Part 6

Zya memandang agak lama buku yang ada dipangkuannya. Ia membuka selembar demi selembar sampai dimana halaman itu berisikan foto keluarganya yang masih utuh. Zya melihat lekat-lekat foto kakak laki-lakinya. Saat itu kakak laki-lakinya masih kecil sekitar umur 4tahun dan Zya juga masih digendong oleh ibunya. Sangat tidak mungkin kalau foto itu menjadi patokannya saat ini untuk mencari kakak laki-laki nya. Wajahnya pasti sudah banyak perubahan. Seperti yang dialami Zya sendiri.

Zya bangkit dan melihat kebatu nisanyang bertuliskan nama ibunya.

"Ibu, aku akan berusaha menemukan keluarga kita kembali." Zya mencium batu nisan itu menandakan kasih sayangnya kepada ibunya yang belum sempat ia balas sekarang.

Zya keluar dari tempat pemakaman umum. Ia tidak tau harus kemana. Pikirannya sedang tidak stabil dan perasaan bingung menghantuinya. Zya merasa tidak ingin pulang terlebih dahulu. Ada perasaan aneh di dirinya. Rasanya ia ingin mencari tempat yang sunyi, tentram, dan nyaman untuknya. Tapi dimana?

Zya ingat suatu tempat. Tempat yang sering ia kunjungi dulu bersama Momy nya dan abangnya. Sudah lama ia tidak kesana. Sepertinya Zya akan mampir kesana sebentar.

Sesampainya Zya ditempat itu, ia sedikit kaget ternyata tempat ini sudah terbengkalai cukup lama. Zya baru menyadari kalau tempat yang dulunya ini tempat wisata, banyak permainan dan ayunan dipohon, tempat berkumpulnya para keluarga disini sekarang banyak tanaman liar yang tumbuh dimana-dimana. Zya tetap melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam. Hatinya yang tergerak untuk melihat kesekitar. Tempat ini dikelilingi oleh tembok yang pendek dan banyak pula pohon-pohon besar dan rindang. Letaknya kini tidak ramai dilewati orang lagi karna memang ini bukan jalan utama.

Zya masuk dengan hati-hati, karena disekelilingnya banyak rumput-rumput liar yang sudah mulai memanjang. Zya sudah merasakan perasaan yang tak enak, namun ia enggan meninggalkan tempat itu. Didepannya ada ayunan yang diatasnya diikatkan kepohon. Zya pergi keayunan itu. Tanaman menjalar dari ayunan itu sampai ke atas pohon.

"Sayang sekali." Ucap Zya kepada dirinya sendiri.

Didepan agak jauh dari tempat Zya berdiri ada sebuah rumah kayu yang terlihat tua. Zya tidak pernah melihat rumah itu sebelumnya. Tanpa berpikir panjang Zya mendekati rumah tua itu. Semakin dekat, Zya mendengar suara-suara kecil dirumah itu. Zya mengintip dan menguping dari balik kayu.

"Udah bos hajar aja bos!" Ucap salah satu dari mereka. Zya dapat mendengar dengan jelas dan Zya tau ada berapa orang didalamnya. Mata dan telinganya terus fokus melihat kejadian apa yang ada didalam rumah kayu tersebut.

"Jangan main hajar-hajar aja dong. Dia kan anak orang kaya nih, gimana kalau kita porotin aja dulu uangnya. Iya nggak? Setuju gak nih?" Usul salah satu temannya lagi.

"Boleh juga tuh. Udah lama juga ya kita gak pesta-pesta." Orang yang mereka panggil bos itu ikut angkat bicara.

"Bener tuh."

"Heh lo! Mana duit lo siniin!!" Zya melihat lekat-lekat siapa yang mereka tahan disana. Betapa kagetnya Zya ketika melihat baju yang dikenakan oleh laki-laki yang sedang ditahan disana. 'Murid dari sekolahan gue?' Batin Zya.

"Gue bener-bener gak bawa duit banyak, gue cuma bawa segini." Laki-laki itu menyodorkan uang dari sakunya. Ia terlihat lemas dan ada luka lebam dimukanya. Yang artinya ia sudah dipukuli tadi.

"Hah cuma segini doang!! Lo pikir gue apaan? Dikasih segini doang!! Oo jadi segini doang lo berani ngajak pacar gue ngdate. Iya?Hah?!!!" Teriak orang yang dipanggil bos tadi.

