The Term and Condition

Lepas magrib, suasana sekitar menjadi kelam. Konstelasi yang berkedip manja menandakan langit sedang cerah. Purnama tak muncul, mungkin enggan menampakkan diri. Sama seperti diriku yang juga enggan keluar malam ini. Namun sepertinya satu hal tidak terelakkan harus kujalani.

Angin berembus sedikit kencang di teras, membuatku bergidik. Kusesap teh hangat seraya merenungi nasib. Peristiwa tadi sore membuat suasana hatiku menjadi tidak keruan. Rasa sesal, malu, marah dan putus asa terasa lebih ringan setelah mengadu dalam doa sehabis salat tadi. Bisa jadi ini adalah teguran langsung, agar aku tidak berbuat curang lagi.

Ah, di saat mellow galau begini perutku malah berbunyi. Rupanya minum teh hangat tidak mempan mengganjal lapar, tetap saja perut berteriak minta diisi. Kulirik jam digital di layar ponsel. 18.35, dua puluh lima menit lagi aku harus sudah ada di kedai bakso.

Malam-malan dingin begini makan bakso memang cocok.

Sebuah ide terbersit. Jika aku datang lebih awal dan makan bakso dulu pasti lebih enak. Minimal bisa menyelesaikan urusan resume itu dengan perut kenyang. Lagi pula setelah urusan selesai tidak perlu berlama-lama di sana dan bisa segera kabur meninggalkan orang itu.

Tidak membuang waktu, aku masuk rumah untuk mengambil jaket dan menyambar kunci motor.

Berkendara kurang lebih lima menit, sampailah di kedai bakso yang menjadi tempat kami janjian. Biasanya sangat ramai pengunjung di siang hari, tapi sekarang cukup lengang.

Aroma khas Bakso Malang menjebak indera penciumanku, membuatku hampir lupa dengan tujuan utamaku ke mari. Efek aroma tadi otomatis mengaktifkan asam lambung sehingga mengeluarkan bunyi yang lumayan keras.

Mendekati display bakso, air liurku semain mengalir deras. Bola-bola daging itu memang menggiurkan. Penyajiannya pun unik, bisa dicampur dengan berbagai sayuran serta jeroan alias organ dalam sapi. Ada juga bakso yang menggunakan isian seperti telur, cabe, keju, juga bermacam-macam gorengan. Sudah tidak sabar aku ingin menikmatinya.

Setelah beres membayar ke kasir, langsung saja kubawa nampan menuju meja yang terletak di sudut ruangan. Sebelum menyeruput kuah, tiga sendok sambal dan kecap manis telah berpindah ke dalam mangkok. 

Perfecto! Nikmat sekali, kombinasi sempurna antara pedas dan manis. Aku tersenyum puas sambil sesekali memandang ke luar melihat suasana malam.

Sasaran selanjutnya adalah si bakso urat. Potongan bakso bersama kuah telah masuk mulut, meledakkan syaraf pengecap saat mengunyahnya perlahan. Aku terpejam menikmati sensasi proses pengubahan dan peleburan rasa. Benar-benar mantab! Mungkin lebay, tapi entah kenapa rasanya seperti tak pernah puas aku menikmatinya.

Saat kelopak mata membuka, aku terperanjat mendapati sebuah nampan telah bertengger di mejaku. Di atasnya terdapat satu mangkuk bakso, satu mangkuk gorengan dan sebotol teh dingin. Sepasang tangan maskulin yang tadi meletakkan nampan, kini bertumpu di pinggiran meja.

"Ehem, boleh join?"

Enak aja, meja lain kan masih banyak!

Kalimat protes pun otomatis hendak terucap, tapi mulutku penuh. Masih mengunyah, mataku menyusuri tubuh jangkung itu hingga ke atas. Melihat wajahnya, tenggorokanku mendadak menghentikan gerak peristaltik.

"Uhuk-uhuk."

Bakso urat yang belum terkunyah sempurna itu tertelan dengan susah payah. Kutepuk-tepuk dada agar turun tapi tidak juga berhasil. Telinga dan hidungku mendapat imbas rasa panas yang sukar terlukiskan.

"Maaf-maaf, mengagetkanmu. Minum dulu." Dia buru-buru menyodorkan teh botol.

Segera kuminum teh dingin itu lewat sedotan dan menelannya dengan susah payah. Setelah beberapa tegukan, akhirnya kunyahan bakso yang tersangkut tadi turun juga. Kuhela napas lega sambil meletakkan botol di meja.

"Kamu tidak apa-apa?" tanyanya khawatir. Aku mengangguk.

Bagaimana mungkin tidak terkejut melihatnya? Penampilannya sangat berbeda, atau memang dia orang yang berbeda? Pria di depanku ini super mirip dengan Mister Agam, tapi dandanannya lebih kasual. Apakah aku berhalusinasi?

