Coban Pelangi (1)

Mataku terbuka, spontan melirik jam keropi hijau, pukul 04.50. Aku bergegas mandi dan menunaikan salat subuh meskipun telat. Bangun kesiangan ini pasti gara-gara rasa gelisah yang menyelimutku sejak kemarin, memikirkan perjalanan dengan Pak Agam hari ini.

Kehadirannya seperti memberikan radiasi yang membuatku kikuk, serba salah, malu dan terintimidasi. Beda dengan Rendra, auranya membuatku tertawa meski kadang-kadang jail dan menyebalkan. Ah iya, apakah WA-ku sudah dibaca ya?

Aku turun dari tempat tidur dan berjalan menuju meja belajar, membuka kode di layar hape dan langsung mengecek notifikasi WA, masih centang satu. Wait, ada WA masuk kemarin malam dari Pak Agam.

Dosen Agam: Besok bawa jaket ya, agak dingin.

Dosen Agam: Bawa juga baju ganti, mungkin kita akan seharian di lokasi.

Masa ambil foto saja perlu pakai jaket dan butuh waktu seharian? Memang mau ambil foto di Puncak Gunung Bromo atau gunung Semeru? Ada-ada saja!

Sekelebat terlihat surat pink yang masih tergeletak di atas barang-barang Rendra. Rasanya ingin kusobek-sobek surat itu dan mencampakkannya ke tong sampah. Lalu aku bergegas pergi ke kamar mandi.

Segalanya sudah siap ketika jam di ruang tengah menunjuk angka 06.40. Aku sudah mandi, dan memakai outfit yang cocok–kaos panjang merah marun, celana jeans, jilbab segiempat motif bunga-bunga pink, dan sepatu sneaker. Tas selempangku berisi semua perlengkapan perang untuk cewek plus baju ganti. Kupikir tidak perlu membawa jaket, toh bajuku sudah lengan panjang.

Ketika aku sedang memakai lipbalm, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Aku bergegas keluar memastikan siapa yang datang. Ternyata benar, dosen ganteng itu sedang memarkir Fortuner hitamnya di depan. Benar-benar orang yang disiplin, belum jam tujuh sudah sampai. Kubuka pintu gerbang lalu menunggunya turun dari mobil.

“Assalamualaikum Serena,” sapanya. Dia benar-benar terlihat ganteng pagi ini. Kaos merah marunnya serasi denganku. Aduh, aku kok jadi merasa seperti mau kencan?

“Walaikum salam. Silakan masuk dulu, Pak. Eh, maksudku Mas Fian. Saya mau ambil tas dan mengunci pintu.”

“Kutunggu di sini saja, biar segera berangkat. Lagi pula nggak enak masuk rumah cewek tanpa ada orang lain.” Senyuman lebar menampakkan giginya yang berderet rapi. Sementara mata biru kelam yang dinaungi alis tebal memberikan tatapan nakal.

Pipiku panas gara-gara kelakuannya barusan. Sedetik tadi aku hampir melupakan bahwa makhluk ganteng ini adalah dosenku.

“O-o-oke, saya masuk dulu sebentar.” Tanpa menunggu persetujuannya aku melesat masuk rumah.

Kucangklongkan tas selempang ke bahu, lalu menuju pintu depan. Tanganku yang berkeringat agak licin untuk memutar anak kunci. Dia benar-benar membuatku gugup. Sambil menenangkan hati, aku menuju pintu gerbang tempat dia menunggu. Kututup pintu pagar lalu mencoba menggemboknya, gagal dan selalu meleset. Kuusapkan telapak tanganku ke paha dan mencobanya lagi, gagal.

“Sini biar aku saja,” katanya sambil meraih gembok yang ada di tanganku.

Sentuhan tangannya yang sekilas tadi membuat kulitku terasa terbakar. Aneh, perasaan ini sangat aneh. Aku terbiasa bersalaman dengan cowok, tapi kenapa tersentuh tangannya sedikit saja membuatku merasa begini?

Kutepis perasaan itu dengan memusatkan perhatianku pada jalan di depan kompleks. Kulihat dikejauhan sebuah motor berwarna merah mendekat, sepertinya aku kenal motor itu. Oh tidak, Rendra!

