Pukul 09.30 Waktu Tokyo Jepang.
Para kru sudah bersiap-siap di gedung tempat konser Number One untuk mempersiapkan konser besok malam. Mereka semua sudah disibukkan dengan tugas masing-masing. Sementara itu para member Number One masih sibuk mempersiapkan fisik mereka dengan berolahraga di gym hotel sejak pagi tadi. Mereka pun berlatih vocal dan menari di kamar masing-masing sebelum melakukan gladi bersih siang nanti. Semua orang yang terlibat dengan persiapan konser Number One sangat bersemangat akan konser besok malam. Begitu juga Hira yang gugup karena baru pertama kali ikut andil dalam persiapan konser Number One.
"Huh ... kok gua gugup banget ya," ucap Hira sambil menghela nafasnya.
"Jam 11 gua harus ketemu member Number One buat perkenalan lebih jauh sekalian ngambil bahan kerjaan gua."
Hira berbicara sendiri didalam kamar mandi sambil mencuci wajahnya. Sejenak terlintas dipikirannya tentang kejadian yang baru saja dia alami. Seketika wajahnya memerah seperti udang rebus. Hira tak henti-hentinya mencuci wajahnya berkali-kali. Dia berfikir apakah dia masih punya muka ketika bertemu Bintang lagi setelah melakukan hal itu kepadanya tadi pagi.
Flashback Pukul 05.50.
"Ah! Kok gua bisa tidur disini?" teriak Hira kepada Bintang sambil bangun dari tempat tidur.
"Kenapa juga kok lo bisa tidur di samping gua mesum!"
Teriakan Hira membuat Bintang bingung dan dengan sigap membekap mulut Hira dengan tangannya.
"Oy! Jangan teriak kenceng-kenceng ntar kedengeran orang bisa gawat," teriak Bintang panik namun dengan volume suara diperkecil.
"Apa sih mesum lepasin!" Hira melepaskan tangan Bintang dan reflek menendang masa depan Bintang.
"Argh! Masa depan gua!" teriak Bintang kesakitan sambil memegang bagian bawahnya yang dia sebut masa depan.
Hira yang bingung dan panik pun langsung berlari keluar kamar Bintang dan meninggalkan Bintang yang sedang kesakitan.
Flashback end.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar mandi.
Tok-tok-tok!
"Hira? Kamu gak apa-apa, Dek?" tanya Bella.
"Ah ... aku gak apa-apa, Kak Bella," jawab Hira dari dalam kamar mandi.
"Duh mikir apa sih gua. Dia pasti baik-baik aja kan," gumam Hira.
.
.
.
***
Pukul 11.00 Waktu Tokyo Jepang.
Gedung Konser Ruang tunggu Number One.
Para member Number One sudah berkumpul didalam ruangan tersebut bersama manajer mereka Bimo. Tak lama kemudian Hira datang dan bergabung dengan mereka.
"Permisi perkenalkan nama saya Hira, saya penerjemah pengganti sementara," ucap Hira formal sambil menundukkan kepala dan badannya.
"Ah iya Hira kamu duduk disitu ya," ucap Bimo sambil menunjuk kursi yang berada tepat didepan para member Number One duduk.
"Terimakasih." Hira duduk di kursi itu.
Mata Hira langsung tertuju kepada Bintang yang seakan tidak peduli dan berwajah masam.
Duh pasti dia masih marah, ucap Hira dalam hati dengan perasaan khawatir.
Tirta pun memecah suasana dengan menyapa Hira dengan akrab.
"Hai ... cewek imut n lucu masih inget gua gak?" tanya Tirta sambil tersenyum.
"Iya masih, kok," jawab Hira.
"Hah! Kak Tirta udah kenal sama mbak penerjemah imut ini?" tanya Jerry heran.
"Udah dong. .. kita malah kenal baik kan?" ucap Tirta sambil nyengir kearah Hira.
"Ah ... iya hehe." Hira menanggapi dengan tertawa seadanya.
Mata Hira masih saja terfokus kepada Bintang yang berwajah masam dan tak mau menatapnya. Tirta yang sedari tadi memperhatikan Hira pun menyadari bahwa Hira menatap Bintang sejak tadi.
"Ayo kenalan dengan semuanya Hira." Bimo mencairkan suasana yang tegang itu.
Mereka semua pun berkenalan dan berjabat tangan. Namun pada saat giliran Bintang dan Hira berjabat tangan suasana menjadi aneh.
