Expelled

Hari ini adalah tatap muka kedua dengan dosen—yang kabarnya—killer itu. Seabrek resume yang diminta Pak Agam tentang konsep ekonomi mikro menurut ahli seperti Smith, Ricardo, Marshal dan Piqou, juga Mankiw pada awal minggu lalu memang cukup menguras energi. Apalagi kalau mengerjakannya dengan sistem kebut semalam. Maklumlah, sifat suka menunda-nunda memang belum bisa hilang sampai sekarang.

"Gimana tugasmu, udah kelar?” tanya Neva sambil menghempaskan tubuh di sebelah kananku.

Aku mengangguk.

“Gila, semalam aku tidur jam tiga pagi.” Rasa kantuk itu masih ada meskipun mencuri waktu tidur sehabis subuh tadi. Tidak lupa sarapan kilat dua potong roti dan susu kopi sebagai pengganjal perut agar tidak protes sampai jam makan siang nanti.

Tiba-tiba aku kebelet pipis. “Nev, aku ke toilet dulu ya. Tadi berangkat buru-buru soalnya,” pamitku pada Neva.

“Ya udah, kalo gitu gue ke atas duluan,” jawabnya sambil beranjak dari bangku besi yang biasa kami tempati.

“Okeh.”

Setelah menyelesaikan hajat dan sekilas menatap cermin, aku bergegas menuju lift. Ruang kuliah pagi ini ada di lantai lima. Mendekati jam masuk, antrean lift sudah cukup ramai. Angkutan terakhir penuh dan aku tidak terangkut. Menunggu giliran berikutnya, aku memeriksa notifikasi hape. Begitu pintu lift terbuka aku masuk sendirian. Saat akan memencet tombol nomor 5, terdengar seseorang berteriak, “Tunggu, tahan liftnya!”

Seperti suara khas Pak Agam. Nah, benar! Dosen yang cukup disegani itu setengah berlari menuju arahku.

“Terimakasih,” ucapnya formal ketika masuk lift. Seketika aroma pinus dan mint dari tubuh Pak Agam memenuhi indera penciumanku. Bukannya menjadi tenang, malah membuatku sedikit mabuk.

Ia menekan tombol lantai lima, dan otomatis pintu lift menutup kembali. Setelah sentakan perlahan, lift mulai bergerak. Rasanya pelan sekali.

Aku tidak bersuara, sibuk mengamati pantulan kami di pintu logam. Dalam keadaan berdiri, puncak kepalaku hanya setinggi dadanya. Kemeja warna biru tua membalut tubuhnya yang atletis dengan satu kancing teratas dibiarkan terbuka. Jika keadaannya berbeda, tentu aku merasa beruntung hanya berdua dengan cowok kece seperti ini. Sayangnya dia dosen, killer lagi.

Keringat dingin terasa meleleh di dahi. Telapak tanganku lembab, membuat hape yang kupegang di tangan kiri hampir jatuh karena licin. Buru-buru kulepas ransel dan memasukkannya ke dalam tas.

Pak Agam menoleh ke arahku.

Aku tersenyum kikuk.

Ia hendak berkata sesuatu, tapi gerakan lift tiba-tiba berhenti. Lampu tombol lantai 5 menyala dan pintunya terbuka. Layaknya seorang gentelman, ia mempersilakan aku keluar terlebih dahulu.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, buru-buru kulangkahkan kaki menuju kelas yang berada di ujung koridor. Herannya dosen pria itu berhasil menjajariku. Beberapa mahasiswa yang masih di luar kelas, memberikan salam pada beliau.

Merasa turut jadi pusat perhatian, sengaja kulambatkan langkah dan berjalan di belakangnya. Tanpa kusadari ia mendadak berhenti. Tak ayal lagi aku menabrak punggungnya.

Dia seketika berbalik. “Kenapa berjalan di belakangku?”

Aku terdiam dan menunduk di hadapannya. Jarak di antara kami yang begitu dekat membuat jantungku berdetak tak beraturan.

“Ayo, cepat. Sebentar lagi bel. Jika terlambat, nanti kamu saya skors!”

