Pembalasan Istri Mafia

Pembalasan Istri Mafia

1. Anak tidak diinginkan.

"Anak sialan, apa saja yang bisa kau lakukan hah?" bentak Torih.

"Ma-maaf ayah, aku tidak sengaja," cicit Cara.

"Kau memang selalu membuat masalah, mendatangkan kesialan bagi ku. Melihat wajahmu saja aku sudah sangat muak!" lanjut Torih.

Sedangkan seorang gadis remaja sudah terduduk kaku di lantai dingin itu dengan kepala menunduk. Badannya bergetar takut mendengar teriakan murka dari laki-laki paruh baya yang merupakan ayah kandungnya sendiri. Meski sudah biasa Cara mendapatkan perlakuan seperti ini, tetap saja dia akan merasa takut karena tidak jarang Torih melayangkan pukulan kepadanya.

"Memang sekarusnya aku tidak pernah menikahi ibumu itu, wanita rendahan itu malah mati meninggalkan beban untukku … brengsek!" murka Torih.

Hati Cara berdenyut sakit saat mendengar kalimat menusuk yang dilontarkan oleh Torih. Memang sudah sangat biasa dia mendengar kalimat kasar seperti itu, kalimat yang selalu membawa-bawa nama mendiang ibunya. Meski sudah biasa, Cara masih belum bisa terbiasa. Hatinya selalu berdenyut perih mendengar nama ibunya selalu diungkit disetiap kesalahan yang dia buat.

Padahal kesalahan Cara tidaklah fatal, dia tidak sengaja menumpahkan air minum yang akan dia berikan kepada Sasdia ibu tirinya. Air minum itu tumpah di lantai tanpa mengenai siapa pun, lagi pula Cara juga tidak sengaja melakukan itu. Tetapi seakan tidak punya hati, Torih mendorong Cara sehingga jatuh dan terduduk di lantai basah itu kemudian memakinya dengan tidak berperasaan.

Sedangkan dua orang manusia yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu terus melanjutkan kegiatan mereka masing-masing seakan tidak ada yang terjadi. Sasdia, ibu tiri Cara dengan santainya melanjutkan aksi menonton TV tanpa terganggu dengan kemurkaan Torih. Sedangkan Jesy, saudara tiri Cara masih sibuk dengan ponselnya tidak tertarik dengan keributan. "Memang bagus dia mati lebih cepat," sambung Torih.

Hati Cara kembali terkoyak, gadis itu memegang dadanya yang terasa sangat berat dan sakit. Luka di hatinya yang setiap hari digores dan disinggung oleh Torih membuatnya semakin terpuruk tidak mampu bangkit. Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata indah gadis itu. 'Cara lelah bunda,' batin Cara.

...*****...

16 tahun yang lalu!

"Aku bisa membantumu."

Tangis Dea berhenti saat mendengar suara seseorang, gadis itu menoleh dan melihat keberadaan seorang wanita dengan pakaian bersih dan penampilan yang sangat anggun. "Anda siapa?" Dea menatap wanita itu dengan wajah bingung.

"Sasdia Gerisam," sahut wanita itu angkuh. "Aku tahu kau sedang membutuhkan banyak uang, bukan?" tutur Sasdia.

Dea masih diam memandang Sasdia tidak mengerti, hal itu membuat Sasdia mendengus kesal. "Kau tidak ingin ibumu itu mati bukan?" sarkas Sasdia.

Dea terkejut saat mendengar kalimat yang cukup kasar dari wanita di depannya. Dea dengan cepat menoleh ke arah ibunya yang sedang terkapar lemah, gadis itu kembali menangis mengingat ibunya sedang butuh pertolongan. "Aku bisa membantumu, aku bahkan mau membayar semua biaya rumah sakitnya." Sasdia menatap sombong ke arah Dea.

"Tolong nyonya, aku akan melakukan semua pekerjaan untuk menebusnya nanti." Dea mendekat sambil memohon ke arah Sasdia.

"Jangan mendekat! cukup di sana saja, badanmu kotor dan bau." Sasdia menjauh saat melihat Dea mencoba menggapainya.

"Dengarkan ini baik-baik! aku akan menolong ibumu, tetapi tentu saja tidak gratis," tutur Sasdia.

"Iya, aku akan melakukan apa pun yang penting anda mau menolong ibuku." Dea mengangguk cepat tanda tidak perduli dengan balasan yang akan diminta oleh Sasdia.

"Bagus! aku akan menelepon seseorang untuk membawa ibumu itu ke rumah sakit terlebih dahulu. Aku takut dia keburu mati, aku juga yang susah." Sasdia mengambil ponsel dari dalam tas miliknya. Sedangkan Dea sempat terkejut mendengar kalimat kasar yang diucapkan oleh Sasdia. Tetapi dia tidak bisa menyerga ucapan itu karena dia sangat membutuhkan bantuan Sasdia.