Benar saja, motor itu berhenti tepat di depanku. Kaca helmnya terbuka dan wajah Rendra yang terlihat tidak senang melihatku bersama Pak Agam. Aku kehabisan kata terjebak dalam situasi seperti ini. Rendra turun dari motornya dan melepas helm.

“Wah-wah-wah, pagi-pagi mau kemana nih?” tanyanya sinis.

Pak Agam yang ternyata sudah selesai memasang gembok berdiri di belakangku dekat sekali, aku bisa merasakannya.

“Pagi. Saya Ada janji dengan Serena dan harus segera berangkat,” jelasnya singkat dengan bahasa formal.

“Aku nanya Nada, bukan kamu.”

“Rendra! Sopan dikit kenapa,” tegurku. Masih kesal dengan surat pink, ditambah karena WA-ku tidak dibalasnya.

“Oh, jadi begitu. Sekarang kamu belain dia? Fine. Tapi hati-hati aja, dia nggak sebaik kelihatannya.” Entah apa maksud Rendra berkata seperti itu.

“Ndra, sudah. Aku di suruh Ayah melihat lokasi pembangunan bareng Pak Agam,” jelasku.

“Ya udah, aku balik,” jawab Rendra singkat. Dia memakai kembali helm dan naik ke motor. Tanpa mengucap salam Rendra meninggalkan kami yang masih mematung di depan pagar.

Aku diam saja karena bingung harus berkata apa.

“Ayo, nanti keburu siang. Kita sarapan dulu,” lanjutnya sambil berjalan menuju mobil.

Dengan perasaan tidak karuan, aku menuju kursi penumpang yang ada di depan. Pintunya sudah dibukakan oleh Pak Agam dari dalam. Suasananya benar-benar canggung. Kuletakkan tas di pangkuan setelah duduk. Tanpa bicara Pak Agam membawa mobil melaju meninggalkan rumah, bismillah semoga lancar.

Pak Agam menepikan mobil begitu terlihat rumah makan, ada beberapa kendaraan terparkir di sana. Aku tidak memperhatikan namanya karena sibuk memikirkan Rendra. Tahu-tahu Pak Agam sudah turun, lalu aku mengikutinya masuk ke rumah makan. Di dalam ruangan yang cukup luas itu hanya ada beberapa orang pengunjung. Pak Agam mengajakku duduk berdampingan di meja dekat jendela, tempat yang lumayan strategis untuk melihat suasana di luar.

Tidak berapa lama ada seorang pelayan datang membawa menu serta kertas pesanan. Pak Agam menyodorkan menu padaku sementara dia langsung memesan, “Nasi rawon empal satu, teh hangat satu. Kamu pesan apa Nad?”

Dari pada susah-susah berpikir, langsung kujawab,”Sama.”

Pelayan itu kemudian menuju counter. Kami masih sama-sama diam. Aku berinisiatif membuka hape agar tidak terlalu canggung.

“Lihat kartun lagi?” tanyanya tanpa kuduga.

“Eh, i-iya. Komik,” jawabku sambil menoleh. Padahal sebenarnya mau kirim WA ke Rendra, tapi nggak jadi.

“Apa sih, bagusnya kartun? Ceritanya atau gambarnya?” Dia menyandarkan punggung di kursi dan mencoba mengintip layar hape yang kupegang. Rasanya bulu kudukku berdiri.

“Dua-duanya, ada ekspresi lucu yang cuma ada di komik. Eh iya, ini komik bukan kartun,” jelasku.

“Ah sama saja.”

“Gak sama!” teriakku dalam hati.

Pak Agam kayaknya beneran bad mood deh. Untunglah tidak lama kemudian pelayan datang membawa pesanan kami.

“Yuk, makan dulu,” ajaknya.

Setelah berdoa kusuapkan nasi rawon yang baunya menggoda selera itu ke dalam mulut. Pantas saja Pak Agam doyan, rawonnya enak dan daging empalnya juga empuk. Lumayan, setengah porsi sudah berpindah ke perutku. Kuraih gelas teh hangat meminumnya sedikit untuk menghilangkan rasa berlemak di mulut.