Aku menelan ludah lantas mengangguk. Kembali berjalan tanpa berani mendonggakkan kepala. Dia sengaja memperlambat ritme menjajari langkahku hingga di depan kelas. Dibukanya pintu dan mempersilakan aku masuk lebih dulu.

Tanpa memandang seisi kelas, aku bergegas menuju kursi yang biasa kutempati.

“Pagi semua!” Suara Pak Agam membuat teman-teman segera kembali ke tempat masing-masing.

Kulirik bangku di sebelah yang sudah seminggu kosong. Rendra tidak masuk akibat terserempet mobil beberapa waktu lalu. Aku, Mario, dan Neva sempat menjenguknya di rumah. Kuharap ia segera pulih. Meskipun sering menggodaku dengan candaan yang agak keterlaluan, rasanya sepi kalau dia tidak masuk.

Aku masih sibuk mengeluarkan diktat dan buku catatan ketika suara ketukan di pintu menggema.

“Masuk,” jawab Pak Agam tanpa melihat ke asal suara.

Rendra datang dengan sedikit pincang. Setelah menutup pintu, bel kuliah jam pertama berbunyi. Untung saja ada lift di gedung ini. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana Rendra naik tangga ke lantai lima dengan kondisi seperti itu.

“Akhirnya kamu datang juga, Bro,” ucap Rio begitu Rendra duduk di kursinya.

“Gimana kabarmu, masih sakit?” tanyaku.

"Udah nggak apa-apa, kok Say. Jangan khawatir,” ucapnya dibuat-buat. Wajahnya yang tadinya usil menggodaku seketika terkejut melihat dosen di depan.

“Kenapa, Ndra?” tanyaku sambil berbisik.

“Nggak apa-apa kok, Nada Sayang,” jawabnya seraya tersenyum padaku.

Dasar aneh! Kuabaikan dia dan kembali menata perlengkapan perang eh perlengkapan kuliah di meja.

Jika pertemuan yang lalu Pak Agam masih menjelaskan dengan Bahasa Indonesia dan Inggris bergantian, tapi sekarang full english. Catatan penting di pojokan diktat sudah tidak karuan bentuknya. Meskipun begitu sangat berharga untuk kupelajari kembali nanti.

Sebaiknya aku berlangganan jurnal internasional online habis ini. Lagi-lagi penjelasan mikro ekonomi terapan cukup menguras konsentrasi. Apalagi penampilan dosennya kece seperti itu.

“Eh, sadar Nada!” sergahku pada otak yang mulai ngaco.

Aku masih terbuai pada pemandangan di depan—cowok kece yang sedang menulis keterangan tentang kebijakan fiskal di whiteboard. Tangan kanan lincah bergerak memegang boardmarker, sementara tangan kirinya memegang diktat. Jam tangan sporty yang melingkar di pergelangan tangan kiri, ter-ekspose jelas akibat lengan kemeja dilipat hingga siku.

"Psst, psstt! Nad, Nadaa!" Panggilan Rendra membuyarkan pengamatanku. Menoleh tanpa bersuara, kuberikan tatapan sebal.

Rendra memonyongkan bibir.

“Pssssst!”Jari telunjuk kuletakkan di bibir, menyuruhnya diam.

“Naaaad, Nadaa,” panggilnya lagi. Kali ini aku tidak menoleh.

Tiba-tiba kertas yang sudah diremas-remas berbentuk bola terlempar ke mejaku. Benar-benar usil nih orang. Kubuka bola kertas itu. Ada kalimat I miss You tertulis di sana. Tingkahnya sangat kekanakan.

Aku memberinya tatapan kesal. “Apa-apaan kamu?”

Rendra tidak menjawab dan malah membuat gerakan kiss bye. Spontan saja kulempar mukanya dengan kertas tadi.

"Saudari Serenada, ada yang kurang jelas?"

Terhenyak mendengar suara Pak Agam yang menggelegar, seluruh mata di kelas menatap padaku.

Mengumpulkan keping keberanian, aku melihat ke arah beliau. Manik matanya yang biru kelam memandang balik tanpa berkedip.

“Maaf, Pak," ucapku gugup.“Rendra sialan!”rutukku dalam hati.

"Jika masih ada urusan lain yang belum selesai, silakan ke luar. Saat kuliah berlangsung, saya minta perhatian penuh pada materi. Ini berlaku untuk semuanya." Tidak main-main Pak Agam mengatakan hal itu.

