Wajah Hira pun masih merona merah mendengar pernyataan dari Jerry, dia seolah-olah merasa bagai seorang Putri Raja yang diperebutkan oleh tiga orang Pangeran tampan. Bahkan muncul adegan-adegan aneh didalam kepalanya.
"Serahkan Putri Hira kepadaku wahai Pangeran Jerry!" teriak Pangeran Bintang.
"Hey harusnya aku yang bilang begitu wahai Pangeran Bintang," sahut Pangeran Tirta sambil menghunuskan pedangnya kearah Pangeran Bintang.
"Ha-ha-ha! Kalian berdua tidak akan pernah mendapatkan Putri Hira, karena dia adalah milikku. Silahkan saja kalian bertengkar." Pangeran Jerry membawa Putri Hira dengan kuda putihnya.
Prang!
Hira pun tersadar dari khayalannya yang amat aneh itu. Saat tersadar dari lamunannya, dia melihat Jerry yang masih menatapnya dengan serius. Hira pun langsung melotot dan memarahi Jerry.
"Woy kalo bercanda jangan keterlaluan!" pekik Hira sambil menjitak kepala Jerry.
"Aw ... sakit Kak," keluh Jerry sambil memegang kepalanya yang dijitak Hira barusan.
"Sekarang umur lo berapa?" tanya Hira dengan galaknya.
"Umur Jerry ya 17, Kak tapi bulan depan ... he-he," jawab Jerry sambil nyengir.
"Nah kan pasti gak punya SIM kan? KTP pasti belum punya kan?" cecar Hira.
"I-Iya, Kak belum," jawab Jerry gagap.
"KTP belum punya tapi udah bisa gombalin anak orang!" teriak Hira lagi.
Walaupun Jerry masih belum cukup umur namun dia sudah memiliki penghasilan yang besar bahkan Jerry sudah memiliki apartemen mewah dan berbagai macam properti yang dibeli dengan hasil dari pekerjaannya sebagai idol. Hanya saja memang Jerry belum diperbolehkan untuk membeli kendaraan sendiri karena usianya belum genap 17 tahun. Namun entah mengapa saat dihadapan Hira, Jerry tak bisa berkutik bagai macan yang kehilangan gigi taringnya.
.
.
.
***
Seminggu kemudian.
Malam itu, suasana kampus Kusuma Bangsa tempat Hira berkuliah terlihat sangat hening. Anak-anak mahasiswa dan mahasiswi yang berkuliah pada jam malam pun sudah didalam kelas untuk menerima mata kuliah didalam kelas masing-masing.
Hira terlihat sangat lelah dan mengantuk pada saat mengikuti mata kuliah didalam kelas. Waktu memang masih menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit, namun karena sudah bekerja seharian rasa kantuknya tak bisa terbendung.
Tiba-tiba keheningan dalam kampus pun pecah ketika terdengar suara teriakan dan langkah kaki yang ramai dari arah halaman kampus. Hira yang tadinya mengantuk pun langsung terbangun karena kaget. Keadaan dikelas Hira pun menjadi kacau balau karena para mahasiswi yang ada dikelas berhamburan keluar, kecuali Hira dan para mahasiswa. Dosen yang mengajar dikelas Hira pun tak dapat berbuat apa-apa hanya bisa menghela nafasnya.
"BINTANG ... BINTANG ... BINTANG!" teriak para gadis yang terlihat mengejar seorang laki-laki yang tidak lain adalah Bintang.
Hira yang penasaran pun ikut keluar kelas untuk melihat keadaan, namun koridor kelas sudah terlihat sepi karena para mahasiswi itu sudah menuju lantai bawah untuk mengejar Bintang.
Tiba-tiba terlihat sesosok laki-laki yang berlari menuju arah Hira dan dia adalah Bintang. Bintang yang melihat Hira didepannya pun langsung menarik tangan Hira dan mengajaknya berlari bersamanya. Hira yang masih bingung pun hanya mengikuti kemana arah kaki Bintang berlari.
"Ngapa juga lo ngajak gua ikutan lari?" teriak Hira kepada Bintang sambil mengikuti kemana langkah Bintang berlari.
"Udah ... hah ... hah ... ikut aja dulu," ucap Bintang dengan nafas yang ngos-ngosan.