.

.

.

"Aku sudah membawa ibumu ke rumah sakit, sekarang kau harus membayarnya jika tidak ingin aku menarik semuanya," ucap Sasdia.

Dea menatap Sasdia dengan wajah khawatir, ibunya baru saja di bawa masuk ke dalam sebuah ruangan di salah satu rumah sakit. Dea mengkhawatirkan kondisi ibunya, dia takut ibunya semakin parah. "Katakan lah," balas Dea.

"Menikahlah dengan suamiku." Seakan tersambar petir, Dea melotot tidak percaya menatap Sasdia.

"A-apa? Maaf, sepertinya aku salah dengar," ucap Dea tergagap.

"Kau tidak salah dengar, aku memintamu untuk menikahi suamiku," ulang Sasdia.

Dea terkejut dengan mulut terbuka manatap Sasdia dengan pandangan bingung, dia tidak mengerti. "Apa sebenarnya maksud anda? Kenapa anda menyuruhku menikah dengan suami anda sendiri?" Dea menatap Sasdia dengan bingung.

"Aku sudah menikah selama empat tahun, tetapi tetap tidak dikarunia anak sampai sekarang. Aku baru saja konsul ke salah satu peramal ternama di kota ini. Dia mengatakan kepadaku untuk mencoba berbagi suami, katanya itu akan menjadi umpan atau pemancing kehadiran janin dalam perutku," jelas Sasdia. Dea kembali terkejut saat mendengar penjelasan dari wanita di hadapannya ini.

"Tentu saja tidak mudah bagi wanita untuk membagi suami, karena itu aku mencari sendiri wanita untuk suamiku dan aku memilihmu. Orang yang jelas jauh lebih rendah dari pada aku, sehingga kau jelas tidak akan bisa menyaingiku sebab aku tahu betul bagaimana sifat suamiku." Sasdia tersenyum remeh.

Sedangkan Dea terdiam dengan hati yang berdenyut nyeri merasa begitu terhina, dia akui kalau untuk bersaing dengan Sasdia dia tidak akan menang. Dia hanyalah wanita rendahan yang sangat kucel berbeda dengan Sasdia wanita elegan yang begitu bersih dan menawan. "Kau tidak bisa menolak, kalau kau menolak aku tidak akan melunasi uang administrasi sehingga ibumu itu tidak akan jadi dioperasi." Sasdia menatap Dea dengan senyum miring miliknya.

Dea terdiam merasa begitu bingung, dia tidak ingin menikah dengan suami orang yang mungkin saja akan membawanya ke dalam kesengsaraan melihat sifat sombong dan arogan milik wanita di depannya yang merupakan istri sah laki-laki yang akan dinikahinya. Tetapi Dea juga tidak mungkin membiarkan ibunya terus berada dalam kesengsaraan rasa sakit, dia juga tidak memiliki uang untuk membiayai operasi ibunya. 'Aku harus bagaimana?' batin Dea.

"Baiklah." Dea menjawab sambil menghela nafas berat. Sasdia tersenyum puas saat mendengar jawaban Dea.

"Bagus! sekarang bersihkan dulu badanmu yang kotor dan bau itu, kau harus ikut denganku. Aku sudah membelikanmu baju sebelum datang ke sini, kau pergilah ke kamar mandi! aku akan menunggu di sini." Sasdia melemparkan sebuah kantong plastik ke arah Dea.

.

.

.

Dea menatap bingung ke arah Sasdia, kenapa wanita itu memesan taksi padahal dia memiliki mobil. "Apa? Aku memesan taksi untukmu," tutur Sasdia saat mengetahui Dea sedang menatapnya.

"Jangan kau pikir aku mau memberi tumpangan kepadamu, mobilku bisa bau dan berkuman. Aku juga tidak bisa berada di dekatmu, apalagi satu mobil. Ih …." Sasdia mendengus jijik. Untuk kesekian kalinya hati Dea tergores oleh kata-kata penghinaan yang cukup menusuk dari mulut Sasdia. Dea hanya bisa tersenyum miris dengan nasibnya setelah ini, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya nanti bersama dengan orang yang begitu sombong dan arogan seperti Sasdia.

"Aku menyuruhmu mandi dan mengganti baju, supaya nanti rumahku tidak kotor karena badanmu itu. Terus mas Torih tidak suka sama bau busuk, aku rasa dia tidak akan menyukai bau busuk dari badanmu itu jika kau tidak mandi," lanjut Sasdia. Dea hanya diam mendengar hinaan yang dilontarkan oleh Sasdia, dia sadar diri dengan statusnya yang hanya orang rendahan.

