Bintang dan Hira pun masih dalam posisi yang canggung. Mereka berdua saling menjauh tanpa mengucap sepatah katapun. Detak jantung mereka berdua pun masih kencang walaupun sudah tak berdekatan lagi.
Hira yang masih canggung dan bingung dengan keadaan itu pun akhirnya angkat bicara.
"Ehm ... gua balik dulu ke kamar," ucap Hira.
"Eh ... iya udah kalo gitu," ucap Bintang kaget karena dia masih dalam suasana canggung.
"Uhm ... sorry ya tadi gua reflek," sambung Bintang.
"Iya gak apa-apa kok," jawab Hira.
Begitu Hira hendak keluar dari kamar Bintang, terdengar suara laki-laki yang memanggil Bintang. Ternyata itu adalah Jerry.
Tok-tok-tok!
"Kak Bintang buka dong!" teriak Jerry.
"Ini gua Jerry," sambung Jerry sambil mengetuk pintu kamar Bintang.
Aish mau ngapain lagi sih itu anak, batin Bintang.
"Bentar! Ngapain lo kesini?" tanya Bintang.
"Di kamar bete kak jadi mau ke kamar kak Bintang mau ngobrol," sahut Jerry.
Sementara itu Hira merasa sangat kebingungan karena Jerry datang. Bintang dan Hira pun berbicara dengan berbisik agar tidak terdengar oleh Jerry.
"Ini gimana coba? Gua gak bisa keluar," bisik Hira kepada Bintang.
"Ya gua juga bingung," tukas Bintang.
"Lo nyumput aja dulu," bisik Bintang kepada Hira.
"Nyumput dimana?" tanya Hira bingung.
"Kamar mandi aja," jawab Bintang.
"Nanti dia masuk ke kamar mandi gimana?" ucap Hira bingung.
Bintang terdiam dan berfikir sejenak.
"Udah lo masuk situ aja." Bintang menunjuk kearah lemari pakaiannya.
"Hah! Gila gua gak bisa nafas ntar," protes Hira.
"Ntar gua buka sedikit, itu kan lemari geser," ucap Bintang meyakinkan Hira.
"Oke deh." Hira mengiyakan dan langsung berlari menuju lemari pakaian dan masuk kesana.
Sementara itu Jerry yang sudah menunggu lama pun kembali memanggil Bintang.
"Kak ngapain sih lama banget."
"Capek nih nunggu didepan," keluh Jerry.
"Sabar gua lagi pake baju," sahut Bintang.
Akhirnya Bintang pun membukakan pintu untuk Jerry. Terlihat Jerry yang sedang nyengir.
"Ngapain sih lo malem-malem kesini?" tanya Bintang setelah membuka pintu.
"Ya bete loh kak, kan udah lama kita gak ngobrol, Kak, he-he," jawab Jerry sambil nyengir.
"Ya kenapa lo gak ke kamar yang lain sih? Kenapa ke kamar gua?" tanya Bintang.
"Yang lain gak ada yang jawab panggilan Jerry, kak," jawab Jerry.
Aih tau gitu gua diem aja tadi pas dia manggil, ucap Bintang dalam hati.
Jerry pun langsung menuju ke kasur dan tiduran di sana.
"Ah! Enaknya!" teriak Jerry.
"Kak, si penerjemah baru itu imut juga ya? hehe," ujar Jerry.
"Terus badannya mungil banget kayak anak kecil jadi gemes, kak." Jerry senyum-senyum sendiri sambil menatap Bintang.
Bintang hanya diam dan langsung berwajah masam saat Jerry membicarakan Hira.
"Kak! Diem aja sih? Imut kan imut?" Jerry mengulang pertanyaannya.
"Ih ngapain sih lo bahas-bahas cewek itu!" bentak Bintang kesal.
"Kenapa kak Bintang marah-marah sih? Kan gua cuma nanya huh," ucap Jerry sambil memajukan bibirnya seolah ngambek kepada Bintang.
"Kak Bintang ada apa-apa ya sama cewek penerjemah itu? Siapa ya namanya?" tanya Jerry sambil memutar bola matanya.
"Hira ... enak aja mana mungkin lah gua ada hubungan sama cewek itu! Emang dia siapa?" jawab Bintang.
Hira yang mendengar percakapan itu pun merasa kesal karena perkataan Bintang. Tanpa sadar Hira memukul lemari tersebut sehingga menimbulkan suara.
Duk!
"Suara apa itu kak?" teriak Jerry kaget.
"Gak tau tikus kali," sahut Bintang asal.
"Kak ini hotel bintang 5 masa ada tikus? Jangan-jangan hantu lagi kak?" ucap Jerry sambil ketakutan.
