Satu purnama sudah Hasea belajar Ilmu bela diri langsung dari pelatih utama di Sekte Harinuan. Hari ini Ketua Borong ingin menguji hasil latihan dari Hasea.
Hasea dan beberapa orang anggota sekte yang masih baru dan yang berada satu tingkat dalam kemampuan bela diri dikumpulkan dalam arena latihan tanding. Disana juga terdapat beberapa pendekar tingkat pemula.
"Hasea majulah ke depan" perintah Ketua Borong ." Salito, kau akan menjadi partner tandingnya"
Salito maju ke depan. Dia dan Hasea akan berlatih tanding. Salito telah juga menguasai 10 jurus dasar Sekte Harinuan namun dia membutuhkan bahkan sampai 3 purnama untuk menguasai jurus tersebut. Sebelum Hasea belajar bela diri, Salito adalah murid pemula paling berbakat dari Ketua Borong.
"Ini hanyalah latihan tanding, jangan membuat lawan tandingmu terluka parah. Namun tetap gunakan seluruh kemampuan dan jurus yang telah kau kuasai" Ketua Borong memperingatkan.
Pertandingan dimulai. Salito mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu. Dia sedikit tersinggung dipertandingkan dengan Hasea yang bahkan baru belajar bela diri 1 purnama terakhir. "Jurus pukulan sengatan lebah" Salito mendekatkan diri dan melayangkan pukulan ke arah dada Hasea. Hasea yang telah sepenuhnya bersiap mengelak dari pukulan tersebut, gerakannya cukup cepat saat menghindar. Badannya dibelokkan ke samping dan pukulan dia layangkan ke arah rusuk Salito.
Salito terpukul mundur. Dia tidak menyangka Hasea dapat berubah arah secepat itu. Sambil menahan sakit, Salito kembali bersiap melayangkan pukulan.
" Jurus pukulan lebah" Salito kembali melancarkan jurus yang sama, namun tetap saja pukulan tersebut dapat dihindari oleh Hasea dengan mudah. Kedua orang itu bertukar berapa jurus. Beberapa kali Hasea terkena pukulan Salito. Namun Salito mengalami hal yang lebih buruk, bahkan dari sudut bibirnya mengalir darah segar.
Sementara itu di kejauhan nampak ketua Altong menyaksikan pertarungan itu sambil tersenyum. Dia kagum akan perkembangan Hasea. Ketua Altong adalah pendekar berbakat di sekte Harinuan. Dia berfikir kalau saja Hasea belajar Ilmu bela diri sedari kecil, mungkin kemampuannya juga akan mampu mengimbangi ilmu bela dirinya saat ini.
Salito sedikit mundur. Rasa sakit di tulang rusuknya membuatnya ragu. "Kurang ajar, bukankah dia baru belajar bela diri 1 purnama ini? Kenapa kempuannya Bahkan sudah seperti pendekar pemula?"Salito bergumam geram didalam hatinya.
"Terima pukulan ini" Salito kembali melayangkan beberapa pukulan ke arah Hasea. Hasea menerima pukulan tersebut dengan tangkisan tangannya. Beberapa pukulan mampu mengenai badan Hasea namun pukulan tersebut sudah tidak bertenaga. Salito nampaknya sudah kelelahan. Saat itu Hasea kembali melihat titik lemah di bagian dada Salito. Dengan gerakan sedikit berputar, dia tiba-tiba melompat ke arah Salito. Tinjunya telah terkepal.. kekuatannya tertumpu pada lengan kanannya. "Jurus pukulan lebah" Hasea menyarangkan tinju ke arah dada Salito yang terbuka.
Salito terlempar hampir 10 meter jauhnya. Ketua Borong segera menghentikan pertarungan, bahkan ketua Altong terkejut dari kejauhan. "Tidak mungkin, benarkah dia baru belajar bela diri?" Gumamnya. "Kalau saja pukulan itu disertai dengan tenaga dalam, mungkin Salito sudah tewas" pikirnya dalam hati.
"Cukup untuk hari ini, kau seharusnya tidak perlu bertindak sejauh itu " Ketua Borong menegur Hasea. Hasea hanya terdiam. Dia sendiri hampir tidak percaya dengan kekuatan pukulannya. Dipingir arena tampak Salito dipapah beberapa orang untuk dibawa ke ruang pengobatan.
"Dari mana kau dapatkan tenaga dalam itu?" Ketua Borong mendekati Hasea. " Jangan pura-pura bodoh. Aku belum sedikit pun mengajarimu tenaga dalam, walaupun sangat kecil namun aku bisa merasakan ada tenaga dalam yang terkandung dalam pukulanmu tadi". Ketua Borong menatap Hasea sangat dalam.
"Tapi ketua, sungguh saya tidak mengerti apa yang anda maksudkan" Hasea menjawab tampak kebingungan.
"Sudahlah mungkin aku salah" Ketua Borong mengakhiri latih tanding hari itu.
***
"Sudah saat nya aku bangkit" Suara dalam mimpinya membuat Hasea tersentak dari tidurnya. Dia terbangun. "Mimpi apa itu" Gumamnya dalam hati. "Hai mahluk lemah, sudah saat nya aku bangun. Aku sudah bosan terperangkap seperti ini" suara itu kembali menguasai pikiran Hasea. Keringat dingin bercucuran dari keningnya . Kalau saja posisinya sedang tertidur, dia akan menganggap suara itu hanyalah mimpi. Hanya saja saat ini dia sedang terjaga.
Hasea memperhatikan sekitar. Tidak ada apa-apa..orang lain didalam tenda sama sekali tidak ada yang bersuara. Semuanya sedang pulas dalam tidurnya. "Hei bagunlah, apakah kau juga mendengarnya?"Hasea mengguncangkan badan Sotul yang tidur disampingnya. "Ada apa? Kau mengganggu tidur ku saja" ucap Sotul pelan kemudian kembali tidur.
Hasea terdiam. Mungkin hanya perasaan ku saja, mungkin aku kelelahan pikirnya. Dia kembali tertidur.
"Hei bocah, sungguh sial aku harus terjebak dalam tubuh lemah ini, segeralah kuasai tenaga dalam. Aku bosan menunggu" suara itu kembali terngiang di pikiran Hasea.
*** Salam,.
Author sangat berharap dukungan dari teman-teman semua. Sebuah Like dan Saran di komentar serta rate bintang 5 akan sangat berarti
makasiih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Putra_Andalas
Gaje nih asal muasal tu Makhluk...
2023-08-18
0
sumerta made pande
lanjuut..
2022-03-08
0
Welly s Rokan
salito martulo tolu hate 🤣🤣🤣🤣
2021-07-17
0