Kemeja hijau botol dan celana kain hitam yang dikenakannya sore tadi menghilang. Digantikan oleh kaos oblong hitam bertuliskan JOGJA di dada dan celana jeans biru dongker. Sementara itu topi berbahan jeans bertengger di kepala menutupi rambut ikalnya yang segelap malam.

Manik matanya yang berwarna biru kelam lagi-lagi memandangku lekat-lekat. Hanya dia yang bisa memberikan tatapan mata seperti itu. Tidak mungkin dia orang lain, aku yakin itu. Apalagi jam tangan hitam sporty yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Fix, itu adalah jam milik Pak Agam yang dipakai mengajar sehari-hari.

 

"Boleh duduk?"

Aku mengangguk cepat. Tidak ada alasan untuk menolaknya. Apalagi dia yang mengajak janjian di sini. Apalagi cowok ganteng ini dosenku. Apalagi dia telah mengetahui kalau tugasku adalah hasil pekerjaan orang lain. Aaarrggg!

Bapak dosen itu sudah duduk manis di seberang meja, berhadapan denganku. Kulirik wajahnya sekilas, ia menatapku tanpa berkedip. Senyumannya malah membuatku teringat pada ancamannya saat pulang dari resto tempo hari.

Tiba-tiba dosen yang berubah makin kece itu mengulurkan tangan ke mangkok baksoku. Serta merta dikeluarkannya ujung jilbab yang terendam dalam kuah, lanjut kotak tisu didekatkan pula. Ia melakukan semua itu dengan senyuman yang tak lepas menghias bibirnya.

Terbengong-bengonglah diriku, melihatnya melakukan itu semua. Sikapnya benar-benar beda, tidak seperti saat di kampus sore tadi

"Ayo lanjut makannya, pelan-pelan saja. Jangan sampai tersedak lagi”. Lagi-lagi senyumnya mengembang sebelum mengeksekusi isi mangkoknya.

Heran deh, Pak Agam kayak bahagia banget gitu.

Tidak kuindahkan ajakannya. Aku meraih beberapa lembar tisu sebagai korban untuk membersihkan ujung jilbabku yang habis berenang dalam kuah. Namun membersihkan dengan tisu kering masih meninggalkan noda.

"Permisi, Pak. Saya ke wastafel dulu," pamitku. Ganti dia yang mengangguk. Aku memundurkan kursi sebelum berlalu menuju wastafel yang ada di seberang ruangan.

Kubuka keran air dan mengalirkannya pada sisa noda. Selama membersihkan ujung jilbab, pikiranku berusaha memprediksi kejadian yang akan terjadi. Berbagai kemungkinan berkelabat di otak, mencoba mencari alasan mengapa ia ingin menemuiku di sini, bukan di kampus.

Aduh! Bagaimana ini? Jangan-jangan dia sengaja menjebakku untuk kepentingan dirinya sendiri.

Memikirkan hal itu adrenalinku terpompa, membuat keringat dingin keluar. Belum lagi suara degup jantung yang sepertinya bisa didengar dari seberang. Mendadak wajahku terasa panas di tengah atmosfer kedai yang terasa semakin pekat dan pengap.

Aku menghirup udara banyak-banyak, lalu menghembuskannya perlahan. Setelah menata hati, kulangkahkan kaki kembali ke tempat semula.

Tanpa memandang pria di seberang konsentrasiku terfokus pada isi mangkok yang tersisa. Setengah bulatan bakso kasar besar, dua buah bakso mercon, satu bakso keju, serta dua biji tahu putih masih berenang dalam kuah yang hampir hitam. Mungkin tadi nafsu makan telah mengambil alih otak saat mengambil komponen bakso. Sayangnya, sekarang selera makanku sudah hilang.

"Kamu nggak nyaman ya, makan bareng aku di sini?" Pak Agam melanjutkan menyendok isi mangkoknya, kemudian mengunyah gorengan.

"Ng-nggak kok, Pak," jawabku serba salah.

"Ya sudah, lanjutkan makannya. Ntar keburu dingin nggak enak." Aku mengangguk. "Oh, iya satu lagi. Panggil saja Agam, kita sedang di luar kampus."

"Tapi, Pak—."

"Agam," koreksinya.

"Maaf, saya tidak bisa. Kata Ibu, tidak sopan memanggil orang yang lebih tua hanya dengan namanya saja." Maksudku beralasan seperti itu supaya tetap memanggilnya formal seperti biasa.

Pak Agam mengangkat sebelah alisnya.

"Kalau begitu, mulai sekarang panggil ‘Mas Agam’ saja," jawabnya sambil tersenyum. Skak mat! Merasa menang, dia duduk santai bersandar di kursi. Isi mangkoknya telah kosong.

Pak Agam berdiri seraya merogoh kantong depan celananya. Ia mengeluarkan dua buah benda yang cukup membuatku risih. “Kamu keberatan?” tanyanya.

Aku menggeleng perlahan.

Dia mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkus dan menyulutnya di hadapanku. Akhirnya kulanjutkan makan dalam diam. Hanya sendok dan garpu yang terdengar bercengkrama. Harusnya bakso ini bisa menjadi pengganjal perut malam ini. Namun di bawah pengawasan sepasang mata biru itu, susah payah kutelan perlahan.