.

.

.

"Jangan gila Sasa," desis Torih. Laki-laki itu menatap Dea menilai dari atas sampai bawah, setelahnya dia bergidik jijik.

"Aku tidak akan pernah menikahinya, ada apa denganmu?" Torih menatap istrinya dengan pandangan tidak habis pikir.

"Aku baru saja konsul ke peramal yang teman mas katakan itu. Dia mengatakan kepadaku untuk berbagi suami, tentu saja aku tidak akan semudah itu untuk berbagi suami. Jadi aku yang mencari dan memilihnya sendiri, aku sengaja memilih dia karena aku tahu mas tidak akan tergoda oleh dia." Sasdia tersenyum manis ke arah Torih.

Torih terkejut sambil menoleh dengan pandangan tidak percaya menatap Sasdia, istrinya. "Jangankan tergoda, melihatnya saja aku sudah jijik Sasa. Bawa pergi gembel itu dari sini, aku mual." Torih menunjuk Dea dengan pandangan benci.

Sedangkan Dea sudah menunduk mencoba menguatkan hati mendengar perkataan kasar dan hinaan yang keluar dari mulut sepasang suami istri itu untuk dirinya. "Ayo kita bicara dulu, ada hal penting yang harus aku jelaskan." Sasdia meraih lengan suaminya mengajak Torih pergi dari sana.

"Dan kau, tunggu lah di luar." Sasdia menoleh ke arah Dea yang masih terdiam kaku.

Dea yang mendengar itu tersenyum miris, setelahnya wanita itu melangkah keluar rumah yang cukup megah itu. Dea bergerak ke arah pohon kecil di halaman rumah Gerisam yang cukup luas, kemudian dia duduk bersila di bawah pohon kecil itu. "Sepertinya aku benar-benar akan menderita bersama mereka." Dea bergumam sambil menatap langit yang sedikit mendung.

"Tidak apa-apa, semua ini untuk ibu." Dea tersenyum sendu, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

.

.

.

"Jangan harap aku akan menyukaimu hanya karena kau sedang hamil, aku tidak menginginkan anak darimu," tegas Torih. Dea diam tanpa menyahut perkataan laki-laki itu. Dia tahu kalau Torih tetap tidak akan menyukainya, laki-laki itu akan terus membencinya.

Satu bulan pernikahan Dea dan Torih, sekarang Dea sedang hamil dua minggu. Beberapa hari yang lalu Dea berencana akan pergi dari kehidupan Torih dan Sasdia, karena ancaman Sasdia yang melibatkan ibunya sudah tidak akan berpengaruh lagi sebab ibu Dea sudah meninggal satu minggu yang lalu. Namun, Dea yang merasa ada kejanggalan dengan tubuhnya, mengecek dengan tespeck yang sempat dia beli di apotik terdekat. Saat mengetahui kalau dirinya sedang hamil, Dea merasa bahagia. Dia bahagia karena merasa kalau tuhan mengirimkan keluaraga baru untunya pengganti mendiang ibunya.

Sebelum benar-benar pergi dari kehidupan Torih dan Sasdia, Dea ingin memberi tahukan kabar kehamilannya kepada Torih. Sesuai bayangannya, laki-laki itu masih tidak tergerak Torih masih tidak menyukainya. 'Aku tahu, laki-laki sombong sepertinya tidak akan pernah mengakui aku yang hanya seorang gembel jalanan. Tapi tidakkah dia memikirkan anak kandungnya ini?' batin Dea.

"Aku hanya ingin memberi tahu kabar ini kepada anda. Aku akan pergi dari sini, aku tidak akan meminta apa-apa," balas Dea.

"Baguslah, cepat pergi dari sini. Bawa anak gembelmu itu," sarkas Torih.

Dea menatap tajam Torih merasa tidak terima laki-laki itu mengatai anaknya yang bahkan belum lahir ke dunia. "Dia juga anak anda tuan Gerisam," desis Dea.

"Tidak usah banyak bicara, kau pergi saja. Aku tidak menginginkan anak dari rahimmu." Torih tersenyum miring menatap Dea dengan pandangan remeh.

Dea mengepalkan tangannya menahan amarah. Selama ini dia hidup di antara Torih dan Sasdia seakan hanya sebagai seorang pembantu bukan sebagai istri kedua Torih. Mereka memperlakukan Dea selayaknya pembantu yang tidak digaji. Mereka bahkan dengan sengaja memecat seluruh pembantu di rumah itu dan menumpahkan seluruh kerja rumah kepada Dea.

"Tunggu!"

Dea yang sudah berbalik dan bergerak untuk segera pergi dari sana terhenti saat Sasdia bersuara. Dea dan Torih menatap bingung ke arah Sasdia. "Kamu tidak boleh pergi, tetap di sini," tutur Sasdia.