“Kamu sudah lama jalan sama Rendra?”

Here we go again. Aku bersyukur tidak duduk berhadapan dengannya. Setidaknya bisa menghindari tatapan mata birunya yang menghujam.

“Lumayan,” jawabku sambil meraih sendok untuk meneruskan perjuangan.

“Lebih baik kamu putusin dia secepatnya.”

“Pardon, me?” Aku menoleh, tidak jadi menyendok nasi.

“Kamu menikah sama aku saja, terima perjodohan kita. Lagi pula Om Guntur ‘kan sudah setuju denganku, atau ….” Pak Agam menggantung kalimatnya. Kami saling berpandangan.

“Atau apa?”

“Atau kurebut kamu dari Rendra dengan segala cara. Ingat, aku dosen di kampus.”

Tanpa kusadari sendokku terjatuh. Menikah? Pak Agam mengajakku menikah? Apakah dia serius dengan perjodohan ini? Apakah dia menyukaiku hanya karena aku anak koleganya? Apakah Ayah sudah menceritakan banyak hal tentangku sementara aku masih buta segala hal dengan dirinya? Apakah dia tidak punya seseorang yang ada di hatinya?

Begitu banyak hal yang ingin kutanyakan. Namun rasanya bibirku mendadak kelu. Ancaman Pak Agam yang terang-terangan, membuat nafsu makanku menghilang. Menikah dengannya? Dia pasti sudah gila.

“Biar saja, kumintakan sendok baru,” katanya.

“Nggak usah, aku sudah kenyang,” jawabku.

“Serius nggak habis?”

Aku mengangguk.

“Ya sudah, sini kuhabiskan. Sayang, makanan dibuang-buang.”

Benar-benar tidak peka cowok satu ini. Tanpa izin, dia memindahkan piringku ke hadapannya setelah menyingkirkan piringnya sendiri yang sudah kosong. Sesendok nasi didekatkan ke mulutnya, lalu dia menoleh padaku.

“Mau? Sini aku suapin, aaaaa.”

Entah apa yang ada dipikirannya ketika melakukan itu. Mau tidak mau aku jadi tertawa melihat tingkahnya. “Nggak usah, Mas. Makasih,” tolakku.

Pak Agam tiba-tiba tertegun melihatku, lalu beberapa saat kemudian dia tersenyum.

“Ya sudah, kuhabiskan beneran ini,” katanya sambil menyuapkan sendok ke mulutnya.

Tanpa sadar aku menelan ludah melihatnya. Whats wrong with me? Kualihkan perhatian dengan membuka Mangatoon, berharap semua ini segera berakhir setelah pemotretan selesai.

Pak Agam menghabiskan sisa sarapanku itu dalam waktu singkat.

Beberapa saat kemudian, dia pergi ke kasir untuk membayar tagihan sementara aku melangkah pergi ke tempat parkir.

“Oh, iya. Mana jaketmu?” tanyanya begitu datang. Dia membawa beberapa botol minuman kemasan dalam kresek bening.

“Nggak usah jaket, aku kuat menahan dingin kok. Lokasinya di mana sih?”

“Daerah perbatasan Tumpang dan Poncokusumo. Ke utara sedikit udah sampai ke gunung Bromo atau ke selatan gunung Semeru.”

“Hah?” Aku masih terkejut tidak percaya.

“Ayo masuk! Tasnya jangan dipangku, taruh dibelakang saja. Kamu pakai jaketku saja kalau kedinginan, itu ada di jok belakang.”

Setelah meletakkan bekal minuman, dia meminta tasku dan menaruhnya di jok belakang. Pak Agam kembali duduk di kursi sopir dan menyetarter mesin. Akhirnya Fortuner hitam ini melesat di jalanan, membawa kami menuju lokasi.

Perjalanan selama satu jam itu sangat menyenangkan, di sepanjang jalan kulihat pemandangan alam hijau yang menyejukkan mata. Ketika kami melewati pasar yang cukup besar, Pak Agam bercerita bahwa daerah Tumpang lumayan ramai meskipun sebagai kota kecamatan. Di pasar itulah tempat para petani menjual hasil kebunnya, seperti buah-buahan dan sayuran dari gunung. Sesampainya di lokasi, udaranya memang lebih dingin tapi masih bisa kutoleransi.

