Sebuah Janji

Gadis itu tampak berdiri di hadapan sebuah bangunan kecil di tengah danau sambil memegang sebuket bunga Mawar merah muda, perlahan ia menunduk dan meletakkan buket tersebut di sebuah nisan yang baru saja di buatnya menggunakan sebuah batu. Kedua tanganya membuat kepalan dan mulai melantunkan doa dalam benak.

" Kaji, akhirnya aku bisa mengunjungimu setiap saat.., tak sangka orang itu akan memperbolehkanku memakai area makam ibunya untuk membuat nisanmu di sini "

" Dan untukmu nyonya, maaf karena memakai taman ini, sebagai gantinya aku akan menjaga putra anda dengan baik, aku memang tidak tau banyak soal dia dan sikapnya yang berubah-ubah memang menjengkelkan tapi aku akan mencoba dekat dengannya, jadi izinkan Kaji untuk berada di makam ini juga"

Hana tak menyadari bahwa sejak tadi sosok Jun sudah berdiri di belakangnya, ia bahkan mendengar semua yang di ucapakan Hana barusan, hingga setelah Jun berdeham pelan barulah Hana berbalik dan menatapnya terkejut.

" Sejak kapan kau di sini? " Tanya Hana mulai beranjak dan berdiri menghadap Jun.

" Sejak kau mulai bicara dengan nisan tunanganmu" Balasnya sukses membuat Hana tercekat.

" A.. Aku asal bicara tadi, jadi jangan di anggap serius "

" Kau sudah berjanji di depan makam ibuku, yang itu artinya kau harus melakukannya "

Hana mulai merasa apa yang di lakukannya adalah kesalahan, seorang Jun yang mampu membuatnya emosi tingkat tinggi kini meminta perjanjian itu dengan menawarkannya bekerja di perusahaannya.

" Kau serius ingin mempekerjakanku di Dreamland? " Tanya Hana mencoba meyakinkannya lagi.

" Aku serius, kalau kau tertarik besok datanglah untuk melihat pekerjaanmu, yang pasti gajinya jauh lebih banyak dari gaji yang kau dapat di Urahara "

Hana terkejut bukan main saat dirinya baru saja tiba di Cafe, di hadapannya kini kobaran api berhasil melahap bangunan yang ada di hadapannya, pihak pemadam yang baru saja datang segera memadamkan api tersebut. Pandangannya beralih pada seorang pria yang menatap Cafe miliknya dengan tatapan sendu, Hana tau betul apa yang di rasakan oleh pria itu sehingga membuatnya menghampiri Urahara dan mencoba berbicara dengannya.

" Hana.., maafkan aku, kau jadi tidak bisa bekerja lagi setelah kejadian ini" Ucap Urahara menatap Hana dengan sendu.

" Kau bicara apa, jangan pikirkan aku dulu.., aku tidak masalah kehilangan pekerjaanku yang jadi masalahnya adalah kamu Urahara san, Cafe ini sudah seperti rumah keduamu bukan? "

Seseorang berlari menghampiri Hana dan Urahara dengan wajah terkejut, kemudian ia menanyakan penyebab kebakaran Cafe kepada Urahara.

" Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi, saat aku ingin membuka Cafe pagi ini tiba-tiba saja api sudah membesar dan seperti yang kau lihat " Jawabnya pasrah.

" Kita harus mencari pelakunya, tidak mungkin kebakaran sebesar ini bukan karena ulah seseorang " Lanjut Jun.

" Aku sudah menelpon polisi, mereka akan menyelidikinya terlebih dulu.., untuk sementara waktu sampai Cafe ini kembali berfungsi, aku memintamu untuk mempekerjakan Hana di tempatmu " Pinta Urahara.

" Sejak awal dia memang pria yang baik, bahkan di saat seperti ini dia masih sempat memikirkan nasibku " Benak Hana begitu tersentuh.

" Hoii.., kenapa kau menatap Kyosuke seperti itu? " Tanya Jun dengan wajah datarnya.

" Terserah aku..., Urahara San terima kasih untuk semuanya, aku akan kembali bekerja di Cafemu lagi setelah bekerja dengan orang ini, jadi jangan khawatir "

Urahara tersenyum senang sambil mengusap kepala Hana, melihat hal itu Jun segera menarik tangan Hana untuk pergi ke Dreamland, sementara Urahara mengurus kasus kebakaran Cafe miliknya segera.

Setibanya di Dreamland, Hana di buat mengingat kejadian saat pertama kali dirinya datang ke tempat itu, terutama di lift saat dirinya meminta kepada Jun untuk membiarkannya masuk namun saat itu Jun tetap berdiri dengan sok keren tanpa memperdulikannya dan yang kedua saat dirinya di tolak karna tamatan SMA, mengingat semua itu cukup membuatnya muak hingga menatap pria yang ada di sebelahnya dengan sinis.

" Kenapa kau menatapku seperti itu? " Tanya Jun heran.

" Wajahmu membuatku muak " Balasnya dalam hati.

Hana membalasnya denganmenggelengkan kepala dan setelah pintu Lift terbuka, keduanya berjalan menuju sebuah ruangan yang bertuliskan Direktur Utama, sebelum pintu masuk ada seorang wanita yang menyambut mereka dengan ramah, dan setelah memasuki ruangan tersebut tampak katakura yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerja milik Jun.

" Akhirnya kau datang juga, kita punya masalah dengan Mayumi san, kau harus segera bertemu dengannya untuk membahas kerja sama bisnis dengan mereka " Ucap Katakura begitu serius.

" Biarkan saja.., tanpa mereka bisnisku tidak akan bangkrut " Balas Jun dengan santai.

Hana menunduk menyapa Katakura sebelum ia duduk di hadapan Jun.

" Lalu untuk apa kau datang kemari ? " Tanya Katakura menghampiri mereka.

" Kita kedatangan pelamar baru di perusahaan ini. "

" Siapa? Hana?. "

" Mulai hari ini dia akan menjadi maskot baru Dreamland, sampai Cafe milik Urahara selesai di renovasi ulang. "

" Apa? Jadi maskot? Jadi pekerjaan yang kemarin kau maksud itu jadi Maskot??? " Sahut Hana merasa tak terima.

" Kenapa? Bukannya itu pekerjaan yang cocok denganmu? " Lontar Jun lagi.

" Aku tidak mau " Balasnya ketus.

" Dengan gaji 50 jt perbulan + Makan gratis tentunya. "

" Aku terima. "

Jun tersenyum puas mendengarnya, pria itu kemudian berdiri menuju meja kerjanya untuk mengambil sesuatu.

" Ini adalah kontrak kerja, silahkan di tanda tangani " Sambung Jun sembari menyodorkan lembaran kontrak kerja milik perusahaannya.

Hana membaca dengan teliti apa saja yang ada di dalam kontrak tersebut, setelah membacanya dan tidak mendapat kesulitan dari isi kontrak, Ia pun mulai meninggalkan tanda tangganya pada selembar kertas tersebut.

" Oke, mulai sekarang kau bisa bekerja " Lanjut Jun begitu puas.

Katakura sendiri merasa ada yang aneh dengan sikap Jun yang seperti itu, setau Katakura Jun tidak pernah mengurus urusan seperti ini namun entah kenapa pria itu langsung berubah drastis seperti ini.