnya ikutan penasaran.
"Hmm bisa diatur itu mah. Asalkan lo bantu-bantu dirumah gue."
"Weehh apaan." Jimin mngernyitkan sebelah matanya, menandakan ketidaksetujuannya.
"Udah ah. Kok malah jadi bahas cewek." Ucap Suga yang sudah mulai jenuh mendengar percakapan mereka.
Jin mengeluarkan ponselnya. Ada beberapa pesan.
Ia terdiam agak lama, memerhatikan layar ponselnya yang sudah mati sejak awal. Melihat hal itu temannya saling melirik satu sama lain. Menunggu Jin membuka suaranya. Mereka sadar bahwa Namjoon dan V sedang tidak ada disini. Bisa saja itu pesan dari mereka.
"Siapa yang kirim pesan?" Tanya Suga tak sabar melihat kelakuan Jin.
"Bukan siapa-siapa. Eh iya Namjoon ada acara katanya."
"Lah tumben gak ngajak-ngajak kita." Timpal Jimin.
"Lah kalau acaranya sama cewek. Bisa-bisa ditikung sama lo." Jhope buka suara.
"Ya nggak kali. Gini-gini gue setia kawan." Bela Jimin.
Teman-temannya menyeringai setuju. Dikarenakan Jimin suka menggoda dan godaannya memang patut diacungi jempol. Akan tetapi sampai sekarang Jimin masih belum pernah berpacaran. Katanya masih belum ada yang cocok.
"Gue pulang duluan ya." Jin bangun dari tempat duduknya. Melihat makanan-makanan nya sudah habis dan ingin bergegas pulang.
"Kalau gitu kita pulang smua deh. Bentar lagi gerbang juga bakal ditutup sama Pak Mamang."
Semuanya setuju untuk kembali kerumah masing-masing. Lagipun masih ada hari esok untuk nongkrong bareng lagi.
----*----
Jin telah sampai didepan rumahnya dan bersiap untuk memarkirkan mobilnya. Dari kaca mobilnya ia melihat adiknya yang sedang memantaunya dari atas. Jin keluar dari mobilnya dan bergegas masuk.
Ia ingat kalau adiknya mengajaknya pergi ke supermarket tadi.
Jin bergegas masuk kekamarnya agar ia segera bisa rebahan dan nanti akan mengantarkan adiknya ke supermarket.
"Bang pesanku dibaca kan?" Terdengar suara yang tak asing baginya.
"Iya." Jawab Jin singkat.
"Jangan lupa."
"Iya."
"Abang kenapa dah kok jawabnya singkat gitu."
Hhh Jin mengeluarkan napasnya dengan keras. "Lo bawel banget sih." celetuk Jin asal.
"Ok. jam 8 ya." Zya tidak menghiraukan kata bawel untuknya.
Jin diam dan terus berjalan menuju kamarnya.
Jam besar didinding ruang depan sudh menunjukkan pukul 8 malam. Zya keluar dari dalam kamarnya menuju ruang tengah (ruang keluarga). Disana sudah ada kedua orangtuanya yang selama ini mengasuhnya dengan baik.
"Mom Dad, abang belum keluat dari kamarnya?" Tanya Zya tergesa-gesa.
"Belum honey, kenapa?"
"Gak papa." Zya tersenyum manis.
"Bangg ayo buru." Tiba-tiba senyumannya tergantikan dengan suaranya yang keras agar bang Jin mendengar instruksi itu.
"Bentar." Sahutan Jin dari dalam kamarnya.
"Kalian mau kemana?" Tanya Mom penasaran.
"Mau ke supermarket mom. Zya mau beli sesuatu."
"Ohh hati-hati dijalan ya. Nanti bawa mobilnya bang Jin aja ya, biar gak kedinginan."
"hehe siap mom." Zya mengacungkan tangannya didekat kepalanya seperti memberi hormat.
"Abang lama amat sii." Teriak Zya lagi-lagi memanggil Jin
Jin membuka pintu kamarnya dan bergegas turun dari tangga. "Iya-iya bawel amat."
