Seminggu sudah berlalu, kegiatan di Jepang pun sudah berakhir sepenuhnya. Para member Number One dan para kru pun bersiap-siap untuk pulang ke Indonesia. Seperti biasa bandara sudah ramai sedari pagi oleh para "The One" yang ingin mengantarkan para idolanya pulang ke negara asalnya.
Hotel tempat mereka menginap.
Terlihat Jerry sedang mengetuk kamar yang ditempati oleh Hira.
Tok-tok-tok!
"Iya siapa?" tanya Indah sambil membuka pintu.
"Oh Jerry ... Ada apa, Jer?"
"Kak Hiranya ada, Kak?" tanya Jerry sambil melongo kedalam kamar.
"Ada tuh, mau masuk?"
"Gak usah, Kak, panggilin aja, he-he," ucap Jerry sambil nyengir.
Tak lama kemudian Indah pun memanggil Hira yang terlihat sedang menyusun barang-barangnya ke dalam koper.
"Kenapa, Jer?" tanya Hira.
"Kak Jerry lupa minta kontak kakak, he-he." Jerry menyerahkan hp nya kepada Hira.
"Oh ada aja lo ini, Jer." Hira mengambil hp Jerry dan memasukkan nomornya.
"Thanks, Kak ... biar kita gak putus kontak walaupun udah gak di Jepang, he-he." Jerry menerima hp nya sambil nyengir.
Tak lama kemudian terlihat Bintang yang baru saja keluar dari kamarnya yang tepat di sebrang kamar Hira. Dia terlihat kaget dan heran karena melihat Jerry yang sedang berbicara sambil tertawa dengan Hira, dalam penglihatannya Jerry dan Hira sangatlah akrab. Hal itu membuatnya seperti orang yang terbakar cemburu, matanya menatap sinis kearah kedua orang yang tepat didepannya. Jerry pun sadar kalau ada seseorang yang ada dibelakangnya.
"Eh, Kak Bintang," ucap Jerry sambil menengok.
"Ngapain lo disini?" tanya Bintang dengan nada yang ketus.
"Nemuin, Kak Hira lah," jawab Jerry singkat.
"Oh iya udah buru siap-siap, bentar lagi kita berangkat."
Bintang terlihat seolah tak peduli dengan hal itu. Padahal didalam hatinya ada sebuah sensasi yang menyesakkan dan rasa cemburu. Namun karena gengsi yang masih mendominasi dalam dirinya akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Jerry dan Hira sambil membawa koper bawaannya menuju lobby hotel.
Hira yang melihat Bintang pun merasa aneh dengan sikapnya itu.
Kenapa sih tuh orang mukanya kusut kayak gitu, batin Hira.
.
.
.
***
Sesampainya di Indonesia.
Bintang mendapatkan berita yang membahagiakan setelah baru saja mengaktifkan handphone nya. Pihak rumah sakit memberitahukan bahwa kesehatan ibunya berangsur-angsur membaik dan ibunya sudah mulai bisa berbicara sepatah demi dua patah kata.
Bintang pun langsung bergegas menuju rumah sakit tanpa pulang ke dorm nya dan menitipkan barang bawaannya kepada teman-temannya.
.
.
.
***
Rumah Sakit Medika Gemilang.
Kamar VVIP nomor 1257.
Bintang langsung berlari menuju tempat ibunya terbaring. Di sana masih ada dokter yang memeriksa keadaan ibunya. Bintang terlihat sangat bahagia saat melihat ibunya sudah bisa membuka mata dan melihat kearahnya. Air mata bahagia Bintang pun tidak dapat terbendung lagi, dan dia langsung memeluk ibunya erat.
"Bu ... Ibu udah sadar, ini Bintang Bu," ucap Bintang sambil menangis karena bahagia.
"Bi ... bi ... bintang?" ucap Ibunya lirih.
"Iya Bu ... ini Bintang anak Ibu," tangisan Bintang makin pecah.
Bintang mengusap kepala Ibunya dan mulai menghapus air matanya dengan tangannya. Dia pun bertanya kepada dokter yang merawat Ibunya pasal keadaan Ibunya. Dokter itu berkata bahwa keadaan Ibunya berangsur-angsur membaik dan kemungkinan untuk sembuh pun besar. Bintang sangat bahagia mendengar perkataan dokter tersebut.
Bintang sungguh merindukan sosok dan kehangatan Ibunya, karena semenjak Ibunya terbaring sakit dan koma dia merasa sangat kesepian.
.
.
.
***
Flashback tujuh tahun yang lalu.
Terlihat Bintang yang masih berusia 12 tahun menangis sambil mendampingi Ibunya yang sedang dibawa menuju ruang UGD sebuah rumah sakit umum.
"Ibu ... Ibu ... Ibu ... sadar Bu jangan tinggalin Bintang sendirian Bu ... huuu ... huu." Bintang menangis dengan kencang.
Ibunya tidar sadarkan diri pasca terjatuh di kamar mandi. Ibunya Bintang pada dasarnya memang sudah menderita penyakit yang langka, karena hal itu terkena benturan sedikit saja sudah berakibat fatal. Dari hasil CT scan menunjukkan bahwa kepala Ibunya terbentur dengan keras sehingga terjadi penggumpalan darah di otak. Hal itu pula yang menyebabkan Ibunya mengalami koma.
Bintang kecil pun hanya menangis dan terduduk di kursi yang berada di depan ruang ICU. Tak lama kemudian terlihat seorang pria berjas mendatanginya. Dia adalah Pak Agung, ayah kandung Bintang. Pak Agung berjanji akan membiayai semua biaya pengobatan Ibunya. Bintang terlihat sangat membenci Ayahnya itu namun tak ada yang bisa dia lakukan selain meminta pertolongan kepadanya.
Pak Agung meminta Bintang untuk menjadi trainee di Agensinya. Tujuan Pak Agung adalah agar Bintang bisa hidup dengan baik selama Ibunya di rawat dan untuk menjadikan Bintang seorang idola terkenal. Hal itu tidak lain dan tidak bukan untuk masa depan anaknya itu. Ternyata Bintang memang mempunyai bakat yang luar biasa.
Lain yang dipikirkan Bintang, dia malah berfikir Ayahnya menjadikan dia trainee dan idola terkenal hanya untuk mendapatkan keuntungan atas balas budi telah membiayai biaya perawatan Ibunya.
Flashback end.
.
.
.
***
Bintang tertidur di samping Ibunya. Dia sangat kelelahan pasca pulang dari Jepang karena dia belum sempat beristirahat. Dari depan pintu terlihat Pak Agung yang hendak memasuki ruangan itu. Pak Agung pun perlahan mulai mendekati Bintang.
"Maafkan Ayah ya, Nak. Ayah tidak bisa membahagiakanmu dan Ibumu," ucap Pak Agung sambil mengusap kepala Bintang.
"Ayah hanya bisa membuat kalian menderita. Ayah tau kalau Ayah memang Ayah yang buruk. Ayah bahkan tidak bisa mengungkapkan di depan umum bahwa kamu anak Ayah," tangisan Pak Agung pun pecah.
"Ayah menyayangimu, Nak," ucap Pak Agung sambil mengusap kepala Bintang dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Bintang yang masih terjaga pun mendengar ucapan dari Pak Agung. Air matanya pun mulai mengalir dari matanya yang masih terpejam.
.
.
.
***
Next Episode>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Intan 🦄 (Hiatus)
penulisannya lumayan rapi. i like it
2020-06-12
2
Yudhi Nita
Semangat....
2020-05-29
1
イマ🦋
keren
2020-04-11
1