"Apa maksud kamu Sasa? biarkan gembel ini pergi," sergah Torih.

"Aku akan pergi, ancaman anda yang membawa ibuku sudah tidak ada lagi bukan? Jadi permisi." Dea melanjutkan langkahnya.

"Aku bilang jangan pergi!" teriak Sasdia.

Dea kembali menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah Sasdia bingung. "Kau harus lahirkan anak itu dulu, baru boleh pergi," sambung Sasdia.

Dea dan Torih menatap tidak mengerti ke arah Sasdia. "Lahirkan anakmu itu di rumah ini," lanjut Sasdia.

"Apa maksud kamu Sasa?" tanya Torih bingung.

"Biarkan dia di sini sampai melahirkan mas, setelah itu terserah dia kalau ingin pergi dari sini," balas Sasdia.

"Anda tidak berniat mengambil bayiku bukan? Aku tidak akan pernah memberikan bayiku ini untuk kalian," tegas Dea.

Sasdia dan Torih tekejut mendengar nada sedikit tinggi yang di keluarkan oleh Dea, sebab ini pertama kalinya wanita itu bersuara tinggi kepada mereka. "Kamu tidak berfikir apa yang gembel itu ucapkan bukan? Aku tidak sudi memelihara bayi dari seorang gembel Sasa," sentak Torih.

Sasdia terdiam sejenak sambil membatin, 'pintar juga gembel ini memintas pikiranku, sekarang yang jelas dia tidak jadi pergi dari sini. Setelah anak itu lahir aku akan memikirkan cara lain.'

"Tidak, aku hanya ingin kehamilanmu ini sebagai pemancing untukku. Aku dengar kalau ada suara bayi di dalam rumah, itu bisa menjadi umpan untuk rahim yang sulit memiliki anak. Jadi kau tidak perlu khawatir," jelas Sasdia.

Tentu saja itu semua hanya omong kosong, Sasdia berbohong. Wanita itu memang berniat mengambil bayi Dea nantinya. "Hanya sampai dia melahirkan Sasa," tegas Torih.

"Iya mas, sabarlah," sahut Sasdia.

Sedangkan Dea diam seakan sedang berfikir, tidak ada keuntungan untuknya bertahan di rumah itu. "Kau seharusnya masih berhutang kepadaku, meski ibumu itu mati tetapi saja aku orang yang berjasa karena sempat membantumu," tutur Sasdia.

Dea menatap Sasdia dengan raut datar, perkataan kasar wanita itu sudah cukup biasa mengalun di telinga Dea. "Baiklah," sahut Dea. Sasdia tersenyum miring mendengar jawaban Dea.

Terpopuler

Comments

Essa Widhi

Essa Widhi

biang nya alkana🤭✨

2024-06-05

0

pitia

pitia

hallo kk baru salam kenal

2024-05-09

0

Ryuto

Ryuto

datang disini gara gara pengen lihat kisah cinta nya reo sma cyra eee malah bingung