Tak urung mulutku berdesis karena pedas sangat. Jika sendirian, aku pasti akan sangat menikmati sensasi berkeringat dan mulut terbakar. Kali ini sensasi itu justru menyiksa, hingga mata dan hidungku berair. Ditambah asap rokok yang mampir ke hidungku, menyebalkan. Menyambar tisu, aku mengusap air mata dan membersihkan hidung, dilanjut dengan menghabiskan teh yang tinggal separuh.

Setelah isi botol habis, aku baru sadar kalau aku tadi belum beli minum. Berarti teh botol yang aku minum adalah pemberian Pak Agam.

"Oh, maaf. Tehnya akan kuganti," kataku sambil beranjak mengambil dompet.

"Nggak usah, biar aku beli sendiri," tolaknya.

Pak Agam mematikan rokoknya—thanks god—lalu berjalan menuju counter minuman. Dia kembali ke meja kami membawa dua botol teh yang sama. Diserahkannya satu botol padaku sebelum duduk kembali.

"Waduh, terima kasih, Pak," ujarku sambil menerima pemberiannya.

"Kamu suka makanan pedas ya?" tanyanya.

"He-em," jawabku singkat.

“Kebetulan sekali makanan favorit kita sama. Mungkin ini yang namanya jodoh.”

Aku spontan mendelik mendengar perkataannya barusan.

“By the way, aku memintamu datang kemari untuk membicarakan beberapa hal berkenaan dengan tugas papermu itu.” Tatapan matanya terlihat sangat licik. Mengingatkanku pada tokoh antagonis yang hobby memeras korbannya.

Namun melihat suasana hatinya yang sedang baik, buru-buru kuberanikan diri membujuknya. "Pak, misalnya saya bikin resume baru, boleh ya?"

Melihatku menangkupkan kedua tangan, senyumnya tiba-tiba menghilang. Pak Agam menegakkan tubuh. Menjauhkan mangkuk baksonya yang hanya berisi kuah jernih saja di sana. Kedua tangannya yang berada di atas meja saling berkait. Atmosfer formal dan tegang di kampus sore tadi seketika kembali terbawa..

"Sebelum saya menerima resume pengganti, ada syaratnya," ujarnya membuatku keder.

"Syarat yang pertama sudah kusebutkan tadi. Jangan panggil 'Pak' di luar kampus dan tidak perlu berbicara formal.”

Aku mengangguk.

"Syarat yang kedua," ia memajukan tubuhnya, "kau harus mau memenuhi perintahku."

Aku syok.

"Perintah apapun," lanjutnya dengan mata berkilat. "Bagaimana, deal?"

Tidak bisa berpikir jernih, aku hanya mengangguk saja.

Setelah menerima jawabanku, ia kembali bersandar di kursi. "Jadi, kapan kamu bisa menyerahkan tugas pengganti?”

“Besok saya serahkan ke meja Bapak,” jawabku tegas.

Sebenarnya aku ingin tidur nyenyak malam ini. Tapi demi nilai, sebaiknya kulembur saja. Toh, ujian besok masih jam dua siang.

Dia mengernyitkan dahi. “Batal!” tandasnya.

Aku bingung dan syok. “Maksudnya bagaimana, Pak?”

“Bukankah perjanjian awal tadi kamu tidak boleh memanggilku dengan sebutan itu di luar kampus?”

Aku terkesiap. Jujur saja ada perasaan aneh yang menyelusup di benakku ketika harus memanggilnya ‘Mas’, seperti terlalu intim.

“Ma-maaf … Mas Agam,” ucapku lirih sambil menunduk.

“Apa, aku tidak dengar?”

“Maaf, Mas Agam.” Kalimat itu menuncur halus dari bibirku, mengirimkan perasaan aneh yang membuat perutku seperti teraduk-aduk.

"Mas Alfian saja, biar lebih akrab," koreksinya.

Aku mengangguk. Jadi sudah jelas maumu, Mister! Jika bukan karena nilai, tak sudi aku berakrab-akrab atau bahkan kenal kamu. Sebal!

“Oke, deal kalau begitu. Besok aku tidak masuk. Jadi serahkan saja resume yang benar-benar kamu kerjakan sendiri itu di hari Sabtu malam. Saat aku ke rumahmu nanti, Serena.”

Kalimat barusan membuatku benar-benar mual. Mengapa syaratnya harus seperti itu? Ini namanya pemerasan.

“Maaf, saya permisi ke toilet sebentar,” pamitku.

Tanpa menunggu persetujuannya aku melesat ke toilet. Ingin memuntahkan semua isi perutku, tapi tidak ada yang keluar. Hanya udara panas dan cairan pahit yang menjalar ke tenggorokan. Mungkin gara-gara terlalu banyak sambal.

Setelah cukup menenangkan diri aku segera keluar walau sedikit sempoyongan.

