Coban Pelangi (2)

Memasuki kawasan Poncokusumo menuju Coban Pelangi, medannya cukup menantang. Jalannya berkelok, semakin menanjak dan sempit. Bahkan untuk dua mobil yang berlawanan arah, salah satu harus mengalah dan berhenti. Sepertinya letak air terjun ini benar-benar hampir di atas gunung dan suasanannya seperti berada di tengah hutan.

Udara dingin mulai menusuk, padahal AC sudah dimatikan. Sepanjang perjalanan aku berkonsentrasi melihat kondisi jalan dan tidak berhenti berdoa. Akhirnya Pak Agam membawa mobil dengan selamat sampai gapura masuk air terjun.

“Wuuaaaahhh, kereeeen,” ucapku tanpa sadar begitu keluar dari mobil. Patut kuberikan pujian pada Pak Agam karena berhasil sampai di tempat ini. Mungkin jika aku yang menyetir, lebih baik pulang saja biar selamat.

Dosen kece itu tersenyum lebar ketika turun dari mobil. Dia membuka pintu jok belakang lalu mengeluarkan ransel berisi minuman dan kamera.

“Mau pakai jaketku, Nad?” Aku menggeleng. “Tasmu ditinggal di mobil saja. Ambil barang berharganya, biar kutaruh di ransel,” katanya. Rupanya Pak Dosen sudah mempersiapkan semua.

Kuberikan ponsel dan dompet padanya. Setelah ransel bertengger di punggung, Pak Agam berjalan menuju loket tiket masuk. Aku membuntutinya.

Pada saat membayar tiket, petugas memberi arahan untuk mengikuti rambu-rambu petunjuk, menghindari tebing-tebing longsor, dan tidak boleh keluar jalur. Tempat wisata ini masih terbilang asli, karena tidak terlalu banyak bangunan pendukung, hanya beberapa lapak penjual, musola dan toilet. Pak Agam menawariku ke kamar mandi sebelum melakukan perjalanan–hal ini sama sekali tidak terpikirkan.

Mengawali perjalanan, aku berjalan di depan Pak Agam. Sudah tidak sabar rasanya ingin melihat air terjun yang konon bisa membiaskan warna pelangi itu. Aku harus hati-hati melangkahkan kaki di jalan setapak yang terbuat dari tanah ini. Apalagi jalurnya menurun. Keputusan memakai sneaker sangat pas sehingga aku leluasa bergerak di medan seperti ini.

Mataku benar-benar dimanjakan oleh alam hijau. Hutan dengan pepohonan yang masih lebat, suara burung dan hewan liar bersahut-sahutan seperti alunan musik klasik yang menenangkan.

“Nada, awas!”

Karena terpesona, aku tidak melihat jalan yang basah hingga terpeleset. Akibatnya tubuhku kehilangan keseimbangan dan pasti akan terpelanting ke belakang. Kupejamkan mata mengantisipasi rasa sakit yang akan menghantam punggung. Namun, punggungku rasanya tersangga sesuatu. Bersamaan dengan itu sepasang tangan kekar melingkupi sisi tubuhku, memeluk dari belakang. Lantas penyangga itu mendorongku hingga kembali tegak berdiri.

“Kamu nggak apa-apa?” Suara serak Pak Agam begitu dekat di telingaku. Terdengar lembut dibandingkan suara degup jantungku yang tidak beraturan. Rupanya dia menahanku agar tidak jatuh kebelakang.

Aku mengangguk dalam keadaan gemetar karena kaget. Pak Agam membiarkanku tenang dalam rengkuhannya. Rasa nyaman dan hangat membuatku berhenti gemetar. Beberapa saat kemudian udara dingin terasa menerpa punggung, membuatku sadar bahwa dia telah melepaskan pelukannya. Tubuhku masih membatu.

“Ayo lanjut. Kamu pegangan saja sama ransel. Ikuti jejak kakiku,” katanya sambil berjalan mendahuluiku.

Kami melanjutkan perjalanan dengan agak pelan, beberapa kali melewati penjual makanan dan tempat pemberhentian yang berupa gubuk bambu. Pak Agam menawarkan untuk berhenti, tapi aku tidak mau.