2024-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak tidak diinginkan.
2 2. Bertahan
3 3. Cerdas
4 4. Masih sama
5 5. Sekarat
6 6. Balas Dendam (LB)
7 7. Karakter Baru (LB)
8 8. Mulai Memperhatikan (LB)
9 9. Suka (LB)
10 10. Permainan Baru (LB)
11 11. Semakin Hangat (LB)
12 12. Tidak Selevel (LB)
13 13. Menikah? (LB)
14 14. Pelayan (LB)
15 15. Lamaran Romantis (LB)
16 16. Ornamen Makanan (LB)
17 17. Menghancurkan (LB)
18 18. Kembali Dejavu (LB)
19 19. Memutuskan Bantuan (LB)
20 20. Undangan Pernikahan (LB)
21 21. Kembaran Malaikat Maut (LB)
22 22. Semakin Hangat (LB)
23 23. Posesif (LB)
24 24. Mencari Perhitungan (LB)
25 25. Dia Kembali (LB)
26 26. Ragu (LB)
27 27. Pesta Pernikahan (Lb)
28 28. Musuh? (Lb)
29 29. Gila Wanita (Lb)
30 30. Malam Pertama (Lb)
31 31. Apa itu? (lb)
32 32. Tidak adil (lb)
33 33. Jinak (lb)
34 34. Merajuk (lb)
35 35. Bertanggung jawab (lb)
36 36. Datang bulan
37 37. Testpack (lb)
38 38. Hamil (lb)
39 39. Takut (lb)
40 40. Menelepon (lb)
41 41. Berita Bahagia (lb)
42 42. Permainan sebelum Honeymoon (lb)
43 43. Berangkat (lb)
44 44. Histeris (lb)
45 45. Mengerikan (lb)
46 46. Ingin Baby (lb)
47 47. Simfoni Orkestra (lb)
48 48. Bekerja Sama (lb)
49 49. Ingin Pesta (lb)
50 50. Kesakitan (lb)
51 51. Tidak tahu (lb)
52 52. Kembali (lb)
53 53. Proses (lb)
54 54. Pantai (lb)
55 55. Senja di laut (lb)
56 56. Alisa (lb)
57 57. Pipis di celana (lb)
58 58. Kamar (lb)
59 59. Sabar (lb)
60 60. Pelayan Ranjang (lb)
61 61. Suka Alisa (lb)
62 62. Nyonya Carves (lb)
63 63. Teman (lb)
64 64. Pembohong (lb)
65 65. Terdengar Romantis (lb)
66 66. Jalur VVIP (lb)
67 67. Terjengkang (lb)
68 68. Adik (lb)
69 69. Tiga Hari (lb)
70 70. Wanitaku (lb)
71 71. Lidah (lb)
72 72. Siksaan (lb)
73 73. Bergelud (lb)
74 74. Bertamu (lb)
75 75. Kenapa (lb)
76 76. Apa yang terjadi (lb)
77 77. Tidak berselera (lb)
78 78. Tidak dianggap (lb)
79 79. Histeris (lb)
80 80. Jangan Menyinggung (lb)
81 81. Mengikuti atau Melawan (lb)
82 82. Cemburu (lb)
83 83. Wanita Berpendidikan (lb)
84 84. Kehilangan Nyawa (lb)
85 85. Mainan Kekar (lb)
86 86. Jus Mangga (lb)
87 87. Kesetanan (lb)
88 88. Hilang Kendali (lb)
89 89. Sate Kambing (lb)
90 90. Porsi Banyak (lb)
91 91. Gadis Gila (lb)
92 92. Alergi atau keracunan (lb)
93 93. Hamil? (lb)
94 94. Berita Bahagia (lb)
95 95. Gadis Ceria (lb)
96 96. Dijodohkan (lb)
97 97. Pertama Suka (lb)
98 98. Tidak Kuat (lb)
99 99. Takut (lb)
100 100. Omelet Sosis (lb)
101 101. Bertelepon (lb)
102 102. Ahli perang dan senjata (lb)
103 103. Kakak Laki-laki (lb)
104 104. Di dalam skenario (lb)
105 105. Senja (lb)
106 106. Kesabaran membawa nikmat (lb)
107 107. Sindrom Couvade (lb)
108 108. Lupa membawa handuk (lb)
109 109. Dijual (lb)
110 110. Ganti Rugi (lb)
111 111. Disita (lb)
112 112. Bule (lb)
113 113. Kesalahan Masa Lalu (lb)
114 114. Baju Princess (lb)
115 115. Ingin disapa (lb)
116 116. Kabut Gairah (lb)
117 117. Nama (lb)
118 118. Kutukan (lb)
119 119. Kebo (lb)
120 120. IYA (lb)
121 121. Saling Tidak Mengerti (lb)
122 122. Hampir Sama (lb)
123 123. Mengumpat (lb)
124 124. Kepala Botak (lb)
125 125. Hukum (lb)
126 126. Touch, Die (lb)
127 127. Dress Code (lb)
128 128. Mantan (lb)
129 129. Pasangan (lb)
130 130. Lebih Seru (lb)
131 131. Acara (lb)
132 132. Buka Kemeja (lb)
133 133. Badai (lb)