Melihatku berjalan ke arah meja, wajah Pak Agam tampak khawatir.

“Kamu nggak apa-apa?” tanyanya begitu aku duduk.

“Maag saya kumat,” jawabku sambil merogoh tas mencari-cari tablet pereda Maag.

Pak Agam berdiri dan pergi menuju counter lalu kembali dengan sebotol air mineral yang tidak dingin. Ia menyerahkannya padaku dalam keadaan terbuka. Aku langsung meminum air pemberiannya setelah tablet maag itu terkunyah.

“Mau teh hangat?” tanyanya. Aku menggeleng. “Sebaiknya kurangi kebiasaan makan pedasmu.” Rasanya lucu mendengar nasehat dari Pak Agam, terdengar seperti komentar ayahku saja. Untunglah panas di perutku mulai mereda.

Pak Agam berdiri, lantas berpindah duduk di kursi sebelahku. Kini kami sama-sama memandang satu arah, ke jalan.

“Bagaimana, sudah enakan?"

"Lumayan," jawabku singkat.

Dia mengeluarkan lagi kotak rokok. Sebelum menyulutnya, dengan tatapan mata ia meminta persetujuanku. Terus terang saja tidak suka asapnya sehingga aku menggeleng.

Pak Agam mengembalikan rokok itu ke tempatnya seraya mendesah. Kualihkan pandangan ke jalan, lalu lalang kendaraan sudah terlihat jarang. Entah berapa lama aku di sini, sepertinya sudah agak larut. Meskipun begitu, rasanya tidak sopan jika harus pamit pulang duluan.

"Syarat yang ketiga. Jawab pertanyaanku, sejujurnya.”

Aku mendelik, ternyata masih ada syarat ketiga.

“Serenade, kenapa kamu tidak mau dijodohkan denganku?”

Mendengar pertanyaan itu, perutku terasa bergolak kembali. Aku harus menjawab apa? Otakku blank seketika.

“Kalau Mas Alfian, kenapa mau dijodohkan denganku?” Entah darimana keberanian untuk membalikkan pertanyaan itu muncul.

Aku tidak mengharapkan penjelasan sebenarnya, hanya saja situasi ini membuatku tidak nyaman. Di satu sisi dia dosen yang ada masalah denganku, di sisi lain Ayah dan Om Wigyo menjodohkan kami. Menyebalkan!.

Pak Agam tersenyum tanpa memandangku. Seolah pertanyaan itu adalah sebuah lelucon baginya.

“Pada mulanya aku tidak tertarik pada tawaran Om Wignyo,” ia mulai membuka cerita, “aku menghormati beliau seperti menghormati ayahku yang telah tiada. Mereka satu batalyon di Aceh dulu. Bahkan saking akrabnya, mereka berdua menjodohkanku dengan Eva, putri Om Wignyo. Padahal, Eva sudah seperti adikku sendiri.”

Buru-buru kualihkan pandangan ke jalan, begitu ia menoleh. Sumpah, ceritanya Sam sekali tidak penting bagiku!

“Aku tahu Eva mencintai orang lain, tapi mereka tidak tahu. Eva memintaku untuk membicarakan hal ini dengan mereka. Setelah kami berdua memberikan penjelasan, orang tua kami tetap menolak dan bersikukuh untuk melanjutkan ke acara lamaran. Akhirnya Eva nekad, dia kabur dari rumah dan lari dengan laki-laki itu,” ia tertawa sejenak, ”lucunya, Eva melakukannya seminggu sebelum akad nikah dilangsungkan.”

Mataku terbelalak lantas menoleh padanya. Pandangan kami bertemu. Wajahnya berbinar seperti seseorang yang sedang menceritakan kisah lucu. Padahal menurutku kejadian itu sangat mengenaskan. Benar-benar tragis, pasti orangtua mereka sangat terpukau. Undangan sudah disebar, pesanan katering, gedung, ...

“Kebetulan, saat itu schollarship application ke Jerman yang kukirimkan beberapa bulan sebelumnya telah mendapat jawaban," lanjut Pak Agam memotong khayalanku.

"Jadi, untuk menutupi aib, kugunakan itu sebagai alasan melarikan diri. Padahal aku pergi lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan, hehehehe." Akhir cerita yang sungguh tragis.

Pak Agam menyandarkan punggung, masih menatapku.

“Mungkin Om Wignyo kasihan padaku, sehingga berusaha mencarikan jodoh.” Ia mengatakan itu dengan setengah tersenyum.

"Karena aku adalah tipe penurut, ya kenapa enggak? Bukankah pilihan orang tua adalah yang terbaik?”

Pertanyaan retorika yang cukup menyentak pola pikirku. Tidak menyangka seorang dosen killer dengan jam terbang tinggi, serta lulusan luar negeri punya pemikiran sekolot itu.

“Oke, sekarang kamu jawab pertanyaanku tadi. Kenapa tidak mau dijodohkan denganku?”

“A-aku … aku … sudah punya pacar juga. Seperti Eva.” Akhirnya aku berbohong.