Selanjutnya kami harus melewati jalan menurun yang cukup curam. Pak Agam beberapa kali berhenti untuk menahan tubuhku yang hampir tergelincir. Sepatuku terlihat kumal dan warnanya menjadi coklat karena lumpur. Bahkan bagian bawah celanaku sudah cukup kotor karena mendapat cipratan sana sini. Beberapa menit setelah melewati kawasan tanah lapang perkemahan, kudengar suara aliran sungai.

Di ujung turunan curam, terlihat jembatan bambu yang melintang di atas sungai. Setelah melewati satu turunan yang hampir membuat kami berdua jatuh, akhirnya sampai juga di jembatan.

“Kamu capek?” tanya Pak Agam sambil terengah-engah. Dia membungkuk dengan kedua tangan bertumpu pada lututnya.

“Mungkin seharusnya kita tidak ke sini tadi, medannya terlalu berat.” Aku merasa lemah menghadapi medan seperti ini. Mungkin karena sudah jarang latihan karate dan hanya duduk di kursi saja kerjaanku sekarang.

Pak Agam menegakkan tubuhnya. “Tenang saja sedikit lagi sampai. Kita berhenti dulu istirahat di gubuk itu,” katanya sambil menunjuk gubuk tempat istirahat yang tak jauh dari ujung jembatan.

Setelah menyeberangi jembatan, ia berhenti di depan gubuk peristirahatan yang mirip gazebo. Ukurannya tidak terlalu besar, sekitar 2 x 2 meter. Atapnya terbuat dari rumbai dan setengah dinding bagian bawah dari anyaman bambu. Terdapat satu meja dan kursi panjang di dalamnya. Pak Agam masuk lebih dulu lalu melepas ransel dan menaruhnya di meja. Aku menyusulnya masuk lalu ikut duduk.

“Minum dulu. Aku capek,” katanya. Dia mengeluarkan botol minuman miliknya tadi dan menghabiskannya. Kemudian kuambil botol minumanku dan ikut menghabiskannya. Pak Agam mengambil hape dari dalam ransel.

“Foto dulu yuk,” katanya.

Aku menatap pria di sebelahku dengan heran. Tidak kusangka Pak Agam yang killer itu juga doyan selfie.

“Ayo hadap sini,” katanya lagi.

Aku menurut dan berpose victory sambil tersenyum. Dia mengambil foto kami berdua.

“Buat kenang-kenangan,” katanya sambil mengutak-atik hape di tangan.

Pemandangan di sekeliling gubuk ini sangat indah. Di depan sana ada bukit menghijau yang tadi kami turuni hingga ke jembatan yang terbuat dari kayu. Jembatan itu melintang di sungai yang tidak terlalu lebar, airnya jernih dengan riak-riak kecil di bebatuan.

Suara alam yang hening membuatku merasa nyaman. Berada di alam bebas membuatku makin hidup. Sedetik kemudian aku menyadari bahwa hanya ada kami berdua di tempat sunyi ini sehingga membuatku merasa kikuk.

Pak Agam menyandarkan punggungnya di dinding bambu, kepala diletakkan pada kedua tangannya yang berada di belakang kepala. Hapenya sudah berada di atas meja. Dia memejamkan mata, terlihat sangat lelah.

Memandangi dia dalam posisi seperti itu membuat teringat peristiwa saat terpeleset tadi. Tubuh yang kokoh itu telah merengkuh dan menahanku agar tidak terjatuh.

“Bapak capek ya. Maaf tadi saya bolak-balik terpeleset,” ujarku.

Mendadak matanya terbuka, lantas melihat ke arahku. Dia menegakkan tubuhnya. “Bapak?” ucapnya mengulangi perkataanku.

“Eh maksud saya Mas Alfian,” koreksiku.

“Untuk kesekian kalinya jangan panggil ‘bapak’ ya, nggak mesra sama sekali.”

“What the–”

“Psssst, jangan mengumpat sembarangan.” Pak Agam meletakkan jari di bibirnya. “Pamali, kita lagi di hutan. Pasti banyak makhluk tak kasat mata sedang memperhatikan, harus jaga adab,” lanjutnya.

