Bintang menarik tangan Hira dengan kencang kearah dapur. Bintang terlihat terbakar cemburu melihat Hira terkesima dengan senyuman Tirta.
Dari setiap member "Number One" yang mempunyai senyuman paling mematikan memanglah senyuman milik Tirta. Entah apa yang dimiliki Tirta namun setiap wanita yang melihat senyumannya akan tersihir dan larut dalam ketampanan wajahnya. Maka dari itu Tirta sering menyembunyikan senyumannya dibalik tingkahnya yang sering tertawa. Namun didepan Hira dia malah menunjukkan senyumnya itu.
Hira yang kesakitan tangannya karena ditarik Bintang dengan kuat pun berusaha melepaskan genggaman tangan Bintang. Hira terlihat sangat tidak suka dengan sikap Bintang yang menurutnya sangat berlebihan.
"Kenapa sih lo ini! Maen tarik tangan orang aja mana kenceng banget lagi genggamannya," teriak Hira.
Bintang pun sulit untuk menjelaskan mengapa dia melakukan hal tersebut. Akhirnya Bintang pun mencari sebuah alasan untuk Hira.
"Gua kasih tau ya kalo Tirta itu playboy jadi jangan sampe lo kena rayuan mautnya. Gua cuma nyelametin lo," ucap Bintang beralasan.
Hira masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Bintang. Dia merasa sangat tidak peduli dengan hal itu.
"Udah deh lo sana nonton TV lagi. Gua mau lanjut masak," ucap Hira.
"Tapi jari lo, gimana?" tanya Bintang khawatir.
"Gak apa-apa," jawab Hira singkat.
Hira pun mendorong-dorong punggung Bintang agar dia cepat kembali ke ruang TV. Bintang pun menyerah dan berjalan menuju ruang TV meninggalkan Hira sendiri di dapur.
.
.
.
***
Terlihat Hira sedang asyik meracik bumbu dan bahan untuk membuat nasi goreng. Dia membuat nasi goreng untuk tiga porsi karena Tirta sudah pulang. Tak berapa lama datanglah Tirta kearah dapur dan mulai mendekati Hira. Dia penasaran apa yang sebenarnya sedang dimasak oleh gadis yang disebutnya imut itu.
"Lagi masak apa? Serius amat," tanya Tirta sambil mengembangkan senyum mautnya kepada Hira.
"Ehh ... itu masak nasi goreng," jawab Hira kaget dengan wajah yang tiba-tiba merona merah.
Hira pun menguatkan hatinya agar tetap fokus memasak dan berusaha mengabaikan Tirta.
Ya Tuhan cobaan apa lagi ini. Padahal tadinya gua biasa aja kalo liat mereka tapi kok lama kelamaan jantung gua serasa di obrak-abrik sama mereka, batin Hira.
Tirta berusaha menyadarkan Hira yang terbengong itu. Dia sudah melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Hira namun Hira tetap tidak merespon. Dia pula sudah memanggil namanya berulang kali tapi Hira tetap diam saja. Akhirnya Tirta pun menyentuh pipi Hira dengan kedua tangannya sambil memanggil namanya.
"Hira ... Ra ... Ra... sadar jangan bengong," ucap Tirta sambil mendekatkan wajahnya, kira-kira jaraknya hanya 5 centimeter dari wajah Hira.
Hira pun tersadar dan terkejut. Wajahnya seketika merona merah seperti udang rebus. Dia pun terburu-buru sambil menjauh dari Tirta. Dia berusaha menormalkan ritme jantungnya yang sudah tidak karuan itu.
Beberapa saat kemudian suasana canggung itu sudah mulai normal kembali. Tirta dengan cekatan membantu Hira memasak.
.
.
.
***
Bintang yang berada diruang TV mempunyai firasat tidak enak pun langsung menuju dapur.
Benar saja ternyata memang firasatnya akurat. Bintang makin terbakar cemburu dengan pemandangan Hira dan Tirta yang kompak memasak bersama bak pasangan pengantin baru.
"Wah asik ya berduaan. Pantes aja gua diusir tadi," sindir Bintang kepada Hira.
"Eh bukan gitu kali! Lagian Tirta dateng juga bukan gua yang nyuruh," jelas Hira dengan wajah kesal.