"Tapi, Paaak." Aku berusaha protes.

"Saudari Serenada, silakan tutup pintunya dari luar!" perintahnya tegas dan tak terbantahkan.

Wajahku memanas dan mataku berair, tatkala mengemas diktat kuliah ke dalam tas. Ingin rasanya menghilang saat itu juga. Sambil menahan sesak dalam dada, aku berjalan lunglai menuju pintu kelas. Kubuka pintu dan melangkah ke luar kelas.

Mengembuskan napas berat, perlahan aku menutup pintu. Namun sebelum tertutup sempurna, terdengar kegaduhan dari dalam.

"Saya juga mau keluar!" teriak Rendra.

Tak lama berselang, cowok berwajah oriental itu sudah berdiri di ambang pintu. Ia menatapku dengan penuh penyesalan. "Ayo kita ke kantin bareng, kutraktir kamu," hiburnya lembut.

Usai mengatakan itu, ia menoleh pada Pak Agam yang masih membatu. Kedua lengannya terlipat di depan dada. Aku pun terpaku menatap beliau. Raut muka dosen yang sudah mengusirku itu terlihat kaget untuk sesaat. Pandangan kami terputus ketika Rendra menutup pintu dengan sempurna.

Rendra setengah menyeretku menuju lift. Kejadian barusan benar-benar seperti mimpi. Kesadaranku kembali setelah kami berdua sampai di depan lift. Dengan jengah kutarik tanganku dari genggamannya, lalu bersedekap.

"Eh maaf," katanya sambil cengengesan.

Pintu lift terbuka, kosong. Tidak ada seorang pun di sana. Selama jam kuliah berlangsung tentu saja tidak ada yang naik turun. Rendra masuk lebih dulu lalu kususul di belakangnya.

“Nada sayang, maafin aku, ya” rayunya ketika pintu lift tertutup.

Aku tidak menyahut. Rasa kesal padanya masih cukup tinggi. Jika saja tidak cidera, mungkin saat ini sudah kutendang kakinya.

“Dosen tua bangka itu memang brengsek," kata Rendra. Terlihat jelas rasa tidak suka Rendra pada Pak Agam.

Aku menoleh, menatapnya tak percaya.

“Semua ini terjadi gara-gara kamu, kan?” tanyaku sinis.

“Jangan gitu dong, Nad. Aku ‘kan cuma bercanda tadi. Nggak nyangka kalo dosen brengsek itu bertindak seperti ini,” elaknya.

Aku mendengus kesal. Sudah tahu salah malah ngeles.

“Maafin aku ya, Say. Pliiisss.”

Aku buru-buru keluar ketika pintu lift terbuka.

“Nad, Nadaaaa. Tungguuuu!”

Kuacuhkan panggilan Rendra, kesal. Langkah kakiku semakin cepat menuju kantin. Hanya itu satu-satunya tempat tujuan yang paling tepat saat ini. Apalagi masih sekitar satu jam lagi waktunya istirahat.

Sampai di gazebo, kuhempaskan ransel di salah satu meja bundar. Aku menyesal melakukan itu, mengingat hape masih ada di dalam. Buru-buru kuambil smartphone kesayanganku itu sambil duduk.

Tidak lama Rendra menyusul. Dia kini duduk di seberang meja.

“Nad, jangan marah gitu dong. Kamu mau makan apa? Aku traktir deh,” bujuknya.

Aku tidak berminat bicara dengannya, pura-pura sibuk membuka hape.

“Kamu makin cantik deh kalo marah gitu. Mau nggak jadi pacarku?”

Mendengar gombalannya barusan, aku memicingkan mata.

“Males banget tau nggak?” sergahku kesal. Hellowww, memangnya kita anak SMA apa?

“Mau pesan apa, Mbak, Mas?” tanya seorang laki-laki menghampiri kami. Dia pasti pelayan kantin yang kurang kerjaan.

"Saya bakso aja mas, ama es teh. Kalau pacar saya nanti dulu, dia masih ngambek,” ujar Rendra.

Aku melotot ke arah Rendra.

“Langsung bayar di kasir ya, Mas.” kata laki-laki itu sambil ngeloyor pergi.