“Siapa dia, Rendra?”

Aku mengangguk cepat-cepat.

“Oh, I see. Sudah kuduga, mana mungkin dia mau membuatkan resume jika tidak ada apa-apa di antara kalian. Hahahaha, bodoh kali kau, Fian,” ucapnya pada diri sendiri.

Perkataan Pak Agam barusan membuat hatiku seperti tercubit. Apakah seharusnya aku tidak membohonginya? Runtuh sudah prinsipku untuk selalu berusaha jujur.

“Ya, sudah kalau begitu, tidak apa-apa. Hanya itu saja, alasannya?" tanyanya kembali.

Aku baru saja hendak membuka mulut ...

"Tapi sebelum janur kuning melengkung, setidaknya aku masih punya kesempatan untuk mendapatkanmu.”

Terjebak sudah diriku dalam permainan ini. Padahal tadi ingin kuutarakan berbagai macam alasan seperti tidak siap menikah, masih kuliah, dan sejuta alasan lain yang membuatnya mengurungkan niat.

Lelaki di sampingku ini melirik jam tangannya. “Ayo kuantar pulang, kamu butuh istirahat,” tukasnya sambil berdiri.

"Eh, nggak usah, Pak. Saya bawa motor sendiri kok," elakku seraya ikut berdiri.

Ia memandangku lama tanpa berkedip. “Mas Alfian,” koreksinya.

“Oh, iya, maaf. Saya duluan, Mas. Terima kasih atas segalanya,” pamitku sambil buru-buru memakai ransel.

"Serenada?" Sapa seorang gadis yang duduk di meja outdoor dekat pintu masuk.

"Neva?" Oh, tidak! Lagi-lagi ketemu mereka.

Mario yang sedang mengunyah bakso di samping Neva memberiku tatapan jahil.

"Pak Agam, selamat malam," sapanya kaku pada pria di sampingku, sama sekali tidak mengacuhkan diriku.

"Malam," jawab Pak Agam formal. Sikapnya dingin pada kedua teman sekelasku itu.

"Ayo kuantar ke parkiran," ajaknya halus.

Aku mengangguk.

"Duluan ya, Nev, Rio," pamitku pada mereka berdua. Neva masih terbengong saat kami berjalan melewatinya.