134 134. Menggoda (lb)
135 135. Tidak Sesimple Itu (lb)
136 136. Perkumpulan Pecundang (lb)
137 137. Sepupu? (lb)
138 138. Lelah (lb)
139 139. Kolam Renang (lb)
140 140. Marah (lb)
141 141. Salah Apa? (lb)
142 142. Dikuasai Emosi (lb)
143 143. Minta Tolong (lb)
144 144. Si Juna Bangun (lb)
145 145. Ke Dokter (lb)
146 146. Booking Hari (lb)
147 147. Sengsara dan Neraka (lb)
148 148. Laki-laki Tampan (lb)
149 149. Pawang (lb)
150 150. Sadarlah (lb)
151 151. Bertengkar (lb)
152 152. KDRT (lb)
153 153. Mama (lb)
154 154. Mempercepat (lb)
155 155. Berisik (lb)
156 156. Dulu Ceria (lb)
157 157. Posisi Berbeda (lb)
158 158. Betrino Company (lb)
159 159. Membanggakan (lb)
160 160. Tersedak (lb)
161 161. Seperti Bakpau (lb)
162 162. Dihadang (lb)
163 163. Adikku (lb)
164 164. Tante? (lb)
165 165. Tangga (lb)
166 166. Gugur (lb)
167 167. Mesir (lb)
168 168. Tidak (lb)
169 169. Semakin Saja (lb)
170 170. Berkelahi (lb)
171 171. Bukannya Menegur (lb)
172 172. Minta Maaf (lb)
173 173. Hidup Miskin (lb)
174 174. Sehat (lb)
175 175. Tidak Terima (lb)
176 176. Melatih Jiwa (lb)
177 177. Tukang Pijat (lb)
178 178. Rumah Sakit Jiwa (lb)
179 179. Meminta Maaf (lb)
180 180. Kembar (lb)
181 181. Darah (lb)
182 182. Lahir (lb)
183 183. Khawatir (lb)
184 184. Diculik (lb)
185 185. Tidak Sadarkan Diri (lb)
186 186. Rencana (lb)
187 187. Biru Laut (lb)
188 188. Roti Stoberi (lb)
189 189. Celoteh (lb)
190 190. Kepribadian (lb)
191 191. Abu-abu dan Biru (lb)
192 192. Nama (lb)
193 193. Bergerak (lb)
194 194. Bangun (lb)
195 195. Penasaran (lb)
196 196. Geno (lb)
197 197. Gen (lb)
198 198. Karena Dia Laki-laki (lb)
199 199. Masih Takut (lb)
200 200. Bingung (lb)
201 201. Merajuk (lb)
202 202. Pergi (lb)
203 203. Berpindah Nama (lb)
204 204. Berisi (lb)
205 205. Ajarkan (lb)
206 206. Aksi-aksi (lb)
207 207. Dikurung (lb)
208 208. Suami Idaman (lb)
209 209. Kemajuan (lb)
210 210. Merawat Sendiri (lb)
211 211. Ratu Kindynos (lb)
212 212. Tawanan Kabur (lb)
213 213. Tertawa (lb)
214 214. Direbut (lb)
215 215. Sakit Jiwa (lb)
216 216. Dijebak (lb)
217 217. Khawatir (lb)
218 218. Virus IT (lb)
219 219. Takut Wanita (lb)
220 220. Penjahat Ke? (lb)
221 221. Menggigit (lb)
222 222. Kembar Empat (lb)
223 223. Perang (lb)
224 224. Ketakutan (lb)
225 225. Rank Satu (lb)
226 226. Pesan (lb)
227 227. Tobat (lb)
228 228. Bergerak (lb)
229 229. Semakin Bodoh (lb)
230 230. Kalah (lb)
231 231. Mematahkan (lb)
232 232. Bertemu (lb)
233 233. Hilang (lb)
234 234. Ketakutan (lb)
235 235. Kotor (lb)
236 236. Menikahi (lb)
237 237. Datang (lb)
238 238. Menjalin keakraban (lb)
239 239. Jodohkan (lb)
240 240. Pertunangan dan Lamaran (lb)
241 241. Psikolog (lb)
242 242. Telepon Pengganggu (lb)
243 243. Mansion Mewah (lb)
244 244. Minta Maaf (lb)
245 245. Tolong? (lb)
246 246. Sudah Dua Hari (lb)
247 247. Teman Sekolah Dasar (lb)
248 248. Bermain Air (lb)
249 249. Singa Betina (lb)
250 250. Bak Sampah (lb)
251 251. Keturunan (lb)
252 252. Berdebat (lb)
253 253. Rumah Sakit (lb)
254 254. Bapak Luknut (lb)
255 255. Berkumpul (pb)
256 256. Adik (lb)
257 257. Senja (lb)
258 258. Cemburu (lb)
259 259. Sendu (lb)
260 260. Taros (lb)
261 261. Alter Ego (lb)
262 262. Menuju Akhir (lb)
263 263. Berdebat (lb)
264 264. Ahli Perang (lb)
265 Novel baru, Sequel
Episodes