Kali ini Rendra benar-benar membuatku kesal. Buru-buru aku berdiri dan membawa tas ransel hendak pergi.

“Nad, Nada. Aduuuhhhh!” Rintihan Rendra membuatku mengurungkan niat untuk cabut dari situ. Ia meringis memegangi kakinya.

“Kamu nggak apa-apa, Ndra?” tanyaku khawatir sambil duduk kembali.

“Kaki gue nyeri banget. Kayaknya gara-gara setengah lari ngejar kamu tadi,” ujarnya sambil meringis.

Perasaan bersalah menyergapku.

“Minta tolong bayarin dong, sekalian kamu pesan makanan juga,” ujarnya sambil menyerahkan dompetnya padaku.

Mau tidak mau aku terpaksa menuruti kemauannya. “Dasar Rendra, ngerepotin orang saja!” sungutku setelah menyambar dompetnya.

Begitu kembali dari kasir, kulihat wajahnya sudah kembali ceria. Aku jadi ragu, jangan-jangan tadi dia cuma akting.

“Makasih, ya,” katanya sambil menerima kembali dompet yang kusodorkan. “Udah, jangan marah mulu. Nanti wajah cantiknya ilang, loh,” katanya, melihatku masih diam saja.

Mas pelayan datang mengantarkan pesanan kami. Dua porsi bakso, es teh, dan es jeruk kini sudah tersaji di meja.

“Ayo makan dulu, keburu dingin,” kata Rendra.

Jujur saja, aroma bakso membuat air liurku bereaksi. Kuahnya yang mengepul, bola-bola daging yang terlihat menggiurkan, membuat aku tidak tahan. Rendra tahu kelemahanku. Setelah berdoa dalam hati, eksekusi bakso dimulai.

Hemmm, yummy! I feel in heaven now.

“Gak nyangka, ada cewek makannya cepet banget,” ujar Rendra melihat mangkok bakso yang sudah kosong dihadapanku.

“Emang kenapa?” ujarku sambil berdesis menahan rasa pedas. Gara-gara emosi tadi, kutambahkan tiga sendok makan sambal. Segera es jeruk kuminum lewat sedotan. Segar!

“Doyan apa laper, Say?”

Aku hanya mengangkat bahu.

“Udah dong marahnya, Naaaaad. Aku juga kesel sama dosen itu,” kata Rendra sambil meletakkan sendok. Sepertinya dia tidak begitu antusias makan bakso. “Tahu, nggak? Dia itu, orang yang nyerempet aku!”

“Hah, serius?” tanyaku tidak percaya.

Wajah Rendra terlihat tidak sedang bercanda.

“Awalnya, ada mobil fortuner hitam memotong jalurku. Karena emosi kukejar mobil itu dan menyalipnya tepat saat lampu merah. Kebetulan posisiku di samping mobil itu, jadi kelihatan dong wajah sopirnya. Karena masih kesal, aku tendang bodinya. Sialnya, setelah nendang tadi aku nggak perhatian sama posisi kaki yang menapak ke tanah. Pas lampu hijau, ban belakang mobil sialan itu melindas kakiku. Eh nyampe rumah kok malah bengkak,” ia menghela napas, “pagi ini aku baru tahu kalau sopir berengsek itu adalah dosenku sendiri," tandasnya berapi-api.

Wajahnya menegang dan matanya menyipit penuh kebencian.

Mendengar ceritanya, menurutku itu salah Rendra sendiri. Anehnya, malah dia yang kebakaran jenggot. Dasar cowok, egonya sebesar gunung Krakatau. Tersenggol sedikit saja langsung meledak.

Ah sudahlah, sebaiknya memikirkan nasib sendiri. Gila nggak sih, baru dua minggu kuliah udah diskors dosen?