“Kok nggak bawa alat-alat kayak Ayah dulu?” tanyaku begitu kami sudah turun.

“Nggak, pengukurannya sudah. Itu, sudah ada patok-patoknya,” katanya sambil menunjuk lokasi.

Tanah yang ada di pinggir jalan itu masih ditutupi rerumputan, sepertinya bekas kebun. Entah berapa luasnya sepertinya melebihi lapangan bola. Pak Agam membawa kamera lalu pergi ke ujung perbatasan tanah dengan sungai. Aku mengikutinya, karena tidak tahu harus membantu apa. Setelah mengambil beberapa gambar, dia berbalik ke menghadapku dan mengarahkan kameranya padaku. Sambil tersenyum dia melihat hasil fotonya.

“Kamu berdiri di sini ya, aku akan mengambil gambar dari ujung sana.”

“Memang buat apa?” tanyaku penasaran.

“Biar kelihatan batasnya.”

“Ooo, jadi maksudnya ngajakin aku buat jadi tiang penanda?”

Dia berlari menjauh tanpa menjawab pertanyaanku. Rasanya aku benar-benar konyol karena berhasil ditipu mentah-mentah olehnya. Selanjutnya kupaksa kami bergantian untuk menjadi tiang penanda. Akhirnya ia setuju.

Setelah merasa cukup, Pak Agam mengajakku bergegas ke mobil. Kami duduk berdampingan di kabin depan. Melepas lelah sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang di jalan.

“Nggak lama ternyata. Cuma gitu doang, nggak perlu sampai seharian,” kataku ketika kami berdua sudah masuk ke mobil.

Pak Agam membuka tutup botol minuman elektrolit, meminum setengahnya lalu menyerahkannya padaku. “Kamu sudah pernah ke air terjun Coban Pelangi?”

“Belum,” jawabku jujur. Kutolak botol minuman itu dengan agak canggung. Masa iya aku minum bekas dia? Padahal kan dibelakang masih ada yang lain.

“Sama, aku juga belum. Padahal dekat dengan rumah tanteku. Eh, kamu mau minum yang lain? Ada kok dibelakang. Sebentar, kuambilkan.”

“Teh saja,” jawabku.

Pak Agam setengah berdiri membalik badannya ke arahku. Dia menumpukan sebelah tangannya pada sandaran jokku. Kemudian melangkah ke kabin belakang dengan menundukkan badan. Benar-benar tidak efisien, kenapa dia tidak keluar saja lewat pintu? ‘kan lebih mudah.

Dasar orang yang aneh.

“Ini.” Diulurkannya botol minuman yang sudah terbuka tutupnya dengan tangan kanan. Sementara tangannya yang lain diletakkan di sisi jok sebelah kiriku. Dari spion depan kulihat dia berjongkok.

“Makasih. “ Kuterima botol itu lalu meminumnya sebagian.

“Tertarik ke sana? Katanya bisa lihat pelangi kalau ke sana antara jam 10.00 sampi 14.00, loh.”

Kenapa kepalanya begitu dekat denganku? Aku jadi tidak bisa menggeleng.

“Okey, kita ke sana, ya.” Dia menjawab sendiri dengan antusias, lalu kembali melangkah ke kabin depan dengan susah payah.

