Hira masih terlihat sibuk membersihkan kamar Bintang. Sedangkan Bintang berada dilantai bawah menonton TV sambil memakan camilan. Hira merasa kelelahan dan duduk sejenak dilantai. Saat sedang istirahat dia melihat sebuah foto yang ada di bawah kolong tempat tidur Bintang. Hira yang penasaran pun mengambil foto tersebut. Didalam foto itu terlihat sesosok anak laki-laki kecil berusia sekitar 5 tahunan bersama seorang wanita.
"Ini Bintang waktu kecil ya, imut juga ya kalo masih kecil hehe," ucap Hira sambil tersenyum.
Dibalik foto itu tertulis sebuah pesan yang berisi.
Anakku Bintang sudah genap berusia 5 tahun, semoga kelak Bintangku menjadi anak yang selalu bahagia dan sukses.
Hira pun menaruh foto itu di meja, lalu dia melanjutkan lagi pekerjaannya. Tak berapa lama kamar Bintang pun sudah rapih dan sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya.
"Ah! Akhirnya beres juga!" teriak Hira sambil meregangkan tubuhnya.
Tak lama kemudian ada sebuah buku yang terjatuh dari rak buku di meja kerja Bintang.
Brak!
Hira pun terkejut dan langsung mengambil buku yang terjatuh itu. Baru saja dia mengangkat buku, terlihat ada sebuah benda yang terjatuh dari dalam buku itu. Ternyata itu adalah sebuah foto. Dalam foto itu ada sesosok pria dan wanita yang saling bergandengan tangan. Hira mengenali kalau wanita di foto itu adalah ibunya Bintang dan pria itu ayahnya.
Ini pasti Ayahnya Bintang kan, batin Hira.
Tiba-tiba Bintang masuk ke kamarnya dan sontak membuat Hira terkejut. Bintang pun melihat sebuah foto yang tengah dipegang Hira dan langsung merebutnya.
"Dari mana lo bisa dapet foto ini? Jangan asal ngacak kamar orang dong!" teriak Bintang dengan nada suara sedikit meninggi.
"Gua gak sengaja nemu soalnya buku lo yang di rak tiba-tiba jatoh, kenapa sih? Gak usah pake acara marah-marah juga kali!" ucap Hira sedikit teriak.
Bintang pun merasa tidak enak karena telah membentak Hira. Bintang melihat wajah Hira yang kesal kepadanya. Akhirnya Bintang pun meminta maaf kepada Hira.
"Maafin gua tadi kasar ke lo." Bintang meminta maaf kepada Hira.
Hira tak langsung menanggapi permintaan maaf Bintang. Dia hanya diam saja dan cuek.
"Please! Maafin gua ya?" wajah Bintang sedikit memelas.
Hira pun tak tega dan akhirnya memaafkan Bintang. Bintang pun terlihat sangat senang. Hira merasa heran dengan sikap Bintang yang aneh itu.
Apa sih gak jelas, dimaafin doang senengnya kayak orang abis dapet THR lebaran, batin Hira.
.
.
.
***
Bintang pun meminta Hira untuk memasak makan malam untuknya. Hira yang belum hilang rasa lelahnya itu pun terlihat ingin marah namun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Mau makan apa Tuan Bintang yang terhormat?" tanya Hira dengan senyuman kesalnya.
"Apa aja yang penting enak. Bahannya ada di kulkas," jawab Bintang yang masih menonton TV dan makan camilan sambil tertawa melihat acara komedi yang ditontonnya.
Hira pun bergegas menuju arah dapur untuk memasak makan malam untuk Bintang. Saat dia membuka kulkas terlihat berbagai macam bahan makanan yang berkualitas ada didalam kulkas itu. Hira sangat takjub karena mengingat kulkas di kontrakannya hanya ada beberapa butir telur dan mie instan.
Hira memutuskan untuk membuat nasi goreng karena menurutnya itu yang paling gampang dan praktis. Dia mulai menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Hira mulai memotong bawang merah namun Hira tak sengaja melukai jarinya dengan pisau.
"Argh!" teriak Hira kencang.
Bintang yang mendengar teriakkan Hira pun bergegas datang ke dapur. Dilihatnya jari telunjuk kiri tangan Hira sudah berlumuran darah. Bintang dengan sigap langsung memasukkan jari Hira kedalam mulutnya dan menghisapnya. Hira kaget dan bengong melihat reaksi Bintang yang seperti itu.
"Lo gak apa-apa, kan?" tanya Bintang khawatir.
"Eh iya gak apa-apa," jawab Hira yang masih sedikit kaget.
Bintang pun menarik nafas lega dan mengajak Hira ke ruang tengah untuk mengobati jari Hira yang terluka. Bintang sangat terampil mengobati dan membalut luka di jari Hira. Hira yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan pun menatap Bintang yang sedang serius mengobati jarinya. Dia berpikir bahwa Bintang bukanlah orang yang seburuk itu, seperti yang selama ini ia pikirkan. Hira tanpa sadar mengembangkan senyumnya kepada Bintang. Bintang pun tak sengaja melihat senyuman Hira kepadanya. Karena ketahuan Hira pun sedikit canggung dan memalingkan wajahnya.
"Kenapa sih? Padahal senyuman lo tadi manis," tanya Bintang sambil tersenyum.
"Gua gak senyum ke lo kok, gua senyum karena jari gua udah gak sakit," jawab Hira beralasan.
Bintang hanya tersenyum menanggapi jawaban Hira barusan.
.
.
.
***
Tak lama kemudian Tirta pun pulang dari kampus. Dia melihat Hira ada di dorm dan sedikit heran, namun walaupun begitu dia hanya tersenyum kearah Hira. Hira pun merasa terpesona dengan senyuman Tirta. Dia hanya bengong tak menjawab sapaan dari Tirta.
"Hira? Ra ... Ra ...." ucap Tirta sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Hira.
Hira pun terkejut dan sadar dari lamunannya.
"Eh iya Tirta baru pulang kuliah?" tanya Hira canggung dengan senyum anehnya.
Tirta hanya tersenyum melihat Hira yang bersikap aneh. Sementara Bintang hanya melihat kejadian itu dengan wajah masam dan tak sukanya.
"Ngapain disini?" tanya Tirta.
Belum sempat Hira menjawab, Bintang langsung menyambar dan menjawab pertanyaan Tirta.
"Bukan urusan lo, dia urusannya sama gua," sambil menarik tangan Hira kearah dapur.
Tirta yang masih bingung dengan apa yang terjadi barusan hanya bisa tersenyum.
***
^Wah Bintang menunjukkan kalo dia cemburu 😄^
Next Episode>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
💞🌜Dewi Kirana
lanjutkaaan thor aku suka ceritanya
2020-05-28
2
イマ🦋
keren banget ceritanya kak🥰
2020-04-11
2
penculik sorbet
itu kamar apa habis kena gempa?
2020-04-10
2