***

Terpopuler

Comments

Ijong

Ijong

kita satu team pencipta bakso..paling susah nolak pesona makanan yg satu itu

2020-12-24

1

Towiyah Ahmad

Towiyah Ahmad

masih belum asik cerita nya

2020-06-17

0

Kunara Dita

Kunara Dita

sukaaaaaa

2020-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 First Meeting
3 Expelled
4 Feeling Something
5 An Unrejectable Offer
6 Must Be Joking
7 Surprise
8 I Will Get You
9 The Test
10 Blackmailed
11 The Term and Condition
12 Honesty
13 Let Me be Yours
14 Never Been Hated
15 Backstreet
16 1Perfect Life
17 Upside-down (1)
18 Upside Down (2)
19 Coban Pelangi (1)
20 Coban Pelangi (2)
21 Slice Of Life
22 He Loves Me?
23 The Opposite
24 The Wedding Party
25 On The Edge
26 Broken Heart
27 The Plan
28 The Truth
29 Forgive
30 The Lost Pieces
31 Good Bye Narendra
32 Release
33 Almost
34 Is Not The End
35 BETE
36 Telepon Tak Terduga
37 On The Way
38 Alien
39 Mak Lampir
40 Someone Like You
41 DUET MAUT
42 Eror
43 Rencana
44 CREEPY
45 Rockabye Baby
46 HUNTING (1)
47 HUNTING (2)
48 Kacau
49 Bad Mood
50 Smartphone
51 Tanpa Kabar (1)
52 Tanpa Kabar (2)
53 Smartphone Aneh
54 Tanpa Kabar (3)
55 IT Security
56 Outbond
57 TAKE OFF
58 REMEMBER
59 TERPISAH
60 Never Let Me Go
61 Dia itu...
62 Prepared (1)
63 Prepared (2)
64 Gagal
65 Another Side
66 H-1 Lamaran (1)
67 Sebelum Lamaran (2)
68 A Note from The Author
69 Lamaran (1)
70 Lamaran (2)
71 Lamaran (3)
72 Lamaran (4)
73 Lamaran (5)
74 Monday (1)
75 Monday (2)
76 Monday (3)
77 Tuesday
78 Wednesday ( In early morning)
79 Wednesday (2)
80 Wednesday (3)
81 Curhat Malam Jumat
82 Free-Day
83 Friday
84 Saturday
85 Saturday (2)
86 Memories
87 Memories-2
88 Memories-3
89 Weton
90 Perfect Night
91 JATUH HATI
92 The Reason-1
93 The Reason-2
94 Jatuh Hati-2
95 Senin-1
96 Senin-2
97 Selasa
98 Selasa-2
99 Firasat -1
100 Firasat-2
101 Firasat-3
102 Selasa-3
103 H-13
104 H-12
105 H-11
106 H-10
107 H-9
108 H-8
109 H-8 (malam)
110 H-7 Agam
111 H-7 Nada
112 H-6 (AGAM )
113 H-6 NADA
114 H-5 NADA
115 H-5 AGAM
116 H-4 NADA
117 H-4 AGAM
118 H-4 AGAM (Night)
119 H-3 NADA
120 H-3 AGAM
121 H-3 AGAM (2)
122 H-3 AGAM (3)
123 H-2 NADA
124 H-2 AGAM
125 My Mind
126 Going Crazy
127 SIRAMAN
128 MIDODARENI
129 Sebelum Akad - Nada
130 Sebelum Akad - AGAM
131 Ijab Qabul
132 Setelah Ijab Kabul
133 Pose di Kamar
134 Bersama
135 Tertidur
136 PANGGIH-Temu Manten
137 Ceramah - Ganti Baju
138 He Makes Me Feel
139 Resepsi Sore -1
140 Resepsi sore -2
141 Dimanja
142 Usil
143 The Gift
144 Pengintaian
145 Nggak Jadi
146 Cuddle
147 Cuddle (2)
148 Sabar, Nada
149 Farewell, Neva
150 Home Sweet Home
151 Back To Work
152 Yangti
153 Boleh Pulang
154 Meet You Again
155 Dawuh, Kawruh
156 SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157 S3 - Eps 1
158 S3 - Eps 2