***

Terpopuler

Comments

Soenaryati Atiek

Soenaryati Atiek

duh mas fian...kalah nyacak menang nyacak

2021-06-21

0

Ijong

Ijong

mendadak langsung mau makan bakso 😀nikmat gitu baksonya dijelaskan sedetail itu

2020-12-24

0

Ijong

Ijong

mendadak langsung mau makan bakso 😀nikmat gitu baksonya dinelaskan sedetail itu

2020-12-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 First Meeting
3 Expelled
4 Feeling Something
5 An Unrejectable Offer
6 Must Be Joking
7 Surprise
8 I Will Get You
9 The Test
10 Blackmailed
11 The Term and Condition
12 Honesty
13 Let Me be Yours
14 Never Been Hated
15 Backstreet
16 1Perfect Life
17 Upside-down (1)
18 Upside Down (2)
19 Coban Pelangi (1)
20 Coban Pelangi (2)
21 Slice Of Life
22 He Loves Me?
23 The Opposite
24 The Wedding Party
25 On The Edge
26 Broken Heart
27 The Plan
28 The Truth
29 Forgive
30 The Lost Pieces
31 Good Bye Narendra
32 Release
33 Almost
34 Is Not The End
35 BETE
36 Telepon Tak Terduga
37 On The Way
38 Alien
39 Mak Lampir
40 Someone Like You
41 DUET MAUT
42 Eror
43 Rencana
44 CREEPY
45 Rockabye Baby
46 HUNTING (1)
47 HUNTING (2)
48 Kacau
49 Bad Mood
50 Smartphone
51 Tanpa Kabar (1)
52 Tanpa Kabar (2)
53 Smartphone Aneh
54 Tanpa Kabar (3)
55 IT Security
56 Outbond
57 TAKE OFF
58 REMEMBER
59 TERPISAH
60 Never Let Me Go
61 Dia itu...
62 Prepared (1)
63 Prepared (2)
64 Gagal
65 Another Side
66 H-1 Lamaran (1)
67 Sebelum Lamaran (2)
68 A Note from The Author
69 Lamaran (1)
70 Lamaran (2)
71 Lamaran (3)
72 Lamaran (4)
73 Lamaran (5)
74 Monday (1)
75 Monday (2)
76 Monday (3)
77 Tuesday
78 Wednesday ( In early morning)
79 Wednesday (2)
80 Wednesday (3)
81 Curhat Malam Jumat
82 Free-Day
83 Friday
84 Saturday
85 Saturday (2)
86 Memories
87 Memories-2
88 Memories-3
89 Weton
90 Perfect Night
91 JATUH HATI
92 The Reason-1
93 The Reason-2
94 Jatuh Hati-2
95 Senin-1
96 Senin-2
97 Selasa
98 Selasa-2
99 Firasat -1
100 Firasat-2
101 Firasat-3
102 Selasa-3
103 H-13
104 H-12
105 H-11
106 H-10
107 H-9
108 H-8
109 H-8 (malam)
110 H-7 Agam
111 H-7 Nada
112 H-6 (AGAM )
113 H-6 NADA
114 H-5 NADA
115 H-5 AGAM
116 H-4 NADA
117 H-4 AGAM
118 H-4 AGAM (Night)
119 H-3 NADA
120 H-3 AGAM
121 H-3 AGAM (2)
122 H-3 AGAM (3)
123 H-2 NADA
124 H-2 AGAM
125 My Mind
126 Going Crazy
127 SIRAMAN
128 MIDODARENI
129 Sebelum Akad - Nada
130 Sebelum Akad - AGAM
131 Ijab Qabul
132 Setelah Ijab Kabul
133 Pose di Kamar
134 Bersama
135 Tertidur
136 PANGGIH-Temu Manten
137 Ceramah - Ganti Baju
138 He Makes Me Feel
139 Resepsi Sore -1
140 Resepsi sore -2
141 Dimanja
142 Usil
143 The Gift
144 Pengintaian
145 Nggak Jadi
146 Cuddle
147 Cuddle (2)
148 Sabar, Nada
149 Farewell, Neva
150 Home Sweet Home
151 Back To Work
152 Yangti
153 Boleh Pulang
154 Meet You Again
155 Dawuh, Kawruh
156 SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157 S3 - Eps 1
