" Cukup main-mainnya , aku terlalu mengulur waktu" Ucapan pelan panglima Angkar namun terdengar jelas di telinga Impola. "Sial, mengapa saat seperti ini tenaga dalamku tidak juga pulih" Impola mulai putus asa. Sebenarnya selama pelariannya bersama Larasati, perlahan dia mencoba menghilangkan tenaga dalamnya karena benar-benar ingin keluar dari dunia persilatan dan menjadi orang biasa.
"Kau tidak sehebat nama mu, mungkin keahlianmu adalah hanya bersembunyi dan melarikan diri. Namun hari ini takdir berkata lain" Aura hitam tiba-tiba menyelimuti tubuh Panglima Angkar. Dia mendekati Impola yang kini terbaring karena menahankan sakit. "Jangan sakiti dia, aku akan ikut denganmu" Teriak Larasati yang sedari tadi hanya mampu berdiam diri menyaksikan pertarungan itu. Kedua anak yang bersamanya turut menangis seolah mengerti apa yang sedang terjadi.
"Akan tiba giliranmu" Panglima Angkar menatap dingin pada Larasati, namun kemudian dia kembali melangkah mendekati Impola. " Sampaikan salam ku kepada Penguasa Alam baka" Panglima Angkar melayangkan pedangnya ke arah leher Impola. Impola yang sudah kehabisan tenaga hanya mampu menatap Istri dan kedua anaknya. Air mata nya sempat menetes sebelum kepalanya terpisah dari badannya.
"Tidaaaakkk" Teriak Larasati sejadi-jadinya.. "kakang....." Tubuh Larasati lemas, sekujur badannya bergetar dia hanya bisa menatap nanar ke arah mayat suaminya. "Seperti janjiku , kini giliranmu" Panglima Angkar berbalik badan ke arah Larasati. " Kini giliran mu dan anakmu, Hahaha.."
"Kau...kau bukan manusia" belum hilang rasa sedih Larasati, kini dia ketakutan sejadi-jadinya . Dia seolah tak percaya ucapan Panglima Angkar. Tidak cukup dia dan suaminya, rupanya Panglima Angkar juga mengincar anaknya.
" Perintahku adalah membunuh suami mu, kau dan anak pertama mu. Putri kecil mu itu, mungkin aku akan membawanya" Panglima Angkar mendekati Larasati.
"Kau.. Kau salah ini bukan anak Pertama ku, dia..." belum selesai Larasati berbicara tusukan pedang Panglima Angkar telah menghujam perutnya . Bukan hanya dia, anak laki-laki yang digendongnya juga tertusuk tembus sampai belakang punggungnya.
"Penggal dan bungkus kepalanya" perintah Panglima Angkar kepada anak buahnya yang sudah berkumpul. "Bagai mana dengan Putri kecil ini?" Ucap Prajurit kepala dengan suara pelan sedikit ragu. "Aku akan membawanya pulang , sudah lama aku menginginkan seorang putri" Ucap Panglima Angkar. "Misi kita hanya membawa pulang kepala suami Istri ini dan Putra nya, putri kecil ini anggap saja tidak pernah ada. Kalau berita ini bocor, kalian dan keturunan kalian bahkan sampai keturunan ke tujuh kalian akan ku bunuh" Aura hitam tiba-tiba menyelimuti tubuh Panglima Angkar. Semua prajurit terdiam ketakutan.
Mereka kembali ke pemukiman desa Hariara.
***
"Terima kasih untuk kalian yang tidak melakukan apa-apa, tapi setidaknya, mulai sekarang desa ini akan terkenal dengan sebutan desa buronan.. hahaha" Teriak lantang Panglima Angkar di depan warga yang masih berkumpul.
"Bawa Kepala desa kemari" Perintah Panglima Angkar kepada anak buahnya. Kepala desa akhirnya dikumpulkan bersama para warga.
" Dengarkanlah ini, dikarenakan desa ini telah menyembunyikan buronan, bahkan Ibu dari buronan tersebut adalah salah satu dari kalian" Panglima Angkar berhenti bicara untuk sejenak, dia menoleh ke arah Nenek Sabeni yg sedari tadi terduduk lemas di tengah kerumunan tersebut. " Maka, sebagai hukuman yang paling ringan yang bisa kalian terima adalah penambahan pembebanan Pajak. Mulai kini, separoh dari hasil bertani kalian akan menjadi milik kerajaan" Suara tegas Panglima Angkar.
"Panglima, tolong belas kasihan anda . Kami hanyalah rakyat jelata. Selama ini kami selalu patuh pajak dan titah yang mulia Raja. Tolong beri keringanan" Akhirnya kepala desa Malawu memaksakan diri untuk berbicara. " Kami sungguh tidak tau apa kesalahan Larasati dan keluarganya. Kami juga tidak pernah bermaksud menyembunyikan mereka. Kami tidak tau kalau mereka buronan yang Panglima cari" Kepala Desa Malawu bersujud di kaki Panglima Angkar.
:)
Menulis hanyalah Hobby dari Author di sela-sela kesibukan, setidaknya Author mencoba untuk berkarya.
apabila berkenan , Author mengharapkan dukungan dari teman-teman semua
Memberi 1 like dan meninggalkan jejak komentar akan menjadi penyemangat yang luar biasa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Iman Budianto
dari sekedar hobby bs menjd ladang rejeki kl ditelateni/diseriusi.
tetap menulis dan semangat
2021-05-12
1
Panal Domitian
lanjut
2021-05-04
0
Sinyo Dealin
oke
2021-04-05
0