Tirta tidak menanggapi apa-apa dan hanya tersenyum kearah Bintang.
.
.
.
***
Akhirnya nasi goreng pun matang. Mereka bertiga duduk dimeja makan sambil menyantap makan malam mereka itu. Suasana pun masih terasa kaku karena kejadian barusan. Bintang memakan nasi gorengnya dengan cepat sambil memandang tajam Hira yang berada tepat di sebrangnya. Hira memakan makanannya dengan wajah menunduk karena takut akan tatapan tajam Bintang. Tirta yang duduk di samping kanan Bintang memakan makanannya dengan sedikit tersenyum melihat kearah Bintang dan Hira.
.
.
.
***
Waktu menunjukkan tepat pukul 21.35 WIB.
Hira tengah bersiap-siap untuk pulang. Hira pun berpamitan kepada Bintang dan Tirta. Bintang yang masih marah pun tidak peduli dengan Hira sedangkan Tirta yang menawarkan untuk mengantarkan Hira pulang pun ditolaknya. Namun baru saja Hira melangkahkan kakinya keluar pintu, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya disertai bunyi petir yang menggelegar.
Waduh ujan deres. Gimana gua pulangnya ini? batin Hira.
Hira pun masuk kembali kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
Bintang dan Tirta mengetahui bahwa Hira tidak jadi pulang karena hujan deras. Tirta pun kembali menghampiri Hira ke ruang tamu.
"Gua anterin aja ya? Ujannya deres banget gini." Tirta menawarkan kepada Hira.
"Hmm ... gak usah nanti ngerepotin, tunggu ujan reda aja deh," jawab Hira.
"Serius nanti kemaleman loh terus ujan juga gak tau kan kapan berhentinya," ucap Tirta meyakinkan Hira.
Hira pun memikirkan tawaran Tirta. Tak lama kemudian Hira pun setuju diantarkan oleh Tirta pulang.
Tirta pun mengambil kunci mobilnya yang digantung diruang tengah tempat Bintang sedang menonton TV. Hal tersebut pun dilihat oleh Bintang. Bintang pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan sedikit berlari kearah ruang tamu. Dilihatnya Hira dan Tirta yang akan keluar rumah.
"STOP! Berhenti!" teriak Bintang.
Sontak Hira dan Tirta pun berhenti.
"Biar Hira gua yang anter!" ucap Bintang.
Tirta tidak langsung menyetujui permintaan Bintang tersebut, yang terjadi malah Bintang dan Tirta saling adu mulut dan argumentasi. Mereka berdua terlihat seperti kucing dan anjing yang tak pernah akur. Perdebatan itu pun berlangsung hingga 15 menit. Hira yang pusing mendengar perdebatan mereka pun angkat bicara.
"DIAM!" teriak Hira.
"Gua gak akan pulang sama siapa-siapa. Gua bakal nginep disini dan pulang sendiri besok pagi. PUAS?!" sambung Hira dengan wajah kesal.
Bintang dan Tirta pun terkejut mendengar pernyataan Hira barusan. Namun mereka berdua terlihat sangat senang.
"Wah malem yang indah ya, Ta?" ucap Bintang sambil merangkul Tirta.
"Iya Bin ... indah banget malem ini hehe," Tirta menanggapi pernyataan Bintang sambil merangkul balik Bintang.
Mereka berdua pun bersama-sama masuk menuju ruang tengah dengan hati yang gembira.
Hira hanya terheran melihat tingkah kedua cowok itu.
Wah bener-bener gila kali ya mereka berdua. Masa ujan deres sama petir gede-gede gini dibilang malem yang indah, batin Hira.
***
^Huaahh hari yang indah karena cewek yang disukai gak jadi pulang 😄😄^
JANGAN LUPA FAVORITE, LIKE, KOMEN, VOTE DAN RATING BINTANG 5 YAAAA
GRATIISSSSSSSSSSSS LOHHHH
Next Episode>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Intan 🦄 (Hiatus)
pilih siapa? aku milih Kak Anggen aja deh
2020-06-12
3
イマ🦋
tinggalkan jejak😁
2020-04-11
1
Miss R⃟ ed qizz 💋
semangat
2020-04-08
1