"Terjebak didalam diriku? Apa maksudnya ini?" Hasea tampak terdiam. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. "Ya.. roh ku terjebak dalam tubuh mu. Aku juga tidak mengerti kenapa itu bisa terjadi" suara itu seolah tau apa yang Hasea pikirkan. Tapi tentu saja roh dalam diri Hasea itu bisa membaca pikiran Hasea. Dia terjebak dalam tubuhnya.
" Siapa kau sebenarnya? Apa maksudnya roh mu terjebak di dalam tubuhku?" Hasea mulai mencoba berdamai dengan roh itu. Dia ingin tau lebih banyak. " Aku adalah keturunan ke 99 generasi naga Api . Namaku Gea. Seingatku terakhir kali rohku dikunci di lembah Tobbak Bessek. Saat terbangun beberapa waktu yang lalu aku juga kaget kenapa terjebak dalam tubuh lemahmu ini". Gea kembali mengejek Hasea.
" Kalau tubuhku memang lemah, kenapa kau tidak pergi saja?" Hasea tampak kesal. " Tidak semudah itu bocah bodoh. Kalau saja aku bisa, aku sudah dari kemarin-kemarin melakukannya. Nampaknya roh ku memang sengaja di kunci di tubuhmu" Gea nampak semakin kesal . "Jadi apa yang bisa ku lakukan untuk mengeluarkanmu? Lama-lama aku bisa seperti orang gila kalau suaramu selalu ada di kepalaku" ucap Hasea tak kalah kesal.
"Entahlah, Setahuku terakhir kali roh ku di segel di batu Porhis di lembah Tobbak Bessek" Gea mengingat-ingat hal terakhir yang terjadi padanya. Hal yang jelas dia dapat ingat adalah bahwa dia adalah Naga Api... Mahluk setingkat para dewa yang membuat keonaran di istana para dewa 300 tahun yang lalu. Akibat hal tersebut beberapa Dewa dibuat kewalahan oleh tingkahnya . Sampai beberapa Dewa menyatukan kekuatan dan melumpuhkannya , Rohnya akhirnya disegel dan dilemparkan ke Lembah Tobbak Bessek. Roh nya disegel di batu Porhis.
Saat Gea terbangun, dia juga terkejut telah berada di tubuh seorang pemuda. Saat itu pikiran licik muncul dibenak nya untuk memanfaatkan pemuda ini dan merasuki jiwanya. Namun dia paham bahwa tubuh pemuda ini belum sanggup sepenuhnya untuk menahan tenaganya yang sangat besar. Apabila dia memaksa, maka pemuda ini akan mati. Dengan begitu dia juga akan kembali terjebak di batu Porhis entah sampai kapan. Setidaknya itu yang ada dalam benaknya.
" Hai, kenapa kau tiba-tiba menjadi pendiam? Bukankah sebelumnya kau sangat cerewet?" Celotehan Hasea kembali menyadarkan Gea. "Pemuda bodoh, aku akan meminjamkan sedikit tenaga dalam ku kepadamu, dengan begitu tubuhmu akan semakin kuat. Nampaknya itu satu-satunya cara agar aku bisa keluar dari tubuhmu" Sebenarnya yang dimaksud Gea adalah setelah tubuh Hasea sudah kuat dan tenaga dalamnya cukup besar, dia akan berupaya menguasai tubuh Hasea. Dia sama sekali tidak bermaksud untuk meninggalkan tubuh Hasea, setidaknya sampai dia tau apa yang sedang terjadi . "Baiklah. Terserah kau saja. Tapi untuk saat ini dan beberapa hari ke depan tolong jangan menggangguku. Aku butuh konsentrasi penuh" Hasea mengakhiri perbincangannya dengan Gea.
***
Tiga hari sudah berlalu, tak sedikitpun Hasea menyia-nyiakan waktu latihannya. Dengan tidak adanya Suara Gea di kepalanya, mampu membuat dia semakin konsentrasi. Setiap anak panah yang dia lesatkan ke papan sasaran selalu tepat menancap di tengah papan sasaran tersebut.
