Hana terkejut melihat seseorang yang tengah berdiri di luar Cafe dengan tatapan yang mengarah ke arahnya, gadis itu meletakkan sapu yang ada di tangannya sebelum menghampiri pria itu.
" Kenapa kau ada di sini? Bukannya kau sedang sakit ? Bagaimana kepalamu apa sakitnya masih terasa?? " Tanya Hana mencoba menyentuh kepala Jun namun di tahannya.
" Umm.. Aku baik-baik saja, kau sendiri bagaimana? " Tanyanya dengan nada yang gugup.
" Aku baik.., terima kasih karena semalam sudah datang menolongku, Aku tidak tau bagaimana jadinya kalau kau tidak datang bersama Urahara San." Lanjutnya sambil menunduk bersalah karena sebelumnya sudah mencoba untuk melarikan diri dari Jun yang terus mengikutinya saat pulang.
" Tidak masalah, dimana Kyosuke?."
" Dia belum datang, kau bisa menunggu di dalam. "
Jun tersadar dirinya bersikap seperti bukan dirinya saat Hana menawarkannya masuk, sifat pemarahnya kembali muncul saat itu juga, dengan ketus ia memberitahu Hana bahwa ia akan pulang tanpa harus menunggu Urahara datang.
" Dasar pria aneh " Gumam Hana begitu melihat Jun pergi dengan mobil sportnya.
*
Libur pertama semenjak Hana kembali bekerja membuatnya benar-benar bersemangat untuk menikmati hari liburnya mendatangi sebuah tempat yang tenang, sebuah padang rumput yang di tumbuhi oleh bunga-bunga kecil yang berwarna-warni menjadi pilihan Hana untuk menyendiri, sudah dua bulan setelah kepergian Kaji yang meninggalkan banyak pertanyaan di benaknya dan juga kerinduan yang sudah tak terbendung lagi tentunya.
Gadis itu menatap cincin yang tersemat di jari manisnya dengan mata yang berkaca-kaca, setitik air mata mulai jatuh dari pelipisnya, satu persatu kenangan tentang kaji kembali hadir dan membuatnya semakin terisak dalam tangis.
" Aku harus melakukan apa tanpamu? Rasanya aku benar-benar sendirian sekarang. "
Seseorang baru saja memanggil nama Hana dan membuat gadis itu menoleh kebelakang, seulas senyuman baru saja terpancar di wajah gadis itu, perlahan Hana beranjak dari tempatnya dan berlari memeluk pria yang baru saja memanggil namanya itu.
" Kaji..., aku benar-benar merindukanmu " Ucapnya sambil memeluk pria itu dengan erat.
Pria itu mulai membalas pelukan Hana dengan lembut, sedetik kemudian saat kesadarannya kembali Hana mendongak melihat pria yang ia peluk barusan dan langsung terkejut ketika menyadari bahwa yang di peluknya bukanlah Kaji melainkan Jun.
" Kenapa kamu???? Apa yang kau lakukan di sini????" Tanya Hana melepas pelukannya dan mundur beberapa langkah.
" Kau sendiri yang berlari dan langsung memelukku, kenapa jadi kau yang bertanya? " Balas Jun menatapnya heran.
" Oke... Aku yang salah karna tidak melihatmu dengan benar, tapi kenapa kau membalas pelukanku barusan? Kau sangat baik memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan "
" Apa katamu? Aku memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dari wanita sepertimu? Jangan bercanda, levelku bukanlah kamu. "
" Ohyaa...? Terus kenapa kamu mengikutiku seperti ini, tidak di Cafe, tidak di jalan pulang dan sekarang kau ada di sini???."
" Kau tidak lihat tulisan yang ada di pintu masuk taman ini?."
Hana tidak mengerti dengan apa yang di katakan Jun barusan, setaunya saat tiba di tempat ini dia tidak tau kalau ada pintu masuknya, Jun kembali menjelaskan bahwa taman yang mereka pijaki saat ini adalah taman milik keluarga Misugi atau lebih tepatnya adalah makam ibu Jun sendiri.
" Jadi ini bukan tempat umum? " Ucap Hana baru menyadarinya.
" Ini makam ibuku, lebih tepatnya ini adalah taman yang di jadikan tempat peristirahatan terakhirnya.., kau lihat bangunan putih yang ada di tengah danau itu? "
" Aku melihatnya."
" Disana abu jenazahnya di simpan, dan setiap tanggal 27 aku akan datang menengoknya."
Hana benar-benar tidak tau bagaimana bisa ia memasuki tempat ini, setaunya ia hanya berjalan dari halte dan tidak memperhatikan tempat sekitar begitu menemukan taman tersebut.
" Ku dengar-dengar tunanganmu meninggal karna kecelakaan itu, aku turut berduka. "
" Aku juga minta maaf atas nama Kaji, karena kecelakaan itu juga kau masuk rumah sakit "
" Bagaimana kalau taman ini menjadi makam tempat tunanganmu juga?, supaya kau bisa datang menengoknya setiap saat, aku tau Hokkaido sangat jauh dan tidak mungkin kau akan kesana setiap saat bukan?."
" Bagaimana dia bisa tau tentang aku? Apa dia mencari taunya??? Tapi mana mungkin, orang seperti dia mana mungkin mencari tahu tentang aku " Batin Hana melirik Jun dengan penuh tanya.
" Tunggu tunggu..., katamu ini makam ibumu, tapi di berita aku melihat ayah dan ibumu.. "
" Dia bukan ibuku " Potong Jun seketika membuat Hana terdiam.
Setahu Hana, Jun merupakan anak bungsu dari pengusaha terkaya di Jepang, tak hanya itu kabarnya Jun akan mewariskan 80 % saham Dream Corp karena pencapaian yang ia peroleh sejak kecil telah sukses, ternyata jauh di balik berita itu tersimpan suatu rahasia yang tidak banyak di ketahui orang, dan Hana telah menjadi salah satu orang-orang yang mengetahui tentang ibu kandung Jun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Erni Fitriana
mulai mau curhat tuh junnn
2023-01-09
0
Ardiana
wah bapak Ama anak sama aja , untung aja ayah urahara mau nyelidikin kalo nggak bisa gawat , akhirnya Mimi sama urahara di restuin juga yaaaaaaaa
2019-09-30
4
Ardiana
Thor kalo Jun phobia sama benda tajam dia gunting kukunya pake apa hehehehe
2019-09-30
3