"Suer bang gue gak bermaksud ngajak pacar lo ngdate. Pacar lo duluan yang ngajak gue ngdate." Pukulan kasar mendarat dipipi laki-laki itu. Darah segar bercucuran di dekat bibirnya.

"Masih berani lo bilang kalau pacar gue yang ganjen ke lo!!" Rasa tak terima itu ia lampiaskan kepada tahanannya yang sudah lemah.

"Udah bos sabar bos. Jangan sampe ni anak mati di tangan lo bos. Berabe kita." Ucap salah satunya lagi.

"Hah cuma segini kemampuan lo nglawan gue?! Ayo sini bangun lo!!" Angkuhnya. Zya yang melihat nya secara sembunyi mengepalkan tangannya tanpa sadar.

"Dia kagak bakal bisa bangun bos udah."

"Heh gue dilawan!!" Katanya lagi. "Inget lo ya sekali lagi lo deketin pacar gue, gue patahin kepala lo!!"

"Widiihh serem amat bos." Suara temannya yang disambut tawaan kecil bahagia dari bosnya.

"Biar tau rasa dia!!" Suara ketawa menggelegar setelahnya. "Sini, mana hp lo!!" Ia mengambil hp didalam saku laki-laki itu dengan paksa.

"Heh gue mau telfon orang tua lo. Gue mau minta tebusan! Mana nomer orang tua lo?"

Zya tidak sengaja memindahkan kakinya dan membuat suara kecil terdengar sampai ketelinga orang-orang yang ada didalam rumah kayu itu.

"Siapa disana?!" Teriakan dari dalam itu membuat Zya kaget dan reflek pergi dari rumah kayu itu. Namun Zya masih bisa dikejar oleh orang-orang itu.

"Siapa lo?" Ucap dari salah satunya.

"Kayaknya bi cewek temennya cowok yang kita sekap itu deh bro?" Senyuman menakutkan menyeringai wajah mereka.

"Mau apa lo kemari?" Zya diam tak menjawab tapi badannya sudah bersiap untuk menerima serangan.

"Diliat-liat cantik juga nih cewek. Mau sama gue gak? Temen lo itu cemen gak bisa apa-apa. Mending sama gue."

"Diem lo! Gue gak butuh cowok brengsek kayak lo!" Ucapan Zya sukses membuat ketiga laki-laki yang mengepungnya menjadi emosi.

"Lo cewek gak bakal bisa lawan kita-kita. Lo bisa apa? Hah." Satu tendangan mendarat dipipi orang yang berbicara tadi.

"Gue bisa apa?" Zya tersenyum kecil dan membuat kedua laki-laki itu menyerang Zya secara bersamaan.

Dengan mudah Zya dapat menangkis semua serangan untuk mengulur waktu. Menunggu saatnya mereka lelah, baru Zya menjatuhkan mereka. Zya tau didalam masih ada banyak orang. Kalau tidak salah hitung tadi, didalam sana ada 8 orang yang artinya masih ada 5orang disana.

Zya segera mengambil handphone miliknya dan berbicara pada seseorang.

"Bawa orang-orang lo kesini sekarang. Kepung tempat ini. Urus berandal yang ada disini." Zya mematikan handphone nya.

Sambil menunggu anak buahnya datang. Zya bermain-main sedikit dengan ketiga orang tersebut. Mereka jatuh dan bangun lagi.

----*----

"Kenapa mereka belum datang juga?" Tanya seseorang yang dipanggil bos tadi dengan nada geramnya. Yang lain hanya saling pandang dan tak mampu menjawabnya.

"Lo! Lihat keluar ada apa disana dan segera kabarin gue." Orang tadi memperintahkan salah satu bawahannya untuk melihat apa yang terjadi diluar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa berita mengejutkan.

"Gawat bos. Diluar ada seorang cewek yang lagi berantem sama temen kita." Kata bawahannya tadi yang ia suruh keluar untuk mengecek.

"Bagus dong. Kenapa mereka masih belum kesini juga? Tanyanya heran.

"Anu bos itu bos."

"Kalau ngomong yang jelas!!" Bentaknya. Ia semakin geram dan tidak mengerti apa maksud dari perkataannya itu.

"Iya bos, temen kita kalah ngadepinnya." Katanya dengan menundukkan kepalanya.

"Hah!! Kok bisa?!" Ia tak menyangka ada seorang cewek yang mampu merubuhkan anak buahnya dengan mudah.