Satu sudut bibirnya terangkat,”Lumayan capek sih. Tapi jangan khawatir, aku masih kuat kok. Kalau kamu berencana untuk jatuh bilang saja. Aku siap menahannya.”

Aku melotot mendengarnya dan kehilangan kata-kata yang sudah di ujung lidah. Untuk beberapa saat kami membiarkan keheningan alam mengambil alih suasana yang canggung. Seperti dikomando kami menoleh bersamaan, berpandangan cukup lama tanpa suara. Situasi ini membuatku merasa malu. Aku bangkit dan melihat sekeliling, terlihat trek selanjutnya yang menanjak.

“Serena,” panggilnya lembut.

Aku menoleh. Dia sudah duduk tegak kembali.

“Ketika bertemu pertama kali denganmu di bangku itu, kita sama-sama belum saling mengenal. Apakah jika aku bukan dosenmu, kamu mau dekat denganku?”

Aku tidak tahu harus berkata apa.

“Apakah jika bukan karena resume sialan dan project perumahan ini, kamu mau jalan denganku?” tanyanya frustasi.

Aku menunduk, benar-benar tidak mengerti harus menjawab apa.

“Please, aku ingin tahu. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama denganku?”

Suaranya yang terdengar putus asa itu membuat hatiku ikut terasa sakit. Aku bingung dan tidak mengenali perasaanku sendiri. Selama ini yang kulakukan hanya menjalani semuanya sesuai perintah. Lalu ada Rendra. Meski pun dia menyebalkan, tapi perasaanku mulai tumbuh untuknya.

“Aku tidak tahu!” teriakku sambil berlari keluar. Menghindari situasi yang menyesakkan dada ini. Bulir bening dari kedua mataku jatuh.

“Serena, tunggu!”

Tidak kuhiraukan panggilan Pak Agam dan terus berjalan. Jantungku berdetak tidak karuan. Aku mengerjap dan menyeka air mata sambil terus berjalan. Kakiku menapaki trek menanjak ini selangkah demi selangkah.

Detak jantungku mulai teratur dan napasku mulai tenang. Air mata sudah berhenti mengalir. Sebagai gantinya telingaku menangkap suara deburan air. Kelihatannya air terjun itu sudah dekat, mungkin setelah tikungan di depan.

Melihat ke belakang, kudapati laki-laki itu berjalan di kejauhan. Tanpa ragu kakiku melangkah mengikuti jalur yang semakin menanjak dan berbelok di tikungan. Benar saja, ketika sudah berada pada titik tertinggi, terlihat curahan air deras dari tebing di depanku. Samar-samar kulihat pembiaskan sinar matahari yang membentuk pelangi pada cipratan air di bawah sana.

“Indah sekali,” bisikku.

Aku berbalik, dan tidak menemukan dia di belakang. Seketika rasa panik menyergap. Bagaimana jika terjadi apa-apa dengannya? Insting membawaku kembali turun dengan hati-hati. Langkahku menjadi semakin cepat karena gravitasi. Namun begitu sampai di tikungan, aku tidak bisa mengerem. Bayangan tubuhku jatuh terperosok ke sungai di bawah terlintas di kepala.

Sebelum itu terjadi, sebuah lengan kokoh menahan perutku dan serta merta menarik pinggangku ke arah tubuhnya yang bertumpu pada dinding tebing. Spontan tanganku berpegangan pada pundaknya agar tidak terperosok. Tidak ada lagi jarak di antara kami. Kurasakan tubuhku mulai gemetar sementara air mataku meleleh pada dadanya yang bidang.

Dia mengelus kepalaku. “Its okey. I hold you.”

Entah berapa lama aku mematung dalam pelukannya. Lalu kesadaran datang tiba-tiba.

“Maaf.” Aku hendak mundur tapi dia menahan pinggangku, membuat pandangan kami kembali bertemu. Sosoknya yang tinggi menghalangi sinar matahari, membentuk siluet seorang pria.

“Aku siap menunggu. Mungkin semua ini memang terlalu cepat. Jika kamu memang untukku, semoga perasaanmu juga tumbuh suatu saat nanti.” Pak Agam melepasku dengan hati-hati lalu tersenyum. Perlahan dia berjalan melewatiku, meninggalkan aku yang masih berdiri mematung di belakangnya.