Updated 265 Episodes

1
1. Anak tidak diinginkan.
2
2. Bertahan
3
3. Cerdas
4
4. Masih sama
5
5. Sekarat
6
6. Balas Dendam (LB)
7
7. Karakter Baru (LB)
8
8. Mulai Memperhatikan (LB)
9
9. Suka (LB)
10
10. Permainan Baru (LB)
11
11. Semakin Hangat (LB)
12
12. Tidak Selevel (LB)
13
13. Menikah? (LB)
14
14. Pelayan (LB)
15
15. Lamaran Romantis (LB)
16
16. Ornamen Makanan (LB)
17
17. Menghancurkan (LB)
18
18. Kembali Dejavu (LB)
19
19. Memutuskan Bantuan (LB)
20
20. Undangan Pernikahan (LB)
21
21. Kembaran Malaikat Maut (LB)
22
22. Semakin Hangat (LB)
23
23. Posesif (LB)
24
24. Mencari Perhitungan (LB)
25
25. Dia Kembali (LB)
26
26. Ragu (LB)
27
27. Pesta Pernikahan (Lb)
28
28. Musuh? (Lb)
29
29. Gila Wanita (Lb)
30
30. Malam Pertama (Lb)
31
31. Apa itu? (lb)
32
32. Tidak adil (lb)
33
33. Jinak (lb)
34
34. Merajuk (lb)
35
35. Bertanggung jawab (lb)
36
36. Datang bulan
37
37. Testpack (lb)
38
38. Hamil (lb)
39
39. Takut (lb)
40
40. Menelepon (lb)
41
41. Berita Bahagia (lb)
42
42. Permainan sebelum Honeymoon (lb)
43
43. Berangkat (lb)
44
44. Histeris (lb)
45
45. Mengerikan (lb)
46
46. Ingin Baby (lb)
47
47. Simfoni Orkestra (lb)
48
48. Bekerja Sama (lb)
49
49. Ingin Pesta (lb)
50
50. Kesakitan (lb)
51
51. Tidak tahu (lb)
52
52. Kembali (lb)
53
53. Proses (lb)
54
54. Pantai (lb)
55
55. Senja di laut (lb)
56
56. Alisa (lb)
57
57. Pipis di celana (lb)
58
58. Kamar (lb)
59
59. Sabar (lb)
60
60. Pelayan Ranjang (lb)
61
61. Suka Alisa (lb)
62
62. Nyonya Carves (lb)
63
63. Teman (lb)
64
64. Pembohong (lb)
65
65. Terdengar Romantis (lb)
66
66. Jalur VVIP (lb)
67
67. Terjengkang (lb)
68
68. Adik (lb)
69
69. Tiga Hari (lb)
70
70. Wanitaku (lb)
71
71. Lidah (lb)
72
72. Siksaan (lb)
73
73. Bergelud (lb)
74
74. Bertamu (lb)
75
75. Kenapa (lb)
76
76. Apa yang terjadi (lb)
77
77. Tidak berselera (lb)
78
78. Tidak dianggap (lb)
79
79. Histeris (lb)
80
80. Jangan Menyinggung (lb)
81
81. Mengikuti atau Melawan (lb)
82
82. Cemburu (lb)
83
83. Wanita Berpendidikan (lb)
84
84. Kehilangan Nyawa (lb)
85
85. Mainan Kekar (lb)
86
86. Jus Mangga (lb)
87
87. Kesetanan (lb)
88
88. Hilang Kendali (lb)
89
89. Sate Kambing (lb)
90
90. Porsi Banyak (lb)
91
91. Gadis Gila (lb)
92
92. Alergi atau keracunan (lb)
93
93. Hamil? (lb)
94
94. Berita Bahagia (lb)
95
95. Gadis Ceria (lb)
96
96. Dijodohkan (lb)
97
97. Pertama Suka (lb)
98
98. Tidak Kuat (lb)
99
99. Takut (lb)
100
100. Omelet Sosis (lb)
101
101. Bertelepon (lb)
102
102. Ahli perang dan senjata (lb)
103
103. Kakak Laki-laki (lb)
104
104. Di dalam skenario (lb)
105
105. Senja (lb)
106
106. Kesabaran membawa nikmat (lb)
107
107. Sindrom Couvade (lb)
108
108. Lupa membawa handuk (lb)
109
109. Dijual (lb)
110
110. Ganti Rugi (lb)
111
111. Disita (lb)
112
112. Bule (lb)
113
113. Kesalahan Masa Lalu (lb)
114
114. Baju Princess (lb)
115
115. Ingin disapa (lb)
116
116. Kabut Gairah (lb)
117
117. Nama (lb)
118
118. Kutukan (lb)
119
119. Kebo (lb)
120
120. IYA (lb)
121
121. Saling Tidak Mengerti (lb)
122
122. Hampir Sama (lb)
123
123. Mengumpat (lb)
124
124. Kepala Botak (lb)
125
125. Hukum (lb)
126
126. Touch, Die (lb)
127
127. Dress Code (lb)
128
128. Mantan (lb)
129
129. Pasangan (lb)
130
130. Lebih Seru (lb)
131
131. Acara (lb)
132
132. Buka Kemeja (lb)
133
133. Badai (lb)
134
134. Menggoda (lb)
135