158 S3 - Eps 2
159 S3 - Eps 3
160 S3 - Eps 4
161 S3 - Eps 5
162 S3 - Eps 6
163 S3 - Eps 7
164 S3 - Eps 8
165 S3 - Eps 9
166 S3 - Eps 10
167 Author Note (New Novel)
168 S3 - Eps 11
169 S3 - Eps 12
170 S3 - Eps 13
171 S3 - Eps 14
172 S3 - Eps 15
173 S3 - Eps 16
174 S3 - Eps 17
175 S3 - Eps 18
176 S3 - Eps 19
177 S3 - Eps 20
178 S3 - Eps 21
179 S3 - Eps 22
180 S3 - Eps 23
181 S3 - Eps 24
182 S3 - Eps 25
183 S3 - Eps 26
184 S3 - Eps 27
185 S3 - Eps 28
186 S3 - Eps 29
187 S3 - Eps 30
188 S3 - Eps 31
189 S3 - Eps 32
190 S3 - Eps 33
191 S3 - Eps 34
192 S3 - Eps 35
193 S3 - Eps 36
194 S3 - Eps 37
195 S3 - Eps 38
196 S3 - Eps 39
197 S3 - Eps 40
198 S3 - Eps 41
199 S3 - Eps 42
200 S3 - Eps 43
201 S3 - Eps 44
202 S3 - Eps 45
203 S3 - Eps 46
204 S3 - Eps 47
205 S3 - Eps 48
206 S3 - Eps 49
207 S3 - Eps 50
208 S3 - Eps 51
209 S3 - Eps 52
210 S3 - Eps 53
211 S3 - Eps 54
212 S3 - Eps 55
213 S3 - Eps 56
214 S3 - Eps 57
215 S3 - Eps 58
216 S3 - Eps 59
217 S3 - Eps 60
218 S3 - Eps 61
219 S3 - Eps 62
220 S3 - Eps 63
221 S3 - Eps 64
222 S3 - Eps 65
223 S3 - Eps 66
224 S3 - Eps 67
225 S3 - Eps 68
226 S3 - Eps 69
227 S3 - Eps 70
228 S3 - Eps 71
229 Selamat Idul Fitri
230 S3 - Eps 72
231 S3 - Eps 73
232 S3 - Eps 74
233 S3 - Eps 75
234 S3 - Eps 76
235 S3 - Eps 77
236 S3 - Eps 78
237 S3 - Eps 79
238 S3 - Eps 80
239 S3 - Eps 81
240 S3- Eps 82
241 S3 - Eps 83
242 S3 - Eps 84
243 S3 -Eps 85
244 S3 - Eps 86
245 S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246 S3 - Eps 88
247 S3 - Eps 89
248 S3 - Eps 90
249 S3 - Eps 91
250 S3 - Eps 92
251 S3 - Eps 93
252 S3 - Eps 94
253 S3 - Eps 95
254 S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255 S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256 S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257 S3 - Eps 99
258 S3 - Eps 100
259 S3 - Eps 101
260 S3 Eps 102
261 S3 Eps 103
262 S3 Eps 104
263 S3 Eps 105
264 S3 Eps 106
265 S3 Eps 107
266 S3 Eps 108
267 S3 Eps 109
268 S3 Eps 110
269 S3 Eps 111
270 S3 Eps 112
271 S3 Eps 113
272 S3 Eps 114
273 S3 Eps 115
274 S3 Eps 116
275 S3 Eps 117
276 S3 Eps 118
277 S3 Eps 119
278 S3 Eps 120
279 S3 Eps 121
280 S3 Eps 122
281 S3 Eps 123
282 S3 Eps 124
283 S3 Eps 125
284 S3 Eps 126
285 S3 Eps 127
286 S3 Eps 128
287 S3 Eps 129
288 S3 Eps 130
289 S3 Eps 131
290 S3 Eps 132
291 S3 Eps 133
292 S3 Eps 134
293 S3 Eps 135
294 Eps 136
295 Eps 137
296 S3 Eps 138
297 S3 Eps 139
298 S3 Eps 140
299 Extra Part Season 3
300 SEASON 4
301 Season 4 1. The Gift
302 2. Pekerjaan dan Kesenangan
303 3. Kikuk
304 4. Say Good Morning!
305 5. Hunting dan Pening
306 Bermain Api
307 Bukan Keputusan Sesaat
308 Ngumpet
309 Tamu Tak Terduga
310 Dilema
311 Resah
312 Shock
313 Kacau
314 Rencana
315 Kejutan
316 Bersamanya
317 Simalakama
318 Ghibah Mantan
319 Maafkan Aku
Episodes