***

Terpopuler

Comments

Dewi Agustina

Dewi Agustina

ceritanya bagus...sepertti nyata, ga lebay n ga halu...tx thor🥰

2020-11-15

0

mommy_yaya

mommy_yaya

aku tuh rindu se rindu rindunya sama mba nada & mas fian sampe baca ulang lagi

2020-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 First Meeting
3 Expelled
4 Feeling Something
5 An Unrejectable Offer
6 Must Be Joking
7 Surprise
8 I Will Get You
9 The Test
10 Blackmailed
11 The Term and Condition
12 Honesty
13 Let Me be Yours
14 Never Been Hated
15 Backstreet
16 1Perfect Life
17 Upside-down (1)
18 Upside Down (2)
19 Coban Pelangi (1)
20 Coban Pelangi (2)
21 Slice Of Life
22 He Loves Me?
23 The Opposite
24 The Wedding Party
25 On The Edge
26 Broken Heart
27 The Plan
28 The Truth
29 Forgive
30 The Lost Pieces
31 Good Bye Narendra
32 Release
33 Almost
34 Is Not The End
35 BETE
36 Telepon Tak Terduga
37 On The Way
38 Alien
39 Mak Lampir
40 Someone Like You
41 DUET MAUT
42 Eror
43 Rencana
44 CREEPY
45 Rockabye Baby
46 HUNTING (1)
47 HUNTING (2)
48 Kacau
49 Bad Mood
50 Smartphone
51 Tanpa Kabar (1)
52 Tanpa Kabar (2)
53 Smartphone Aneh
54 Tanpa Kabar (3)
55 IT Security
56 Outbond
57 TAKE OFF
58 REMEMBER
59 TERPISAH
60 Never Let Me Go
61 Dia itu...
62 Prepared (1)
63 Prepared (2)
64 Gagal
65 Another Side
66 H-1 Lamaran (1)
67 Sebelum Lamaran (2)
68 A Note from The Author
69 Lamaran (1)
70 Lamaran (2)
71 Lamaran (3)
72 Lamaran (4)
73 Lamaran (5)
74 Monday (1)
75 Monday (2)
76 Monday (3)
77 Tuesday
78 Wednesday ( In early morning)
79 Wednesday (2)
80 Wednesday (3)
81 Curhat Malam Jumat
82 Free-Day
83 Friday
84 Saturday
85 Saturday (2)
86 Memories
87 Memories-2
88 Memories-3
89 Weton
90 Perfect Night
91 JATUH HATI
92 The Reason-1
93 The Reason-2
94 Jatuh Hati-2
95 Senin-1
96 Senin-2
97 Selasa
98 Selasa-2
99 Firasat -1
100 Firasat-2
101 Firasat-3
102 Selasa-3
103 H-13
104 H-12
105 H-11
106 H-10
107 H-9
108 H-8
109 H-8 (malam)
110 H-7 Agam
111 H-7 Nada
112 H-6 (AGAM )
113 H-6 NADA
114 H-5 NADA
115 H-5 AGAM
116 H-4 NADA
117 H-4 AGAM
118 H-4 AGAM (Night)
119 H-3 NADA
120 H-3 AGAM
121 H-3 AGAM (2)
122 H-3 AGAM (3)
123 H-2 NADA
124 H-2 AGAM
125 My Mind
126 Going Crazy
127 SIRAMAN
128 MIDODARENI
129 Sebelum Akad - Nada
130 Sebelum Akad - AGAM
131 Ijab Qabul
132 Setelah Ijab Kabul
133 Pose di Kamar
134 Bersama
135 Tertidur
136 PANGGIH-Temu Manten
137 Ceramah - Ganti Baju
138 He Makes Me Feel
139 Resepsi Sore -1
140 Resepsi sore -2
141 Dimanja
142 Usil
143 The Gift
144 Pengintaian
145 Nggak Jadi
146 Cuddle
147 Cuddle (2)
148 Sabar, Nada
149 Farewell, Neva
150 Home Sweet Home
151 Back To Work
152 Yangti
153 Boleh Pulang
154 Meet You Again
155 Dawuh, Kawruh
156 SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157 S3 - Eps 1
158 S3 - Eps 2