Ada kekosongan di sudut hati. Ada berjuta perasaan berkecamuk di benakku. Ada ribuan penyangkalan di otakku. Semuanya hanya karena satu orang yang bersamaku sekarang ini.

“Ayo lanjut, sedikit lagi sampai.” Suaranya agak jauh.

Aku mendongak, rupanya ia sudah sampai di atas. Dia berhenti untuk mengambil beberapa foto air terjun. Aku menapaki tanjakan itu, sementara Pak Agam sudah berjalan turun ke dekat kolam di bawah curahan air.

Karena air memercik ke mana-mana, maka ransel itu ditinggalkannya di atas bebatuan yang agak jauh dari kolam. Dia memberi kode padaku untuk mendekat dan mengambil foto kami. Setelah itu dia bersikeras menyuruhku untuk berpose di dekat air terjun.

Setelah cukup puas, kami berpindah lokasi foto di bebatuan sungai. Pantas saja dia menyuruhku membawa baju ganti, ternyata ini alasannya.

Air sungai yang jernih membuatku tergoda untuk bermain sejenak. Kulepaskan sepatu, lalu duduk di batu besar sambil mencelupkan kaki. Tidak peduli ujung celanaku basah. Rasa dingin dan sejuk dari telapak kaki menjalar ke atas, memberikan sensasi segar pada otot-otot yang bekerja keras dalam perjalanan ke sini tadi.

Pak Agam berada tidak jauh dariku, sedang membasuh muka dan rambutnya. Sepatunya juga sudah di lepas. Tiba-tiba sebuah imajinasi berkelebat di otakku. Bahwa diriku adalah seorang putri yang tidak berdaya, lemah, dan rapuh. Sementara dia adalah pangeran dari antah berantah yang sangat gagah perkasa hendak menyelamatkanku dari naga raksasa.

Bagaimana tidak? Dia ganteng, tinggi, bertubuh atletis, dan berkali-kali menyelamatkanku dari terjatuh.

“Siap pulang?” Suaranya membuyarkan lamunanku.

“Yap,” jawabku singkat. Kubersihkan sepatu dari lumpur sebelum memakainya kembali.

Perjalanan naik ke titik awal terasa sedikit lebih lama. Selain karena sepatu kami menjadi lebih licin, Pak Agam berkali-kali berhenti. Sudah kukatakan kalau aku tidak capek, tapi dia memaksaku untuk duduk, minum, dan beristirahat di setiap pemberhentian.

Saat sedang duduk di tempat istirahat, melintas serombongan cewek di depan kami. Mereka berbisik-bisik begitu melihat Pak Agam. Tentu saja tidak setiap hari bisa menemukan makhluk tampan, apalagi di tengah gunug antah berantah seperti ini. Atau mungkin mereka menganggap dia penunggu gunung yang tampan.

Tiba-tiba salah seorang cewek atau lebih tepatnya ibu-ibu berkedip nakal pada Pak Agam. Aku terkikik melihatnya salah tingkah sambil membalas dengan senyum sopan. Setelah mereka agak jauh, sifat usilku timbul.

“Cieeee, yang penggemarnya ibu-ibu,” godaku.

“Ayok lanjut,” katanya sambil berdiri.

Aku tertawa terbahak-bahak tanpa bisa kutahan.

“Kenapa, kamu cemburu ya?” Dia menaikkan sebelah alisnya.

“Yeeee, ge-er!” Aku berjalan mendahuluinya.

“Mending GR dari pada minder,” jawabnya dari belakang.

***

Terpopuler

Comments

Summer Wen

Summer Wen

coban pelangi,,, baca episode ini mengingatkan akku akan seseorang yang pernah singgah di hatiku dulu....
ceritanya mirip sama kejadianku yang ku alami dulu...
emanknya author nya asli orang malang kah??