Updated 319 Episodes

1
Prolog
2
First Meeting
3
Expelled
4
Feeling Something
5
An Unrejectable Offer
6
Must Be Joking
7
Surprise
8
I Will Get You
9
The Test
10
Blackmailed
11
The Term and Condition
12
Honesty
13
Let Me be Yours
14
Never Been Hated
15
Backstreet
16
1Perfect Life
17
Upside-down (1)
18
Upside Down (2)
19
Coban Pelangi (1)
20
Coban Pelangi (2)
21
Slice Of Life
22
He Loves Me?
23
The Opposite
24
The Wedding Party
25
On The Edge
26
Broken Heart
27
The Plan
28
The Truth
29
Forgive
30
The Lost Pieces
31
Good Bye Narendra
32
Release
33
Almost
34
Is Not The End
35
BETE
36
Telepon Tak Terduga
37
On The Way
38
Alien
39
Mak Lampir
40
Someone Like You
41
DUET MAUT
42
Eror
43
Rencana
44
CREEPY
45
Rockabye Baby
46
HUNTING (1)
47
HUNTING (2)
48
Kacau
49
Bad Mood
50
Smartphone
51
Tanpa Kabar (1)
52
Tanpa Kabar (2)
53
Smartphone Aneh
54
Tanpa Kabar (3)
55
IT Security
56
Outbond
57
TAKE OFF
58
REMEMBER
59
TERPISAH
60
Never Let Me Go
61
Dia itu...
62
Prepared (1)
63
Prepared (2)
64
Gagal
65
Another Side
66
H-1 Lamaran (1)
67
Sebelum Lamaran (2)
68
A Note from The Author
69
Lamaran (1)
70
Lamaran (2)
71
Lamaran (3)
72
Lamaran (4)
73
Lamaran (5)
74
Monday (1)
75
Monday (2)
76
Monday (3)
77
Tuesday
78
Wednesday ( In early morning)
79
Wednesday (2)
80
Wednesday (3)
81
Curhat Malam Jumat
82
Free-Day
83
Friday
84
Saturday
85
Saturday (2)
86
Memories
87
Memories-2
88
Memories-3
89
Weton
90
Perfect Night
91
JATUH HATI
92
The Reason-1
93
The Reason-2
94
Jatuh Hati-2
95
Senin-1
96
Senin-2
97
Selasa
98
Selasa-2
99
Firasat -1
100
Firasat-2
101
Firasat-3
102
Selasa-3
103
H-13
104
H-12
105
H-11
106
H-10
107
H-9
108
H-8
109
H-8 (malam)
110
H-7 Agam
111
H-7 Nada
112
H-6 (AGAM )
113
H-6 NADA
114
H-5 NADA
115
H-5 AGAM
116
H-4 NADA
117
H-4 AGAM
118
H-4 AGAM (Night)
119
H-3 NADA
120
H-3 AGAM
121
H-3 AGAM (2)
122
H-3 AGAM (3)
123
H-2 NADA
124
H-2 AGAM
125
My Mind
126
Going Crazy
127
SIRAMAN
128
MIDODARENI
129
Sebelum Akad - Nada
130
Sebelum Akad - AGAM
131
Ijab Qabul
132
Setelah Ijab Kabul
133
Pose di Kamar
134
Bersama
135
Tertidur
136
PANGGIH-Temu Manten
137
Ceramah - Ganti Baju
138
He Makes Me Feel
139
Resepsi Sore -1
140
Resepsi sore -2
141
Dimanja
142
Usil
143
The Gift
144
Pengintaian
145
Nggak Jadi
146
Cuddle
147
Cuddle (2)
148
Sabar, Nada
149
Farewell, Neva
150
Home Sweet Home
151
Back To Work
152
Yangti
153
Boleh Pulang
154
Meet You Again
155
Dawuh, Kawruh
156
SEASON 3 - New Beginning (Author Note)
157
S3 - Eps 1
158
S3 - Eps 2
159
S3 - Eps 3
160
S3 - Eps 4
161
S3 - Eps 5
162
S3 - Eps 6
163
S3 - Eps 7
164
S3 - Eps 8
165
S3 - Eps 9
166
S3 - Eps 10
167
Author Note (New Novel)
168
S3 - Eps 11
169
S3 - Eps 12
170
S3 - Eps 13
171
S3 - Eps 14
172
S3 - Eps 15
173
S3 - Eps 16
174
S3 - Eps 17
175
S3 - Eps 18
176
S3 - Eps 19
177
S3 - Eps 20
178
S3 - Eps 21
179
S3 - Eps 22
180
S3 - Eps 23
181
S3 - Eps 24
182
S3 - Eps 25
183
S3 - Eps 26
184
S3 - Eps 27
185
S3 - Eps 28
186
S3 - Eps 29
187
S3 - Eps 30
188
S3 - Eps 31
189
S3 - Eps 32
190
S3 - Eps 33
191
S3 - Eps 34
192
S3 - Eps 35
193
S3 - Eps 36
194
S3 - Eps 37
195
S3 - Eps 38
196
S3 - Eps 39
197
S3 - Eps 40
198
S3 - Eps 41
199
S3 - Eps 42
200
S3 - Eps 43
201
S3 - Eps 44
202
S3 - Eps 45
203
S3 - Eps 46
204
S3 - Eps 47
205
S3 - Eps 48
206
S3 - Eps 49
207
S3 - Eps 50
208
S3 - Eps 51
209
S3 - Eps 52
210
S3 - Eps 53
211
S3 - Eps 54
212
S3 - Eps 55
213
S3 - Eps 56
214
S3 - Eps 57
215
S3 - Eps 58
216
S3 - Eps 59
217
S3 - Eps 60
218
S3 - Eps 61
219
S3 - Eps 62
220
S3 - Eps 63
221
S3 - Eps 64
222
S3 - Eps 65
223
S3 - Eps 66
224
S3 - Eps 67
225
S3 - Eps 68
226
S3 - Eps 69
227
S3 - Eps 70
228
S3 - Eps 71
229
Selamat Idul Fitri
230
S3 - Eps 72
231
S3 - Eps 73
232
S3 - Eps 74
233
S3 - Eps 75
234
S3 - Eps 76
235
S3 - Eps 77
236
S3 - Eps 78
237
S3 - Eps 79
238
S3 - Eps 80
239
S3 - Eps 81
240
S3- Eps 82
241
S3 - Eps 83
242
S3 - Eps 84
243
S3 -Eps 85
244
S3 - Eps 86
245
S3 - Eps 87 Hello reader Aku update loh. Betewe jangan lupa Tap Like n komen
246
S3 - Eps 88
247
S3 - Eps 89
248
S3 - Eps 90
249
S3 - Eps 91
250
S3 - Eps 92
251
S3 - Eps 93
252
S3 - Eps 94
253
S3 - Eps 95
254
S3 - Eps 96 Kok makin pelit like-nya ya
255
S3 - Eps 97 Jangan lupa like-nya ya
256
S3 - Eps 98 Jangan lupa like-nya ya
257
S3 - Eps 99
258
S3 - Eps 100
259
S3 - Eps 101
260
S3 Eps 102
261
S3 Eps 103
262
S3 Eps 104
263
S3 Eps 105
264
S3 Eps 106
265
S3 Eps 107
266
S3 Eps 108
267
S3 Eps 109
268
S3 Eps 110
269
S3 Eps 111
270
S3 Eps 112
271
S3 Eps 113
272
S3 Eps 114
273
S3 Eps 115
274
S3 Eps 116
275
S3 Eps 117
276
S3 Eps 118
277
S3 Eps 119
278
S3 Eps 120
279
S3 Eps 121
280
S3 Eps 122
281
S3 Eps 123
282
S3 Eps 124
283
S3 Eps 125
284
S3 Eps 126
285
S3 Eps 127
286
S3 Eps 128
287
S3 Eps 129
288
S3 Eps 130
289
S3 Eps 131
290
S3 Eps 132
291
S3 Eps 133
292
S3 Eps 134
293
S3 Eps 135
294
Eps 136
295
Eps 137
296
S3 Eps 138
297
S3 Eps 139
298
S3 Eps 140
299
Extra Part Season 3
300
SEASON 4
301
Season 4 1. The Gift
302
2. Pekerjaan dan Kesenangan
303
3. Kikuk
304
4. Say Good Morning!
305
5. Hunting dan Pening
306
Bermain Api
307
Bukan Keputusan Sesaat
308
Ngumpet
309
Tamu Tak Terduga
310
Dilema
311
Resah
312
Shock
313
Kacau
314
Rencana
315
Kejutan
316
Bersamanya
317
Simalakama
318
Ghibah Mantan
319
Maafkan Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!