159 S3 - Eps 3
160 S3 - Eps 4
161 S3 - Eps 5
162 S3 - Eps 6
163 S3 - Eps 7
164 S3 - Eps 8
165 S3 - Eps 9
166 S3 - Eps 10
167 Author Note (New Novel)
168 S3 - Eps 11
169 S3 - Eps 12
170 S3 - Eps 13
171 S3 - Eps 14
172 S3 - Eps 15
173 S3 - Eps 16
174 S3 - Eps 17
175 S3 - Eps 18
176 S3 - Eps 19
177 S3 - Eps 20
178 S3 - Eps 21
179 S3 - Eps 22
180 S3 - Eps 23
181 S3 - Eps 24
182 S3 - Eps 25
183 S3 - Eps 26
184 S3 - Eps 27
185 S3 - Eps 28
186 S3 - Eps 29
187 S3 - Eps 30
188 S3 - Eps 31
189 S3 - Eps 32
190 S3 - Eps 33
191 S3 - Eps 34
192 S3 - Eps 35
193 S3 - Eps 36
194 S3 - Eps 37
195 S3 - Eps 38
196 S3 - Eps 39
197 S3 - Eps 40
198 S3 - Eps 41
199 S3 - Eps 42
200 S3 - Eps 43
201 S3 - Eps 44
202 S3 - Eps 45
203 S3 - Eps 46
204 S3 - Eps 47
205 S3 - Eps 48
206 S3 - Eps 49
207 S3 - Eps 50
208 S3 - Eps 51
209 S3 - Eps 52
210 S3 - Eps 53
211 S3 - Eps 54
212 S3 - Eps 55
213 S3 - Eps 56
214 S3 - Eps 57
215 S3 - Eps 58
216 S3 - Eps 59
217 S3 - Eps 60
218 S3 - Eps 61
219 S3 - Eps 62
220 S3 - Eps 63
221 S3 - Eps 64
222 S3 - Eps 65
223 S3 - Eps 66
224 S3 - Eps 67
225 S3 - Eps 68
226 S3 - Eps 69
227 S3 - Eps 70
228 S3 - Eps 71
229 Selamat Idul Fitri
230 S3 - Eps 72
231 S3 - Eps 73
232 S3 - Eps 74
233 S3 - Eps 75
234 S3 - Eps 76
235 S3 - Eps 77
236 S3 - Eps 78
237 S3 - Eps 79
238 S3 - Eps 80
239 S3 - Eps 81
240 S3- Eps 82
241 S3 - Eps 83
242 S3 - Eps 84
243 S3 -Eps 85
244 S3 - Eps 86
245 S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246 S3 - Eps 88
247 S3 - Eps 89
248 S3 - Eps 90
249 S3 - Eps 91
250 S3 - Eps 92
251 S3 - Eps 93
252 S3 - Eps 94
253 S3 - Eps 95
254 S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255 S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256 S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257 S3 - Eps 99
258 S3 - Eps 100
259 S3 - Eps 101
260 S3 Eps 102
261 S3 Eps 103
262 S3 Eps 104
263 S3 Eps 105
264 S3 Eps 106
265 S3 Eps 107
266 S3 Eps 108
267 S3 Eps 109
268 S3 Eps 110
269 S3 Eps 111
270 S3 Eps 112
271 S3 Eps 113
272 S3 Eps 114
273 S3 Eps 115
274 S3 Eps 116
275 S3 Eps 117
276 S3 Eps 118
277 S3 Eps 119
278 S3 Eps 120
279 S3 Eps 121
280 S3 Eps 122
281 S3 Eps 123
282 S3 Eps 124
283 S3 Eps 125
284 S3 Eps 126
285 S3 Eps 127
286 S3 Eps 128
287 S3 Eps 129
288 S3 Eps 130
289 S3 Eps 131
290 S3 Eps 132
291 S3 Eps 133
292 S3 Eps 134
293 S3 Eps 135
294 Eps 136
295 Eps 137
296 S3 Eps 138
297 S3 Eps 139
298 S3 Eps 140
299 Extra Part Season 3
300 SEASON 4
301 Season 4 1. The Gift
302 2. Pekerjaan dan Kesenangan
303 3. Kikuk
304 4. Say Good Morning!
305 5. Hunting dan Pening
306 Bermain Api
307 Bukan Keputusan Sesaat
308 Ngumpet
309 Tamu Tak Terduga
310 Dilema
311 Resah
312 Shock
313 Kacau
314 Rencana
315 Kejutan
316 Bersamanya
317 Simalakama
318 Ghibah Mantan
319 Maafkan Aku
Episodes