"Kenalin saya Hira." Hira menyodorkan tangannya kearah Bintang.
Bintang hanya diam saja tak menanggapi sodoran tangan Hira yang mengajaknya berjabat tangan.
"Oy! Bintang kok diem aja, sih!" teriak Dean.
"Bintang?" teriak Marcel juga ke Bintang.
"Ah iya ... Bintang," ucap Bintang datar tanpa menyambut sodoran tangan Hira.
"Ha-ha-ha! Udah-udah jangan pada tegang mending kita ngobrol biar lebih kenal," ucap Tirta mengalihkan suasana.
"Iya nanti ada sesi dimana ada tanya jawab dengan penggemar dan Hira tugasnya menerjemahkan pertanyaan dari penggemar dan jawaban dari para member," ucap Bimo.
"Sesi tanya jawab berlangsung selama 15 menit." Bimo masih menjelaskan tugas Hira dan memberikan bahan untuk seminggu kedepan.
"Nanti setelah konser ada beberapa talk show dengan beberapa stasiun TV lokal dan majalah jadi kamu tau kan tugas kamu Hira?" tanya Bimo.
"Ah! Iya saya mengerti," jawab Hira.
Mereka pun ngobrol dan semakin akrab satu sama lain namun tidak dengan Bintang yang hanya diam sepanjang obrolan. Tak lama kemudian tiba-tiba Bintang angkat bicara.
"Permisi gua mau ke toilet," ucap Bintang disela-sela percakapan mereka.
Mereka tidak memperdulikan Bintang dan masih mengobrol dengan asik. Hira yang sudah tidak fokus dengan obrolan itu hanya tersenyum dan tertawa seadanya menanggapi semua percakapan. Fokus Hira terpecah kepada Bintang yang permisi ke toilet. Hira masih merasa bersalah akan kejadian tadi pagi terhadap Bintang.
"Hm ... saya permisi ke toilet sebentar ya," ucap Hira.
"Oke! Silahkan Hira," jawab Bimo.
Tirta melihat Hira dengan wajah penuh curiga.
.
.
.
***
Di toilet.
Toilet pria dan wanita ternyata bersebelahan. Hira menunggu Bintang keluar untuk meminta maaf. Tak lama kemudian Bintang keluar dari toilet dan kaget melihat Hira yang ada diluar.
"Ngapain lo disini?" tanya Bintang dengan nada sedikit ketus.
"Hm ... gua minta maaf ya," ucap Hira sambil membungkuk ke Bintang.
"Oh masih inget minta maaf?" Bintang mengangkat sebelah bibirnya dengan senyum masam.
"Iya ... lo gak apa-apa kan? Gua tadi bingung jadi langsung pergi." Hira berbicara dengan nada bersalah.
"Jadi lo mau tanggung jawab kalo gua kenapa-kenapa?" ucap Bintang sedikit menggoda Hira.
"Hah? Tanggung jawab gimana?!" teriak Hira dengan wajah heran.
"Kalo punya gua gak berfungsi lo mau tanggung jawab sampe buat dia berfungsi?" Bintang berbicara sambil menahan tawa.
"Hah! Gila masa kayak gitu doang bisa gak berfungsi!" teriak Hira.
"Nah lo coba dulu dengan gua nanti kan baru tau berfungsi apa gak nya." Bintang menggoda Hira sambil tersenyum.
"Ih mesum!" teriak Hira sambil berlari menjauhi Bintang.
"Ha-ha-ha! Gua cuma becanda! Ha-ha-ha!" Bintang tertawa terbahak-bahak melihat Hira yang berlari dengan wajah yang merona merah.
"Ah cewek polos lucunya,"gumam Bintang sambil tersenyum melihat Hira yang masih berlari.
.
.
.
***
Bonus Chapter:
Biodata Karakter " Perfect Idol"
Nama Lengkap : Fahira Azzahra
Nama Panggilan : Hira
Umur : 18 tahun
Tanggal Lahir : 11 Februari
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 43 kg
Golongan Darah : A
Nb: Foto hanyalah ilustrasi agar pembaca lebih mudah membayangkan visual masing-masing karakter.
Next Episode>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Amanda
syantik😍😍😍
2020-11-08
0
Rara Azalea shaquera
tua hira beberpa bln ya dr bintang
2020-08-05
0
Intan 🦄 (Hiatus)
dudududu
2020-06-12
1