2020-02-22

1

Mia Adrianto

Mia Adrianto

pas like ke 100😁😁😁👏👏

2020-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 First Meeting
3 Expelled
4 Feeling Something
5 An Unrejectable Offer
6 Must Be Joking
7 Surprise
8 I Will Get You
9 The Test
10 Blackmailed
11 The Term and Condition
12 Honesty
13 Let Me be Yours
14 Never Been Hated
15 Backstreet
16 1Perfect Life
17 Upside-down (1)
18 Upside Down (2)
19 Coban Pelangi (1)
20 Coban Pelangi (2)
21 Slice Of Life
22 He Loves Me?
23 The Opposite
24 The Wedding Party
25 On The Edge
26 Broken Heart
27 The Plan
28 The Truth
29 Forgive
30 The Lost Pieces
31 Good Bye Narendra
32 Release
33 Almost
34 Is Not The End
35 BETE
36 Telepon Tak Terduga
37 On The Way
38 Alien
39 Mak Lampir
40 Someone Like You
41 DUET MAUT
42 Eror
43 Rencana
44 CREEPY
45 Rockabye Baby
46 HUNTING (1)
47 HUNTING (2)
48 Kacau
49 Bad Mood
50 Smartphone
51 Tanpa Kabar (1)
52 Tanpa Kabar (2)
53 Smartphone Aneh
54 Tanpa Kabar (3)
55 IT Security
56 Outbond
57 TAKE OFF
58 REMEMBER
59 TERPISAH
60 Never Let Me Go
61 Dia itu...
62 Prepared (1)
63 Prepared (2)
64 Gagal
65 Another Side
66 H-1 Lamaran (1)
67 Sebelum Lamaran (2)
68 A Note from The Author
69 Lamaran (1)
70 Lamaran (2)
71 Lamaran (3)
72 Lamaran (4)
73 Lamaran (5)
74 Monday (1)
75 Monday (2)
76 Monday (3)
77 Tuesday
78 Wednesday ( In early morning)
79 Wednesday (2)
80 Wednesday (3)
81 Curhat Malam Jumat
82 Free-Day
83 Friday
84 Saturday
85 Saturday (2)
86 Memories
87 Memories-2
88 Memories-3
89 Weton
90 Perfect Night
91 JATUH HATI
92 The Reason-1
93 The Reason-2
94 Jatuh Hati-2
95 Senin-1
96 Senin-2
97 Selasa
98 Selasa-2
99 Firasat -1
100 Firasat-2
101 Firasat-3
102 Selasa-3
103 H-13
104 H-12
105 H-11
106 H-10
107 H-9
108 H-8
109 H-8 (malam)
110 H-7 Agam
111 H-7 Nada
112 H-6 (AGAM )
113 H-6 NADA
114 H-5 NADA
115 H-5 AGAM
116 H-4 NADA
117 H-4 AGAM
118 H-4 AGAM (Night)
119 H-3 NADA
120 H-3 AGAM
121 H-3 AGAM (2)
122 H-3 AGAM (3)
123 H-2 NADA
124 H-2 AGAM
125 My Mind
126 Going Crazy
127 SIRAMAN
128 MIDODARENI
129 Sebelum Akad - Nada
130 Sebelum Akad - AGAM
131 Ijab Qabul
132 Setelah Ijab Kabul
133 Pose di Kamar
134 Bersama
135 Tertidur
136 PANGGIH-Temu Manten
137 Ceramah - Ganti Baju
138 He Makes Me Feel
139 Resepsi Sore -1
140 Resepsi sore -2
141 Dimanja
142 Usil
143 The Gift
144 Pengintaian
145 Nggak Jadi
146 Cuddle
147 Cuddle (2)
148 Sabar, Nada
149 Farewell, Neva
150 Home Sweet Home
151 Back To Work
152 Yangti
153 Boleh Pulang
154 Meet You Again
155 Dawuh, Kawruh
156 SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157 S3 - Eps 1
158 S3 - Eps 2
159 S3 - Eps 3
160 S3 - Eps 4
161 S3 - Eps 5
162 S3 - Eps 6
163 S3 - Eps 7
164 S3 - Eps 8