159 S3 - Eps 3
160 S3 - Eps 4
161 S3 - Eps 5
162 S3 - Eps 6
163 S3 - Eps 7
164 S3 - Eps 8
165 S3 - Eps 9
166 S3 - Eps 10
167 Author Note (New Novel)
168 S3 - Eps 11
169 S3 - Eps 12
170 S3 - Eps 13
171 S3 - Eps 14
172 S3 - Eps 15
173 S3 - Eps 16
174 S3 - Eps 17
175 S3 - Eps 18
176 S3 - Eps 19
177 S3 - Eps 20
178 S3 - Eps 21
179 S3 - Eps 22
180 S3 - Eps 23
181 S3 - Eps 24
182 S3 - Eps 25
183 S3 - Eps 26
184 S3 - Eps 27
185 S3 - Eps 28
186 S3 - Eps 29
187 S3 - Eps 30
188 S3 - Eps 31
189 S3 - Eps 32
190 S3 - Eps 33
191 S3 - Eps 34
192 S3 - Eps 35
193 S3 - Eps 36
194 S3 - Eps 37
195 S3 - Eps 38
196 S3 - Eps 39
197 S3 - Eps 40
198 S3 - Eps 41
199 S3 - Eps 42
200 S3 - Eps 43
201 S3 - Eps 44
202 S3 - Eps 45
203 S3 - Eps 46
204 S3 - Eps 47
205 S3 - Eps 48
206 S3 - Eps 49
207 S3 - Eps 50
208 S3 - Eps 51
209 S3 - Eps 52
210 S3 - Eps 53
211 S3 - Eps 54
212 S3 - Eps 55
213 S3 - Eps 56
214 S3 - Eps 57
215 S3 - Eps 58
216 S3 - Eps 59
217 S3 - Eps 60
218 S3 - Eps 61
219 S3 - Eps 62
220 S3 - Eps 63
221 S3 - Eps 64
222 S3 - Eps 65
223 S3 - Eps 66
224 S3 - Eps 67
225 S3 - Eps 68
226 S3 - Eps 69
227 S3 - Eps 70
228 S3 - Eps 71
229 Selamat Idul Fitri
230 S3 - Eps 72
231 S3 - Eps 73
232 S3 - Eps 74
233 S3 - Eps 75
234 S3 - Eps 76
235 S3 - Eps 77
236 S3 - Eps 78
237 S3 - Eps 79
238 S3 - Eps 80
239 S3 - Eps 81
240 S3- Eps 82
241 S3 - Eps 83
242 S3 - Eps 84
243 S3 -Eps 85
244 S3 - Eps 86
245 S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246 S3 - Eps 88
247 S3 - Eps 89
248 S3 - Eps 90
249 S3 - Eps 91
250 S3 - Eps 92
251 S3 - Eps 93
252 S3 - Eps 94
253 S3 - Eps 95
254 S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255 S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256 S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257 S3 - Eps 99
258 S3 - Eps 100
259 S3 - Eps 101
260 S3 Eps 102
261 S3 Eps 103
262 S3 Eps 104
263 S3 Eps 105
264 S3 Eps 106
265 S3 Eps 107
266 S3 Eps 108
267 S3 Eps 109
268 S3 Eps 110
269 S3 Eps 111
270 S3 Eps 112
271 S3 Eps 113
272 S3 Eps 114
273 S3 Eps 115
274 S3 Eps 116
275 S3 Eps 117
276 S3 Eps 118
277 S3 Eps 119
278 S3 Eps 120
279 S3 Eps 121
280 S3 Eps 122
281 S3 Eps 123
282 S3 Eps 124
283 S3 Eps 125
284 S3 Eps 126
285 S3 Eps 127
286 S3 Eps 128
287 S3 Eps 129
288 S3 Eps 130
289 S3 Eps 131
290 S3 Eps 132
291 S3 Eps 133
292 S3 Eps 134
293 S3 Eps 135
294 Eps 136
295 Eps 137
296 S3 Eps 138
297 S3 Eps 139
298 S3 Eps 140
299 Extra Part Season 3
300 SEASON 4
301 Season 4 1. The Gift
302 2. Pekerjaan dan Kesenangan
303 3. Kikuk
304 4. Say Good Morning!
305 5. Hunting dan Pening
306 Bermain Api
307 Bukan Keputusan Sesaat
308 Ngumpet
309 Tamu Tak Terduga
310 Dilema
311 Resah
312 Shock
313 Kacau
314 Rencana
315 Kejutan
316 Bersamanya
317 Simalakama
318 Ghibah Mantan
319 Maafkan Aku
Episodes