Bintang dan Hira pun berlari menuju lantai paling atas bagian kampus. Setelah beberapa menit akhirnya mereka berdua pun sampai di rooftop kampus dan Bintang langsung mengunci pintu akses ke rooftop agar para fans yang mengejarnya tak dapat masuk.
Dari atas rooftop terlihat pemandangan kota Jakarta yang begitu indah pada malam hari. Gemerlap dengan lampu yang memancar dari gedung-gedung tinggi, lampu jalanan dan lampu kendaraan yang lalu lalang.
"Ternyata bagus juga ya dari atas sini," ucap Hira dengan senyuman yang mengembang.
Bintang yang terlihat sangat lelah pun tergeletak dilantai sambil memandangi langit malam kota Jakarta.
"Hah sayangnya dari sini bintangnya gak keliatan," sahut Bintang.
Hira pun menengok kearah Bintang yang masih terlentang dilantai rooftop.
"Gua liat kok Bintang nya ... tuh gede banget sambil rebahan dilantai," celetuk Hira sambil tersenyum setengah tertawa.
Bintang yang mendengar perkataan Hira pun beranjak bangun dan menghampiri Hira. Bintang hendak mendekati Hira namun semakin dekat Bintang, Hira semakin menjauh memundurkan langkahnya kebelakang. Langkah Hira pun terhenti karena dia sudah berada pada posisi dimana dia tak bisa melangkah lagi kebelakang.
"Mau mundur sampe mana lagi? Udah mentok. Kalo mau lanjut mundur ntar lo jatoh," ucap Bintang.
Bintang menatap wajah Hira dengan senyuman menggodanya. Detak jantung Hira dibuat tak karuan oleh Bintang malam itu. Sejenak Hira berfikir apakah dia memang telah terpesona dengan laki-laki tampan yang berdiri tepat didepannya.
"Minggir!" teriak Hira sambil mendorong badan Bintang.
Walaupun sudah menjauh dari Bintang, tetap saja detak jantungnya masih tak beraturan yang ada malah ritmenya semakin lebih tak beraturan dari sebelumnya.
Bintang pun mendekati Hira lagi dan memberanikan diri untuk menggenggam tangan Hira. Hira pun tak menampik genggaman tangan Bintang.
"Hira? Coba sini liat gua," ucap Bintang lembut.
Hira hanya diam saja sambil memberanikan diri menatap mata Bintang.
"Gua gak tau harus mulai darimana tapi gua juga gak mau kecolongan sama yang lain. Mungkin momen malam ini bukan momen yang sengaja gua buat untuk itu. Tapi gua harus bilang sekarang supaya gua gak nyesel nantinya. Gua cuma mau bilang kalo ..." Bintang berhenti sejenak sambil mengambil nafas.
"Gua suka sama lo Hira!" ungkap Bintang menyelesaikan kata-katanya sambil menghela nafas lega karena telah menyampaikan perasaannya.
Hira pun terdiam membisu mendengar pernyataan cinta Bintang pada malam itu. Hatinya bergetar hebat dan ada sensasi panas ditubuhnya saat mendengarnya. Ada rasa yang berbeda dengan waktu Jerry mengatakan hal yang sama seminggu yang lalu.
"Ehm ... gua bingung mau jawab apa," ucap Hira.
"Hehe ... gak perlu dijawab sekarang, yang penting gua udah lega karena udah ungkapinnya," Bintang menghela nafas leganya lagi.
"Yuk kita turun kayaknya udah gak ada fans-fans yang ngejer lagi," ajak Bintang.
"Oke," Hira mengiyakan.
Bintang pun menggandeng tangan Hira untuk turun bersama dan mungkin pulang bersama karena pastinya kelas sudah bubar karena kehebohan tadi.
.
.
.
***
^Apakah Hira akan menerima perasaan Bintang?^
Author sedang resah karena virus Corona sudah masuk ke kota tempat author tinggal. Kebetulan yang terinfeksi rumahnya tidak jauh dari rumah author ya mungkin hanya berjarak sekitar 1 km. Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT dan dijauhkan dari virus Corona. Aamiin.
Selalu jaga kesehatan dan kebersihan ya semua😉
^GOMAWO^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Intan 🦄 (Hiatus)
apa? Bintang suka sama aku? sama kok, aku juga suka
2020-06-12
4
💞🌜Dewi Kirana
semangat terus ya thor
2020-05-29
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut thor.....
2020-05-29
1