165 S3 - Eps 9
166 S3 - Eps 10
167 Author Note (New Novel)
168 S3 - Eps 11
169 S3 - Eps 12
170 S3 - Eps 13
171 S3 - Eps 14
172 S3 - Eps 15
173 S3 - Eps 16
174 S3 - Eps 17
175 S3 - Eps 18
176 S3 - Eps 19
177 S3 - Eps 20
178 S3 - Eps 21
179 S3 - Eps 22
180 S3 - Eps 23
181 S3 - Eps 24
182 S3 - Eps 25
183 S3 - Eps 26
184 S3 - Eps 27
185 S3 - Eps 28
186 S3 - Eps 29
187 S3 - Eps 30
188 S3 - Eps 31
189 S3 - Eps 32
190 S3 - Eps 33
191 S3 - Eps 34
192 S3 - Eps 35
193 S3 - Eps 36
194 S3 - Eps 37
195 S3 - Eps 38
196 S3 - Eps 39
197 S3 - Eps 40
198 S3 - Eps 41
199 S3 - Eps 42
200 S3 - Eps 43
201 S3 - Eps 44
202 S3 - Eps 45
203 S3 - Eps 46
204 S3 - Eps 47
205 S3 - Eps 48
206 S3 - Eps 49
207 S3 - Eps 50
208 S3 - Eps 51
209 S3 - Eps 52
210 S3 - Eps 53
211 S3 - Eps 54
212 S3 - Eps 55
213 S3 - Eps 56
214 S3 - Eps 57
215 S3 - Eps 58
216 S3 - Eps 59
217 S3 - Eps 60
218 S3 - Eps 61
219 S3 - Eps 62
220 S3 - Eps 63
221 S3 - Eps 64
222 S3 - Eps 65
223 S3 - Eps 66
224 S3 - Eps 67
225 S3 - Eps 68
226 S3 - Eps 69
227 S3 - Eps 70
228 S3 - Eps 71
229 Selamat Idul Fitri
230 S3 - Eps 72
231 S3 - Eps 73
232 S3 - Eps 74
233 S3 - Eps 75
234 S3 - Eps 76
235 S3 - Eps 77
236 S3 - Eps 78
237 S3 - Eps 79
238 S3 - Eps 80
239 S3 - Eps 81
240 S3- Eps 82
241 S3 - Eps 83
242 S3 - Eps 84
243 S3 -Eps 85
244 S3 - Eps 86
245 S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246 S3 - Eps 88
247 S3 - Eps 89
248 S3 - Eps 90
249 S3 - Eps 91
250 S3 - Eps 92
251 S3 - Eps 93
252 S3 - Eps 94
253 S3 - Eps 95
254 S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255 S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256 S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257 S3 - Eps 99
258 S3 - Eps 100
259 S3 - Eps 101
260 S3 Eps 102
261 S3 Eps 103
262 S3 Eps 104
263 S3 Eps 105
264 S3 Eps 106
265 S3 Eps 107
266 S3 Eps 108
267 S3 Eps 109
268 S3 Eps 110
269 S3 Eps 111
270 S3 Eps 112
271 S3 Eps 113
272 S3 Eps 114
273 S3 Eps 115
274 S3 Eps 116
275 S3 Eps 117
276 S3 Eps 118
277 S3 Eps 119
278 S3 Eps 120
279 S3 Eps 121
280 S3 Eps 122
281 S3 Eps 123
282 S3 Eps 124
283 S3 Eps 125
284 S3 Eps 126
285 S3 Eps 127
286 S3 Eps 128
287 S3 Eps 129
288 S3 Eps 130
289 S3 Eps 131
290 S3 Eps 132
291 S3 Eps 133
292 S3 Eps 134
293 S3 Eps 135
294 Eps 136
295 Eps 137
296 S3 Eps 138
297 S3 Eps 139
298 S3 Eps 140
299 Extra Part Season 3
300 SEASON 4
301 Season 4 1. The Gift
302 2. Pekerjaan dan Kesenangan
303 3. Kikuk
304 4. Say Good Morning!
305 5. Hunting dan Pening
306 Bermain Api
307 Bukan Keputusan Sesaat
308 Ngumpet
309 Tamu Tak Terduga
310 Dilema
311 Resah
312 Shock
313 Kacau
314 Rencana
315 Kejutan
316 Bersamanya
317 Simalakama
318 Ghibah Mantan
319 Maafkan Aku
Episodes