Updated 319 Episodes

1
Prolog
2
First Meeting
3
Expelled
4
Feeling Something
5
An Unrejectable Offer
6
Must Be Joking
7
Surprise
8
I Will Get You
9
The Test
10
Blackmailed
11
The Term and Condition
12
Honesty
13
Let Me be Yours
14
Never Been Hated
15
Backstreet
16
1Perfect Life
17
Upside-down (1)
18
Upside Down (2)
19
Coban Pelangi (1)
20
Coban Pelangi (2)
21
Slice Of Life
22
He Loves Me?
23
The Opposite
24
The Wedding Party
25
On The Edge
26
Broken Heart
27
The Plan
28
The Truth
29
Forgive
30
The Lost Pieces
31
Good Bye Narendra
32
Release
33
Almost
34
Is Not The End
35
BETE
36
Telepon Tak Terduga
37
On The Way
38
Alien
39
Mak Lampir
40
Someone Like You
41
DUET MAUT
42
Eror
43
Rencana
44
CREEPY
45
Rockabye Baby
46
HUNTING (1)
47
HUNTING (2)
48
Kacau
49
Bad Mood
50
Smartphone
51
Tanpa Kabar (1)
52
Tanpa Kabar (2)
53
Smartphone Aneh
54
Tanpa Kabar (3)
55
IT Security
56
Outbond
57
TAKE OFF
58
REMEMBER
59
TERPISAH
60
Never Let Me Go
61
Dia itu...
62
Prepared (1)
63
Prepared (2)
64
Gagal
65
Another Side
66
H-1 Lamaran (1)
67
Sebelum Lamaran (2)
68
A Note from The Author
69
Lamaran (1)
70
Lamaran (2)
71
Lamaran (3)
72
Lamaran (4)
73
Lamaran (5)
74
Monday (1)
75
Monday (2)
76
Monday (3)
77
Tuesday
78
Wednesday ( In early morning)
79
Wednesday (2)
80
Wednesday (3)
81
Curhat Malam Jumat
82
Free-Day
83
Friday
84
Saturday
85
Saturday (2)
86
Memories
87
Memories-2
88
Memories-3
89
Weton
90
Perfect Night
91
JATUH HATI
92
The Reason-1
93
The Reason-2
94
Jatuh Hati-2
95
Senin-1
96
Senin-2
97
Selasa
98
Selasa-2
99
Firasat -1
100
Firasat-2
101
Firasat-3
102
Selasa-3
103
H-13
104
H-12
105
H-11
106
H-10
107
H-9
108
H-8
109
H-8 (malam)
110
H-7 Agam
111
H-7 Nada
112
H-6 (AGAM )
113
H-6 NADA
114
H-5 NADA
115
H-5 AGAM
116
H-4 NADA
117
H-4 AGAM
118
H-4 AGAM (Night)
119
H-3 NADA
120
H-3 AGAM
121
H-3 AGAM (2)
122
H-3 AGAM (3)
123
H-2 NADA
124
H-2 AGAM
125
My Mind
126
Going Crazy
127
SIRAMAN
128
MIDODARENI
129
Sebelum Akad - Nada
130
Sebelum Akad - AGAM
131
Ijab Qabul
132
Setelah Ijab Kabul
133
Pose di Kamar
134
Bersama
135
Tertidur
136
PANGGIH-Temu Manten
137
Ceramah - Ganti Baju
138
He Makes Me Feel
139
Resepsi Sore -1
140
Resepsi sore -2
141
Dimanja
142
Usil
143
The Gift
144
Pengintaian
145
Nggak Jadi
146
Cuddle
147
Cuddle (2)
148
Sabar, Nada
149
Farewell, Neva
150
Home Sweet Home
151
Back To Work
152
Yangti
153
Boleh Pulang
154
Meet You Again
155
Dawuh, Kawruh
156
SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157
S3 - Eps 1
158
S3 - Eps 2
159
S3 - Eps 3
160
S3 - Eps 4
161
S3 - Eps 5
162
S3 - Eps 6
163
S3 - Eps 7
164
S3 - Eps 8
165
S3 - Eps 9
166
S3 - Eps 10
167
Author Note (New Novel)
168