"Kunci mobil lo mana?" Kata Zya cepat sebelum Jin selesai menuruni anak tangga itu.
"Cck" Jin menepuk jidatnya dan bergegas naik lagi ke atas untuk mengambil kunci mobilnya.
"Mom Dad aku berangkat dulu ya. Aku tungguin abang dibawah deh."
"Ya udh. Jangan malam-malam ya pulangnya."
"Okey." Zya mengacungkan jempol tangannya dengan mantap.
----*----
Jalanan yang terlihat tidak terlalu ramai kendaraan dan pohon-pohon yang seakan berjalan mundur setelah dilewatinya dapat terlihat dari samping kaca mobil melaju dengan kecepatan sedang.
"Dek lo mau beli apaan sih?" Tanya Jin seraya memecahkan keheningan.
"Gue mau beli kebutuhan gue lah."
"Tumben lo ngajak gue, biasanya juga gak mau ngajak. Takut ketemu temen lo lah. Takut ketemu temen gue lah. Ketemu guru lo lah. bla bla bla."
"Ish lagian ini juga udah malem. Gak mungkin kan masih berkeliaran diluar."
Jin diam memfokuskan diri untuk menyetir.
"Eh iya bang. Tadi pagi gue hampir kena tabrak sama kakak kelas."
"Iya gue tau."
"Kok tau?" Zya mengernyitkan keningnya curiga.
"Ya iya lah. Gue kan ada disitu. Gue liat kali."
"Hmm."
"Itu temen gue. Suga namanya."
"Adek gak nanyak."
"Hhhh terserah lo deh. Tuh dah nyampek. Lo mau turun sendiri apa gue temenin nih?"
"Temenin dong." Ucap Zya sedikit manja. "Bantu bayarin juga." Zya merayu Jin dengan menaikkan kedua alisnya membuat gadis ini terlihat makin cantik.
"hhh udah gue duga. Ini anak ada maunya."
"Ayo bang!" Ucap Zya semangat.
Zya membuka pintu mobilnya dan berjalan riang menuju supermarket. Zya membeli kebutuhan pribadinya seperti lotion, sabun mandi, sampo, sikat gigi, dll dan tak lupa juga membeli beberapa kebutuhan perutnya yang akan ia konsumsi ketika santai maupun belajar.
"Buset dah. Lo beli kebutuhan lo apa mau buka warung."
"Sekalian bang, kan abang yang bayarin." Zya hanya bisa nyengir melihat ekspresi wajah abangnya yang kaget melihat belanjaan Zya yang penuh 1keranjang.
"Udah nih. Segini aja." Jin memastikan tidak ada yang kurang.
"Kurasa begitu. Ini buat Mom dan ini buat Dad." Zya menunjuk salah satu barang di keranjangnya yang akan ia berikan kepada Mom dan Dad nya.
"Abang mana?"
"Abang mau?"
Melihat kepolosan Zya, Jin dengan cepat berkata. "Nggak deh."
"Kenapa bang?" Tanya Zya tidak enak.
"Abang diet." Celetuk Jin asal.
"Cielah.. abang gue gak perlu diet kali. Tuh cewek-cewek udah banyak yang antri mau dikemanain. Sok-sokan pakek diet segala."
"Berisik lo." Jin sedikit geli mendengar perkataan adiknya yang mengungkit cewek-cewek ganjen yang sering ia temui.
Zya dan Jin keluar dari supermarket membawa beberapa tas belanjaannya. Zya berjalan didepan siap-siap membukakan pintu bagasi untuk menaruh belanjaannya disitu. Sementara Jin membawanya agar sampai dibagasi.
"Bang mau beli martabak gak?" Celetuk Zya tiba-tiba.
Jin melihat adiknya sebentar. "Ayo."
Jin memutarkan mobilnya, mencari-cari penjual martabak yang tadi terlewat olehnya ketika hendak ke supermarket.
"Abang aja yang turun ya." Izin Jin kepada adiknya dan di balas anggukan oleh adiknya.