Updated 319 Episodes

1
Prolog
2
First Meeting
3
Expelled
4
Feeling Something
5
An Unrejectable Offer
6
Must Be Joking
7
Surprise
8
I Will Get You
9
The Test
10
Blackmailed
11
The Term and Condition
12
Honesty
13
Let Me be Yours
14
Never Been Hated
15
Backstreet
16
1Perfect Life
17
Upside-down (1)
18
Upside Down (2)
19
Coban Pelangi (1)
20
Coban Pelangi (2)
21
Slice Of Life
22
He Loves Me?
23
The Opposite
24
The Wedding Party
25
On The Edge
26
Broken Heart
27
The Plan
28
The Truth
29
Forgive
30
The Lost Pieces
31
Good Bye Narendra
32
Release
33
Almost
34
Is Not The End
35
BETE
36
Telepon Tak Terduga
37
On The Way
38
Alien
39
Mak Lampir
40
Someone Like You
41
DUET MAUT
42
Eror
43
Rencana
44
CREEPY
45
Rockabye Baby
46
HUNTING (1)
47
HUNTING (2)
48
Kacau
49
Bad Mood
50
Smartphone
51
Tanpa Kabar (1)
52
Tanpa Kabar (2)
53
Smartphone Aneh
54
Tanpa Kabar (3)
55
IT Security
56
Outbond
57
TAKE OFF
58
REMEMBER
59
TERPISAH
60
Never Let Me Go
61
Dia itu...
62
Prepared (1)
63
Prepared (2)
64
Gagal
65
Another Side
66
H-1 Lamaran (1)
67
Sebelum Lamaran (2)
68
A Note from The Author
69
Lamaran (1)
70
Lamaran (2)
71
Lamaran (3)
72
Lamaran (4)
73
Lamaran (5)
74
Monday (1)
75
Monday (2)
76
Monday (3)
77
Tuesday
78
Wednesday ( In early morning)
79
Wednesday (2)
80
Wednesday (3)
81
Curhat Malam Jumat
82
Free-Day
83
Friday
84
Saturday
85
Saturday (2)
86
Memories
87
Memories-2
88
Memories-3
89
Weton
90
Perfect Night
91
JATUH HATI
92
The Reason-1
93
The Reason-2
94
Jatuh Hati-2
95
Senin-1
96
Senin-2
97
Selasa
98
Selasa-2
99
Firasat -1
100
Firasat-2
101
Firasat-3
102
Selasa-3
103
H-13
104
H-12
105
H-11
106
H-10
107
H-9
108
H-8
109
H-8 (malam)
110
H-7 Agam
111
H-7 Nada
112
H-6 (AGAM )
113
H-6 NADA
114
H-5 NADA
115
H-5 AGAM
116
H-4 NADA
117
H-4 AGAM
118
H-4 AGAM (Night)
119
H-3 NADA
120
H-3 AGAM
121
H-3 AGAM (2)
122
H-3 AGAM (3)
123
H-2 NADA
124
H-2 AGAM
125
My Mind
126
Going Crazy
127
SIRAMAN
128
MIDODARENI
129
Sebelum Akad - Nada
130
Sebelum Akad - AGAM
131
Ijab Qabul
132
Setelah Ijab Kabul
133
Pose di Kamar
134
Bersama
135
Tertidur
136
PANGGIH-Temu Manten
137
Ceramah - Ganti Baju
138
He Makes Me Feel
139
Resepsi Sore -1
140
Resepsi sore -2
141
Dimanja
142
Usil
143
The Gift
144
Pengintaian
145
Nggak Jadi
146
Cuddle
147
Cuddle (2)
148
Sabar, Nada
149
Farewell, Neva
150
Home Sweet Home
151
Back To Work
152
Yangti
153
Boleh Pulang
154
Meet You Again
155
Dawuh, Kawruh
156
SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157
S3 - Eps 1
158
S3 - Eps 2
159
S3 - Eps 3
160
S3 - Eps 4
161
S3 - Eps 5
162
S3 - Eps 6
163
S3 - Eps 7
164
S3 - Eps 8
165
S3 - Eps 9
166
S3 - Eps 10
167
Author Note (New Novel)
168