S3 - Eps 11
169
S3 - Eps 12
170
S3 - Eps 13
171
S3 - Eps 14
172
S3 - Eps 15
173
S3 - Eps 16
174
S3 - Eps 17
175
S3 - Eps 18
176
S3 - Eps 19
177
S3 - Eps 20
178
S3 - Eps 21
179
S3 - Eps 22
180
S3 - Eps 23
181
S3 - Eps 24
182
S3 - Eps 25
183
S3 - Eps 26
184
S3 - Eps 27
185
S3 - Eps 28
186
S3 - Eps 29
187
S3 - Eps 30
188
S3 - Eps 31
189
S3 - Eps 32
190
S3 - Eps 33
191
S3 - Eps 34
192
S3 - Eps 35
193
S3 - Eps 36
194
S3 - Eps 37
195
S3 - Eps 38
196
S3 - Eps 39
197
S3 - Eps 40
198
S3 - Eps 41
199
S3 - Eps 42
200
S3 - Eps 43
201
S3 - Eps 44
202
S3 - Eps 45
203
S3 - Eps 46
204
S3 - Eps 47
205
S3 - Eps 48
206
S3 - Eps 49
207
S3 - Eps 50
208
S3 - Eps 51
209
S3 - Eps 52
210
S3 - Eps 53
211
S3 - Eps 54
212
S3 - Eps 55
213
S3 - Eps 56
214
S3 - Eps 57
215
S3 - Eps 58
216
S3 - Eps 59
217
S3 - Eps 60
218
S3 - Eps 61
219
S3 - Eps 62
220
S3 - Eps 63
221
S3 - Eps 64
222
S3 - Eps 65
223
S3 - Eps 66
224
S3 - Eps 67
225
S3 - Eps 68
226
S3 - Eps 69
227
S3 - Eps 70
228
S3 - Eps 71
229
Selamat Idul Fitri
230
S3 - Eps 72
231
S3 - Eps 73
232
S3 - Eps 74
233
S3 - Eps 75
234
S3 - Eps 76
235
S3 - Eps 77
236
S3 - Eps 78
237
S3 - Eps 79
238
S3 - Eps 80
239
S3 - Eps 81
240
S3- Eps 82
241
S3 - Eps 83
242
S3 - Eps 84
243
S3 -Eps 85
244
S3 - Eps 86
245
S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246
S3 - Eps 88
247
S3 - Eps 89
248
S3 - Eps 90
249
S3 - Eps 91
250
S3 - Eps 92
251
S3 - Eps 93
252
S3 - Eps 94
253
S3 - Eps 95
254
S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255
S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256
S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257
S3 - Eps 99
258
S3 - Eps 100
259
S3 - Eps 101
260
S3 Eps 102
261
S3 Eps 103
262
S3 Eps 104
263
S3 Eps 105
264
S3 Eps 106
265
S3 Eps 107
266
S3 Eps 108
267
S3 Eps 109
268
S3 Eps 110
269
S3 Eps 111
270
S3 Eps 112
271
S3 Eps 113
272
S3 Eps 114
273
S3 Eps 115
274
S3 Eps 116
275
S3 Eps 117
276
S3 Eps 118
277
S3 Eps 119
278
S3 Eps 120
279
S3 Eps 121
280
S3 Eps 122
281
S3 Eps 123
282
S3 Eps 124
283
S3 Eps 125
284
S3 Eps 126
285
S3 Eps 127
286
S3 Eps 128
287
S3 Eps 129
288
S3 Eps 130
289
S3 Eps 131
290
S3 Eps 132
291
S3 Eps 133
292
S3 Eps 134
293
S3 Eps 135
294
Eps 136
295
Eps 137
296
S3 Eps 138
297
S3 Eps 139
298
S3 Eps 140
299
Extra Part Season 3
300
SEASON 4
301
Season 4 1. The Gift
302
2. Pekerjaan dan Kesenangan
303
3. Kikuk
304
4. Say Good Morning!
305
5. Hunting dan Pening
306
Bermain Api
307
Bukan Keputusan Sesaat
308
Ngumpet
309
Tamu Tak Terduga
310
Dilema
311
Resah
312
Shock
313
Kacau
314
Rencana
315
Kejutan
316
Bersamanya
317
Simalakama
318
Ghibah Mantan
319
Maafkan Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!