" Bagai mana ini? Apa kau sudah siap? Nyawaku ada di tanganmu" Sotul berbicara pelan kepada Hasea. "Tenanglah. Aku sudah berlatih cukup keras untuk hari ini. Kau tidak akan terluka" ucap Hasea menenangkan hati Sotul. Sebenarnya masih ada keraguan dalam dirinya. Walau dalam latihan selama 3 hari ini semau anak panahnya tepat sasaran, namun tetap saja sasaran yang dia tuju pada latihan tersebut adalah sasaran yang diam. Sementara, sebentar lagi dia harus menghalau anak panah dari pemanah paling handal di sekte Harinuan yang bahkan terkadang dikarenakan cepatnya laju dari lesatan anak panah itu sampai tidak dapat dilihat oleh orang awam.
"Apa kau sudah siap?" Ketua Sulpi menatap Hasea. Sotul telah berada di posisinya. Lagi-lagi dia diikat di sebatang kayu. Matanya ditutup. Ketua Altong dan ketua Borong nampak berada disana menyaksikan ujian tersebut.
"Aku akan berupaya semampuku ketua" Sahut Hasea.
Hasea menarik nafas dalam-dalam.Dia mengangkat busurnya. Menngarahkan anak panah tepat ke samping kepala Sotul. Yang ada dalam benaknya, kalau dia ingin menghalau anak panah yang akan dilepaskan oleh ketua Sulpi, maka cara paling mudah menghalaunya adalah menghantam anak panah ketua Sulpi itu ketika berada sedekat mungkin dari sasaran yang dituju. Melihat hal tersebut Ketua Sulpi tersenyum puas.
Ketua Sulpi mengangkat busurnya. Menarik busur tersebut ke belakang, kemudian .. "wussss".. anak panah itu melesat dari busurnya. Hanya berselang beberapa detik Hasea menarik jauh Busur panahnya ke belakang. Nampak dia sangat fokus, seolah hanya ada dia, busur dan anak panahnya serta anak panah Ketua Sulpi yang sedang melesat itu yang ada disana.
"Wusss"...anak panah Hasea melesat lebih cepat dari anak panah yang telah dilepaskan ketua Sulpi. Saat anak panah ketua Sulpi hanya tinggal berjarak satu meter dari kepala Sotul, anak panah Hasea menghantam anak panah Ketua Sulpi tersebut. Kedua anak panah itu melenceng dari arah kepala Sulpi.
Ketua Borong dan Ketua Altong yang menyaksikan hal tersebut akhirnya bernafas lega setelah sedari tadi menahan nafas. Bahkan ketua Altong telah mempersiapkan diri untuk melemparkan pedangnya menghalau anak panah Ketua Sulpi kalau saja Hasea gagal mengenainya.
Hasea bertekuk lutut. Lututnya terasa lemas. Pengalaman menegangkan seperti itu baru kali itu dia alami. Dia senang tidak terjadi apa-apa. Sementara Sotul yang ikatan serta penutup mata nya yang tilah dibuka tampak tidak menyadari apa yang terjadi .
"Dia telah siap" Ketua Sulpi menatap dan tersenyum ke arah ketua Altong.
"Aku tau kau mengurangi separuh dari tenagamu. Namun tetap saja, cara berlatih seperti ini sangat berbahaya. Aku tidak akan meminta bantuanmu lagu" ucap ketua Altong sedikit geram.
"Hahaha..tapi kau lihat betapa efektifnya bentuk latihan seperti ini" ucap ketua Sulpi santai sambil berlalu.
"Nampaknya kita mendapat satu lagi pemanah handal" ucap ketua Borong yang juga akhirnya berlalu.
"Bersiaplah. Beberapa hari lagi kau akan ikut dalam misi pertamamu" Ketua Altong menatap bangga pada Hasea.
"Baik ketua" ucap Hasea kemudian.
***
Mohon dukungan dari teman-teman ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yusup Hamdani
hai Kak, aku terus ngikuti, ini cerita sebenarnya berlatar negara mana?
2022-05-18
0
Iman Budianto
lanjutkan......!!! tetap semangad.....
2021-05-12
0
Samsul Samsul
tamba seru tutor
2021-05-06
0