"Gak tau bos." Orang itu berpikir sebentar lalu memerintahkan yang lainnya untuk ikut bersamanya. Ia lihat tawanannya tidak mungkin akan kabur, karena untuk berdiri saja ia tak mampu.

Setelah sampai diluar ia melihat seorang perempuan dengan tangan kosongnya berdiri tegak. Perempuan itu berdiri sendirian dan temannya yang tersungkur dibawah. Orang-orang preman ini mendekatinya sambil tertawa jahat.

"Hai nona manis, sendirian aja disini." Ucap sang bos memulai percakapannya dan menyuruh bawahannya yang tersungkur tadi untuk mundur.

"Gak sendiri kok om, tuh." Zya mengangkat ibu jarinya dan terdengar dari belakang suara riuh motor berdatangan.

"Sialan!! Siapa dia?!" Tanya bos itu kepada bawahannya.

"Siap-siap ya." Kata Zya terdengar manis ditelinga semua orang yang ada disitu. Orang-orang suruhan Zya sudah datang dan berada tepat dibelakang Zya. Sekitar 20orang terpilih yang datang membantu Zya saat ini.

"Cih gue gak takut walaupun orang-orang lo lebih banyak. Sini maju lo!! Biar gue patahin kepala lo!!" Ucap sang bis dengan emosi yang memuncak.

"Kalian tau apa yang harus kalian lakukan?" Tanya Zya tanpa menoleh kebelakang. "Lakukan." Zya mundur dan memperhatikannya dari belakang.

Pertarungan pun terjadi sangat sengit, namun tidak semua suruhan Zya yang ikut bertarung. Hanya 8orang saja dan sisanya menunggu dibelakang Zya. Zya terpikir siapa orang yang mereka tahan sebenarnya, sepertinya ia juga bersekolah disekolah yang sama dengan Zya. Zya membawa salahsatu anak buahnya untuk mengikutinya.

Setelah sampai dirumah kayu itu, Zya mengintip sebentar memastikan bahwa orang itu masih sadar atau tidak. Zya masuk perlahan sambil memerhatikan orang didepannya. Zya tersenyum kecil, 'Cuma gara-gara cewek bisa babak belur gini' . Zya berdiri didepannya, tidak berani menyentuhnya karena ia takut laki-laki ini mengingatnya.

"Sergio, kamu bawa dia kerumah sakit. Cari tau orang tuanya dan beritau mereka. Jangan beritau apapun tentang saya. Kamu mengerti?" Zya menyuruh orangnya untuk mengurus orang ini.

"Siap." Jawabnya.

Zya kembali lagi ke tempat lapang tadi dan bergabung dengan orang-orangnya kembali. Zya merasa bosan menunggu dan ingin segera pulang untuk makan.

"Huuaaa sepertinya aku harus pulang." Zya menguap dan meregangkan tubuhnya.

"Lo gak mau nunggu ini selesai?" Tanya seseorang yang kelihatan akrab dengan Zya.

"Gak ah, terserah lo aja. Gue pulang dulu ya." Jawab Zya jelas.

"Oke deh. Hati-hati dijalan ya." Zya mengacungkan jempolnya sembari berjalan ke motornya.

Pertarungan begitu sengit, serangan demi serangan selalu diluncurkan oleh pihak lawan. Orang-orang suruhan Zya hanya menangkis dan menyerang sedikit kemudian. Pihak lawan lebih sering jatuh, karena mereka sudah kehabisan tenaga.

"Gimana menurut lo Dan?" Tanya seseorang yang ada dibelakang sedang menonton.

"Udah lah biarin aja, kita bikin mereka jera aja dulu." Ucap Dani yang membawa mereka kesini. Dani adalah ketua dari mereka sekaligus bawahan Zya. Dani bertemu Zya saat ia akan bunuh diri akibat kedua orangtuanya yang terlalu keras mendidiknya. Zya lah yang membuatnya hidup seperti ini sampai sekarang.

----*----

Zya sampai dirumahnya yang megah jika dilihat dari luarnya saja. Seperti biasa Zya memarkirkan motornya terlebih dahulu. Meskipun ada satpam yang bisa memarkirkan motornya, namun Zya lebih suka jika ia memarkirkannya sendiri digarasi. Zya melihat sekitar, mobil abangnya dan Momy nya ada hanya mobil Dady nya yang tidak ada. Zya masuk lewat pintu belakang.

"Gue pulangg." Ucapnya lirih.

"Dari mana aja lo?" Tanya abangnya yang tiba-tiba sudah ada didepannya sambil melipat tangannya didada.