Updated 319 Episodes

1
Prolog
2
First Meeting
3
Expelled
4
Feeling Something
5
An Unrejectable Offer
6
Must Be Joking
7
Surprise
8
I Will Get You
9
The Test
10
Blackmailed
11
The Term and Condition
12
Honesty
13
Let Me be Yours
14
Never Been Hated
15
Backstreet
16
1Perfect Life
17
Upside-down (1)
18
Upside Down (2)
19
Coban Pelangi (1)
20
Coban Pelangi (2)
21
Slice Of Life
22
He Loves Me?
23
The Opposite
24
The Wedding Party
25
On The Edge
26
Broken Heart
27
The Plan
28
The Truth
29
Forgive
30
The Lost Pieces
31
Good Bye Narendra
32
Release
33
Almost
34
Is Not The End
35
BETE
36
Telepon Tak Terduga
37
On The Way
38
Alien
39
Mak Lampir
40
Someone Like You
41
DUET MAUT
42
Eror
43
Rencana
44
CREEPY
45
Rockabye Baby
46
HUNTING (1)
47
HUNTING (2)
48
Kacau
49
Bad Mood
50
Smartphone
51
Tanpa Kabar (1)
52
Tanpa Kabar (2)
53
Smartphone Aneh
54
Tanpa Kabar (3)
55
IT Security
56
Outbond
57
TAKE OFF
58
REMEMBER
59
TERPISAH
60
Never Let Me Go
61
Dia itu...
62
Prepared (1)
63
Prepared (2)
64
Gagal
65
Another Side
66
H-1 Lamaran (1)
67
Sebelum Lamaran (2)
68
A Note from The Author
69
Lamaran (1)
70
Lamaran (2)
71
Lamaran (3)
72
Lamaran (4)
73
Lamaran (5)
74
Monday (1)
75
Monday (2)
76
Monday (3)
77
Tuesday
78
Wednesday ( In early morning)
79
Wednesday (2)
80
Wednesday (3)
81
Curhat Malam Jumat
82
Free-Day
83
Friday
84
Saturday
85
Saturday (2)
86
Memories
87
Memories-2
88
Memories-3
89
Weton
90
Perfect Night
91
JATUH HATI
92
The Reason-1
93
The Reason-2
94
Jatuh Hati-2
95
Senin-1
96
Senin-2
97
Selasa
98
Selasa-2
99
Firasat -1
100
Firasat-2
101
Firasat-3
102
Selasa-3
103
H-13
104
H-12
105
H-11
106
H-10
107
H-9
108
H-8
109
H-8 (malam)
110
H-7 Agam
111
H-7 Nada
112
H-6 (AGAM )
113
H-6 NADA
114
H-5 NADA
115
H-5 AGAM
116
H-4 NADA
117
H-4 AGAM
118
H-4 AGAM (Night)
119
H-3 NADA
120
H-3 AGAM
121
H-3 AGAM (2)
122
H-3 AGAM (3)
123
H-2 NADA
124
H-2 AGAM
125
My Mind
126
Going Crazy
127
SIRAMAN
128
MIDODARENI
129
Sebelum Akad - Nada
130
Sebelum Akad - AGAM
131
Ijab Qabul
132
Setelah Ijab Kabul
133
Pose di Kamar
134
Bersama
135
Tertidur
136
PANGGIH-Temu Manten
137
Ceramah - Ganti Baju
138
He Makes Me Feel
139
Resepsi Sore -1
140
Resepsi sore -2
141
Dimanja
142
Usil
143
The Gift
144
Pengintaian
145
Nggak Jadi
146
Cuddle
147
Cuddle (2)
148
Sabar, Nada
149
Farewell, Neva
150
Home Sweet Home
151
Back To Work
152
Yangti
153
Boleh Pulang
154
Meet You Again
155
Dawuh, Kawruh
156
SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157
S3 - Eps 1
158
S3 - Eps 2
159
S3 - Eps 3
160
S3 - Eps 4
161
S3 - Eps 5
162
S3 - Eps 6
163
S3 - Eps 7
164
S3 - Eps 8
165
S3 - Eps 9
166
S3 - Eps 10
167
Author Note (New Novel)
168