135. Tidak Sesimple Itu (lb)
136
136. Perkumpulan Pecundang (lb)
137
137. Sepupu? (lb)
138
138. Lelah (lb)
139
139. Kolam Renang (lb)
140
140. Marah (lb)
141
141. Salah Apa? (lb)
142
142. Dikuasai Emosi (lb)
143
143. Minta Tolong (lb)
144
144. Si Juna Bangun (lb)
145
145. Ke Dokter (lb)
146
146. Booking Hari (lb)
147
147. Sengsara dan Neraka (lb)
148
148. Laki-laki Tampan (lb)
149
149. Pawang (lb)
150
150. Sadarlah (lb)
151
151. Bertengkar (lb)
152
152. KDRT (lb)
153
153. Mama (lb)
154
154. Mempercepat (lb)
155
155. Berisik (lb)
156
156. Dulu Ceria (lb)
157
157. Posisi Berbeda (lb)
158
158. Betrino Company (lb)
159
159. Membanggakan (lb)
160
160. Tersedak (lb)
161
161. Seperti Bakpau (lb)
162
162. Dihadang (lb)
163
163. Adikku (lb)
164
164. Tante? (lb)
165
165. Tangga (lb)
166
166. Gugur (lb)
167
167. Mesir (lb)
168
168. Tidak (lb)
169
169. Semakin Saja (lb)
170
170. Berkelahi (lb)
171
171. Bukannya Menegur (lb)
172
172. Minta Maaf (lb)
173
173. Hidup Miskin (lb)
174
174. Sehat (lb)
175
175. Tidak Terima (lb)
176
176. Melatih Jiwa (lb)
177
177. Tukang Pijat (lb)
178
178. Rumah Sakit Jiwa (lb)
179
179. Meminta Maaf (lb)
180
180. Kembar (lb)
181
181. Darah (lb)
182
182. Lahir (lb)
183
183. Khawatir (lb)
184
184. Diculik (lb)
185
185. Tidak Sadarkan Diri (lb)
186
186. Rencana (lb)
187
187. Biru Laut (lb)
188
188. Roti Stoberi (lb)
189
189. Celoteh (lb)
190
190. Kepribadian (lb)
191
191. Abu-abu dan Biru (lb)
192
192. Nama (lb)
193
193. Bergerak (lb)
194
194. Bangun (lb)
195
195. Penasaran (lb)
196
196. Geno (lb)
197
197. Gen (lb)
198
198. Karena Dia Laki-laki (lb)
199
199. Masih Takut (lb)
200
200. Bingung (lb)
201
201. Merajuk (lb)
202
202. Pergi (lb)
203
203. Berpindah Nama (lb)
204
204. Berisi (lb)
205
205. Ajarkan (lb)
206
206. Aksi-aksi (lb)
207
207. Dikurung (lb)
208
208. Suami Idaman (lb)
209
209. Kemajuan (lb)
210
210. Merawat Sendiri (lb)
211
211. Ratu Kindynos (lb)
212
212. Tawanan Kabur (lb)
213
213. Tertawa (lb)
214
214. Direbut (lb)
215
215. Sakit Jiwa (lb)
216
216. Dijebak (lb)
217
217. Khawatir (lb)
218
218. Virus IT (lb)
219
219. Takut Wanita (lb)
220
220. Penjahat Ke? (lb)
221
221. Menggigit (lb)
222
222. Kembar Empat (lb)
223
223. Perang (lb)
224
224. Ketakutan (lb)
225
225. Rank Satu (lb)
226
226. Pesan (lb)
227
227. Tobat (lb)
228
228. Bergerak (lb)
229
229. Semakin Bodoh (lb)
230
230. Kalah (lb)
231
231. Mematahkan (lb)
232
232. Bertemu (lb)
233
233. Hilang (lb)
234
234. Ketakutan (lb)
235
235. Kotor (lb)
236
236. Menikahi (lb)
237
237. Datang (lb)
238
238. Menjalin keakraban (lb)
239
239. Jodohkan (lb)
240
240. Pertunangan dan Lamaran (lb)
241
241. Psikolog (lb)
242
242. Telepon Pengganggu (lb)
243
243. Mansion Mewah (lb)
244
244. Minta Maaf (lb)
245
245. Tolong? (lb)
246
246. Sudah Dua Hari (lb)
247
247. Teman Sekolah Dasar (lb)
248
248. Bermain Air (lb)
249
249. Singa Betina (lb)
250
250. Bak Sampah (lb)
251
251. Keturunan (lb)
252
252. Berdebat (lb)
253
253. Rumah Sakit (lb)
254
254. Bapak Luknut (lb)
255
255. Berkumpul (pb)
256
256. Adik (lb)
257
257. Senja (lb)
258
258. Cemburu (lb)
259
259. Sendu (lb)
260
260. Taros (lb)
261
261. Alter Ego (lb)
262
262. Menuju Akhir (lb)
263
263. Berdebat (lb)
264
264. Ahli Perang (lb)
265
Novel baru, Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!