"Eh abang, gue kaget lo bang. Hee." Zya tersenyum kecut melihat wajah abangnya yang penuh dengan mistery.

"Ha he ha he. Gue tanya dari mana lo, jam segini baru pulang? Jarang-jarang lo pulang telat gak ngabarin gue." Ucapnya sambil ngomel-ngomel. Zya teringat kalau ia belum memberi kabar kepada abangnya ini. Biasanya Zya akan memberi kabar ketika ia akan pulang telat karena sesuatu.

"Zya lupa bang." Zya masih menahan senyumnya.

"Lupa lupa mulu lo. Kan udah gue bilang. Zya lo bilang ke gue kalau lo mau pulang telat. Jadi gue ada alasan buat ngomong ke Momy kalau misalnya lo pulang telat. Kalau lo gak ngomong ke gue kan gue mana tau. Lo mau bikin gue berbohong ke Momy?" Zya memutarkan bola matanya, ia harus mencari cara supaya bisa lepas dari abangnya kali ini.

"Yaelah bang, cuma sekali ini aja kok." Zya mencoba mencari celah.

"Sekali ini aja kata lo? Lo ingat pas disekolah guru lagi rapat, semuanya pulang cepet dan lo pulang sore karena lagi gosip-gosip ditaman sama temen lo itu? Lo ingat pas lo ikut temen lo beli keperluan makeup semacamnya apa lah itu? Lo ingat pas kepasar malem tapi pasarnya nutup, ya iyalah orang pasar malem lo nya datang sepulang sekolah. Trus hari ini?" Jin mulai mngeluarkan jurus bicara rap nya.

"Hehe abang gue yang baik, yang ganteng, yang ...." Kata Zya sedikit merayu tapi malah makin menjadi.

"Ssttt sekarang lo naik ke atas, mandi. Gue udah tau kalau gue itu ganteng dah dari lahir." Ucap Jin enteng.

"Dih siapa bilang?" Zya menyipitkan matanya.

"Gue yang bilang kenapa?"

Adu mulut pun dimulai.

"PD amat lo."

"Emang gue PD."

"Emang ada gitu yang bilang lo ganteng?"

"Ada. Lo tadi bilang gue ganteng kan."

"Gue ngarang tadi."

"Alesan lo." Jin menarik kacamata yang dipakai Zya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Ish abang, balikin." Zya langsung melompat dan mendapatkan kacamatanya kembali.

"Eh eh bentar, lo cakepan gak pakek kacamata tau." Kata Jin sesaat melihat Zya tanpa kacamatanya.

"Iyalah gue kan emang cakep." Zya memakai kacamata itu tanpa melihat Jin yang melihatnya.

"Tapi masih cakepan gue." Jin masih berusaha meledeknya lagi.

"Serah deh." Zya tahu kalau sudah berurusan sama abangnya yang satu ini ia tidak akan bisa menang atau membuat abangnya ini mengalah.

"Eh eh ada apa ini ribut-ribut." Momy nya tiba-tiba datang dari arah yang tidak diketahui.

"Ini nih Mom si abang jailin Zya lagi." Zya berusaha mengadu ke Momynya.

"Enak aja, lo yang pulang telat gak ngabarin gue." Jin pun tetap tak mau kalah.

"Ya maap, gue kan lupa." Bela Zya.

"Sekarang dimaafin, besok-besok bikin ulah lagi." Jin masih terus berceloteh.

"Apaan?" Zya mulai julid.

"Udah-udah momy tu pusing kalau kalian debat gini. Mending Zya sekarang masuk mandi dulu ya. Abangnya minggir dulu, biar Zya bisa lewat." Momy mencoba untuk melerai mereka.

"Iya mom Zya emang mau mandi, tapi si abang nih nghalangin." Zya masih tak mau kalah.

"Dih apaan lo. Gue cuma ngintimidasi lo." begitupun dengan Jin

"Apaan dah."

"Abangg ....." Ucap Momy dengan lembut.

"Iya momy." Jin menggeser dirinya membiarkan Zya pergi dengan wajah kemenangannya.

Begitulah kehidupan yang Zya alami di hari yang lelah ini. Zya memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Sisi yang lain saat dirumahnya dan disekolahnya, Zya yang manja, pendiam, dan sedikit ceroboh. Disisi yang lain pula, disaat Zya harus menghadapi situasi yang genting ia akan terlihat dingin, berani mengambil resiko, dan tatapannya yang menjadi tajam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!