S3 - Eps 11
169
S3 - Eps 12
170
S3 - Eps 13
171
S3 - Eps 14
172
S3 - Eps 15
173
S3 - Eps 16
174
S3 - Eps 17
175
S3 - Eps 18
176
S3 - Eps 19
177
S3 - Eps 20
178
S3 - Eps 21
179
S3 - Eps 22
180
S3 - Eps 23
181
S3 - Eps 24
182
S3 - Eps 25
183
S3 - Eps 26
184
S3 - Eps 27
185
S3 - Eps 28
186
S3 - Eps 29
187
S3 - Eps 30
188
S3 - Eps 31
189
S3 - Eps 32
190
S3 - Eps 33
191
S3 - Eps 34
192
S3 - Eps 35
193
S3 - Eps 36
194
S3 - Eps 37
195
S3 - Eps 38
196
S3 - Eps 39
197
S3 - Eps 40
198
S3 - Eps 41
199
S3 - Eps 42
200
S3 - Eps 43
201
S3 - Eps 44
202
S3 - Eps 45
203
S3 - Eps 46
204
S3 - Eps 47
205
S3 - Eps 48
206
S3 - Eps 49
207
S3 - Eps 50
208
S3 - Eps 51
209
S3 - Eps 52
210
S3 - Eps 53
211
S3 - Eps 54
212
S3 - Eps 55
213
S3 - Eps 56
214
S3 - Eps 57
215
S3 - Eps 58
216
S3 - Eps 59
217
S3 - Eps 60
218
S3 - Eps 61
219
S3 - Eps 62
220
S3 - Eps 63
221
S3 - Eps 64
222
S3 - Eps 65
223
S3 - Eps 66
224
S3 - Eps 67
225
S3 - Eps 68
226
S3 - Eps 69
227
S3 - Eps 70
228
S3 - Eps 71
229
Selamat Idul Fitri
230
S3 - Eps 72
231
S3 - Eps 73
232
S3 - Eps 74
233
S3 - Eps 75
234
S3 - Eps 76
235
S3 - Eps 77
236
S3 - Eps 78
237
S3 - Eps 79
238
S3 - Eps 80
239
S3 - Eps 81
240
S3- Eps 82
241
S3 - Eps 83
242
S3 - Eps 84
243
S3 -Eps 85
244
S3 - Eps 86
245
S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246
S3 - Eps 88
247
S3 - Eps 89
248
S3 - Eps 90
249
S3 - Eps 91
250
S3 - Eps 92
251
S3 - Eps 93
252
S3 - Eps 94
253
S3 - Eps 95
254
S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255
S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256
S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257
S3 - Eps 99
258
S3 - Eps 100
259
S3 - Eps 101
260
S3 Eps 102
261
S3 Eps 103
262
S3 Eps 104
263
S3 Eps 105
264
S3 Eps 106
265
S3 Eps 107
266
S3 Eps 108
267
S3 Eps 109
268
S3 Eps 110
269
S3 Eps 111
270
S3 Eps 112
271
S3 Eps 113
272
S3 Eps 114
273
S3 Eps 115
274
S3 Eps 116
275
S3 Eps 117
276
S3 Eps 118
277
S3 Eps 119
278
S3 Eps 120
279
S3 Eps 121
280
S3 Eps 122
281
S3 Eps 123
282
S3 Eps 124
283
S3 Eps 125
284
S3 Eps 126
285
S3 Eps 127
286
S3 Eps 128
287
S3 Eps 129
288
S3 Eps 130
289
S3 Eps 131
290
S3 Eps 132
291
S3 Eps 133
292
S3 Eps 134
293
S3 Eps 135
294
Eps 136
295
Eps 137
296
S3 Eps 138
297
S3 Eps 139
298
S3 Eps 140
299
Extra Part Season 3
300
SEASON 4
301
Season 4 1. The Gift
302
2. Pekerjaan dan Kesenangan
303
3. Kikuk
304
4. Say Good Morning!
305
5. Hunting dan Pening
306
Bermain Api
307
Bukan Keputusan Sesaat
308
Ngumpet
309
Tamu Tak Terduga
310
Dilema
311
Resah
312
Shock
313
Kacau
314
Rencana
315
Kejutan
316
Bersamanya
317
Simalakama
318
Ghibah Mantan
319
Maafkan Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!