A Blinder

A Blinder

First but Not Last

"Usiamu sudah 33 tahun, kamu seharusnya sudah menikah," celoteh sahabat karib Areun sejak kecil - Kasi - yang sudah Areun anggap seperti kakak sendiri.

Umur Kasi sekarang sudah 36 tahun, lebih tua 3 tahun dari Areun namun karena mereka sudah saling akrab sejak masih balita Kasi tidak ingin dipanggil kakak oleh Areun. Agar selalu merasa muda usulnya.

"Kenapa?" Areun memekik tidak setuju. "Lihat para idol, mereka ada yg seumuran denganku dan belum menikah," jawab Areun lagi mencoba membenarkan alasannya belum juga menikah.

"Mereka idol. Kamu kan orang biasa," tukas Kasi tidak kalah sengit.

"Sudahlah Kasi! Biarin aku tidak menikah walau sampai tua nanti." Ada rasa jengkel sekaligus putus asa dalam kata-kata Areun.

"Tidak boleh bicara seperti itu, Areun! Almarhum Ayahmu menitipkan kamu padaku. Aku carikan lagi pasangan untukmu, ya?" Kasi menawarkan secara paksa seraya mengedipkan matanya kepada Areun.

"Kencan buta lagi?" Areun mengernyitkan dahi. "Sudah berapa kali aku mencoba hasilnya pun gagal, kan?"

Mungkin ini sudah ke 32 kalinya Areun menjalani kencana buta nya. 1 kali kencan lagi maka samalah seperti umur Areun saat ini. Dari semua pertemuannya dengan pria yang dicarikan Kasi tidak ada yang berjalan mulus. Dan berakhir dengan kekecewaan Areun. Meski Areun termasuk gadis yang cantik dan manis namun sepertinya dewi cinta tidak berpihak kepadanya.

Bila ada pria yang cocok, cowoknya tidak mau menikah dengannya. Bila pihak cowoknya bersedia menikah dengannya, Areun merasa tidak cocok dengan pria tersebut. Begitu seterusnya sampai negara api menyerang 😩.

Berkali-kali bertemu pria dan mengalami kegagalan membuat Areun bersedih dan terluka. Hingga Ia menjadi putus asa dan melupakan keinginannya untuk memiliki pasangan.

"Mama!" panggil seorang anak laki-laki menghampiri Kasi dan Areun yang sedang berbincang di meja makan.

"Sudah siap berangkat sekolah?" tanya Areun mendorong kebelakang kursi yang ia duduki dengan belakang kakinya.

"Sudah!" ucap anak laki-laki bermata sipit dan berambut model jamur itu tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya yang ompong.

"Kamu yang akan mengantar Jake sekolah?" Tanya Kasi mengantar mereka ke depan pintu. Jake berumur 7 tahun dan masih duduk di kelas 1 sekolah dasar di dekat tempat kerja Areun.

"Iya sekalian berangkat kerja," jawab Areun mengenakan Clothes panjang 3/4nya yang berwarna coklat.

"Baiklah, terimakasih!" kata Kasi.

"Bye..Bye...mama!" Jake mengayunkan tangan dadah ke ibunya.

.

.......

.......

"Ya..sudah cukup lama aku merepotkan Kasi." Areun berbicara dalam hatinya seraya merangkul pundak Jake berjalan ke halte bis didekat apartemen mereka. "Apa sebaiknya aku terima saja bila ada yang ingin menikah denganku?" Pikirnya dalam kebimbangan

"Pagi Jay!" sapa Areun sesampainya di kantor. Jay teman Areun memiliki tahun lahir yang sama dengan Areun, Jay lahir di bulan April dan Areun lahir di bulan Desember.

"Pagi Areun!" Jay bangkit dari duduknya dan berdiri di depan meja Areun. "Sepertinya wajahmu tidak seceria biasanya." Jay membungkuk kehadapan Areun, kedua tangannya bertumpu di atas meja.

"Kasi akan mencarikan blind date lagi." Areun muram menyalakan komputer diatas mejanya.

"A...pantas." Jay menegakkan badannya lagi dan melipat satu tangan di dada dan tangan lain menyentuh dagunya. "Kenapa kamu tidak menikah denganku saja?" tanya Jay menawarkan dengan senang hati.