Ketika Jin sudah memesan martabak pesenan adiknya, tiba-tiba ia melihat Jhope dan V sedang berjalan kearahnya. Jin segera memberi kode pada Zya yang ada didalam mobil. Beruntungnya Zya menyadari kode itu.
"Eh lo ngapain disini?" Tanya V mengagetkan Jin.
"Eh e nggak. Ini lagi nunggu martabak."
"Oh lo sendiri?" Tanya Jhope.
"Oh ee iya."
"Kok lo gugup gitu sih." Jhope merasakan ada yang aneh dengan Jin.
"Ee nggak kok." Jin melirik kemobilnya. Syukurlah Zya tidak kelihatan. Tapi kemana adek gue?
"Hey." Ucap V seraya menepuk pundak Jin dan mengagetkannya. "Lo gak lagi kesambet apa-apa kan?" tanya V memastikan.
Jin menggeleng. Ia berpikir bagaimana caranya mengusir dua temannya ini sebelum mereka tau kalau Jin sedang bersama Zya, adiknya. Tiba-tiba ponsel Jhope berbunyi. Jhope mengecek hp nya.
"Oh Jin kita buru-buru. Kita tinggal dulu ya."
"Kalian mau kemana?" Tanya Jin penasaran.
"Gue mau ke supermarket beli minum. Kebetulan gue sama anak-anak lagi mabar dan kita butuh minum sekarang. Ya kan V?"
"Iya nih. Gue haus banget dari tadi gak sempet minum gara-gara mau ngalahin si Suga." V menceritakan kisahnya.
"Oh ya udah kalau gitu." Jin lega mendengarnya. Yang artinya dia tidak usah repot-repot mengusir mereka dari sini.
"Kita duluan ya." Jhope pamit sekali lagi.
"Okey." Jin melambaikan tangannya menandakan setuju.
Huh akhirnya. Jin mengelus dadanya yang sedari tadi terasa sesak baginya. Setelah mendapatkan martabak pesanan adiknya, Jin segera pergi ke mobilnya dan mendapati adiknya sedang mengutak-atik ponselnya dibawah.Jin membuka pintu mobil.
"Ish abang bikin Zya kaget aja." Zya kaget dengan suara pintu mobil yang terbuka.
"Lo pikir gue pencuri." Protes Jin yang dibuat susah tadi.
"Hee nggak juga bang. Temen lo udah pergi?"
"Udah noh."
Tiba-tiba terdengar suara ketukan jendela mobil dari luar. Jin segera mendorong Zya kebawah lagi karena temennya tadi datang lagi. Jin membuka kaca mobilnya.
"Ada apa?" Tanya Jin tanpa basa-basi.
"Lo didalem mobil gak ada ac apa? kok keringetan gitu." Ucap V sedikit mengintimidasi.
"Ah nggak. Ini gue cuma..." Jin diam memikirkan perkataannya.
"Lo gak mau ikutan mabar bang?" Tanya Jhope langsung mencairkan suasana.
"Oh hmm nggak deh. Soalnya gue harus pulang sekarang. Mom sama Dad nungguin martabak dirumah." Jin tersenyum kecut.
"Oh ya udah deh. Kalau gitu gue duluan ya." Jhope berkata langsung menarik gasnya dan perlahan makin menjauh dari mobil yang Jin pakai.
Huhhh. Jin benapas lega begitu juga Zya.
"Dek kenapa sih lo gak mau jadi adek gue disekolah?" Ucap Jin kesal sambil menjalankan mobilnya.
"Gak papa. Belum saatnya aja." Zya tidak terlalu menanggapinya.
"Mau sampek kapan?"
'Sampe gue ketemu orang tua gue sebenarnya' Ucap Zya dalam hatinya.
Malam yang begitu dingin membuat kebanyakan orang lebih memilih berdiam didalam rumahnya atau hanya sekedar mencari kehangatan gorengan yang di jajakan dipinggir-pinggir jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
tina yusuf
dah mampir aku ,bagus ceritanya ..
2023-01-01
1
R yuyun Saribanon
lebay banget cuman takut kel6iaran adenya... lebay thor menggambar kan karakternya
2022-12-06
1