S3 - Eps 11
169
S3 - Eps 12
170
S3 - Eps 13
171
S3 - Eps 14
172
S3 - Eps 15
173
S3 - Eps 16
174
S3 - Eps 17
175
S3 - Eps 18
176
S3 - Eps 19
177
S3 - Eps 20
178
S3 - Eps 21
179
S3 - Eps 22
180
S3 - Eps 23
181
S3 - Eps 24
182
S3 - Eps 25
183
S3 - Eps 26
184
S3 - Eps 27
185
S3 - Eps 28
186
S3 - Eps 29
187
S3 - Eps 30
188
S3 - Eps 31
189
S3 - Eps 32
190
S3 - Eps 33
191
S3 - Eps 34
192
S3 - Eps 35
193
S3 - Eps 36
194
S3 - Eps 37
195
S3 - Eps 38
196
S3 - Eps 39
197
S3 - Eps 40
198
S3 - Eps 41
199
S3 - Eps 42
200
S3 - Eps 43
201
S3 - Eps 44
202
S3 - Eps 45
203
S3 - Eps 46
204
S3 - Eps 47
205
S3 - Eps 48
206
S3 - Eps 49
207
S3 - Eps 50
208
S3 - Eps 51
209
S3 - Eps 52
210
S3 - Eps 53
211
S3 - Eps 54
212
S3 - Eps 55
213
S3 - Eps 56
214
S3 - Eps 57
215
S3 - Eps 58
216
S3 - Eps 59
217
S3 - Eps 60
218
S3 - Eps 61
219
S3 - Eps 62
220
S3 - Eps 63
221
S3 - Eps 64
222
S3 - Eps 65
223
S3 - Eps 66
224
S3 - Eps 67
225
S3 - Eps 68
226
S3 - Eps 69
227
S3 - Eps 70
228
S3 - Eps 71
229
Selamat Idul Fitri
230
S3 - Eps 72
231
S3 - Eps 73
232
S3 - Eps 74
233
S3 - Eps 75
234
S3 - Eps 76
235
S3 - Eps 77
236
S3 - Eps 78
237
S3 - Eps 79
238
S3 - Eps 80
239
S3 - Eps 81
240
S3- Eps 82
241
S3 - Eps 83
242
S3 - Eps 84
243
S3 -Eps 85
244
S3 - Eps 86
245
S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246
S3 - Eps 88
247
S3 - Eps 89
248
S3 - Eps 90
249
S3 - Eps 91
250
S3 - Eps 92
251
S3 - Eps 93
252
S3 - Eps 94
253
S3 - Eps 95
254
S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255
S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256
S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257
S3 - Eps 99
258
S3 - Eps 100
259
S3 - Eps 101
260
S3 Eps 102
261
S3 Eps 103
262
S3 Eps 104
263
S3 Eps 105
264
S3 Eps 106
265
S3 Eps 107
266
S3 Eps 108
267
S3 Eps 109
268
S3 Eps 110
269
S3 Eps 111
270
S3 Eps 112
271
S3 Eps 113
272
S3 Eps 114
273
S3 Eps 115
274
S3 Eps 116
275
S3 Eps 117
276
S3 Eps 118
277
S3 Eps 119
278
S3 Eps 120
279
S3 Eps 121
280
S3 Eps 122
281
S3 Eps 123
282
S3 Eps 124
283
S3 Eps 125
284
S3 Eps 126
285
S3 Eps 127
286
S3 Eps 128
287
S3 Eps 129
288
S3 Eps 130
289
S3 Eps 131
290
S3 Eps 132
291
S3 Eps 133
292
S3 Eps 134
293
S3 Eps 135
294
Eps 136
295
Eps 137
296
S3 Eps 138
297
S3 Eps 139
298
S3 Eps 140
299
Extra Part Season 3
300
SEASON 4
301
Season 4 1. The Gift
302
2. Pekerjaan dan Kesenangan
303
3. Kikuk
304
4. Say Good Morning!
305
5. Hunting dan Pening
306
Bermain Api
307
Bukan Keputusan Sesaat
308
Ngumpet
309
Tamu Tak Terduga
310
Dilema
311
Resah
312
Shock
313
Kacau
314
Rencana
315
Kejutan
316
Bersamanya
317
Simalakama
318
Ghibah Mantan
319
Maafkan Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!