"Ih penakut amat sih! Udah sono balik ke kamar lo kalo takut!" teriak Bintang.
"Gak mau kak ... Jerry lebih takut tidur sendiri kalo gini." Jerry masih ketakutan sambil memegang erat tangan Bintang.
"Aelah badan gede tapi penakut," ucap Bintang.
Bintang menepuk jidatnya melihat kelakuan Jerry.
Hadeh gimana caranya nyuruh ini anak pergi, ucap Bintang dalam hati.
Jerry pun masuk kedalam selimut dan menutupi seluruh badannya.
"Biarin Jerry tidur disini kak."
Bintang yang tidak bisa berbuat apa-apa pun hanya menunggu Jerry tertidur. Bintang pun lama-lama merasa lelah dan tertidur juga sambil duduk menyender kasur.
.
.
.
***
Pukul 02.43.
Bintang pun terbangun dari tidurnya. Dia pun berdiri dan melihat kalau Jerry masih tertidur di atas kasurnya.
"Gimana nyuruh anak ini pindah," gumam Bintang sambil berfikir.
Akhirnya Bintang memutuskan memanggil staf hotel dan minta untuk mengangkat Jerry pindah dari kamarnya.
.
.
.
***
"Akhirnya gua bisa tidur dengan nyenyak di kasur gua sendiri!" teriak Bintang sambil merebahkan dirinya ke kasur.
"Eh, kok kayaknya ada yang lupa ya?"
Bintang sejenak memikirkan apa yang ia lupakan.
"Ah! Hira!"
Bintang langsung bergegas kearah lemarinya dan segera membukanya.
"Eh, lo gak apa-apa kan?" tanya Bintang khawatir.
Namun yang terlihat malah Hira yang sedang tertidur sambil memeluk kakinya dengan dengkul sebagai bantalnya.
"Kasian amat ini cewek," ucap Bintang sambil menggendong Hira keluar dari dalam lemari.
Bintang pun menaruh Hira di atas kasurnya.
"Ini cewek enteng banget serasa angkat bulu," ucap Bintang sambil nyengir.
Bintang pun memandangi wajah Hira yang sedang tertidur sambil tersenyum. Tanpa sadar Bintang membelai wajah mungil dan rambut Hira dengan lembut.
"Ini cewek kalo lagi tidur tambah imut dan cantik," gumam Bintang sambil membelai wajah dan rambut Hira.
Tiba-tiba Bintang pun tersadar dan melepaskan tangannya
"Ngapain sih lo, Bintang!" ucap Bintang sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Ngapain juga ini jantung kok makin kenceng aja detaknya!"
"Sadar Bintang sadar!" ucap Bintang sambil memukul-mukul dadanya dan mondar-mandir seperti orang bingung.
Bintang pun lelah dan memutuskan untuk tidur dilantai. Namun karena merasa tak nyaman akhirnya dia pindah keatas kasur.
.
.
.
***
Pagi Harinya, pukul 05.46.
Hira pun terbangun dari tidurnya. Begitu terbangun Hira melihat sosok Bintang yang tertidur disampingnya. Hira hendak teriak namun dia tahan dengan menutup mulutnya. Wajah Bintang begitu dekat dengan wajahnya. Terlihat wajah yang sangat tampan dengan bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan bibir yang indah.
Ya Tuhan kenapa kok orang ini ganteng, batin Hira.
Hira memejamkan matanya dan menekan dadanya karena detak jantungnya bertambah kencang.
Duh kok deg-degan gini sih, batin Hira.
Pada saat itu Bintang pun terbangun dan membuka matanya. Dia melihat Hira yang memejamkan matanya paksa sambil bergumam dan memegang dadanya. Bintang hanya tersenyum melihat Hira.
Hira pun membuka matanya dan terkejut karena melihat Bintang yang sudah bangun. Bintang pun ikut terkejut. Mereka berdua pun akhirnya saling bertatapan dengan keadaan yang canggung lagi.
.
.
.
***
Bonus Chapter:
Biodata Karakter " Perfect Idol"
Member "Number One" Part 1
Nama Lengkap : Mahendra Bintang Agustyo
Nama Panggilan : Bintang
Umur : 18 tahun
Tanggal Lahir : 18 Agustus
Tinggi Badan : 177 cm
Berat Badan : 58 kg
Golongan Darah : AB
Nb: Foto hanyalah ilustrasi agar pembaca lebih mudah membayangkan visual masing-masing karakter.
Next Episode >>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
SINTIKE SITUMORANG - 18211018
nana
2022-10-13
1
Thyna Ndolu
penasaran sama muka Hira
2020-11-25
0
Yudhi Nita
Like.... Nyicil sampai sini dulu yah
2020-05-29
1