"Lalu pacarmu, mau kamu kemanain?" tanya Areun menyenderkan badannya dengan santai kesandaran kursi kerjanya.

"Aku taruh di kardus dan masukan ke gudang." jawab Jay sambil menggerakan tangannya memperagakan yang dia katakan.

"Hahaha....bukan bantal wibu mu itu. Tapi Dara," kelakar Areun terbahak.

"Aku bisa putus dengannya kalau kamu mau." Jay menaikan alisnya dan tersenyum .

"Aku tidak mau," Jawab Areun seraya berdiri dan menghampiri meja tempat pembuat kopi otomatis.

"Kenapa?" Jay mengikuti Areun kemeja pembuatan kopi.

"Dara itu temanku juga. Kalau dia tahu kita menikah, apa tidak akan jadi perang dingin nantinya," jelas Areun menyeduh kopinya.

"Ya elah..., tinggal kamu taruh api unggun diantara kalian biar anget," jawab Jay berpura-pura bodoh.

"Pabo...! Bukan yang seperti itu," Archi memukul bahu Jay. Jay tertawa dibuatnya.

"Lalu bagaimana?" kejar Jay kembali ke meja kerja Areun.

"Ya dia akan marah kepadaku dan kami akan menjadi musuh. Aku tidak mau sepert itu," jawab Areun lalu menyeruput kopinya. "Mau?" tanyanya, menawarkan kepada Jay.

Tanpa malu dan basa basi lagi Jay mengambil alih cangkir kopi Areun dan ikut menyeruputnya.

"Kamu tidak jijik? Itu kan bekas aku?" tanya Areun.

"Kenapa jijik? Kamu tidak sikat gigi setahun?" ejeknya kembali menyeruput kopi Areun tanpa dosa.

"Ya seperti aku mau minum kopi satu cangkir denganmu, aku mau menikah denganmu karena aku mencintai kamu Areun," jelas Jay berterus terang.

"Iya aku tahu. Tetap saja kamu itu milik orang lain,"

"Kamu selalu tahu bahwa aku tidak pernah mencintai Dara. Yang aku cintai dari dulu itu kamu. Aku menjadi kekasihnya juga karena dirimu."

"Jay, udahlah. Jalani saja hidup kita masing-masing," sergah Areun.

"Aku tidak mau. Sampai kapan pun aku akan menunggu kamu. Dan doa ku yang paling keras, semoga kamu tidak akan jadi menikah dengan pilihan Kasi,"

"Jadi selama ini kencan buta aku gagal itu karena doamu, ya?" tuduh Areun.

"Mungkin, karena itulah yang aku harapkan dan kamu bisa menikah denganku," jelasnya lalu kembali ke meja kerjanya.

"Kalau aja kamu dulu tidak menerima cinta Dara. Aku tidak perlu repot mencari pasangan untuk menikah denganku," kata hati Areun. Diam-diam menatap Jay yang sedang merengut kesal.

"Kalau aja dulu kamu tidak selalu memikirkan perasaan Dara. Aku pasti tidak akan menerima cinta Dara dan sudah meminang mu sekarang," gumam Jay lalu gantian menatap Areun yang kini telah sibuk dengan komputernya.

Inilah sebabnya jangan selalu merasa tidak enakkan kepada orang lain. Hanya akan menyusahkan diri sendiri. Cinta yang seharusnya dapat bersatu terhalang orang ketiga hanya karena menjaga perasaan orang lain.

"Bagaimana ya, pria yang dipilihkan Kasi sekarang?" tanya Areun di dalam hatinya memikirkan kencan butanya yang sebelumnya.

Bertemu pria berbeda dengan bentuk fisik beraneka ragam dengan segala keunikan dan sifat mereka masing-masing. Ada yang membuat Areun tergelitik dengan tingkahnya atau bahkan ada pula yang membuat Areun jadi ill feel.

Bonus part gambaran tokoh dipart ini

Areun : 33 tahun, single sejati.

Kasi, 36 tahun, ibu rumah tangga dengan satu anak laki-laki. Suaminya bernama Rio. Muncul di episode berikutnya.

Si tampan Jay, 33 tahun, sahabat Areun yang selalu ada untuk Areun. Punya pacar Dara karena terpaksa. Padahal hatinya hanya untuk Areun.

Jake, si imut 7 tahun. Kelas 1 sd.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!